Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58853 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Esti Nur Amalia
"Dalam penelitian ini, menggunakan serbuk limbah termoset poliester dari industri powder coating sebagai filler untuk memproduksi komposit berbasis matriks polivinil klorida (PVC) dengan tujuan untuk mendaur ulang sumber daya dengan cara yang lebih menguntungkan dan peduli lingkungan. Serbuk limbah termoset poliester yang memiliki gugus fungsi reaktif dicampur dengan PVC dan heat stabilizer divariasikan komposisi filler yang ditambahkan 30, 40, 50 dan 60 phr dan temperatur hot melt mixing pada suhu 170°C, 175°C, 180°C dan 185°C menggunakan alat two roll mill sebagai variabel dengan pengujian yang dilaksanakan adalah pengukuran tegangan permukaan dengan metode sessile drop dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR untuk menguji interaksi antar campuran, Scanning Electron Microscopy SEM untuk melihat kompatibilitas serta keberhasilan dispersi dan distribusinya, dan Thermo Gravimetric Analysis TGA-Differential Thermal Analysis (DTA) untuk analisis termal. Pada penelitian ini diketahui bahwa penambahan filler pada hingga 50 phr dan suhu hot melt mixing pada 175°C dapat meningkatan kompatibilitas secara fisik dan kimiawi serta sifat campuran dengan indikasi peningkatan intensitas ikatan hidrogen serta distribusi dan dispersi campuran dengan pendekatan pengamatan SEM yang diolah menggunakan software ImageJ dengan plugin Near Neighbor Distance NND. Berdasarkan analisis TGA/DTA penambahan serbuk limbah termoset poliester mampu meningkatkan ketahanan termal komposit.

This study, the waste polyester thermoset polyester powder from powder coating industry was reused to produce poly(vinyl chloride) composites with the aim to recycle resources in a more profitable and environmental concern way. The waste polyester thermoset powder with functional groups on the surface was reactive to polar resins such as PVC, then mixed with additional heat stabilizer powder. The FT-IR spectrum and critical surface tension using sessile drop method were used to test the compatibility, Scanning Electron Microscopy (SEM) were used to test the compatibility, dispersive and distributive mixing, Thermo Gravimetric Analysis (TGA)-Differential Thermal Analysis (DTA) were used to analyze thermal properties. The samples were tested to study the effect of adding content of filler from 30 phr, 40 phr, 50 phr, 60 phr and also hot melt mixing parameter at temperature 170°C, 175°C, 180°C, and 185°C using two roll mill. From the study, the optimum adding content waste polyester thermoset polyester powder was up to 50 phr and temperature of hot melt mixing at 175°C can increase the compatibility physically, mechanically and also mixing characteristics (dispersive and distributive mixing) with the indication of increasing hydrogen bond. The TGA and DTA test showed that the presence of waste polyester thermoset polyester powder improved the thermal properties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billal Gaung Mahardika
"Dalam penelitian kali ini, digunakan material Polivinil Klorida (PVC) sebagai matriks dari komposit dengan bantuan aditif heat stabilizer Ba-Zn. Sedangkan untuk filler menggunakan dua jenis limbah serbuk termoset, yaitu poliester dan epoksi-poliester. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya pengaruh dari penambahan limbah serbuk termoset poliester dan juga epoksi-poliester sebagai filler terhadap komposit polimer PVC dalam peningkatan sifat mekanik dan sifat termalnya. Penambahan filler pada PVC dilakukan dengan melakukan pencampuran menggunakan mesin hot melt mixing dengan komposisi filler masing – masing 0 phr ; 30 phr ; 40 phr ; 50 phr ; dan 60 phr disertai penambahan zat aditif heat stabilizer Ba-Zn sebesar 3 phr disetiap variasi komposisi filler dengan kondisi temperatur pencampuran 180oC, kecepatan pencampuran 50 rpm, dan waktu pencampuran selama 5 menit. Spesimen dikarakterisasi dan dilakukan pengujian dengan menggunakan FTIR , sessile drop, SEM, TGA/DSC, dan uji tarik mikro. Kompatibilitas pencampuran terbaik didapatkan pada komposisi 30 phr untuk filler poliester dan 50 phr untuk filler epoksi-poliester. Filler poliester tidak cocok digunakan sebagai penguat karena dapat menurunkan sifat mekanis komposit PVC sedangkan filler epoksi-poliester cocok digunakan sebagai penguat sampai dengan konsentrasi 40 phr. Khusus untuk sifat termal, konsentrasi optimum agar dapat memperoleh sifat termal yang paling baik adalah sebesar 50 phr untuk kedua jenis filler.

