Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189144 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasibuan, Susi Natalia
"Latar belakang: Pertumbuhan dapat optimal, jika faktor nature maupun nurture berjalan harmonis. Berdasarkan kurva WHO, angka stunting Riskesdas tahun 2012, Papua lebih tinggi dibandingkan Jakarta. Anak Indonesia terbukti lebih pendek, tetapi BMI-nya tidak menunjukkan deviasi bermakna.
Obyektif: Membandingkan TB anak SDN Nabire-Papua dengan SDN Jakarta, faktor yang memengaruhi, menggunakan CDC dan Indonesian National Growth Chart.
Metodologi: Desain penelitian adalah analitik cross sectional, Desain I, membandingkan TB anak Nabire asli Papua dan non-Papua. Desain II, membandingkan TB anak SDN Nabire-Papua dan Jakarta, dengan CDC dan Indonesia National Growth Chart.
Hasil: Penelitian I, jumlah subyek 189, terdiri dari 115 anak Nabire-asli-Papua dan 71 non-Papua, didapatkan anak non-Papua, 2,7 cm lebih tinggi dibanding asli-Papua (p=0,0465). Penelitian II, SDN Nabire-Papua 1.829 subyek, sedangkan SDN Jakarta 1.283 subyek, didapatkan anak perempuan asli-Papua lebih pendek dibanding non-Papua (p=0,001), sebaliknya pada anak lelaki. Diasumsikan, perbedaan TB disebabkan faktor nurture. Terdapat hubungan signifikan pendidikan ibu dan pendapatan ayah terhadap TB anak SDN Jakarta. Namun, tidak terdapat hubungan terhadap BMI. Anak SDN Jakarta lebih tinggi dibanding SDN Nabire-Papua. Persentase anak SDN Nabire-Papua dan Jakarta yang stunted dan juga wasted dengan Indonesia National Growth Chart, lebih sedikit dibanding dengan CDC.
Kesimpulan: Anak pendek SDN Nabire-Papua bukan stunting. Telah terjadi trend sekuler positif TB anak SDN Jakarta.. Indonesia National Growth Chart lebih sesuai menggambarkan pertumbuhan anak Indonesia.

Background: Optimal growth achieved with harmonious nature and nurture factors. Riskesdas 2012 mentions, stunting rate in Papua is higher than Jakarta. WHO curve proves that Indonesian children shorter, but the BMI does not show deviations.
Objective: Comparing Heigh of Nabire-Papua to Jakarta elementary children and influencing factors using CDC and Indonesian National Growth Chart.
Methodology: Design of research is cross sectional analytic. Design I, to compare height of children Nabire-Papuanese and non-Papuanese. Design II, to compare height of Nabire-Papua and Jakarta elementary children, with CDC and Indonesia-National-Growth-Chart.
Results: Study I, Non-Papuanese children, 2.7 cm higher than Papuanese (p=0,0465). Research II, Height of Papuanese girls shorter than non-Papuanese (p=0.001), otherwise on boys. This assumptions, the difference of height due to nurture factors There is significant relationship maternal education and father's income to SDN Jakarta children´s height. However, no connection to BMI. Children of SDN Jakarta higher than Nabire-Papua. Percentage of Nabire-Papua and Jakarta elementary children´s were stunted and wasted with Indonesia National Growth Chart, fewer than CDC.
