Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Engelbertus Aur Bero
"Ritual dan modernitas merupakan dua isu yang akan selalu beririsan. Masyarakat adat disuatu daerah tertentu akan selalu berupaya untuk melestarikan nilai-nilai tradisi yang sudah ada terbentuk turun temurun. Kebudayaan yang selalu berkembang seiring berjalan waktu kemudian menghasilkan atau memperlihatkan proses-proses yang saling berkait meskipun berangkat dari latar belakang yang berbedasatu sama lain. Masyarakat Manggarai merupakan salah satu contoh dari sekian banyak masyarakat yang masih memegang teguh nilai-nilai adat mereka. Pangble yang merupakan istirahat masyarakat lokal yaitu tempat bagi roh-roh yang sudah meninggal dunia yang juga menempati dunia yang sama namun berbeda bentuk. Berangkat dari kepercayaan tersebut, hampir semua ritual adat akan selalu berporos pada roh nenek moyang yang dijadikan perantara doa untuk Mori Kraeng (Tuhan), salah satunya yaitu Ritual Kepok. Isu modernitas yang akan dibahas kemudian erat kaitannya dengan proses politik elektoral. PILKADA merupakan sebuah proses pemilihan pemimpin di suatu daerah (provinsi). PILKADA yang merupakan buah dari sistem politik demokrasi dianggap asing bagi Masyarakat Manggarai. Tulisan ini ingin memaparkan sebuah analisis deskripsi terkait proses masa kampanye PILKADA NTT 2018 dari salah satu calon yaitu Benny K. Harman dengan Ritual Kepok menjadi mediator. Penggunaan Ritual Kepok dalam konteks politik elektoral kemudian menjadi menarik karena Ritual Kepok yang awalnya sebagai ritual penerima tamu kemudian diterapkan dalam proses masa kampanye.

Ritual and modernity will always intersect with each other. Indigenous people ini certain regions will always try to preserve traditional values that have been formed for generations. Culture always develops over time, then produces interrelated processes with itself even though it's departing from different backgrounds from one another. The Manggarai society is one example of many societies that still uphold their customary values. Pangble which is the term of the local society, known as a place for spirits who have died, but also occupy the same world with the living, but in different forms or dimensions. Departing from this belief, almost all customary rituals will always pivot on the spirits of the ancestors who were used as intermediaries in prayer ti Mori Kraeng (God), one of the rituals is the Kepok Ritual. The issue of modernity which will be discussed later is closely related to the electoral political process. PILKADA is a process of electing leader in province areas, which is a form of the democratic political system that the Manggarai Society considers foreign. This paper wishes to present a description analysis related the process of the 2018 NTT Tegional Election Campaign from one of the candidates, Benny K. Harman with the Kepok Ritual as the mediator. The use of the Kepok Ritual in the context of electoral politics then became intresting because the Kepok RItual which was originally a reception ritual was then applied in the process of the campaign period."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cense, Anton Abraham
Jakarta: Ombak, 1972
305.8 CEN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaky Bahlia
"This research study investigates the role of cross-cultural management in improving cultural diversity in US banks and how this could influence performance. Numerous research studies have linked cultural diversity to positive organizational performance. It would, therefore, be reasonable to assume that similar positive outcomes are likely if diversity is improved in the US banking sector. The research used information drawn from secondary sources. A qualitative approach was used in the analysis of the collected data. One of the most important findings from the evaluated secondary sources is that there is an overrepresentation of white Americans in most banks in the US. This implies that cultural diversity has not yet been achieved in the sector. As a result of this lack of diversity, the major banks in the US have not been able to take advantage of the minority community market. Despite their seemingly good financial performance, therefore, major US banks would perform even better if they got a section of the minority community market. The research goes ahead to reveal that the effective management of elements of culture such as power distance, individualism-collectivism, and uncertainty avoidance can be used to achieve positive outcomes if cultural diversity is achieved.

