Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117006 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Naufal Luthfi
"ABSTRAK
Pesawat amfibi merupakan pesawat yang dapat melakukan lepas landas dan mendarat di atas permukaan air. Dikarenakan kemampuannya untuk melakukan lepas landas dan mendarat di atas permukaan air, maka pesawat amfibi membutuhkan sepasang ponton dengan bentuk lambung katamaran pada bagian bawah pesawat agar pesawat tersebut dapat mengapung di atas permukaan air. Penelitian pada model lambung katamaran dilakukan untuk menguji pengaruh dari variasi rasio jarak antara lambung dibagi dengan panjang lambung (clearance) terhadap hambatan total model lambung katamaran dengan cara eksperimen dan simulasi cfd. Variasi clearance (S/L) yang digunakan adalah 0,15; 0.2; 0.25 dengan konfigurasi S/L yang paling optimal dapat ditentukan dengan menggunakan konfigurasi S/L yang memiliki hambatan total terendah. Hasil penelitian secara eksperimen dan simulasi menunjukkan bahwa variasi jarak antar lambung memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hambatan total model lambung katamaran. Konfigurasi lambung secara clearanced yang optimal akan menyebabkan interferensi gelombang yang dihasilkan menjadi kecil sehingga hambatan yang dihasilkan akan menjadi kecil juga.

ABSTRACT
Seaplanes are planes that can take off and land on the surface of water. Due to its ability to take off and land on the surface of water, the seaplane needs a pair of pontoon in the form of a catamaran hull at the bottom of the plane so that the seaplanes can float above the surface of water. Research on the catamaran hull model was conducted to examine the effect of distance between the hulls divided by hull length ratio (clearance) variation on total resistance of the catamaran hull model by conducting experiments and cfd simulations. The variation of clearance (S/L) used is 0.15; 0.2; 0.25 with the most optimal S/L configuration can be determined using the S/L configuration which has the lowest total resistance. The results of experiments and simulations show that the variation of the distance between the hulls has considerable effect on total resistance of the catamaran hull model. Catamaran hull with optimal clearance configuration will cause the resulting wave interference and hull resistance to be small."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penggunaan kapal katamaran atau multihull sebagai moda transportasi baik
sungai maupun laut telah berkembang secara pesat belakangan ini. Drewry
Shipping Consultant (1997) menyatakan bahwa angkutan penumpang atau high
speed ferry merupakan salah satu aplikasi kapal katamaran yang paling sering
digunakan. Akan tetapi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perancangan kapal katamaran, diantaranya keakurasian dalam mengestimasi
hambatan. Hambatan merupakan faktor penting saat perancangan suatu kapal
karena berhubungan dengan perhitungan daya mesin induk kapal, biaya
operasional kapal dan konsumsi bahan bakar. Dalam tugas akhir ini akan
dijelaskan mengenai penurunan nilai hambatan yang diakibatkan oleh konfigurasi
membujur (R/L) pada demihull kapal katamaran. Metode eksperimen (towing
tank) dan numerik (HullSpeed-MaxsurfPro 11.12) dilakukan dalam penelitian
dengan variasi kecepatan pada angka Froude 0.1 -1.0. Dari hasil kedua metode
menunjukkan bahwa metode eksperimen menghasilkan nilai lebih besar
khususnya pada Fn < 0.5. Sedangkan analisa konfigurasi lambung secara
membujur (staggered) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan
hambatan. Semakin besar nilai R/L, maka semakin kecil nilai hambatan yang
dihasilkan. Penurunan nilai hambatan di setiap kenaikan nilai R/L (R/L 0.0 ; 0.2 ;
0.3) adalah 5.5% untuk S/L 0.2 ; 6.65% untuk S/L 0.3 dan 5.6 % untuk S/L 0.4., The use of catamaran or multihull boats as sea transport has been growing rapidly
lately. Drewry Shipping Consultants (1997) stated that the transportation of
passengers or high speed ferry boat is one of the applications most frequently used
catamarans. However, there are some things that should to consider in the design
of catamaran vessels, including the accuracy in resistance estimation. Resistance
is an important factor when designing a ship because it deals with the calculation
of main engine power of vessels, vessel operating costs and fuel consumption. In
this thesis would explain the decrease in resistance value caused by the
longitudinal configuration (R / L) on demihull catamaran vessel. Experimental
method (towing tank) and numerical (HullSpeed-MaxsurfPro 11:12) conducted
the study with the velocity variations in the Froude number 0.1 -1.0. From the
results of both methods showed that the experimental method produces greater
value partially Fn < 0.5. While the analysis of a longitudinal hull configuration
(staggered) have a significant influence on reducing the resistance. The greater the
value of R / L, the smaller the resulting resistance values. Decline in the value of
resistance in any increase in the value of R / L (R / L 0.0: 0.2: 0.3) is 5.5% for the
S / L 0.2 ; 6.65% for the S / L 0.3 and 5.595% for the S / L 0.4.]