Conclusion: Nabire-Papua Children´s are not stunting. Secular positive trend of height Jakarta children. Indonesia National Growth Chart more suitable to describe growth of Indonesian children.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Martanti Riswandi
"Latar belakang: Di Indonesia praktik bayi FIV telah berkembang cukup pesat di berbagai klinik dan Rumah Sakit. Namun begitu, belum ada studi terkait luaran pertumbuhan dan perkembangan pada bayi FIV. Tujuan:Mengetahui dan menganalisis profil tumbuh kembang dan hubungan luaran anak usia 0-3 tahun hasil kehamilan FIV dibandingkan hasil kehamilan alami. Metode:Studi potong lintang digunakan untuk menggambarkan data karakterstik, luaran pertumbuhan dan perkembangan, serta morbiditas. Kemudian dilakukan kohort retrospektif pertumbuhan anak sejak lahir sampai usia saat pemeriksaan pada kelompok anak usia 0-3 tahun. Hasil: Tren BB, PB/TB, dan LK antara kedua kelompok cenderung sama sampai usia 30 bulan, usia 15 bulan, dan usia 24 bulan. Uji Capute Scalesdidapatkan hasil gangguan komunikasi pada 9 anak, yaitu 3 anak FIV dan 6 anak non-FIV dengan 66,7% dan 16,7% BBLR late-preterm. Kelompok subjek hasil kehamilan FIV memiliki risiko kehamilan 2,65x multipel dengan nilai interval kepercayaan/IK 1,877-3,762 (p<0,001), risiko seksio sesarean 2,48x nilai IK 1,938-3,190 (p<0,001), 1,8x kelainan kongenital nilai IK 1,296-2,514 (p 0,061),dan risiko ASI tidak eksklusif 2,68x nilai IK1,573-4,593 (p<0,001) dibandingkan kelompok subjek hasil kehamilan alami. Regresi multivariat menunjukkan kelompok subjek FIV memiliki 39,8x risiko kehamilan multipel (p0,001) dan 5x ASI tidak eksklusif (p 0,002) dibandingkan kelompok subjek hasil kehamilan alami. Simpulan:Tren BB, PB/TB, dan LK antara kedua kelompok relatif sama sampai usia tertentu. Gangguan komunikasi cenderung lebih banyak dijumpai pada anak hasil FIV. Anak hasil FIV memiliki risiko lebih tinggi kehamilan multipel, kelahiran SC, kelainan kongenital, dan ASI eksklusif inadekuat dibandingkan anak hasil kehamilan alami.

Background:The IVF practice has been well developed in a number of health facilities and hospitals in Indonesia. However, the growth and development in children conceived from IVF have not yet been studied. Objective:To understand and analyze the growth and development profile of children aged 0-3 years conceived through IVF method compared to spontaneous pregnancy. Methods: Cross-sectional study was conducted to describe the characteristic, growth and development profile, and morbidities data. Retrospective cohort study on growth data from birth to current age was also performed. Results:The trend of body weight, body length/height and head circumference between the two groups tend to be similar up to 30 months, 15 months, and 24 months of age. Capute Scales test depicted communication disorders in 9 children consisted of 3 IVF and 6 non-IVF children with 66.7% and 16.7%, respectively, were LBW late-preterm. Subjects with IVF had 2.65x higher risk of multiple pregnancies with CI 1.877-3.762 (p<0.001), 2.48x higher risks of SC labour 2.48x CI 1.938-3.190 (p<0.001), risks of congenital anomalies 1.8x CI 1.296-2.514 (p 0.061) and risks of inadequate breast feeding 2.68x CI 1.573-4.593 (p<0.001) than non-IVF subjects. Multivariate regression showed that IVF subjects had higher risks of multiple pregnancy 39.8x (p 0.001) and inadequate breast feeding 5x (p 0.002) than non-IVF subjects. Conclusion:The trend of body weight, body length/height and head circumference between the two groups are relatively similar up to a certain age. Communication disorders are found higher in IVF subjects. Subjects with IVF pregnancy also had higher risks of multiple pregnancies, SC labour, congenital anomalies, and inadequate breast feeding compared to non-IVF subjects."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kehidupan anak-anak yang tinggal di panti asuhan sangatlah berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang tinggal bersama orang tua. Akan tetapi, hal tersebut tidaklah
