Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202640 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winny
"Tesis ini disusun untuk mengetahui efektivitas latihan back exercise dan yoga terhadap intensitas nyeri, meningkatkan kekuatan otot trunk dan disabilitas fungsional. Penelitian menggunakan desain uji eksperimental Randomized Control Trial. Subjek penelitian merupakan pasien overweight dan obesitas derajat I dengan nyeri punggung bawah mekanik kronik, yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok back exercise dan yoga. Semua subjek dari kedua kelompok mendapatkan latihan standar berupa latihan aerobik dengan ergocycle sesuai dengan prosedur di Poliklinik Obesitas Departemen Rehabilitasi Medik RSCM Jakarta yang dilakukan dua kali seminggu selama enam minggu. Sebagai tambahan, kelompok back exercise mendapatkan latihan senam punggung dan kelompok yoga mengikuti kelas yoga yang dilakukan 45 menit per sesi, dua kali seminggu, selama enam minggu. Hasil keluaran penelitian ini berupa skala nyeri (Visual Analogue Scale), kekuatan otot fleksor dan ekstensor trunk yang diukur menggunakan handheld dynamometer dan disabilitas fungsional (Oswestry Disability Index). Analisis statistik dilakukan untuk membandingkan perubahan intensitas nyeri, kekuatan otot trunk, dan disabilitas fungsional sesudah intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan intensitas nyeri, kekuatan otot trunk, dan disabilitas fungsional setelah intervensi diberikan selama enam minggu. Median selisih total penurunan VAS pada kelompok back exercise dan yoga masing-masing sebesar 2 (1-3) dan tidak didapatkan perbedaan signifikan dengan nilai p = 0,054. Rerata peningkatan kekuatan otot fleksor trunk pada kelompok back exercise dan yoga masing-masing sebesar 4.45±2.84 kg dan 5.91±2.20 kg dan tidak didapatkan perbedaan signifikan dengan nilai p = 0,139. Rerata peningkatan kekuatan otot ekstensor trunk pada kelompok back exercise dan yoga masing-masing sebesar 7.56±3.73 kg dan 7.06±3.97 kg dan tidak didapatkan perbedaan signifikan dengan nilai p = 0,520. Rerata perubahan skor ODI pada kelompok back exercise dan yoga masing-masing sebesar 4.64±4.11 dan 4.57±4.33 dan tidak didapatkan perbedaan signifikan dengan nilai p = 0,965. Dapat disimpulkan bahwa back exercise dan yoga memiliki efektivitas yang sama dalam menurunkan nyeri, meningkatkan kekuatan otot trunk dan mengurangi disabilitas fungsional pasien overweight dan obesitas derajat I dengan nyeri punggung bawah mekanik kronik. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menilai efektivitas latihan back exercise dan yoga terhadap aktivitas otot trunk secara lebih spesifik menggunakan Surface Electromiography (sEMG) yang menggambarkan rekruitmen motor unit otot.