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S58415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni
"Pesawat Amfibi adalah Badan pesawat yang dilengkapi dengan jenis lambung yang berguna untuk operasi pendaratan di air dan roda yang dapat ditarik untuk melakukan pendaratan di darat. Pesawat Amfibi sangat cocok di aplikasikan di Indonesia yang terdiri dari banyak pulau. Pengembangan design pesawat amfibi memang terbilang sedikit , namun belakangan pengembangan design sudah dilakukan yaitu dengan menerapkan konsep biomimikri ke lambung pesawat amfibi. Konsep biomimikri yaitu suatu pendekatan dengan mengadopsi atau meniru inovasi yang telah lama ada di alam. Bentuk lambung dimodifikasi menyerupai bentuk dan mekanisme hewan-hewan tertentu untuk mendapatkan desain yang efektif. Adaptasi bentuk tubuh ikan layar ke desain lambung katamaran dinilai memberi keuntungan tersendiri seperti hambatan yang di dapat akan berkurang. Deadrise angle adalah sudut bagian bawah lambung dalam tampilan penampang kapal. Deadrise angle mempunyai potensi pengaruh drag reduction terhadap deadrise angle yang berbeda-beda. Tujuan penelitan ini antara lain untuk mencari deadrise angle yang efektif terhadap drag reduction pada float katamaran pesawat amfibi saat lepas landas. Pengujian dilakukan pada model float katamaran adaptasi badan ikan layar dengan Froude Number 0,5 – 0,9 dengan interval sebesar 0,1 dan deadrise angle 20° ,25°,dan 30° yang menggunakan referensi dimensi float katamaran wipeline 13000. Pengujian dilakukan secara numerik menggunakan software Computational Fluid Dynamic (CFD). Penelitian ini diharapkan dapat memperlihatkan pengaruh adaptasi bentuk badan ikan layar pada float katamaran dengan variasi deadrise angle terhadap drag reduction.