membuat mereka menjadi tidak memiliki tanggung jawab untuk memenuhi tugas
perkembangan mereka sebagai anak usia sekolah. Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan gambaran sejauh mana pemenuhan tugas perkembangan anak usia sekolah di panti asuhan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi sederhana dengan total sampel 40 orang yaitu anak panti asuhan yang berusia sekolah. Data yang telah dikumpulkan dianalisa secara deskriptif statistik. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti dan terlebih dahulu telah diuji coba. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan distibusi frekuensi diperoleh hasil bahwa sebanyak 23 anak panti asuhan (57,5%) telah berhasil memenuhi tugas perkembangan dan sebanyak 17 anak panti asuhan (42,2%) belum dapat memenuhi tugas perkembangan. Untuk penelitian mendatang diharapkan dapat menggunakan metode analisa data dengan disain yang lain dan jumlah sampel yang lebih merepresentasikan populasi. Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penelitian ini."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5312
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Stimulasi perkembangan motorik halus merupakan salah satu upaya merangsang pertumbuhan dan perkembangan sel-sel saraf di otak. Peran orangtua penting dalam menstimulasi perkembangan motorik halus. Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa erat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan motorik halus dengan kernampuan motorik halus balitanya dengan menggunakan desain korelasi. Penelitian ini mengukur tingkat pengetahuan ibu dengan menggunakan kuisoner dan kemampuan motorik halus balita dengan tes DDST (Denver Developmental Screening Test) dengan sampel sebanyak 88 orang, yang terdiri dari 44 ibu dan 44 balitanya. Data diolah secara komputerisasi. Hasil menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel lemah r = 0,252 dengan uji hipotesis somers'd. Penelitian ini akan lebih bermakna jika meneliti sikap ibu terkait stimulasi perkernbangan terhadap perkembangan anaknya."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5588
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Valeria
" ABSTRAK
Pemberian stimulasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Pijat bayi telah umum diterapkan pada anak secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi dan hubungannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-24 bulan. Studi ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Kampung Melayu yang meliputi pengambilan data kuesioner pijat bayi, pengukuran berat badan dan panjang badan, serta pengisian kuesioner pra skrining perkembangan KPSP . Pada data pertumbuhan, dilakukan plotting ke kurva WHO. Dari sembilan puluh lima subjek penelitian, tidak ditemukan hubungan signifikan secara statistik antara pengetahuan RP=0,852 [95 CI 0,097-7,487], p=1,000 , sikap p=0,590 , dan perilaku RP=0,160 [95 CI 0,019-1,314], p=0,089 ibu mengenai pijat bayi dengan kurva pertumbuhan panjang badan terhadap usia WHO. Selain itu, tidak ditemukan pula hubungan yang secara statistik bernilai signifikan antara pengetahuan RP=1,352 [95 CI 0,255-7,164], p=0,661 , sikap RP=1,600 [95 CI 0,294-8,708], p=0,631 , dan perilaku RP=0,371 [95 CI 0,097-1,418], p=0,230 terhadap kurva pertumbuhan panjang badan terhadap berat badan WHO. Demikian pula, tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan RP=0,738 [95 CI 0,143-3,807], p=1,000 , sikap RP=1,670 [95 CI 0,369-7,547], p=0,679 , dan perilaku RP=1,497 [95 CI 0,571-3,923], p=0,567 ibu mengenai pijat bayi dengan tingkat perkembangan yang dinilai berdasarkan KPSP. Jumlah subjek penelitian yang memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang tinggi adalah sebanyak 86 90,5 , 87 91,6 , dan 58 65,2 , dengan hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-24 bulan yang tidak bermakna secara statistik.