This thesis was aimed to determine the effectiveness of back exercise and yoga exercises on pain intensity, increase trunk muscle strength and functional disability. The study used an experimental randomized control trial design. The subjects were overweight and obese patients with chronic mechanical low back pain, which were divided into 2 groups: back exercise and yoga. All subjects from the two groups received standard training in the form of aerobic exercise with ergocycle in accordance with the procedures at the Obesity Polyclinic of the Department of Medical Rehabilitation at the RSCM Hospital, which was conducted 2x / week for 6 weeks. In addition, the back exercise group received back exercises and the yoga group attended a yoga class conducted 45 minutes / session, 2x / week, for 6 weeks. Statistical analysis was performed to compare changes in pain intensity (Visual Analogue Scale), trunk muscle strength (using handheld dynamometer), and functional disability (Oswestry Disability Index) after the intervention in the treatment and control groups. The results of the study stated that there were no differences in pain intensity, trunk muscle strength, and functional disability after the intervention was given for 6 weeks. The median difference in total VAS reduction in the back exercise and yoga groups was 2 (1-3) respectively and no significant difference was found with a value of p = 0.054. The mean increase in flexor trunk muscle strength in the back exercise and yoga groups was 4.45 ± 2.84 kg and 5.91 ± 2.20 kg, respectively, and no significant difference was found with a value of p = 0.139. The mean increase in extensor trunk muscle strength in the back exercise and yoga groups was 7.56 ± 3.73 kg and 7.06 ± 3.97 kg and no significant difference was found with the p value = 0.520. The mean changes in ODI scores in the back exercise and yoga groups were 4.64 ± 4.11 and 4.57 ± 4.33, respectively, and there were no significant differences with p = 0.965. It can be concluded that back exercise and yoga have the same effectiveness in reducing pain, increasing trunk muscle strength and reducing functional disability of overweight and obese patients with degree I with chronic mechanical low back pain. Further research is needed to assess the effectiveness of back exercise and yoga exercises on trunk muscle activity more specifically using Surface Electromiography (sEMG) which illustrates the recruitment of motor muscle units."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Tri Wahyuni
"Low Back Pain kronis menyebabkan nyeri punggung bawah yang dapat mengakibatkan kecacatan dan mempengaruhi kinerja serta kesejahteraan umum seseorang. Beban kerja perawat secara fisik seperti mengangkat dan memindahkan pasien, berdiri terlalu lama, bekerja dalam posisi membungkuk dan faktor resiko biomekanik memiliki prevalensi LBP yang tinggi. Terapi nonfarmakologis dalam penatalaksanaan LBP dibutuhkan sebagai terapi alternatif untuk mengurangi kecacatan. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh lumbar stabilization exercise terhadap intensitas nyeri dan kekuatan otot pada perawat wanita dengan Low Back Pain kronis. Desain penelitian quasi eksperimen dengan nonequivalent control group design. Metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 36 responden yang terbagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi diberikan lumbar stabilization exercise 3 kali seminggu, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari lumbar stabilization exercise terhadap intensitas nyeri dan kekuatan otot pada perawat wanita dengan LBP kronis (p<0,05;α 0,05). Penelitian lebih lanjut terkait pengaruh posisi kerja dan manual handling terhadap lumbar stabilization exercise direkomendasikan demi sempurnanya penelitian ini.

Chronic low back pain causes low back pain which can lead to disability and affect a person's performance and general well-being. The nurse's physical workload such as lifting and moving patients, standing too long, working in a bent position and biomechanical risk factors have a high prevalence of LBP. Non-pharmacological therapy in the treatment of LBP is needed as an alternative therapy to reduce disability. The purpose of this study was to identify the effect of lumbar stabilization exercise on pain intensity and muscle strength in female nurses with chronic low back pain. Quasi-experimental research design with nonequivalent control group design. The sample selection method used purposive sampling with a total of 36 respondents who were divided into a control group and an intervention group. The intervention group was given lumbar stabilization exercise 3 times a week, while the control group was not given any treatment. The results showed that there was a significant effect of lumbar stabilization exercise on pain intensity and muscle strength in female nurses with chronic LBP (p<0.05; 0.05). Further research related to the effect of work position and manual handling on lumbar stabilization exercise is recommended to complete this study."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Kamseno
"LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan masalah kesehatan di Indonesia maupun dunia. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah. Pada pasien obesitas umumnya terjadi kelemahan otot abdomen dan pergeseran pusat gravitasi tubuh ke depan dan menyebabkan spasme otot yang akan menimbulkan nyeri punggung bawah. Sebuah pendekatan untuk tatalaksana tambahan nyeri punggung bawah merujuk kepada penggunaan elastic taping. TUJUAN. Menilai pengaruh aplikasi elastic taping dengan 2 metode aplikasi berbeda terhadap perbaikan skala nyeri, lingkup gerak sendi fleksi batang tubuh, dan disabilitas fungsional pada pasien obesitas dengan nyeri punggung bawah mekanik kronik.METODE. Uji intervensi melibatkan populasi subjek pasien yang berobat di Poliklinik Obesitas Departemen Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo. Subjek dibagi ke dalam 2 kelompok secara acak. Kelompok A mendapat aplikasi elastic taping dengan teknik inhibisi paralumbal bilateral dan stabilisasi pada regio sendi sacroiliac dan regio otot abdominis transversus, sementara kelompok B mendapat aplikasi elastic taping tanpa peregangan pada regio sendi sacroiliac dan regio otot abdomen. Semua subjek pada penelitian ini mendapatkan latihan aerobik.HASIL. Sebanyak 28 pasien menjadi subjek dalam penelitian ini. Semua subjek pada kedua kelompok penelitian ini mengalami perbaikan yang signifikan pada intensitas nyeri VAS , lingkup gerak sendi modified Schober dan disabilitas fungsional skor ODI sesudah terapi pada masing-masing kelompok p
BACKGROUND. Obesity is one of the world health problems, particularly in Indonesia. Obesity increases the risk of low back pain occurrence. Obese patients tends to have abdominal muscle weakness and shifting of central of gravity anteriorly, it caused low back pain. Currently, there are several approaches for treating mechanical low back pain,. Elastic taping could be a new approach for chronic mechanical low back pain as adjuvant therapy.OBJECTIVE. To evaluate the effectiveness of elastic taping application by 2 different methods in improving pain intensity, trunk flexion range of motion, and functional disability in obese patient with chronic mechanical low back pain.METHODS. This interventional study involved patients in Obesity Clinic of Physical Medicine and Rehabilitation Department, Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta. Subjects randomly assigned into 2 groups. Group A subjects had elastic taping application with inhibition technique on bilateral paralumbal muscle and stabilization technique on sacroiliac joint region and transversus abdominis muscle. Meanwhile, group B subjects had elastic taping application without any stretch on sacroiliac joint and abdominal muscle region. All of the subjects in both groups also had aerobic exercises.RESULTS. 28 obese patients with chronic mechanical low back pain were included in this study. These subjects in each group had statistically significant improvement of pain VAS , range of motion modified Schober test and functional disability ODI score also, after elastic taping application p"
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Kamseno
"LATAR BELAKANG: Obesitas merupakan masalah kesehatan di Indonesia maupun dunia. Prevalensi penduduk dewasa Indonesia dengan obesitas mencapai 15,4% dan obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah. Pada pasien obesitas umumnya terjadi kelemahan otot abdomen dan pergeseran pusat gravitasi tubuh ke depan sehingga otot-otot ekstensor batang tubuh akan berusaha menarik tulang belakang ke posterior terus menerus dan menyebabkan spasme otot yang akan menimbulkan nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi, dan disabilitas fungsional. Nyeri punggung bawah menjadi salah satu beban kesehatan utama pada masyarakat. Terdapat berbagai terapi untuk mengatasi nyeri punggung bawah mekanik, namun permasalahan nyeri punggung bawah mekanik kronik tetap menjadi masalah selama bertahun-tahun. Sebuah pendekatan baru untuk tatalaksana tambahan nyeri punggung bawah mekanik kronik merujuk kepada penggunaan elastic taping.
TUJUAN: Menilai pengaruh aplikasi elastic taping terhadap perbaikan skala nyeri, lingkup gerak sendi fleksi batang tubuh, dan disabilitas fungsional pada pasien obesitas dengan nyeri punggung bawah mekanik kronik, serta membandingkan pengaruh tersebut dengan dua metode aplikasi yang berbeda.
METODE: Uji intervensi dengan melibatkan populasi subjek pasien yang berobat di Poliklinik Obesitas Departemen Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta selama Agustus 2017-Januari 2018 yang memenuhi kriteria penelitian. Subjek dibagi ke dalam 2 kelompok secara acak. Kelompok A mendapat aplikasi elastic taping dengan teknik inhibisi paralumbal bilateral dan stabilisasi pada regio sendi sacroiliac dan regio otot abdominis transversus, sementara kelompok B mendapat aplikasi elastic taping tanpa peregangan pada regio sendi sacroiliac dan regio otot abdomen. Penilaian intensitas nyeri menggunakan VAS, lingkup gerak sendi fleksi batang tubuh menggunakan tes modified Schober, dan disabilitas fungsional dinilai menggunakan skor Oswestry Disability Index (ODI). Penilaian VAS dan tes modified Schober dilakukan sebanyak 6 kali sepanjang penelitian, sedangkan untuk penilaian ODI dilakukan pada sebelum dan sesudah terapi. Semua subjek pada penelitian ini mendapatkan latihan aerobik dengan sepeda statis yaitu dengan durasi 15 menit pada minggu pertama dan 30 menit pada minggu kedua.
