Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133460 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuhana Kinanah
"ABSTRAK
Alfa glukosidase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glikosidik pada oligosakarida menjadi monosakarida. Penghambatan pada enzim ini merupakan salah satu mekanisme yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah setelah makan (postprandial) dengan cara memperlambat penyerapan glukosa. Pada penelitian sebelumnya, ekstrak etanol 80% kulit batang karandan (Carissa carandas L.) menunjukkan adanya penghambatan terhadap aktivitas alfa glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan aktivitas alfa glukosidase pada ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol serta fraksi teraktif dari ekstrak kulit batang karandan dengan penghambatan tertinggi. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan metode refluks menggunakan pelarut n heksan, etil asetat, metanol berturut-turut dan dilanjutkan fraksinasi terhadap ekstrak dengan penghambatan tertinggi menggunakan kromatografi kolom dengan pelarut kepolaran bertingkat. Hasil uji menunjukkan ekstrak n-heksan merupakan ekstrak teraktif yang dapat menghambat enzim alfa glukosidase dengan nilai persen inhibisi 30.12% pada konsentrasi 150 μg/mL dan fraksi F merupakan fraksi teraktif yang memiliki nilai persen inhibisi 86.73% pada konsentrasi 150 μg/mL dengan nilai IC50 82.47μg/mL. Pada penapisan fitokimia diketahui adanya golongan senyawa terpenoid, steroid, alkaloid, dan fenol pada fraksi F yang kemungkinan berperan sebagai senyawa yang aktif dalam menghambat alfa glukosidase.

ABSTRACT
Alpha glucosidase is an enzyme that can hydrolized glycosidic bonds of oligosaccharides to monosaccharides. Inhibition of this enzyme is one of many mechanism that can be used to decreased after meal blood glucose level by slowing down the absorption of glucose. In previous study, 80% ethanol extract from karandan stem bark (Carissa carandas L.) showed inhibition of alpha glucosidase activity. This study aims to examine alpha glucosidase inhibitory activity of hexane, ethyl acetate, and methanol extracts as well as determine the most active fraction of the extracts with highest inhibition. Extraction was carried out through exhaustive reflux using n-hexane, ethyl acetate, methanol and continued with fractionation of the extract which have highest inhibition using column chromatography with gradient polarity solvents. The results showed that the most active alpha glucosidase inhibition is n-hexane extract with percent inhibition value of 30.12% at concentration of 150 μg/mL and fraction F is the most active fraction which have an inhibition value of 86.73% at concentration of 150 μg/mL and IC50 value of 82.47 μg/mL. The results of phytochemical screening is fraction F contained terpenoids, steroids, alkaloids, and phenolic compounds which were expected to have a role in inhibiting alpha mglucosidase."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marista Gilang Mauldina
"Penelitian mengenai aktivitas antidiabetes pada tanaman salah satunya adalah melalui uji penghambatan alfa glukosidase. Tanaman Buni (Antidesma bunius (L.) Spreng) telah diketahui dapat menghambat alfa glukosidase dengan nilai IC50 pada fraksi etil asetat dari kulit batang sebesar 5,73 ppm. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengelusidasi senyawa yang berasal dari fraksi kulit batang Buni yang dapat menghambat alfa glukosidase secara in vitro dibandingkan dengan standar akarbose dan miglitol. Uji in vitro menunjukkan nilai IC50 akarbose dan miglitol sebesar 5,75 dan 59,76 ppm, sedangkan fraksi etil asetat dinyatakan sebagai fraksi teraktif dengan nilai IC50 19,33 ppm. Fraksi tersebut menghasilkan 3 isolat yang dielusidasi menggunakan spektrofotometer IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR, dan 2D-NMR. Struktur kimia isolat ditentukan melalui spektrum yang diperoleh dan dibandingkan dengan literatur, sehingga disimpulkan bahwa isolat 1, 2, dan 3 adalah friedelin, β-sitosterol, dan asam betulinat. Uji penghambatan enzim secara in vitro menunjukkan nilai IC50 isolat 1, 2, dan 3 masing-masing sebesar 19,51; 49,85; dan 18,49 ppm. Isolat 3 sebagai isolat teraktif dikonfirmasi aktivitasnya secara in silico dengan penambatan molekuler menggunakan program AutoDock4.2 sehingga diperoleh nilai ∆G sebesar -7,98 kkal/mol dan Ki sebesar 2,13 mM.