Seaplane is a fuselage equipped with a type of hull that is useful for landing operations in water and wheels that can be towed for land landing. Amphibious aircraft are very suitable for application in Indonesia which consists of many islands. The development of the seaplane design is indeed quite a bit, but recently the design development has been carried out, namely by applying the biomimicry concept to the hull of the seaplane. The concept of biomimicry is an approach by adopting or imitating innovations that have long existed in nature. The shape of the hull is modified to resemble the shape and mechanism of certain animals to obtain an effective design. The adaptation of the sailfish body shape to the catamaran hull design is considered to provide its own advantages such as reduced resistance. The deadrise angle is the bottom corner of the hull in a cross-sectional view of the ship. Deadrise angle has a potential drag reduction effect on different deadrise angles. The purpose of this research is to find an effective deadrise angle to reduce drag on the seaplane catamaran float during takeoff. Tests were carried out on a catamaran float model adapted to sail fish bodies with Froude Number 0.5 - 0.9 with an interval of 0.1 and a deadrise angle of 20 °, 25 °, and 30 ° using the reference dimensions of the 13000 wipeline catamaran float. numeric using Computational Fluid Dynamic (CFD) software. This research is expected to show the effect of the adaptation of sailfish body shape on catamaran floats with deadrise angle variations on drag reduction."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksamana Arria Wibowo
"Spreader bar pada pesawat amfibi merupakan sebuah komponen struktur yang bertujuan untuk memastikan floater pesawat amfibi tidak terpisah selama beroperasi diatas air. Komponen ini menerima pembebanan yang besar pada saat tahap take-off dan landing pesawat amfibi di air. Oleh karena itu, diperlukan desain yang aman dan kuat agar pengoperasian pesawat amfibi dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, pembuatan komponen spreader bar yang ringan karena berat pesawat merupakan hal yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dimensi dan ukuran profil spreader bar yang optimum pada 6 bentuk profil, yaitu profil elips, lingkaran, persegi panjang, I, H, dan U. Penelitian dilakukan dengan perhitungan margin of safety pada pembebanan tensi dan kompresi. Nilai margin of safety yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan hasil simulasi perangkat lunak MSC Patran dan Nastran. Hasil penelitian menunjukan bahwa keenam jenis profil dapat didesain menjadi profil spreader bar yang aman dan kuat. Selain itu, didpatkan juga spreader bar yang memiliki desain paling optimal adalah spreader bar yang memiliki profil lingkaran.

The seaplane spreader bar is a structural component that is used to ensure that the floater of a seaplane does not separate while operating on water. This component receives a large load during the take-off and landing stages of seaplanes in water. Therefore, a safe and robust design is needed so that the operations of seaplanes can run smoothly. In addition, the manufacture of light spreader bar components due to the weight of the aircraft is important. This study aims to find the optimum dimensions and sizes for 6 spreader bar profile shapes, namely elliptical, circular, rectangular, I, H, and U profiles. The research was carried out by calculating the margin of safety in tension and compression loading. The resulting margin of safety value is then compared with the MSC Patran and Nastran software simulation results. The results showed that the six types of profiles can be designed into a safety and strong spreader bar profile. In addition, the spreader bar that has the most optimal design is the one with a circular profile."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farrel
"Pesawat Amfibi adalah pesawat khusus yang dapat beroperasi di perairan. Berbeda dari pesawat terbang biasa, pesawat ini tidak membutuhkan fasilitas bandara dan dapat lepas landas dan mendarat di atas air. Ponton atau pelampung adalah struktur berongga kedap udara yang mengapung di atas air. Ada 1 (satu) atau lebih ponton mengambang yang menempel di pesawat amfibi. Ponton dirancang sedemikian rupa untuk mendapatkan hambatan air sesedikit mungkin untuk mendapatkan jarak take-off minimum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung ketahanan bentuk lambung kapal amfibi katamaran. Pengujian dengan cara eksperimen dan numerik pada model pesawat amfibi dalam kondisi air tenang dilakukan untuk menyelidiki hambatan. Model float pesawat amfibi katamaran dengan demi-hull simetris dengan tiga variasi pemisahan lambung dilakukan dengan Operating Empty Weight (OEW) yang disimulasikan dalam pesawat Indonesian Aerospace (IAe) N219. Model ditarik dengan Froude Number mulai dari 0,4 hingga 0,75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemisahan lambung membuat perbedaan dari koefisien tahanan total pada konfigurasi percobaan yang sama. Konfigurasi dengan S/L 0,25 menunjukkan koefisien hambatan total terkecil, sedangkan konfigurasi dengan S/L 0,15 menunjukkan koefisien hambatan total tertinggi.