HASIL: Sebanyak 28 pasien obesitas dengan nyeri punggung bawah mekanik kronik menjadi subjek dalam penelitian ini. Semua subjek pada kedua kelompok penelitian ini mengalami perbaikan yang signifikan secara statistik pada intensitas nyeri sebelum dan sesudah aplikasi elastic taping pada nilai VAS (p<0.05), namun ketika dibandingkan antar kelompok didapatkan perbedaan yang signifikan secara statistik pada nilai VAS. Hasil pada tes modified Schober dan skor ODI juga mengalami perbaikan antara sebelum dan sesudah terapi pada masing-masing kelompok (p<0.05), meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara kedua kelompok, namun terdapat perubahan yang signifikan secara klinis hanya pada kelompok A.
KESIMPULAN: Penelitian ini menunjukkan penambahan aplikasi elastic taping pada latihan aerobik telah memberi hasil yang signifikan secara statistik dan klinis dalam perbaikan intensitas nyeri, lingkup gerak sendi fleksi batang tubuh, dan disabilitas fungsional pada pasien obesitas dengan nyeri punggung bawah mekanik kronik. Aplikasi elastic taping dengan teknik inhibisi otot paralumbal bilateral dan stabilisasi pada regio sendi sacroiliac dan regio otot abdominis transversus memiliki hasil yang lebih baik dibandingan aplikasi elastic taping tanpa peregangan.

BACKGROUND: Obesity is one of the world health problems, particularly in Indonesia. The prevalence of obesity in Indonesia is 15,4%. Obesity increases the risk of low back pain occurrence, thus raise a health problem in society. Obese patients tends to have abdominal muscle weakness and shifting of central of gravity anteriorly, it caused trunk extensor muscles contract more often and prone to spasm therefore it will cause pain, limitation of range of motion and functional disability. Currently, there are several approaches for treating mechanical low back pain, but the chronic mechanical low back pain still becoming one of the health problem in years. Elastic taping could be a new approach for chronic mechanical low back pain as adjuvant therapy.
OBJECTIVE: To evaluate the effectiveness of elastic taping application in improving pain intensity, trunk flexion range of motion, and functional disability in obese patient with chronic mechanical low back pain, also to compare the effectiveness between two different elastic taping application methods.
METHODS: This interventional study involved patients in Obesity Clinic of Physical Medicine and Rehabilitation Department, Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta between 2017 August until 2018 January who met the inclusion criteria. Subjects randomly assigned into 2 groups. Group A subjects had elastic taping application with inhibition technique on bilateral paralumbal muscle and stabilization technique on sacroiliac joint region and transversus abdominis muscle. Meanwhile, group B subjects had elastic taping application without any stretch on sacroiliac joint and abdominal muscle region. Pain intensity was measured using VAS score, trunk flexion range of motion was measured using modified Schober test, and functional disability was measured using Oswestry Disability Index. VAS and modified Schober test measurement were done six times, while ODI score measurement was done before and after therapy. All of the subjects in both groups also had aerobic exercises using the static cycle with 15 minutes duration in the first week and 30 minutes in the second week.
RESULTS: 28 obese patients with chronic mechanical low back pain were included in this study. These subjects in each group had statistically significant improvement of pain after elastic taping application (p<0.05), and when these two compared there was a significant difference between two groups in VAS score. The result in modified Schober test and ODI score also had improvement before and after therapy in each groups (p<0.05) but there was no significant difference between two groups. Nevertheless, there was clinically significant change in group A after therapy while no clinically significant change in group B.