Antidiabetic activity from plants can be figured by the inhibitory activity of alpha-glucosidase assay. Buni (Antidesma bunius (L.) Spreng) has been found as inhibitor alpha-glucosidase with IC50 values ​​in the ethyl acetate fraction of the stem barks 5.73 ppm. This study aimed to isolate and elucidate the chemical compounds from the bark of Buni which inhibit alpha-glucosidase by in vitro methode with acarbose and miglitol as standards. In vitro assay showed IC50 values ​​of acarbose and miglitol are 5.75 and 59.76 ppm, while the IC50 value of ethyl acetate fraction is 19.33 ppm. Three isolates were elucidated by IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR, and 2D-NMR. The chemical structures of the isolates were identified by the spectrum then compared with literatures which concluded that isolate 1, 2, and 3 are friedelin, β-sitosterol, and betulinic acid. In vitro assay showed IC50 values ​​of isolate 1, 2, and 3 are 19.51; 49.85; and 18.49 ppm, respectively. Isolate 3 as the most active isolate confirmed its activity with in silico methode by molecular tethering using AutoDock4.2 program, which obtain the value of ΔG -7.98 kcal/mol and Ki 2.13 mM.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T42239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Pradnya Paramita
"ABSTRAK
Alfa-glukosidase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glikosidik pada oligosakarida menjadi monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Penghambatan enzim ini akan mengurangi penyerapan monosakarida sehingga terjadi penurunan kadar glukosa postprandial. Pada penelitian sebelumnya, ekstrak etanol 80% daun mingaram (Caphalomappa malloticarpa J.J.Sm.) menunjukkan penghambatan aktivitas alfa-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan aktivitas alfa-glukosidase pada ekstrak etanol 80% yang difraksinasi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Metode ekstraksi yang digunakan adalah refluks dengan pelarut etanol 80% dan dilanjutkan dengan fraksinasi partisi menggunakan corong pisah dengan pelarut polaritas gradien. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel aktif dengan penghambatan alfa-glukosidase adalah ekstrak etanol dan fraksi etil asetat (dibandingkan dengan acarbose, IC50 acarbose 46,16 g/mL). Ekstrak etanol 80% memiliki nilai IC50 sebesar 21,345 ± 3,27 g/mL dan fraksi etil asetat memiliki IC50 sebesar 31,595 ± 3,97 g/mL. Sedangkan fraksi n-heksana dan metanol menghasilkan nilai IC50 yang lebih besar dari standar, yaitu 181.855 ± 9,54 dan 95,6 ± 6,91 g/mL. Kandungan total fenol dalam ekstrak etanol 80%, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi metanol daun mingaram berturut-turut adalah 613,79; 591.80; 874,96; dan 566,14 mgGAE/gr sampel. Peningkatan kadar fenol total tidak sebanding dengan nilai IC50 penghambatan alfa-glukosidase. Fraksinasi tidak menurunkan nilai IC50 penghambatan alfa-glukosidase jika dibandingkan dengan nilai IC50 ekstrak awal.