ABSTRAK
Stimulation is given by parents to support their children rsquo s growth and development. Baby massage has been applied in common practice for generations. This research aims to discover mothers rsquo knowledge, attitude, and practice on baby massage and its rsquo association with the growth and development of 6 24 months old chlidren. This study adapted cross sectional study design on subjects that fulfilled the inclusion and exclusion criterias. Data collection, including filling in questionaires on baby massage, weight and height measurements, and KPSP, was done at Kelurahan Kampung Melayu. Growth measurment data were plotted on WHO growth charts. From ninety five subjects, there were no statistically significant association found between knowledge RP 0.852 95 CI 0.097 7.487 , p 1.000 , attitude p 0.590 , and practice RP 0.160 95 CI 0.019 1.314 , p 0.089 on baby massage with height for age WHO growth chart. There was also no statistically significant association found between knowledge RP 1.352 95 CI 0.255 7.164 , p 0.661 , attitude RP 1.600 95 CI 0.294 8.708 , p 0.631 , and practice RP 0.371 95 CI 0.097 1.418 , p 0.230 on baby massage with weight for height WHO growth chart. Lastly, we found no statistically significant association between knowledge RP 0.738 95 CI 0.143 3.807 , p 1.000 , attitude RP 1.670 95 CI 0.369 7.547 , p 0.679 , and practice RP 1.497 95 CI 0.571 3.923 , p 0.567 on baby massage with level of development, represented with KPSP data. Total subjects with high level of knowledge, attitude, and practice on baby massage are 86 90.5 , 87 91.6 , and 58 65.2 , with no statistically significant association between knowledge, attitude, and practice on baby massage with growth and development. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Shafriani
"Kesehatan masyarakat menjadi perhatian utama Indonesia untuk menciptakan sumber daya yang berkualitas. Karakteristik kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi menimbulkan permasalah kesehatan yang kompleks, salah satunya pada anak usia sekolah. Berbagai masalah kesehatan terjadi pada anak sekolah, salah satunya gangguan konsentrasi anak. Tujuan penulisan karya ilmiah ini yaitu memberi gambaran asuhan keperawatan pada keluarga dengan resiko keterlambatan perkembangan anak. Intervensi unggulan yang dilakukan adalah senam otak pada anak usia sekolah. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi anak usia sekolah. Intervensi peningkatan perkembangan dengan senam otak dilakukan sebanyak 15 kali selama 6 minggu. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi unggulan yang dilakukan dapat meningkatkan konsentrasi pada anak. Intervensi senam otak disarankan untuk digunakan perawat untuk membantu anak meningkatkan konsentrasi nya sehingga dapat meningkatkan perkembangan anak usia sekolah.

Public health is an important things for created quality resources in Indonesia. High the population in the cities can make complex health problems in all people, which is school-age children. Various health problems occur in school children, such as a concentration defisit disorder. The purpose of this writing is to explain nursing care to the family with risk development delay in children. The main intervention is brain exercise in school-age children. Family nursing care was given within 6 weeks.The result of this intervention is there are increase concentration level in children. Brain exercise intervention is approved to be used by nurses to help children improve childrens development for school. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nitish Basant Adnani
"Latar belakang: Sekitar 10,6% persalinan di seluruh dunia adalah persalinan prematur. Pemantauan pertumbuhan yang adekuat dalam perawatan bayi prematur penting untuk mencegah kelebihan atau kekurangan asupan nutrisi, yang saat ini dapat dilakukan menggunakan kurva Fenton 2013 atau kurva INTERGROWTH-21st. Karena perbedaan metodologi dan populasi yang terlibat pada proses penyusunan kedua kurva, hasil yang didapatkan dapat berbeda. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian untuk membandingkan penggunaan kedua kurva tersebut pada populasi bayi prematur di Indonesia.
Metode: Penelitian kohort prospektif ini melibatkan subjek bayi prematur dengan usia gestasi lahir 28–36 minggu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo selama Juni–September 2022. Seluruh subjek dipantau dengan kurva Fenton dan kurva INTERGROWTH-21st selama 2 minggu, dan dievaluasi perbedaan persentil berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala, proporsi SGA, AGA, dan LGA, dan perbandingan proporsi subjek dengan EUGR pada usia 2 minggu.
