Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137695 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Alim Rafi
"Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan energi, ketersediaan cadangan bahan bakar fossil di Indonesia terus berkurang akan terus berkurang. Di sisi lain, Indonesia memiliki cadangan energi lain yang berpotensi untuk di kembangkan. Energi itu adalah gas bumi dengan total cadangan 150.70 TSCF. Salah satu cadangan terbesar terletak di Natuna, namun cadangan gas di Natuna memiliki komposisi gas alam dengan CO2 yang sangat tinggi. Untuk memanfaatkan gas kaya akan CO­2 menjadi energi listrik, diperlukan teknologi khusus dalam pembakaran gasnya. Teknologi yang sesuai dengan kondisi ini adalah pembangkit listrik dengan aeroderivative gas turbin sebagai pembakar gas utama. Pada penelitian ini, beberapa skema pembangkit listrik dengan teknologi yang sesuai dianalisis keekonomiannya. Skema yang dianalisis termasuk Simple Cycle, Combined Cycle Single Shaft, dan Combined Cycle Multi Shaft dengan faktor kapasitas yang berbeda-beda. Analisis dilakukan dengan melihat cashflow serta melakukan analisis monte-carlo untuk risiko dan investasi. Dari hasil yang didapat pada analisis diketahui bahwa pembangkit listrik Combined Cycle Multi Shaft dengan faktor kapasitas sebesar 87% memiliki hasil yang paling baik dari segi keekonomian serta investasi.

Along with the increasing of human needs of energy, availability of fossil fuel in Indonesia will keep decreasing. On the other side, Indonesia has a huge energy reserve potential to be developed. This energy is the natural gas with total reserve of 150.70 TSCF. One of the biggest reserves is in Natuna, but this reserve contains a huge CO2 in its natural gas composition.  To utilize the high CO2 content natural gas to electricity, special technology is needed to burn the gas. The right technology for this is aeroderivative gas turbine as the main gas burner to produce electricity. In this research, a few cheme of power plant with the right technologies is economically analized. The scheme is including simple cycle, combined cycle single shaft, and combined cycle multi shaft with various capacity factor. Analysis will be done by looking at the cashflow and doing montecarlo analysis for risk and investation. The analysis show that Combined Cycle Power Plant with Multi Shaft Configuration on 87% capacity factor has the best result in ecomonical, risk and investation factor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Rizka Permata
"Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan salah satu pembangkit termal yang bekerja berdasarkan kombinasi dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLTGU menerapkan sistem pengoperasian combine cycle, dimana sisa gas panas hasil pembuangan dari turbin gas digunakan untuk memutar turbin uap. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi. Permasalahan yang terjadi pada PLTGU tidak hanya terbatas pada efisiensi saja, melainkan juga pada pola operasi yang efektif dan biaya pembangkitan yang efisien (optimal). Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha pengevaluasian PLTGU, yaitu dengan cara Metode Lagrange Multipliers.
Studi kasus pada skripsi ini dilakukan pada PLTGU PT. Cikarang Listrindo. Dari hasil perencanaan pola operasi dan perhitungan menggunakan Metode Lagrange Multipliers diperoleh bahwa pola operasi yang paling optimal untuk PLTGU PT. Cikarang Listrindo adalah Blok I CC 3-3-1 GTG Gas Frame 6, Blok II CC 3-3-1 GTG Gas Frame 6, dan Blok III CC 2-2-1 GTG Gas Frame 9 dengan biaya pembangkitan Rp. 349,69 juta untuk total beban 300 MW, Rp. 380,2 juta untuk total beban 350 MW, Rp. 413,94 juta pada saat total beban 400 MW, dan Rp. 448,28 juta ketika total beban 440 MW. Selain itu, diperoleh pula bahwa penggunaan bahan bakar solar dapat membuat biaya pembangkitan menjadi dua kali lipat atau 200 persen daripada biaya pembangkitan dengan menggunakan bahan bakar gas.