In this study, Polyvinyl Chloride (PVC) material was used as a matrix of composites with the help of Ba-Zn heat stabilizer additives. As for fillers use two types of thermoset powder waste, namely polyester and epoxy-polyester. This research was conducted to identify the influence of the addition of polyester thermoset powder waste and also epoxy-polyester as a filler to PVC polymer composites in improving their mechanical properties and thermal properties. The addition of filler in PVC is done by mixing using hot melt mixing machine with filler composition of each 0 phr; 30 phr ; 40 phr ; 50 phr ; and 60 phr accompanied by the addition of Ba-Zn heat stabilizer additives of 3 phr in each variation of filler composition with mixing temperature conditions of 180oC, mixing speed of 50 rpm, and mixing time of 5 minutes. Specimens are characterized and tested using FTIR, sessile drop, SEM, TGA/DSC, and micro tensile tests. The best mixing compatibility is found in 30 phr compositions for polyester fillers and 50 phrs for epoxy-polyester fillers. Polyester fillers are not suitable for use as reinforcement because they can lower the mechanical properties of PVC composites while epoxy-polyester fillers are suitable for use as amplifiers up to a concentration of 40 phr. Especially for thermal properties, optimum concentration in order to obtain the best thermal properties is 50 phr for both types of fillers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilliany Fajrina
"Limbah botol plastik PET sudah lama menjadi permasalahan lingkungan di Indonesia. Karena keunggulan sifat yang dimiliki PET, pada penelitian ini memanfaatkan PET yang berbasis limbah botol plastik yang dijadikan sebagai mastriks pada komposit dengan memanfaatkan limbah serbuk industry powder coating sebagai filler sebagai salah satu bentuk usaha daur ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kompossi serbuk limbah powder coating sebagai pengisi terhadap komposit bermatriks PET. Eksperimen ini menggunakan PET sebagai matriks dengan penambahan variasi komposisi 20%, 30%, dan 40%. Pengujian yang dilakukan adalah pengukuran nilai tegangan permukaan dengan metode sessile drop, karakterisasi FT-IR untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada bahan baku dan komposit yang terbentuk, pengujian FE-SEM untuk mengamati morfologi keberhasilan pencampuran yang terbentuk pada komposit yang dihasilkan, pengujian TGA dan DTA untuk analisis sifat termal, serta pengujian tarik mikro untuk mendapatkan sifat mekanis komposit yang terbentuk. Matriks PET dan filler termoset poliester memiliki kesamaan pada sifatnya yang polar sehingga kompatibel untuk dicampur yang dibuktikan melalui pengujian sudut kontak untuk mendapatkan nilai tegangan permukaan antara matriks PET yaitu 48.49 Mn/m dan fillernya yaitu 45.52 dan 46.89 mN/m. Pada penelitian ini didapatkan seiring dengan penambahan komposisi filler, meningkatkan kompatibilitas campuran dengan indikasi peningkatan intensitas ikatan hidrogen melalui pengujian FTIR, meningkatkan sifat campuran yang terdistribusi dan terdispersi dengan baik dengan pendekatan pengamatan FE-SEM, serta meningkatkan sifat mekanis maupun sifat termal komposit dengan peningkatan nilai kekuatan tarik. Hasil penelitian ini menunjukkan filler dari serbuk limbah termoset epoksi-poliester lebih baik dibandingkan dengan filler dari serbuk limbah thermoset poliester sebagai pengisi pada komposit bermatriks PET.