ABSTRACT
Alpha-glucosidase is an enzyme that can hydrolyze glycosidic bonds in oligosaccharides into monosaccharides (glucose, fructose, and galactose). Inhibition of this enzyme will reduce the absorption of monosaccharides resulting in a decrease in postprandial glucose levels. In a previous study, 80% ethanol extract of mingaram (Caphalomappa malloticarpa J.J.Sm.) leaves showed inhibition of alpha-glucosidase activity. This study aimed to test the inhibition of alpha-glucosidase activity in 80% ethanol extract fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and methanol as solvents. The extraction method used was reflux with 80% ethanol solvent and continued with partition fractionation using a separating funnel with a gradient polarity solvent. The test results showed that the active samples with alpha-glucosidase inhibition were ethanol extract and ethyl acetate fraction (compared to acarbose, IC50 acarbose 46.16 g/mL). The 80% ethanol extract had an IC50 value of 21.345 ± 3.27 g/mL and the ethyl acetate fraction had an IC50 of 31.595 ± 3.97 g/mL. Meanwhile, the n-hexane and methanol fractions produced IC50 values ​​that were greater than the standard, namely 181,855 ± 9.54 and 95.6 ± 6.91 g/mL. The total phenol content in 80% ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and methanol fraction of mingaram leaves were 613.79; 591.80; 874.96; and 566.14 mgGAE/gr sample. The increase in total phenol content was not proportional to the IC50 value of alpha-glucosidase inhibition. Fractionation did not decrease the IC50 value of alpha-glucosidase inhibition when compared to the IC50 value of the initial extract."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Lasboi
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling banyak terjadi. Penurunan resistensi perifer oleh vasodilator memiliki peranan dalam menurunkan tekanan darah. Inhibitor angiotensin I-converting enzyme (ACE) selain dapat menurunkan efek vasokonstriksi juga mengurangi degradasi bradikinin yang berperan dalam pembentukan vasodilator kuat NO (nitrat oksida). Pencegahan penurunan aktivitas NO oleh radikal bebas dapat mendukung efek vasodilatasi NO. Daun kersen (Muntingia calabura L.) ditemukan memiliki efek hipotensi melalui jalur NO. Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara in vitro penghambatan aktivitas ACE dari ekstrak etanol 96% daun kersen menggunakan ACE kit-WST dan menguji kapasitas antioksidan dengan metode FRAP, senyawa fenolik total, dan flavonoid total dari fraksi n-heksana, etil asetat, dan n-butanol. Hasil pengujian menunjukkan ekstrak etanol memiliki aktivitas penghambatan ACE dengan IC50 sebesar 1,25 μg/mL. Nilai EC50 antioksidan fraksi n-heksana, etil asetat, dan n-butanol adalah 7,47 μg/mL, 1,84 μg/mL, dan 5,02 μg/mL, secara berturut-turut. Fraksi etil asetat merupakan fraksi dengan nilai kapasitas antioksidan, senyawa fenolik total, dan flavonoid total tertinggi. Senyawa fenolik total dan flavonoid total memiliki korelasi terhadap EC50 antioksidan (r=-0,967 dan r=-0,908) tidak signifikan (p>0,05). Ekstrak etanol daun kersen memiliki aktivitas penghambatan ACE dan fraksi kaya senyawa fenolik dan flavonoid memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi.

Hypertension is one of the most common chronic diseases. Peripheral resistance reduction by vasodilator has big role in reducing the blood pressure. Angiotensin I-converting enzyme(ACE) inhibitors minimize the degradation of bradykinin which is important for NO(nitric oxide) activation. Prevention of reduction activity of NO by free radical will support the vasodilation effect. Jamfruit leaf (Muntingia calabura L.) was reported to have excellent hypotensive effect and antioxidant activity. This research was aimed to test in manner of in vitro the inhibitory activity of ACE from jamfruit leaves ethanol extract using ACE kit-WST and antioxidant activity using FRAP assay, total phenolic compound, and total flavonoid from n-hexane, ethyl acetate, and n-butanol fractions. The result showed that Jamfruit leaf extract had ACE inhibitory activity with IC50 value was 1.25μg/mL. Antioxidant EC50 value of n-hexane, ethyl acetate, and n-butanol fractions were 7.47 μg/mL, 1.84 μg/mL, and 5.02 μg/mL successively. Ethyl acetate fraction was fraction with highest antioxidant activity, total phenolic compound and total flavonoid. Total phenolic compound and total flavonoid values had correlation with EC50 antioxidant (r=-0,967 and r=-0,908) with no significancy (p>0,05). Ethanol extract of jamfruit leaves had ACE inhibitory activity and its phenolic and flavonoid-rich fraction had higher antioxidant activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Adani Putri
"Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit dengan penderita yang cukup banyak di dunia. Indonesia sendiri merupakan negara yang menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbanyak sedunia. Berbagai pengobatan selalu dikembangkan untuk menurunkan jumlah penderita diabetes tiap tahunnya, salah satu pilihan adalah pengobatan herbal. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tanaman dari suku Clusiaceae memiliki khasiat sebagai anti diabetes, Calophyllum hosei Ridl. merupakan salah satunya. Dalam penelitian ini, C. hosei akan diteliti lebih lanjut khasiatnya terhadap penghambatan alfa-glukosidase yang akan menentukan apakah tanaman ini memiliki khasiat sebagai anti diabetes. Ekstrak etanol dari tanaman C. hosei difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan butanol sehingga dihasilkan fraksi bertingkat. Fraksi-fraksi tersebut kemudian diuji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase menggunakan alat spektrofotometri multiwell dengan panjang gelombang 405 nm untuk menentukan nilai persen inhibisi yang akan digunakan untuk menentukan nilai IC50. Fraksi yang berpotensi memiliki khasiat kemudian dipisahkan dengan menggunakan kromatografi kolom dengan pelarut bertingkat. Subfraksi yang dihasilkan kemudian diuji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase untuk menentukan nilai persen inhibisi. Subfraksi yang paling tinggi persen inhibisinya kemudian akan dicari nilai IC50. Fraksi n-heksan, etil asetat, butanol dan air masing-masing memiliki IC50 sebesar 327,88; 119,4; 34,43 dan 102,33 ppm. Sedangkan subfraksi teraktif memiliki nilai IC50 sebesar 84,36 ppm. Akarbose yang digunakan sebagai pembanding memiliki nilai IC50 sebesar 91,17 ppm.