Combined Cycle Power Plant (CCPP) is one of the thermal power plant that operates based on a combination of gas power plant and steam power plant. CCPP applies combined cycle operating system, where the residual heat of exhaust gas from the gas turbine is used to turn a steam turbine. This is done in order to improve efficiency. Problems that occur in the CCPP is not limited to efficiency, but also to the pattern of effective operation and efficient (optimal) generation cost. It is, therefore, requires the effort to evaluation of CCPP, ie by Lagrange Multipliers Method.
Case studies in this thesis is done on CCPP owned by PT. Cikarang Listrindo. The results obtained from this study are that the most optimal operating patterns for CCPP PT. Cikarang Listrindo is 3-3-1 CC Block I Frame 6 GTG Gas, 3-3-1 CC Block II Frame 6 Gas GTG, and Block III CC 2-2-1 Frame 9 Gas GTG with generation costs of Rp. 349.69 million for a total load of 300 MW, Rp. 380.2 million for a total load of 350 MW, Rp. 413.94 million in total current load of 400 MW, and Rp. 448.28 million when the total load is 440 MW. It is obtained also that the use of diesel fuel can make the cost of power generation will be twofold or 200 percents of the cost of power generation using fuel gas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Putu Agus Wiadi
"Tingkat efisiensi penggunaan energi di Indonesia khususnya dalam sektor transportasi masih rendah, hal ini tentu saja menjadi masalah yang serius. Oleh karena itu harus ada upaya konservasi energi. Teknologi sistem CCHP (Combined Cooling, Heating and Power) pada bangunan bandara merupakan salah satu jawaban dari tantangan pada sektor commercial building tersebut yang dibahas dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan antara pemakaian energi pada sistem eksisting (listrik dari jaringan PLN/konvensional) dengan sistem CCHP berdasarkan analisis teknis dan ekonomi pada bandara referensi. Selain itu juga akan dianalisis mengenai skema keekonomian sistem CCHP, yaitu sistem CCHP dibangun sendiri oleh pihak bandara atau melakukan kerjasama dengan ESCO melalui model bisnis BOT. Sistem CCHP disimulasikan dengan perangkat lunak berbasis analisis termodinamika dan konservasi energi dengan dasar desain FEL (Following the Electric Load).
Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem CCHP mampu menghemat konsumsi energi primer sebesar 83,32%. Berdasarkan efisiensi tersebut, bandara mendapat penghematan biaya energi listrik sebesar 50% dibandingkan kondisi eksisting. Keuntungan lain yang didapat adalah penurunan emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sampai dengan 7,4% sehingga dapat mendukung terciptanya salah satu aspek pembentuk smart city.

The level of energy use efficiency in Indonesia especially in the transportation sector is still categorized as low, this absolutely becoming a serious problem. Therefore there must be energi conservation efforts. The CCHP (Combined Cooling, Heating and Power) system technology in airport buildings is one of the answer to the challenges in the transportation sector as discussed in this study.
In this study, energy consumption in the existing system (electricity from PLN / conventional network) with CCHP system are compared based on technical and economic analysis at reference airport. Besides, the CCHP system application scheme will also be analyzed, which is the CCHP system built by the airport itself or cooperating with ESCO through the BOT business model. The CCHP system is simulated with software based on thermodynamic analysis and energy conservation on the basis of FEL design (Following the Electric Load).