PET-based plastik waste has been a major environmental problem in Indonesia. Due to its properties, this study uses PET from plastik bottles as the matrix in a composite containing fillers obtained from powder coating industrial waste. This research studies the influence of thermosetting powder coating waste composition as a filler in PET-based composite. The experiment conducted uses thermoset powder waste as the filler with composition variation of 20%, 30% and 40%. Surface properties, functional groups, surface morphology, and thermal properties were characterized using sessile drop test, FT-IR, FE-SEM and DSC-TGA, respectively. Mechanical properties were also assessed by micro-tensile test. PET matrix and termoset poliester filler both have polar characteristics, thus creating a compatible blend as shown by contact angle of PET at 48.49 Mn/m and the filler at 45.52 and 46.89 mN/m. FT-IR shows an increasing hydrogen bonds intensity, which indicates the addition of the filler increases the compatibility of the blends. FE-SEM shows an increasing of distribution and dispersivity as the filler increases, and the micro-tensile test resulted in an increasing of mechanical properties of the composite. TGA-DSC shows an increasing of thermal properties of the composite. This study shows the filler of epoxy-polyester results is the best one as thermoset polyester waste powder that can be added into PET-based composite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amar Bramantiyo
"Tingginya penggunaan material polimer dengan matriks komposit (PMC) dalam berbagai aplikasi akhir ? akhir ini menimbulkan permasalahan baru terkait dengan ketebatasan sumber daya dalam memenuhi kebutuhan yang terus berkembang dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Salah satu jalan keluarnya adalah mencoba mencari material PMC alternatif yang lebih ramah lingkungan serta memiliki kekuatan yang baik yaitu material komposit dengan matriks polimer berpenguat serat alam.
Salah satu matriks untuk material PMC yang sering digunakan dan mudah dalam proses fabrikasinya adalah resin poliester tidak jenuh, matriks ini kemudian ditambahkan serat rami yang merupakan salah satu serat alam dengan kapasitas produksi dunia mencapai 100,000 ton pertahun.
Pada penelitian ini ingin diketahui pengaruh fraksi volum serat rami terhadap kekuatan impak, kekuatan tekuk dan kekuatan tekan material komposit. Fraksi volum rami yang digunakan antara 15% - 35% dengan interval 5%. Proses fabrikasi dilakukan dengan menggunakan metode hand lay up, yang dikombinasikan dengan penambahan tekanan selama proses curing. Hal ini dikarenakan metode hand lay up merupakan metode paling sederhana dalam proses pembuatan komposit walaupun memiliki beberapa catatan tekait kualitas material komposit yang dihasilkan berupa ketidak-merataan matriks dan ketidaklurusan serat.
Penambahan konsentrasi serat rami terhadap material komposit rami ?poliester secara umum memberikan pengaruh berupa peningkatan ketahanan impak dan kekuatan tekuk. Sedangkan untuk kekuatan tekan walaupun dari grafik hasil pengujian terlihat adanya peningkatan, namun kekuatan tekan material komposit rami ? poliester masih sangat rendah jika dibandingkan dengan material lain bahkan dibawah kekuatan material poliester murni. Hal ini dikarenakan rendahnya kualitas material komposit hasil fabrikasi dengan metode hand lay up.
Nilai optimum konsentrasi serat pada penelitian ini terdapat pada konsentrasi serat rami 35 % Vf. Yaitu dengan kekuatan impak rata ? rata sebesar 82.38 KJ/m2, kekuatan tekuk rata ? rata sebesar 125 MPa dan kekuatan tekan rata?rata sebesar 80.22 MPa.