Hasil: Dari 131 subjek yang memenuhi kriteria inklusi, didapatkan persentil berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala lebih tinggi secara bermakna pada kurva INTERGROWTH-21st dibandingkan kurva Fenton. Sebanyak 17 dari 36 (47,2%) subjek yang tergolong SGA berdasarkan kurva Fenton pada saat lahir didapatkan lebih sesuai dengan AGA berdasarkan kurva INTERGROWTH-21st, dan 30 dari 89 (33,7%) subjek yang tergolong AGA berdasarkan kurva Fenton saat lahir didapatkan lebih sesuai dengan LGA berdasarkan kurva INTERGROWTH-21st. Subjek yang lahir sesuai AGA tetapi mengalami EUGR pada usia 2 minggu didapatkan lebih tinggi secara bermakna pada kurva Fenton (14,7%) dibandingkan kurva INTERGROWTH-21st (8,9%, p <0,001).
Kesimpulan: Insidens SGA didapatkan lebih tinggi pada kurva Fenton dibandingkan INTERGROWTH-21st, sedangkan LGA lebih tinggi pada kurva INTERGROWTH-21st dibandingkan kurva Fenton. Pada usia kronologis 2 minggu, insidens subjek dengan EUGR lebih tinggi secara bermakna dengan kurva Fenton dibandingkan kurva INTERGROWTH-21st.

Background: Approximately 10.6% of all deliveries worldwide are premature. Adequate growth monitoring is essential in the care of preterm infants to prevent excessive or undernutrition, which can currently be performed using the Fenton 2013 curve or the INTERGROWTH-21st curve. Due to differences in the methods and study population involved in the development of these two curves, there is a high possibility of obtaining different results. Therefore, a study is warranted to compare the two curves in the Indonesian premature infant population.
Methods: This prospective cohort study involves premature neonates with gestational age of 28–36 weeks born in Cipto Mangunkusumo Hospital during June–September 2022. The growth of all subjects were plotted on the Fenton and INTERGROWTH-21st curves for 2 weeks, and differences in weight, height, and head circumference percentiles, proportion of SGA, AGA, and LGA, and proportion of infants with weight below the 10th percentile between the two curves at 2 weeks were also compared.
Results: Among 131 subjects meeting the inclusion criteria, the weight, height, and head circumference percentiles were significantly higher on the INTERGROWTH-21st curve compared to the Fenton curve. As many as 17 of 36 (47.2%) subjects classified as SGA on the Fenton curve were AGA on the INTERGROWTH-21st curve, and 30 of 89 (33.7%) subjects classified as AGA on the Fenton curve were LGA on the INTERGROWTH-21st curve. The prevalence of infants without SGA at birth but classified as EUGR at 2 weeks was significantly higher on the Fenton curve (14.7%) than the INTERGROWTH-21st curve (8.9%, p <0.001).
Conclusion: The incidence of SGA was significantly higher with the Fenton curve, whereas LGA was significantly higher with the INTERGROWTH-21st curve. At 2 weeks, the proportion of subjects with EUGR was significantly higher with the Fenton curve compared to the INTERGROWTH-21st curve.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yola Orsellya Ardhini
"Permasalahan stunting di Kabupaten Magetan saat ini menjadi program prioritas bagi Pemerintah Kabupaten Magetan. Hal tersebut didasari karena stunting berpengaruh langsung terhadap kondisi daya saing di tingkat lokal, nasional, bahkan dunia. Tingginya prevalensi stunting menempatkan Kabupaten Magetan sebagai salah satu Kabupaten/Kota Prioritas Penanganan Stunting di Indonesia. Ada tiga masalah utama penyebab tingginya angka stunting di Kabupaten Magetan, yaitu pertama, kondisi ekonomi atau tingkat kemiskinan, kedua, pola asuh balita yang tidak tepat dan dibarengi dengan kurangnya kesadaran masyarakat, serta yang ketiga masih terdapat beberapa desa lokus stunting dengan prevalensi tinggi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis strategi Pemerintah Kabupaten Magetan dalam mengatasi masalah stunting. Teori utama dalam penelitian ini adalah teori strategi dan manajemen strategi yang mencakup tipe-tipe strategi serta analisis SWOT. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Magetan telah melaksanakan strategi untuk mengatasi masalah stunting, meskipun pada pelaksanaan program di lapangan sempat mengalami beberapa hambatan, salah satunya pandemi Covid-19. Strategi penanganan stunting di Kabupaten Magetan juga telah didasarkan pada empat tipe strategi yaitu strategi organisasi, strategi program, strategi pendukung sumber daya, dan strategi kelembagaan. Berdasarkan tipe-tipe strategi tersebut, selanjutnya dapat diketahui analisis SWOT yang meliputi aspek kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dari strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan dalam mengatasi stunting.