The simulation results show that CCHP system can save the primary energy consumption up to 83,32%. Based on this the primary energy consumption efficiency, the airport get electricity cost saving up to 50% compared to the existing condition. Another advantage obtained is the decrease in carbon dioxide (CO2) emissions produced up to 7.4% so that it could support the creation of one of the forming aspects of smart city.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariz Bayu Wicaksono
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang reliabilitas sistem Turbine Cooling Air, yaitu salahsatu sistem pada pembangkit listrik tenaga gas dan uap yang berfungsi untukmeningkatkan efisiensi dan output dari pembangkit tersebut. Terdapat beberapametode yang digunakan dalam analisa reliabilitas ini, beberapa diantaranya adalahanalisa Weibul dan Reliability Block Diagram. Hasil perhitungan menunjukkanbahwa komponen yang memiliki reliabilitas paling rendah adalah fan belt, dansubsistem yang memiliki reliabilitas paling rendah adalah Tube Bundle.Sedangkan reliabilitas dari sistem memiliki nilai paling tinggi denganmenggunakan K out of N redundancy pada Reliability Block Diagram

ABSTRACT
This thesis discusses the reliability of the Turbine Cooling Air sistem, which isone of the sistems in gas and steam power plants that functions to improve theefficiency and output of the plant. There are several methods used in thisreliability analysis, some of which are Weibul analysis and Reliability BlockDiagram. The results show that the component that has the lowest reliability is thefan belt, and the subsistem that has the lowest reliability is the Tube Bundle.While the reliability of the sistem has the highest value by using K out of Nredundancy on Reliability Block Diagram."
2017
S67256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Fadholi Adi Prabowo
"Fluktuasi dari harga minyak dan crude palm oil (CPO) pada dekade terakhir menyebabkan masyarakat beralih menggunakan energi baru. Solusi alternatif adalah energi terbarukan dan energi fosil lainnya. Opsi energi terbarukan membutuhkan waktu yang lama untuk penelitian potensi energi lokal. Sehingga, energi fosil lain yang dipilih sebagai solusi. Pembangkit yang lama masih menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar utama dan pembangkit yang baru dibangun memiliki spesifikasi dual fuel reciprocating engine. Mesin dual fuel dapat beroperasi dengan bahan bakar biodiesel atau gas untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit yang baru saat ini masih menggunakan biodiesel untuk operasi. Pada study ini, kajian ekonomi dari gas (LNG) sebagai bahan bakar utama akan dibandingkan dengan biodiesel. Total investasi dari fasilitas regasifikasi dan bahan bakar LNG akan dibandingkan dengan operasi dengan bahan bakar biodiesel selama 20 tahun. Variabel yang digunakan adalah capacity factor pembangkit, eskalasi beban listrik pelanggan, interest rate dan regasification cost. Metode analisis finansial IRR, NPV dan payback period digunakan untuk mengetahui kelayakan investasi fasilitas. Variabel tetap yang digunakan dalam perhitungan CAPEX, OPEX, kurs dollar, Kalori gas, heat rate, interest rate dan pajak. Hasil disebut layak jika tarif LNG dapat lebih rendah 20% dibanding tarif biodiesel (B20). Perhitungan analisis finansial terhadap fasilitas LNG dengan tarif regasifikasi $4,5/MMBtu menunjukan IRR 10,77%, NPV $16.611.452 dan payback period 12 tahun 9 bulan. Nilai IRR lebih besar dari Minimum Attractive Rate of Return (MARR) 10%. NPV bernilai $16.611.452 dan Payback period menunjukan investasi layak secara ekonomi. Alternatif menggunakan LNG dapat mengurangi biaya bahan bakar pembangkit. Eskalasi gas 3% pertahun memberikan tarif baru bahan bakar pembangkit sebesar Rp. 2.190/ kWh. Nilai tersebut memberikan pernghematan 22% dibandingkan tarif biodiesel sebesar Rp. 2.824/ kWh. Eskalasi gas 2% pertahun dapat memberikan pernghematan 27% /kWh. Eskalasi gas 1% pertahun dapat memberikan penghematan 31% / kWh. Hasil perhitungan biaya bahan bakar LNG dapat menghemat lebih dari 20% dibanding biodiesel. Kesimpulannya study finansial dari fasilitas regasifikasi LNG di lokasi ini adalah layak.