Studi penelitian ini menyelidiki peran manajemen lintas budaya dalam meningkatkan keragaman budaya di bank-bank Amerika Serikat (AS) dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sejumlah penelitian telah menghubungkan keragaman budaya dengan kinerja organisasi yang positif. Oleh karena itu, sangat potensial untuk mengasumsikan bahwa hasil positif mungkin terjadi jika keragaman ditingkatkan di sektor perbankan America Serikat (AS). Penelitian ini menggunakan informasi yang diambil dari sumber sekunder. Pendekatan kualitatif digunakan dalam analisis data yang terkumpul. Salah satu temuan paling penting dari sumber-sumber sekunder yang dievaluasi adalah bahwa ada representasi kelonpok etnis kulit putih Amerika yang terlalu dominan di sebagian besar bank di America Serikat (AS). Ini mengindikasikan bahwa keragaman budaya belum tercapai di sektor ini. Akibat kurangnya keragaman ini, bank-bank besar di America Serikat (AS) belum mampu memanfaatkan pasar komunitas minoritas. Meskipun kinerja keuangan mereka tampaknya baik, oleh karena itu, bank-bank besar America Serikat (AS) akan berkinerja lebih baik lagi jika mereka mendapat bagian dari pasar komunitas minoritas. Penelitian berlanjut untuk mengungkapkan bahwa pengelolaan elemen budaya yang efektif seperti jarak kekuasaan, individualisme-kolektivisme, dan penghindaran ketidakpastian dapat digunakan untuk mencapai hasil positif jika keragaman budaya terlaksana."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ledia Hanifa A. Moechsoen
"Bangsa Indonesia dikenal akan keragaman budayanya. Keragaman ini menuntut adanya perhatian yang sungguh-sungguh untuk membangun pemahaman antar budaya. Pendidikan multikultur sebagai sebuah upaya terstruktur yang dirancang untuk memahami, menerima dan membangun hubungan yang konstruktif dengan orang atau kelompok yang berasal dari kultur lain (Hoopes dan Pusch, 2000) menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Manusia memiliki kecenderungan untuk mengkategorisasi ingroup- outgroup secara kaku berdasarkan satu dimensi sudut pandang. Keadaan ini dapat mendorong pada sikap yang tidak toleran terhadap outgroup. Untuk membangun sikap yang lebih toleran perlu diarahkan pada proses dekategorisasi dengan membangun kesadaran untuk mereferensikan diri pada multi identitas (Brewer dalam Oskamp, 2000). Intervensi yang dilakukan dalam bentuk pelatihan bertujuan untuk meningkatkan toleransi siswa SLTP terhadap outgroup dalam ketiga aspek toleransi, yaitu respect dan appreciate, accept sena empathy. Modul pelatihan didasarkan pada aspek-aspek pendidikan multikultur yang menitikberatkan pada pendekatan dekategorisasi dengan memberikan pemahaman tentang persepsi, memampukan siswa untuk menganalisis diri, kebutuhan dan strategi kelompok lain dalam sessi Cultural SGMAWGVEHCSS. Tahap selanjutnya adalah mengenali nilai-nilai yang dianut serta relatifitasnya terhadap nilai lain dalam sessi Value. Serta pembekalan ketrampilan berkomunikasi dengan orang lain dalam sessi komunikasi. Meskipun evaluasi secara kuantitatif terhadap pre dan post test dengan uji t pada los 0,05 tidak menunjukkan hasil yang signifikan, tetapi evaluasi kualitatif, evaluasi materi dan umpan balik peserta menunjukkan adanya proses dekategorisasi yang mengarahkan subyek pada kecenderungan sikap yang lebih loleran."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: A Galaxy Book, 1961
930.1 MAN (1);930.1 MAN (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Rajawali, 1984
306 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996
306 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Sepanjang sejarahnya, teori mengenai migrasi telah mengalami pasang-surut. Dimulai dri sudut pandang ekonomi, hingga pada posisi aktor pelaku individu. Namun perkembangan teori migrasi melupakan satu faktor penting: perempuan. Tulisan ini memiliki tujuan ganda. Pertama, melakukan kritik atas bangunan teori migrasi yang mengabaikan perempuan, baik sebagai pelaku migrasi maupun sebqagai pihak yang berkepentingan untuk mengontruksi bangunan teori migrasi. Kedua, tidak berhenti pada kritik, tulisan ini mencoba memberikan tawaran feminisme atas bangunan teori migrasi dan apa implikasinya atas bangunan itu sendiri."
Depok : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
300 AIJ 31:3 (2010)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Hanan Syahidah
"Penelitian ini membahas upaya Korea Selatan mengembangkan produk makanan bersertifikasi halal untuk memperkuat citra mereka. Pengembangan produk makanan bersertifikasi halal merupakan salah satu diplomasi budaya yang dilakukan oleh Korea Selatan di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim di dunia. Oleh karena itu, pasar halal masih sangat terbuka bagi Korea Selatan. Terlebih dengan perkembangan hallyu yang semakin diterima di Indonesia. Korea Selatan mulai mengembangkan produk makanan yang terbuat dari bahan-bahan yang halal bekerja sama dengan beberapa lembaga sertifikasi halal seperti KMF dan MUI untuk masuk ke dalam pasar halal Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah upaya diplomasi budaya yang dilakukan oleh Korea Selatan dengan sertifikasi halal produk makanannya membuat citra negara Korea menjadi negara yang ramah muslim atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara terhadap sepuluh narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penikmat makanan Korea muslim yang bertempat tinggal di Depok masih belum melihat Korea Selatan sebagai negara yang ramah muslim. Hal ini dikarenakan para narasumber tidak melihat Korea Selatan hanya melalui satu sisi saja, sehingga persepsi mereka terhadap citra ramah muslim Korea Selatan juga dipengaruhi pengalaman mereka.

This study discusses how South Korea's efforts to develop halal-certified food products are to strengthen its image. The development of halal-certified food products is one of the cultural diplomacies carried out by South Korea in Indonesia. Indonesia is a country with a majority muslim population in the world. Therefore, the halal market is still very open for South Korea. Especially with the development of hallyu which is increasingly being accepted in Indonesia. South Korea has begun to develop food products made from halal ingredients in collaboration with several halal certification bodies such as KMF and MUI to enter the Indonesian halal market. The purpose of this study is the cultural diplomacy efforts carried out by South Korea with halal certification of food products to create the image of Korea as a muslim-friendly country or not. This study uses a qualitative-descriptive method by conducting interviews with ten respondents. The results show that muslim Korean food lover who live in Depok still do not see South Korea as a muslim-friendly country. This is because the respondents do not see South Korea only from one side, so their views on the image of muslim-friendly are also influenced by their experiences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>