The highly use of polymer matrix composite (PMC) in various application this days has caused another issues like environment and limited natural resources. One of the way out is to find alternative PMC materials which have good properties and also environment friendly like natural fiber reinforced composite (NFRC)
Polyester is one of PMC matrix which has widely use in composite with various fiber and jute as fiber is natural fiber which production scale in the whole country extend one hundred million tons in one year.
The purpose of this research is to know effect of jute fiber concentration on mechanical properties of jute polyester composite such as impact resistance, flexural strength and compressive strength. For fabrication, hand lay up process combining compressive load during curing time is used. This is because the hand lay up is the most simply method in accordance to making PMC. Although this method has some notes related to quality product such as fiber misalignment and matrix distributed.
The addition of jute concentration in jute ? polyester composite has increased the value of impact resistance and flexural strength. While for compressive test decreased because of fabrication product by hand lay up method has low quality surface performance, compressive strength of jute polyester composite is very low compare to another materials even pure unsaturated polyester resin has higher compressive strength than jute ? polyester composite.
The optimum volume fraction in this research is held by 35 % Vf of jute fiber concentration with impact resistance 82.38 KJ/m2, Flexural strength rate 125 MPa and compressive strength of material 80.22 MPa."
2008
S41674
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuha Dhia Fajri
"Penggunaan serat alam dapat menjadi alternatif penguat pada material komposit. Serat bambu merupakan salah satu serat alam yang dapat dijadikan penguat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan tarik dan lengkung dari komposit Polyester/ Serat Bambu Haur Hejo yang memenuhi syarat SNI 01-4449-2006 untuk papan serat. Proses alkalisasi menggunakan larutan NaOH dilakukan pada bambu Haur Hejo. Fabrikasi komposit dilakukan dengan metode laminasi basah dengan variasi fraksi berat bambu Haur Hejo sbesar 10 wt%, 20 wt%, dan 30 wt%. Uji tarik, uji lengkung, dan densitas dilakukan pada papan komposit, serta dilakukan pengamatan pada permukaan papan komposit sebelum dan sesudah pengujian.
Komposit Polyester/Serat Bambu Haur Hejo 20 wt% memiliki nilai modulus tarik tertinggi yaitu (377,9 ± 38,7) MPa, nilai ini 66,05% lebih tinggi dari nilai modulus tarik Polyester. Nilai modulus lengkung tertinggi terdapat pada komposit Polyester/Serat Bambu Haur Hejo 30 wt% sebesar (3128,9 ± 341,5) MPa. Semua Komposit yang dihasilkan termasuk dalam kategori Papan Serat Kerapatan Tinggi mengacu pada standar SNI 01-4449-2006 dengan densitas komposit > 0,84 g/cm3. Hasil pengamatan morfologi komposit memperlihatkan adanya void, yang mungkin menyebabkan penurunan modulus dan kuat tarik untuk komposit dengan fraksi berat lebih dari 10 wt%.

The use of natural fibers can be an alternative reinforcement in composite materials. Bamboo fiber is one of the natural fibers that can be used as reinforcement. This study aims to determine the tensile and flexural strength of Haur Hejo bamboo fiber/polyester that meets the requirements of SNI 01-4449-2006 for fiberboard. The alkalization process using NaOH solution was carried out on Haur Hejo bamboo. Composite fabrication was carried out by wet lamination method with a variation of Haur Hejo bamboo weight fraction of 10 wt%, 20 wt%, and 30 wt%. Tensile test, bending test, and density were carried out on composite, and observations were made on the composite surface before and after testing.