The fluctuation of oil prices and crude palm oil (CPO) in the last decade challenges peoples to use new energy. Alternative solutions are renewable energy and other fossil energy. The renewable energy option needs more time studies in the local energy potential. Hence, another fossil energy is one of the solutions. The existing Power Plant used biodiesel as fuel, and the new Power Plant specification is dual fuel reciprocating engine. The dual-fuel engine can use biodiesel or gas to generate electricity. The new Power Plant still used Biodiesel (B20) for operation. In this study, the economic assessment of gas (LNG) as the primary fuel compared to biodiesel. Total investment cost of LNG Regasification Plant and LNG fuel cost compared to biodiesel operation expenditure cost for 20 years. The variables are a capacity factor, customer load escalation, interest rate, and regasification cost. Financial analysis method IRR, NPV, and Payback period used as investment feasibility of regasification plant. Fix variables consist of CAPEX, OPEX, Dollar rate, Gas Calorific Value, heat rate, interest rate, and Tax. The result is feasible if the LNG tariff lowers 20% than the biodiesel (B20) tariff. The financial analysis of the LNG plant used regasification tariff $4,5/MMBtu result are IRR 10,77%, NPV $16.611.452, and payback period 12 years 9 months. IRR’s value is higher than the Minimum Attractive Rate of Return (MARR) 10%. The NPV is $16.611.452 and the payback period of 12 years 9 months show the investment is economically justified. The alternative using LNG reduces fuel expenditure. Escalation of gas price 3% per year show new tariff of the power plant approx. Rp. 2190 / kWh. This value provided savings approx. 22% than biodiesel tariff Rp. 2.824/ kWh. Escalation of gas price 2% per year provided savings 27%/ kWh. Escalation of gas price 1% per year provided savings 31%/ kWh. The result of the LNG fuel price calculation provided savings of more than 20% from biodiesel fuel price. The conclusion is the study of the LNG regasification plant in Southeast Maluku is feasible. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiadi
"Suatu Opsi untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar pada power plant adalahdengan merecovery panas sisa yang keluar dari siklus turbin gas yang dimanfaatkan untukmemproduksi uap. Uap yang diproduksi digunakan untuk meningkatkan daya pada siklusdiatas. Sebagian kecil expansi terjadi pada tingkat pertama turbin diperlukan untuk diextractuntuk meningkatkan air pengisi. Semakin tinggi temperatur air pengisi, semakin kecil heatboiler area. Penambahan daya yang dibangkitkan pada siklus kombinasi pada power plant,sebagai hasil dari recovery panas buang adalah : 27,5 MW dan peningkatan efisiensi thermalsebesar 30% hingga 41 %."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2014
600 JDTEK 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi Kurniawan
"Proporsi penggunaan bahan bakar fosil diperkirakan akan membahas sekitar 75% dari produksi energi pada tahun 2050. Pengembangan energi hidrogen merupakan salah satu upaya untuk mencari bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Hidrogen dapat disimpan di dalam senyawa yang disebut chemical hydrogen storage. Katalis nanopartikel logam dengan dukungan yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan selektivitas dan reaksi reaksi dehidrogenasi. Santa barbara amorphous 15 atau SBA-15 berhasil disintesis yang dibuktikan dengan karakterisasi TEM yang membuat struktur mesopori yang teratur. Variasi komposisi logam dan volume 3-aminopropyltriethoxysilane atau APTES yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap performa katalitik dari nanopartikel NiPt. Penggabungan support dengan nanopartikel nikel dan platina dilakukan melalui metode impregnasi basah menggunakan NiCl2.6H2O dan K2PtCl6 yang kemudian direduksi menggunakan NaBH4. Uji katalis untuk reaksi hidrogenasi hidrazin hidrat menggunakan alat buret gas. Pada uji katalis yang telah dilakukan, diketahui bahwa Ni75Pt25/SiO2 merupakan variasi komposisi logam terbaik dengan silika sebagai support serta NiPt/SBA-15-NH2-6 merupakan variasi volume APTES paling optimal.