CONCLUSIONS: The result indicates that addition of elastic taping application in aerobic exercise has clinically and statistically significant effect in improvement of pain intensity, trunk flexion range of motion, and functional disability in obese patients with xi Universitas Indonesia chronic mechanical low back pain. Elastic taping application with inhibition technique on bilateral paralumbal muscle and stabilization technique on the sacroiliac joint region and transversus abdominis muscle has better outcomes compared to elastic taping application technique without stretch."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joni Fiter
"Latar belakangNyeri punggung bawah NPB pada perawat di RSUD tempat penelitian menyebabkan perawat yang menderita NPB menjadi kurang produktif karena nyeri dan disabilitas. Hal ini juga mengakibatkan tingginya angka absensi dan tingginya angka berobat ke klinik pegawai. Dipikirkan cara yang efektif, murah, mudah dan aman untuk mengatasi NPB pada perawat RSUD, yaitu dengan latihan punggung. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek latihan punggung terhadap tingkat nyeri dan nilai disabilitas pada perawat yang menderita NPB nonspesifik subakut dan kronik di RSUD tersebut.
MetodeDesain penelitian ini adalah eksperimental kuasi. Sampel berjumlah 20 orang dan diberikan intervensi berupa latihan punggung sebanyak dua kali seminggu dengan durasi 30 menit selama empat minggu. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur tingkat nyeri menggunakan Visual Analog Scale VAS dan nilai disabilitas menggunakan Roland Morris Disability Questionnaire RMDQ sebelum dan sesudah intervensi. Variabel lain yang ikut diteliti adalah faktor umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, kebiasaan olahraga, adanya kecenderungan gangguan mental emosional dan masa kerja.
HasilTingkat nyeri sebelum intervensi latihan adalah 3,4 0,8 sedangkan tingkat nyeri sesudah intervensi latihan adalah 0,5 0-5,6 . Hasil uji statistik terdapat perbedaan bermakna tingkat nyeri sebelum dan sesudah intervensi p < 0,001 . Nilai disabilitas sebelum intervensi adalah 6,8 2,1 sedangkan nilai disabilitas sesudah intervensi adalah 1,0 0-6,0 . Hasil uji statistik terdapat perbedaan bermakna nilai disabilitas sebelum dan sesudah intervensi p < 0,001 . Terdapat hubungan bermakna antara kecenderungan gangguan mental emosional terhadap perubahan nilai disabilitas p < 0,05 .
Kesimpulan dan saranAda perbedaan bermakna tingkat nyeri dan nilai disabilitas pada perawat yang menderita NPB non-spesifik subakut dan kronik sebelum dan sesudah intervensi. Perlu dilakukan latihan punggung secara teratur bagi perawat yang menderita NPB nonspesifik subakut dan kronik sebagai tatalaksana NPB yang efektif, murah, mudah dan aman. Kata kunci: NPB, nyeri punggung bawah nonspesifik, tingkat nyeri, disabilitas, perawat, latihan punggung

ABSTRACT
BackgroundLow back pain LBP in nurses led them to become less productive due to pain and disability. It also affects nurse rsquo s absenteeism and increases clinic visits. Therefore, it is necessary to find the exact strategy to overcome this problem by applying back exercise. The purpose of this study was to prove the effect of back exercise on level of pain and disability in subacute and chronic non specific LBP on ward hospital nurses.
MethodThe design of this study was quasi experimental with 20 samples. Subjects were given back exercise intervention about 30 minutes of duration, twice in a week for four weeks. Data were obtained by Visual Analog Scale VAS and Roland Morris Disability Questionnaire RMDQ before and after back exercise intervention. Other variables that come under study were age, gender, body mass index, regular exercise habit, tendency of mental emotional disorder, and years of working.
ResultLevel of pain before back exercise intervention was 3.4 0.8 while level of pain after back exercise intervention was 0.5 0 5.6 . The difference was statistically significant p 0,001 . Disability score before back exercise intervention was 6.8 2.1 while disability score after back exercise intervention was 1.0 0 6.0 . The difference was statistically significant p 0.001 . There was a significant relationship between the tendency of mental emotional disorder to the change of disability score p 0.05 .