Amphibians are a special aircraft that can operate on waters. Different from ordinary airplanes, these planes do not need airport facilities and can take off and land on water. A pontoon or float is an airtight hollow structure that floats on water. There is 1 (one) or more floating pontoons attached to seaplanes. The pontoon is designed in such a way as to get as little water resistance as possible to get a minimum take-off distance. The purpose of this study is to calculate the hull shape resistance of a catamaran seaplane float. An experimental and numerical test of seaplane float model in calm water condition had been conducted to investigate the resistance. A catamaran seaplane float model with symmetric demi-hull with three variations of hull separation was conducted with Operating Empty Weight (OEW) simulated in an Indonesian Aerospace (IAe) N219 airplane. The model was towed with Froude number ranging from 0.4 to 0.75. The results showed that the hull separation made a difference of the total resistance coefficient on the same experiment configurations. The configurations with S/L 0.25 showed the least total resistance coefficient, whereas the configurations with the S/L 0.15 showed the highest total resistance coefficient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Aurora Balqis Baezal
"Float merupakan komponen pada pesawat amfibi yang berfungsi sebagai bagian yang memberikan gaya apung pada pesawat ketika berada di permukaan air. Agar pesawat amfibi dapat lepas landas dengan jarak yang minimum, float harus didesain seoptimal mungkin untuk mendapatkan hasil hambatan total yang kecil. Oleh karena itu, biomimikri terhadap ikan layar digunakan dalam merancang float dengan harapan hambatan yang dihasilkan oleh float dapat berkurang mengikuti karakteristik ikan layar. Jarak melintang antar float yang terdapat pada nilai clearance (S/L) juga merupakan factor yang sangat berpengaruh terhadap hambatan total yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai clearance yang optimal untuk diterapkan pada jarak antar float hasil adaptasi ikan layar agar mendapatkan hambatan total air yang minimum. Pengujian dilakukan secara numerik dengan simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics) menggunakan perangkat lunak ANSYS Fluent dengan Froude Number dari 0,40 hingga 0,70 dengan interval 0,05 dan variasi clearance sebesar 0.20, 0.25, 0.30, 0.35, 0.40 dan 0,45. Hasil penelitian memperlihatkan pengaruh besar clearance dalam mereduksi hambatan total float. Koefisien hambatan terkecil terjadi pada clearance 0,45 sedangkan koefisien hambatan terbesar terjadi pada clearance 0,2

Float is a component of a seaplane that functions as a part that provides buoyancy to the aircraft when it is on the water surface. In order for the seaplane to take off with a minimum distance, the float must be designed as optimal as possible to obtain a small total drag. Therefore, biomimicry of sailfish used in designing floats in the hope that the resistance generated by the float can be reduced following the characteristics of sailfish. The transverse distance between floats contained in the clearance value (S / L) is also a factor that significantly influences the resulting total resistance. This study aims to obtain the optimal clearance value to be applied to the distance between floats adapted by sailfish in order to obtain a minimum total water resistance. The test was carried out numerically with a CFD (Computational Fluid Dynamics) simulation using ANSYS Fluent software with a Froude Number from 0.40 to 0.70 with an interval of 0.05 and a clearance variation of 0.20, 0.25, 0.30, 0.35, 0.40 and 0.45. The results showed the large effect of clearance in reducing total float resistance. The smallest resistance coefficient occurs at a clearance of 0.45, while the largest coefficient of resistance occurs at a clearance of 0.2"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yun, Liang
"High speed catamaran and multihull high speed marine vessel have become very popular in the last two decades. The catamaran has become the vessel of choice for the majority of high speed ferry operators worldwide. There have been significant advances in structural materials, and structural design has been combined with higher power density and fuel efficient engines to deliver ferries of increasing size. The multihull has proven itself to be a suitable configuration for active power projection across oceans as well as for coastal patrol and protection, operating at high speedd for insertion or retrieval with a low energy capability. At present there is no easily accessible material covering the combination of hydrodynamics, aerodynamics, and design issues including structures, powering and propulsion for these vehicles. Coverage in High Speed Catamarans and Multihulls includes an introduction to the history, evolution, and development of catamarans, followed by a theoretical calculation of wave resistance in shallow and deep water, as well as the drag components of the multihull. A discussion of vessel concept design describing design characteristics, empirical regression for determination of principal dimensions in preliminary design, general arrangement, and methods is also included. The book concludes with a discussion of experimental future vehicles currently in development including the small waterplane twin hull vessels, wave piercing catamarans, planing catamarans, tunnel planing catamarans and other multihull vessels."