The focus of this research was evaluate the catalytic activity of NiPt nanoparticles with SBA-15 as a support for hydrogen production from dehydrogenation of hydrous hydrazine. The development of hydrogen energy is one of many idea to find alternative fuels that are environmentally friendly. Hydrogen can be stored in a compound called chemical hydrogen storage. Santa barbara amorphous 15 or SBA-15 was successfully synthesized in this research and has been characterized by TEM to show the ordered mesoporous structure. Variations in metal composition and volume of 3-aminopropyltriethoxysilane (APTES) used in this study had affect the catalytic performance of NiPt nanoparticles. Silica with nickel and platinum nanoparticles was combined using the wet impregnation method with NiCl2.6H2O and K2PtCl6. The reduction of metal ion is using NaBH4. Catalytic activity test for the hydrogenation reaction of hydrous hydrazine was using a gas burette. The result show that, Ni75Pt25/SiO2 is the best variation of metal composition with silica as support and NiPt/SBA-15-NH2-6 is the best variation of APTES volume."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Anjar Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi dan metodologi yang berfungsi untuk menurunkan biaya listrik pada sektor industri yang sebelumnya menggunakan fosil sebagai bahan bakar listrik berganti dengan memanfaatkan energi terbarukan dengan menggunakan aplikasi Homer. Penelitian ini menggunakan fotovoltaik yang dipasang pada atap sebuah industri di Bekasi, Indonesia, sebagai manajemen waktu beban puncak industri. Supaya didapatkan harga terendah dengan sistem terbaik maka digunakan beberapa skenario yang menggunakan perbandingan guna memperoleh hasil yang paling sesuai dan berguna bagi industri ini. Skenario pertama diimplementasikan hanya dengan jaringan listrik PLN tanpa fotovoltaik, atau PV. Skenario kedua menerapkan PV yang dipasang dan bekerja pada saat WBP (waktu beban puncak) industri dengan BESS (Battery Energy Storage System), dan selebihnya dilakukan oleh jaringan listrik PLN dengan PV pada waktu beban puncak industri. Yang ketiga adalah skenario dengan PV dan koneksi jaringan listrik PLN dengan belanja modal (harga material) yang rendah, namun sesuai dengan kebutuhan. Dengan ketiga jenis skenario di atas maka digunakan perbandingan LCOE, NPV dan IRR sebagai acuan dari ketiga skenario dan diperoleh skenario ketiga yang memenuhi industri ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil secara ekonomi yaitu, terdapat penurunan tarif harian menjadi sebesar $0,0817/kWh, IRR 7,6%, NPV $15,5M dan payback period 10 tahun

This research aims to provide information and methodology that functions to reduce electricity costs in the industrial sector which previously used fossil fuel as electricity fuel by using renewable energy using the Homer application. This research uses photovoltaics installed on the roof of an industry in Bekasi, Indonesia, as time management for industrial peak loads. So that obtain the lowest price with the best system, several scenarios are used that use comparisons to obtain the most appropriate and useful results for this industry. The first scenario is implemented only with the PLN power grid without photovoltaics, or PV. The second scenario applies PV installed and working during industrial WBP (peak load times) with BESS (Battery Energy Storage System), and the rest is carried out by the PLN electricity network with PV at industrial peak load times. The third is a scenario with PV and PLN electricity grid connection with low capital expenditure (material prices) but in compliance with needs. With the three types of scenarios above, a comparison of LCOE, NPV and IRR is used as a reference for the three scenarios and a third scenario is obtained that meets this industry. This is proven by economic results, namely, there is a decrease in daily tariffs to $0,0817/kWh, IRR 7,6%, NPV $15,5M and pay back period 10 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hanaldi
"Keandalan dan efisiensi pada suatu pembangkit listrik menjadi suatu indikator penting dalam system tenaga listrik. Pembangkit yang mengalami derating atau gangguan akan berdampak signifikan terhadap system kelistrikan. Sedangkan pembangkit yang tidak efisien akan menjadi pilihan terakhir dalam pembangkitan tenaga listrik. Peralatan yang mengalami kerusakan dapat berdampak jangka panjang berupa penurunan umur dan turunnya efisiensi.Sehingga hal ini diperlukan suatu perawatan yang optimal sehingga meningkatkan keandalan pembangkit dan menurunkan biaya operasional. Paper ini bertujuan untuk optimisasi pemeliharaan prediktif berbasis resiko untuk mencegah dampak ganda pada pembangkit.Penelitian ini dilakukan dengan metode pemetaan resiko dan menghitung waktu pelaksanaan maintenance dan dapat menurunkan biaya operasi dan pemeliharaan.