Diabetes mellitus is a disease with a lot of patients in the world. Indonesia itself is a country that ranks fourth in the number of diabetics worldwide. Various treatments have always been developed to reduce the number of people with diabetes each year, alternative options such as herbal medicine is one of them. A lot of experiences shown that plants from family clusiaceae have a efficacy as an antidiabetic drug, one of them is Calophyllum hosei Ridl. In this study, C. hosei will be further examined efficacy against inhibition of alpha-glucosidase that will determine whether this plant has efficacy as an anti diabetic drug. The ethanol extract from plant C. hosei Ridl. is fractionated by using a funnel to obtain fraction of n-hexane, ethyl acetate, butanol and water. Fractions are then tested as alpha-glucosidase inhibition activity as a parameter using a multiwell spectrophotometry with a wavelength of 405 nm to determine the percent inhibitory values that will be used to determine the IC50 value. Faction that has potential, which is ethyl acetate fraction, then isolated using column chromatography with solvent that gradually rising its polarity. Subfractions then tested using alpha-glucosidase inhibition activity as a parameter to determine the percent inhibition values. Subfraction with highest percent inhibitory then used as a sample to determine the IC50 value. Fraction of n-hexane, ethyl acetate, butanol and water each have IC50 of 327.88; 119.4; 34.43 and 102.33 ppm. While the most active subfraction from ethyl acetate fraction has IC50 value of 84.36 ppm. Acarbose, which has used as a comparator, has IC50 value of 91.17 ppm."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Utamawati
"Tekanan darah tinggi atau yang dikenal dengan hipertensi merupakan penyakit kronik. Peningkatan tekanan darah dapat terjadi disebabkan oleh peran Angiotensin Converting Enzyme (ACE) sehingga terbentuk Angiotensin II. Pada penelitian sebelumnya, salah satu buah dari suku Apocynaceae, yaitu Carissa carandas L. atau buah samarinda telah dibuktikan memiliki kemampuan menghambat aktivitas ACE. Pada penelitian ini dilakukan fraksinasi terhadap ekstrak buah samarinda untuk mengetahui fraksi yang paling optimal dalam menghambat aktivitas ACE. Metode pengujian dilakukan secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis serta substrat Hipuril-Histidil-Leusin. Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa fraksi etil asetat mampu menghambat aktivitas ACE diikuti dengan fraksi metanol, diklorometana, dan n-heksana. Hasil penelitian membuktikan fraksi etil asetat sebagai fraksi paling aktif dalam menghambat aktivitas ACE dengan nilai IC50, yaitu 3.03 μg/mL mengandung senyawa fitokimia diantaranya, flavonoid, tanin serta fenol, dengan nilai total flavonoid sebesar 20.1334 mgQE/g dan total fenol dengan jumlah 28.123 mgGAE/g sampel.