Conclusion and recommendationThere was significant difference on level of pain and disability in subacute and chronic non specific LBP nurses before and after back exercise intervention. Doing back exercise regularly are recommended. Key words LBP, nonspecific low back pain, level of pain, disability, nurses, back exercise."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T55719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Loekito
"Latar Belakang : Obesitas diketahui terkait dengan berbagai gangguan kesehatan di antaranya sistem muskuloskeletal, yaitu Osteoarthritis OA lutut yang menyebabkan nyeri sehingga terjadi penurunan aktivitas dan berdampak pada penurunan kekuatan otot lutut yang pada akhirnya menurunkan kapasitas fungsional seseorang. Penatalaksanaan meliputi edukasi dan terapi latihan merupakan hal penting namun terkadang ada kendala untuk melakukan latihan di darat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh latihan di air dan di darat pada penderita obesitas dengan Osteoarthritis OA lutut terhadap penurunan intensitas nyeri dan peningkatan kekuatan otot lututMetode : Quasi experimental terhadap subjek obesitas dan OA lutut usia 40 ndash; 80 tahun dengan sedentary lifestyle PAL

Background: Obesity is well known to be associated with various health problems, some of which includes musculoskeletal system, such as knee osteoarthritis OA that causes pain, and thus resulting in decreased activity. These would cause an impact to decrease the knee muscle strength, which ultimately lowers the functional capacity of an individual. Management that includes education and exercise therapy are deemed to be important, however often there are obstacles in doing exercises on land. This study aims to compare the effects of water versus land based exercise for obese patients with knee osteoarthritis OA to reduce pain intensity and improve knee muscle strength.Methods Quasi experimental on obesity and knee OA subjects, age ranging from 40 80 years with sedentary lifestyle PAL
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marietta Shanti
"Tujuan: Mengetahui perbandingan efek latihan isokinetik dan isometrik terhadap nyeri, kekuatan otot dan kemampuan fungsional pada pasien osteoarthritis lutut.
Disain: Eksperimental paralel.
Subjek: 28 orang pasien berusia antara 50-64 tahun, dibagi secara acak menjadi dua kelompok.
Tempat: Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Perjan RS Dr. Hasan Sadikin. Bandung.
Intervensi: Pasien menjalani program latihan isokinetik atau isometrik selama 6 minggu.
Parameter: VAS, peak torque, indeks Lequesne yang diukur setiap minggu.
Hasil: Kedua kelompok menunjukkan penurunan yang bermakna pada intensitas nyeri (p<0,001) dan indeks Lequesne (p<0,001), juga peningkatan yang bermakna pada peak torque (p<0,001) setelah 6 minggu. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok.
Kesimpulan: Kedua jenis latihan berguna pada pasien osteoarthritis berusia lanjut Pada kelompok isokinetik tidak didapatkan subjek yang mengeluh nyeri yang bermakna.

Objective: To compare the effect of isokinetic and isometric strengthening exercise on pain, strength and functional capacity of patients with knee osteoarthritis.
Design: Experimental parallel.
Participants: 28 patients, age 50-64 years, were randomly assigned into two groups.
Setting: Department of Physical Medicine and Rehabilitation. Hasan Sadikin Hospital Bandung.
Interventions: Patients received either a regimen of isokinetic exercise or a regimen of isometric exercise for 6 weeks.
Main outcome measure : VAS, peak torque and Lequesne index were measured each week.
Result: Both training groups showed significant decrease in pain score (pc0, 001) and Lequesne index (p<0, 001) and an increase in peak torque (p<0,001). However there is no significant difference of those parameters between groups.