New York: Springer New York, 2019
e20502869
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Nicolas
"Industri Perkapalan di Indonesia terus mengalamai perkembangan seiring mengikuti jaman, terutama untuk kapal pelat datar, Salah satu pengembangan dari konsep kapal pelat datar adalah kapal pelat datar yang digunakan untuk kapal cepat. Bentuk dari lambung kapal cepat pelat datar ini mencontoh dari bentuk pesawat jet yang aerodinamis. Dengan dikembangkannya kapal cepat yang mengaplikasikan pelat datar ini, bisa menjadi solusi transportasi laut yang lebih baik untuk Indonesia.

The shipping industry in Indonesia continues to multiply the developments as they follow the era, especially for flat plate vessels, one development of the concept of a flat plate ship is a flat plate vessel used for speed boats. The shape of the swift flat plate hull is an example of an aerodynamic shape of the jet aircraft. With the developed speed boats that apply this flat plate, can be a better sea transportation solution for Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juwi Wongso Putro
"Trimaran adalah jenis kapal multihull yang memiliki beberapa keuntungan dibandingkan kapal konvensional diantaranya yaitu hambatan yang rendah, stabilitas yang baik, pergerakan yang lebih baik dan juga memiliki deck yang lebih luas daripada kapal satu lambung atau monohull. Penelitian yang dilakukan pada kapal trimaran dilakukan dalam menguji pengaruh dari variasi jarak lambung samping secara melintang dan membujur terhadap hambatan total dan juga interferensi gelombang yang dihasilkan dari kapal model trimaran asimetris dengan cara eksperimen. Variasi staggered yang diberikan adalah 0; 0,05; 0,1 dan variasi clearance yang diberikan 0,1; 0.15; 0.2 dengan niilai dari hambatan terendah dapat ditemukan pada konfigurasi rasio S/L dan R/L yang optimal. Hasil dari interferensi gelombang juga diamati.
Hasil penelitian ini secara eksperimental menunjukkan bahwa variasi jarak sidehull secara clearance dan staggered memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hambatan kapal model trimaran. Efek posisi lambung samping dengan jarak melintang yang optimal akan memberikan hambatan gelombang terendah pada posisi relatif di tengah secara membujur, tetapi konfigurasi lain secara melintang dan membujur yang dipengaruhi nilai Froude number juga dapat menimbulkan hambatan dan interferensi gelombang yang rendah.

Trimaran is one of multihull vessels which has some advantages compared to other conventional vessels such us low resistance, good stability, better movement, and also having wider deck than monohull vessels. The experiment done on trimaran model to test the effect of side hull distance variation transversal and longitudinal towards total resistance and also wave interference produced by asymmetric trimaran model. Staggered variation given 0; 0,05; 0,1 and clearance variation given 0,1; 0,15; 0,2. The lowest resistance value can be found at optimal ratio configuration S/L and R/L. Wave interference result was also observed.