The reliability and efficiency of power plants become an important indicator in electrical power system. Generators and other supporting equipment that experience derating or disturbance will deteriorate on the electrical power supply. Thus, predictive maintenance becomes essential effort to improve the efficiency and reliability of the plant. In this study, we investigate the risk based predictive maintenance on 740 MW MuaraKarang Combined Cycle Power Plant CCPP, Indonesia through the risk mapping methods. The steps in risk assessment including risk identification, risk analysis, risk evaluation and risk treatment were employed to analyze the MuaraKarang CCPP. We found that the optimized maintenance schedule played significant influence to the reliability and efficiency and have direct consequences to the operation and maintenance cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Kusumo Probo Ndaru
"Selama ribuan tahun dunia telah mengandalkan energi fosil sebagai bahan bakar dan energi bagi kehidupan. Ketersedian energi fosil semakin menurun seiring berjalannya waktu. Di lain sisi, dunia dan Indonesia memiliki cadangan energi dari sektor energi baru terbarukan salah satunya adalah energi dari gelombang laut. Salah satu wilayah yang memiliki potensi energi gelombang laut adalah daerah Sumba, Nusa Tenggara Timur dan PLTGL sangat cocok untuk daerah pulau-pulau yang terpencil. Eco Wave Power hadir sebagai PLTGL dengan teknologi yang dapat berkerja dengan sendirinya dalam menghasilkan energi listrik dari gelombang laut dalam kondisi apapun. Analisis risiko keekonomian diperlukan untuk mendapatkan studi kelayakan pembangunan suatu PLTGL. Penelitian ini dilakukan di empat titik berbeda di pulau Sumba. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh tiga dari empat titik yang layak untuk diwujudkan, yaitu titik koordinat 9,8S 119,4E; 9,8S 119,6E; dan 9,8S 119,2E. Titik koordinat 9,8S 119,2E menghasilkan analisis keekonomian terbaik dengan nilai NPV sebesar $1.610.050,29, IRR sebesar 21,71%, PBP selama 4,66 tahun dan LCOE sebesar 82,35 e/MWh. Perbandingan LCOE dengan pembangkit listrik lainnya juga dianalisis dalam penelitian ini. Hasil analisis sensitivitas didapatkan bahwa faktor besaran biaya pokok (BPP) dan faktor kapasitas merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam penelitian ini.

For thousands of years the world has relied on fossil energy as fuel and energy for life. The availability of fossil energy decreases all the time. On the other side, the world and Indonesia have energy reserves from the renewable energy sector, which is energy from ocean waves. One area that has ocean wave energy potential is the Sumba, East Nusa Tenggara and PLTGLs are very suitable for remote island areas. Eco Wave Power comes as PLTGL with technology that can work by itself in producing electrical energy from ocean waves under any conditions. Economic risk analysis is needed to obtain a feasibility study on the construction of a PLTGL. This research was conducted at four different points on the island of Sumba. Based on the calculation results obtained three of the four points that are feasible to be realized, namely the coordinate point 9.8S 119.4E; 9.8S 119.6E; and 9.8S 119.2E. The coordinate 9.8S 119.2E produces the best economic analysis with an NPV is $1,610,050.29, IRR is 21.71%, PBP for 4.66 years and LCOE is 82.35 e/MWh. Comparison of LCOE with other power plants was also analyzed. The results of the sensitivity analysis found that the principal cost factor (BPP) and capacity factor were the most influential factors in this study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>