Conclusion: Both exercises can benefit elderly patients with knee osteoarthritis as shown by the increase of strength and functional capacity. In the isokonetic group there were no subjects who experienced an increase in pain.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Paramita Sakti
"Salah satu masalah yang sering dijumpai pada obesitas adalah Nyeri Punggung Bawah (NPB) mekanik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas program standar dengan Proper Body Mechanics Terprogram terhadap nyeri dan fungsi fungsional pada pasien obesitas dengan NPB mekanik. Studi single blind, randomized controlled trial ini dilakukan tiga kali seminggu selama enam minggu. Skor nyeri diukur dengan Visual Analogue Scale (VAS) dan fungsi fungsional dengan Oswestry Disability Index (ODI). Pengukuran outcome dilakukan sebelum penelitian, minggu pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam untuk VAS dan sebelum penelitian, minggu ketiga dan keenam untuk ODI. Total 30 subjek dibagi menjadi dua kelompok, 14 kelompok perlakuan dan 16 kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapat Diet, TENS, Aerobic Exercise, William Flexion Exercise dengan Proper Body Mechanics Terprogram sedangkan kelompok kontrol tanpa Proper Body Mechanics Terprogram. Kedua kelompok melakukan latihan dengan supervisi. Kelompok perlakuan diberikan logbook latihan Proper Body Mechanics di rumah. Hasil penelitian terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada skor VAS dan fungsi fungsional pada masing-masing kelompok. Terdapat perbaikan dan secara statistik bermakna pada delta skor VAS antar kelompok (p= 0,011) setelah intervensi selama enam minggu. Tidak ditemukan perbedaan bermakna fungsi fungsional antar kelompok (p= 0,976). Kombinasi Program Standar dengan penambahan Proper Body Mechanics Terprogram dapat mengurangi nyeri secara signifikan setelah intervensi selama enam minggu. Meskipun perbaikan fungsi fungsional tidak signifikan antara kedua kelompok, namun perubahan perbaikan fungsi fungsional lebih besar pada kelompok Proper Body Mechanics Terprogram setelah intervensi selama enam minggu pada pasien obesitas dengan Nyeri Punggung Bawah Mekanik.

One of the most common problems with obesity is mechanical Low Back Pain (LBP). This study aims to determine the effectiveness of a standard program with Programmed Proper Body Mechanics on pain and functional function in obese patients with LBP mechanics. This single-blind, randomized controlled trial was conducted three times a week for six weeks. Pain score was measured by Visual Analogue Scale (VAS) and functional function by Oswestry Disability Index (ODI). Outcome measurements were carried out before the study, the first, second, third, fourth, fifth and sixth weeks for VAS and before the study, the third and sixth weeks for ODI. Total of 30 subjects were divided into two groups, 14 as the treatment groups and 16 as the control groups. The treatment group received Diet, TENS, Aerobic Exercise, and William Flexion Exercise, with Programmed Proper Body Mechanics, while the control group didn’t received Programmed Proper Body Mechanics. Both groups did the exercise under supervision. The treatment group was given Proper Body Mechanics exercise logbook at home. The results showed that there was a statistically significant difference in the VAS delta scores between groups (p=0.011) after 6 weeks of intervention. There was no significant difference in functional function between groups (p = 0.976). The VAS score and functional function in each group improved and were statistically significant. The combination of the Standard Program with the addition of Programmed Proper Body Mechanics resulted in significant pain reduction after six weeks of intervention. Although the improvement in functional function was not significant between the two groups, the change in functional function improvement was greater in the Proper Body Mechanics Programmed group after six weeks of intervention in obese patients with Mechanical Low Back Pain."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anestherita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat adakah perbedaan intensitas nyeri, kekuatan otot, dan kemampuan fungsional lutut antara penderita obesitas dan tanpa obesitas dengan osteoartritis genu (OA genu). Dilakukan studi potong lintang pada 50 orang perempuan dewasa, terdiri dari 25 orang penderita obesitas dengan OA genu, dan 25 orang tanpa obesitas dengan OA genu yang datang ke poli unggulan Obesitas dan poliklinik muskuloskeletal Departemen Rehabilitasi Medik RSCM. Intensitas nyeri dinilai menggunakan metode Visual Analogue Scale (VAS), kekuatan otot kuadrisep diukur menggunakan dinamometer jinjing, sedangkan kemampuan fungsional lutut dievaluasi menggunakan indeks Laquesne.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan intensitas nyeri dan kekuatan otot kuadrisep, terutama antara obesitas derajat II dengan subjek yang memiliki berat badan normal, berat badan lebih maupun obesitas derajat I. Tidak terdapat perbedaan kemampuan fungsional lutut yang bermakna secara statistik antara penderita obesitas dan tanpa obesitas dengan OA genu.