The results of the study experimentally showed that the variation of the sidehull staggered distance had a significant effect on the resistance of the trimaran model ship. The effect of the position of the side hull with the optimal transversal distance will provide the lowest wave interference and resistant in the relative position of the middle longitudinal, but in the other configuration with longitudinal and transversal with other forude number will provide the lowest resistant and wave interference.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Dwi Putro
"Kapal merupakan sebuah bangunan sistemik yang digunakan manusia sebagai sarana untuk melakukan segala aktivitas di wilayah perairan seperti laut, sungai dsb. Aktivitas-aktivitas tersebut diantaranya eksplorasi, pelayaran, penelitian ekosistem laut, penyebrangan, penangkapan ikan, dan tentunya pengangkutan barang yang dijadikan sebagai muatan kapal. Aplikasi kapal multi hull sebagai moda transportasi sungai maupun laut terus dikembangkan. Salah satu hal yang membuat kapal ini populer yaitu karena tersedianya geladak yang lebih luas dan tingkat stabilitasnya lebih bagus dibandingkan kapal lambung tunggal.
Dalam pengoperasiannya, kapal multihull memiliki gaya hambat yang kecil dengan pengaturan jarak lambung untuk menghasilkan daya dorong mesin yang lebih kecil sehingga tercipta efisiensi konsumsi BBM yang optimal. Tujuan penelitian ini untuk mencari konfigurasi S/L optimum untuk mendapatkan nilai hambatan terendah sehingga akan mengurangi konsumsi bahan bakar pada saat kapal beroperasi dan membandingkan nilai hambatan yang terjadi pada kapal katamaran dan monohull.
Dua buah model kapal catamaran dengan lambung simetris dan variasi rasio jarak lambung S/L 0,4 , 0,5 dan 0,6 digunakan dalam penelitian ini. Metode eksperimen (kolam percobaan) dan numerik (HullSpeed- MaxsurfPro 11.12) dilakukan dalam penelitian denganvariasi kecepatan pada angka Froude 0.2 -0.6. Pengujian Monohull dilakukan dengan displacemen yang sama dengan displacemen Kapal Katamaran.
Hasil menunjukkan bahwa hambatan total kapal katamaran terbesar dengan rasio jarak lambung S/L 0,5 terjadi pada Fr ≈ 0,2. Sedangkan untuk Fn 0,3-0,6 nilai koefisien hambatan terbesar dimiliki oleh rasio S/L 0,4 yang ditunjukkan dengan grafik tertinggi dibanding grafik yang lain. Dari hasil kedua metode menunjukkan bahwa monohull menghasilkan nilai hambatan yang lebih besar daripada katamaran khususnya pada 0.2 ≤ Fn ≤ 0.6.

Ship is a systemic building that human use as a vessel as means to perform all activities in areas such as ocean, rivers, etc.. These activities include exploration, shipping, marine ecosystem research, crossing, fishing, and transport of goods is used as a cargo ship. Application of multi-hull vessel for river and sea transportation modes continue to be developed. One of the things that makes catamaran ship is popular because of the availability of a wider deck and the level of stability is better than single-hull vessels.
In operation, multi hull vessel has little drag related the spacing of the hulls to produce smaller thrust machines so as to create an optimum fuel consumption efficiency. The purpose of this study to find the configuration of S / L optimum to obtain the lowest resistance value so that it will reduce fuel consumption when operating the vessel and compare the value of resistance that occurred on board the catamaran and monohull.
Two models of the ship hull catamaran with symmetrical hull and the variation of the distance ratio S / L 0.4, 0.5 and 0.6 used in this experiment. Experimental methods (towing tank with load cell) and numerical (HullSpeed-MaxsurfPro 11:12) performed in the study with speed at Froude number 0.2 -0.6 variation. Monohull testing performed by the same displacemen as catamaran ship.
The results showed that the total resistance of the largest catamaran boat hull with spacing ratio S / L 0.4 occurred at Fn ≈ 0.2. As for the Fn from 0.3 to 0.6 the drag coefficient has the largest ratio of S / L 0.4 are shown in the graph are the highest compared to other graphs. From the results of both methods showed that the monohull produces greater resistance value than the catamaran, especially at 0.2 ≤ Fn ≤ 0.6.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42675
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>