Haur Hejo Bamboo Fiber / Polyester Composite 20 wt% has the highest modulus of tensile value (377.9 ± 38.7) MPa, this value is 66.05% higher than Polyester tensile modulus. The highest flexural modulus is found in Haur Hejo Bamboo Fiber/Polyester Composite 30% wt% composite at (3128.9 ± 341.5) MPa. All Composites produced are included in the category of High Density Fiber Board referring to SNI 01-4449-2006 standard with composite density> 0.84 g/cm3. Composite morphology observations show voids, which might cause a decrease in modulus and tensile strength for composites with a weight fraction of more than 10 wt%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sianny Tirta
"Seiring dengan semaldn meningkatnya pemlintaan akan material dengan karakteristik unik yang tidak dimiliki logam, material komposit mulai diminati karena kekuatan terhadap berat yang tinggi. Salah satu jenis komposit tersebut adalah komposit poliester berpenguat serat E-glass. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai matenal tersebut dalam lingkungan keija yang aneka ragam Salah satu jenis lingkungan yang dapat ditemui oleh serat gelas/poliester adalah lingkungan dimana terdapat kombinasi antara kelembaban dan temperatur tinggi (higrotermal) yang dapat menyebabkan degradasi pada matriks serta ikatan antara serat-matriks. Penelirian ini bertujuan unluk melihat pengaruh perlakuan higrotermal terhadap kekuatan lentur komposit serat gelas/poliesten Sampel untuk penelitian dibuat dari matriks poliester yang diperkuat dengan dua jenis serat, yaitu CSM (Chopped Strand Mat) dan WR (Woven Roving). Susunan lapisan adalah 3 CSM/ IWR/3 CSM/1 WR/2 CSM dan dibuat dengan metode laminasi basah. Sebelum diberi perlakuan sampel ditimbang terlebih dahulu. Perlakuan yang diberikan adalah perendaman dalam media air ledeng pada temperatur 26°C, 60° C dan 90°C selama 504 jam, Setelah perendaman, dilakukan penimbangan sampel. Kemudian dilakukan pengujian lentur sesuai dengan standar ASTM D790-81. Pada sampel, baik yang diuji lentur maupun tidak dilakukan pengamatan makro. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berat sampel meningkat dengan semakin tingginya temperatur perendaman.Peningkatan berat sampel dan ternperatur perendaman diikuti dengan penurunan nilai kekuatan dan modulus lentur. Turunnya kedua nilai ini terjadi karena perendaman menyebabkan difusi air ke dalam matriks sehingga merusak matriks serta ikatan serat-matriks. Sedangkan pengarnatan foto makro memperlihatkan bahwa mode perpatahan yang dominan adalah mode perpatahan interlaminar terutama pada serat WR Bentuk perpatahan lain yang teramati adalah retak matriks, perpatahan Serat serta fiber pull-out."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Aria Putra
"Penggunaan komposit sebagai material baru telah mencakup pada bidang yang amat luas seperti pada bidang automotif, kelautan, luar angkasa dan lain sebagainya. Pada penerapannya kekuatan mekanis material komposit sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungannya, khususnya setelah temperatur melewati temperatur transisi gelas (Tg).
Dalam penelitian ini akan diamati pengaruh temperatur terhadap kekuatan mekanis material komposit. Material komposit yang digunakan adalah komposit serat gelas/poliester dengan metode pembuatan laminasi basah manual. Sera gelas yang digunakan yaitu kombinasi serat gelas tipe E jenis Chopped Strand Mat (CSM) dan Woven Roving (WR), dengan susunan 3CSM-WR-3CSM-WR-2CSM, sedangkan matriks yang digunakan yaitu resin poliester. Terhadap material dilakukan pemanasan selama 120 menit dengan variasi temperatur 60C, 80C, dan 100C kemudian didinginkan di udara terbuka. Sebagai pembanding beberapa komposit tidak dipanaskan. Kemudian dilakukan pengujian tarik (ASTM D 638), pengujian tekan (ASTM D 695), dan pengujian lentur (ASTM D 790). Pengujian tersebut dilakukan pada temperatur ruang. Mekanisme