The aim of the study was to find wheather there were any differences pain intensity, quadriceps muscle strength, and knee functional abilities between obese and non-obese patient with genu osteoarthritis (OA genu). We conducted a cross-sectional study in 50 adult women outward patient in Obesity Vlinic and Musculoskeletal Division of Physical Medicine and Rehabilitation Departement at Cipto Mangunkusumo Hospital, consisted of 25 obese people with osteoarthritis genu, and 25 non-obese people with osteoarthritis genu. The intensity of pain was assessed using the Visual Analogue Scale method (VAS), quadriceps strength was measured using a hand-held dynamometer, while functional ability was evaluated using the index Lequesne.
The study results showed that there were significant differences in pain intensity and quadriceps muscle strength, particularly between obese grade II and subjects with normal weight, overweight or obese first degree. There were no statistically significant difference in functional abilities knee between obese and non-obese patients with osteoarthritis genu.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sardewi
"ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengetahui perbandingan efek latihan William Back dengan
Proper Body Mechanism yang dikombinasi dengan Infrared dalam penurunan
nyeri dan peningkatan fleksibilitas pada pasien obesitas dengan nyeri pinggang
mekanik.
Metode : Desain penelitian adalah studi intervensi dengan menggunakan
sampling konsekutif. Subjek yang sesuai dengan kriteria penerimaan dan
pengeluaran dilakukan randomisasi dan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan
yaitu latihan William Back dan Infrared dengan Proper body Mechanism dan
Infrared. Sebanyak 42 subjek yang berhasil dianalisis. Nilai nyeri dan fleksibilitas
diukur sebelum perlakuan dan dievaluasi setiap minggu selama 6 minggu.
Hasil : Terdapat penurunan nilai VAS pada kedua perlakuan, baik pada kelompok
latihan William back dan Infrared maupun kelompok Proper Body Mechanism
dan Infrared yang secara statistik bermakna (p=0,001 dan p=0,001) serta terdapat
peningkatan nilai fleksibilitas, baik kelompok William Back dan Infrared maupun
kelompok Proper Body Mechanism dan Infrared, yang secara statistik bermakna
(p=0,001 dan p=0,001 ). Terdapat kecenderungan peningkatan fleksibilitas lebih
cepat pada kelompok latihan William Back dan Infrared dibandingkan kelompok
Proper body Mechanism dan Infrared ( minggu pertama p=0,016)
Kesimpulan : Meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
latihan William Back dan Infrared maupun kelompok Proper Body Mechanism dan
Infrared dalam penurunan nyeri maupun peningkatan fleksibilitas, namun fleksibilitas
lebih cepat meningkat pada kelompok latihan William Back dan Infrared, walaupun
secara statistik tidak bermakna

ABSTRACT
The aim : To determine comparative effects of exercise William Back with
Proper Body Mechanism combined with Infrared to decrease pain and increase
flexibility in obese patients with mechanical low back pain.
Method : The study design was intervention studies using consecutive sampling.
Subjects were randomized into two groups namely : William Back with Infrared
and Proper Mechanism with Infrared. 42 subjects were evaluate of pain and
flexibility before treatment and every week for 6 weeks.
Results : There were significant decreasing pain (VAS scale) in William Back
exercise with Infrared group (p=0,001) and Proper Body Mechanism with Infrared
(p = 0.001). There were significant increasing flexibility both William Back
exercise with Infrared (p=0.001) and Body Proper Mechanism with Infrared, (p =
0.001). There was a trend of increased flexibility more quickly in William Back
exercise with Infrared group compared to Proper Body Mechanism and Infrared
group (first week p = 0.016)
Conclusion: Although there is no significant difference between Back William
exercise and Infrared and Proper Body Mechanism and Infrared in decrease pain
and increase flexibility, but flexibility faster increases in Back William exercise
and Infrared group, although not statistically significant"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>