The problem or issue of stunting in Magetan Regency is currently a priority program for the Magetan Regency Government. This is because stunting directly affects competitiveness at local, national, and even global levels. The high prevalence of stunting places Magetan Regency as one of the Priority Regencies/Cities for Stunting Management in Indonesia. There are three main issues causing the high rate of stunting in Magetan Regency: first, economic conditions or poverty levels, second, improper parenting of toddlers coupled with a lack of community awareness, and third, there are still several villages that are stunting loci with high prevalence. This research aims to analyze the Magetan Regency Government's strategy in addressing the stunting problem. The main theory in this research is strategy and strategic management theory, which includes types of strategies and SWOT analysis. This thesis uses a qualitative method with a descriptive research type. Data collection in this research was carried out through in-depth interviews and literature studies. The results of the research show that the Magetan Regency Government has implemented strategies to address the stunting issue, although there were some obstacles in the implementation of the program in the field, one of which was the Covid-19 pandemic. The stunting management strategy in Magetan Regency is also based on four types of strategies: organizational strategy, program strategy, resource support strategy, and institutional strategy. Based on these types of strategies, further SWOT analysis can be conducted, including aspects of strengths, weaknesses, opportunities, and threats of the strategies implemented by the Magetan Regency Government in addressing stunting."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahida Nur Aulia Rahmi Azahra
"Penelitian ini membahas transformasi industri jasa electroplating sebagai Second Tier Supplier dalam industri otomotif. Perubahan yang signifikan terjadi dalam proses produksi, manajemen, dan teknologi untuk menjawab tantangan pasar global. Fokus utama adalah meningkatkan profitabilitas melalui peningkatan kualitas dan produktivitas. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Lean Production System atau Toyota Production System digunakan untuk menganalisis dan mengurangi pemborosan dalam proses produksi. Pemodelan alur proses dengan Material Information Flow Chart (MIFC) atau Value Stream Mapping (VSM) membantu visualisasi semua aktivitas yang menambah atau tidak menambah nilai pada produk. Metode penelitian melibatkan penggunaan 7 alat manajemen kualitas dan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) untuk mengevaluasi dan memperbaiki area-area yang memengaruhi kualitas dan produktivitas. Pendekatan ini bertujuan memberikan produk bermutu kepada pelanggan dengan biaya rendah melalui perubahan sistematis dan peningkatan proses

This research discusses the transformation of the electroplating service industry as a Second Tier Supplier in the automotive industry. Significant changes have occurred in production processes, management and technology to answer global market challenges. The main focus is increasing profitability through improving quality and productivity. In order to achieve this goal, the Lean Production System or Toyota Production System is used to analyze and reduce waste in the production process. Process flow modeling with a Material Information Flow Chart (MIFC) or Value Stream Mapping (VSM) helps visualize all activities that add or do not add value to the product. The research method involves the use of 7 quality management tools and Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) to evaluate and improve areas that affect quality and productivity. This approach aims to deliver quality products to customers at low cost through systematic changes and process improvements"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Rushadi
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2020
620 JIA XII:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>