perpatahan yang terjadi akibat pembebanan diamati dengan menggunakan mikroskop optik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan naiknya temperatur pemanasan maka kekuatan tarik dan kekuatan lentur komposit serat gelas/poliester mengalami penurunan. Kekuatan tekan komposit serat gelas/poliester lebih rendah dibanding kekuatan tariknya untuk setiap temperatur pemanasan. Perpatahan yan terjadi akibat pembebanan tarik cenderung bersifat getas dengan terjadinya pelepasan ikatan antara matriks dengan serat, dan patahnya matriks dengan serat yang tertarik ke luar. Dengan naiknya temperatur pemanasan mode perpatahan yang terjadi akibat pembebanan tekan pada arah longitudinal cenderung menunjukkan perpatahan ekstensional. Perpatahan yang terjadi akibat pembebanan lentur dimulai pada lapisan terluar yang berlawanan dengan titik pembebanan yang kemudian diikuti oleh lapisan yang berdekatan, dengan kerusakan berupa hancurnya matriks, patahnya serat dan delaminasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Donald
"Penggunaan material komposit serat gelas-poliester dewasa ini sangat banyak dijumpai pada aplikasi perairan disebabkan sifatnya yang menguntungkan yaitu ringan. rasio kekuatan tinggi terhadap berat, pembuatan bentuk yang tidak terbatas dan harga bahan baku yang rendah serta kemudahan memperoleh bahan bakunya. Namun adanya lingkungan pemakaian seperti perendaman dan temperatur tinggi. komposit serat gelas-poliester memiliki keterbatasan seperti menurunnya sifat mekanis komposit serat gelas-poliester. Pada penelitian ini akan dievaluasi pengaruh perendaman dan temperatur terhadap kekuatan komposit serat gelas poliester. Dalam penelitian ini spesimen komposit merupakan kombinasi dari serat gelas jenis E-glass dan resin poliester jenis GP (general purpose). Serat gelas yang digunakan berbentuk CSM (chopped strand mar) dan WR (woven roving) dengan susunan: 3CSM- I WR - 3CSM - 1 WR - 2CSM Sebagian spesimen tidak direndam (pada temperatur ruang) dan sebagian lagi mengalami perendaman pada temperatur 25'C, 60'C dan 90'C selama 23 hari (552 jam). Setelah itu dilakukan uji tarik arah longitudinal terhadap salah satu serat WR Standar uji tarik yang digunakan adalah ASTM D-638M Pengamatan struktur makro dan mikro selanjutnya dilakukan terhadap bentuk kerusakan yang terjadi pada setiap kondisi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada perendaman di bawah temperatur gelas (73' C) kadar air yang terserap meningkat dengan naiknya temperatur perendaman, sedangkan di alas temperatur gelas, kadar air yang terserap justru mengalami penurunan. Kekuatan tarik spesimen mengalami penurunan dengan naiknya temperatur perendaman. Warna spesimen juga mengalami perubahan dari hijau bening menjadi putih kekuningan dan tekstur permukaan spesimen semakin kasar dengan naiknya temperatus perendaman. Bentuk perpatahan yang terbentuk pada komposit serat gelas-poliester meliputi patah intralaminer, interlaminar dan translaminer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembuatan serat poliester kekuatan tinggi dengan cara modifikasi struktur supermolekuler telah diteliti dengan perlakuan pemanasan, penarikan, dan pendinginan mendadak. Serat yang diperoleh dengan cara pemanasan menggunakan variasi suhu, penarikan dengan variasi rasio penarikan (draw ratio), dan pendinginan mendadak untuk mendapatkan kristalinitas dan orientasi yang berbeda. Gabungan perlakuan pemanasan, penarikan dan pendinginan mendadak yang dilakukan secara berulang pada suhu yang lebih tinggi akan menghasilkan kristalinitas yang semakin tinggi. Makin tinggi kristalinitas, makin tinggi kekuatan dan kestabilan dimensinya, tetapi persen mulur cenderung berkurang. Kristalinitas dan orientasi serat poliester juga banyak berpengaruh terhadap titik leleh, entalpi pelelehan, dan sifat termomekanika."
MPI 2:1 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>