High blood pressure, also known as hypertension is a chronic disease. Increased blood pressure can occur due to the role of Angiotensin Converting Enzyme (ACE) to form angiotensin II. In previous studies, one of the fruit from Apocynaceae family, specifically known as Carissa carandas L. or samarinda fruit has showed its ability to inhibit the activity of ACE. This research conducted on karanda's fruit extract partition to determine the most optimal fraction in inhibiting the activity of ACE. Methods of testing carried out in vitro by using UV-Vis and Hippuryl-Histidine-Leucine substrate. The results showed that the ethyl acetate fraction capable of inhibiting the activity of ACE followed by the fraction of methanol, dichloromethane, and n-hexane. Ethyl acetat fraction was the most active fractions in inhibiting ACE activity with IC50 values 3.03 μg/mL containing phytochemical compounds such as, flavonoids, tannins, and phenols, with total flavonoids value of 20.1334 mgQE/g sample, and total phenols of 28.123 mgGAE/g sample.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S57920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Clarinta Putri
"ABSTRAK
Salah satu pendekatan terapi untuk mengendalikan kadar glukosa darah postprandial adalah dengan menghambat enzim alfa-glukosidase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak dan fraksi teraktif dari kulit batang Strophanthus caudatus (L). Kurz atau kikija yang mampu menghambat enzim alfa-glukosidase. Serta mengidentifikasi golongan senyawa kimia yang terkandung pada fraksi teraktif tumbuhan tersebut. Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi bertingkat dengan metode refluks lalu dilanjutkan proses fraksinasi dengan kromatografi kolom (KK). Fraksinasi dilakukan terhadap ekstrak yang teraktif. Fraksi teraktif lalu diidentifikasi golongan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil uji penghambatan enzim alfa-glukosidase oleh ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol konsentrasi 15 ppm adalah sebesar 44,74%, 53,15%, dan 24,71%. Hasil dari fraksinasi ekstrak etil asetat didapatkan 14 fraksi dan fraksi teraktif adalah fraksi F dengan persen penghambatan pada konsentrasi 150 ppm sebesar 43,33%. Nilai IC50 dari fraksi F adalah 193,04 ppm. Hasil skrining fitokimia fraksi F menunjukkan bahwa fraksi mengandung golongan senyawa kimia alkaloid, fenol, flavonoid, dan triterpenoid. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak teraktif adalah ekstrak etil asetat dan fraksi teraktif adalah fraksi F. Serta golongan senyawa kimia yang terkandung pada fraksi teraktif adalah alkaloid, fenol, flavonoid dan triterpenoid. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Santy Budiarso
"Pada tahun 2019 penderita diabetes di dunia diperkirakan 463 juta orang pada usia 20- 79 tahun. Angka diprediksi terns meningkat hingga mencapai 578 juta ditahun 2030 dan 700 juta ditahun 2045. Kayu Sarampa {Xylocarpus moluccensis (Lam.) M. Roen) secara tradisional telah digunakan untuk mengobati penderita diabetes oleh penduduk asli di Ratahan, Sulawesi Utara, Indonesia. Penelitian terdahulu terhadap ekstrak etil asetat buah Kayu Sarampa mempunyai penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase. Penelitian ini beitujuaii untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa dari ekstrak etil asetat kulit batang kayu sarampa dan uji penghambatan aktivitas enzim alfa glukosidase dan DPP-IV serta aktivitas antioksidan secara in-vitro. Kulit batang diekstraksi menggunakan metode reflux dengan pelarut heksana, etil asetat, dan metanol serta dilakukan skrining penghambatan alfa-glidcosidase dan antioksidan pada ekstrak yang diperoleh. Selanjutnya terhadap ekstrak etil asetat dilakukan pemisahan dan isolasi senyawa. Isolat yang didapat dikarakterisasi menggunakan 'H-NMR, '^C-NMR, 2DNMR, IR, LCMSMS dan diuji penghambatan aktivitas alfa-glukosidase, DPP-IV serta aktivitas antioksidan (DPPH dan FRAP). Hasil ekstraksi bertingkat menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol kulit batang kayu sarampa kosentrasi 100 pg/mL memiliki penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase berturut-tumt 49.7 dan 53,1 %, uji aktivitas antioksidan DPPH berturut- turut IC50 34,02 dm 16,51 pg/mL dan FRAP berturut-turut 131,84 dan 148,96 pmol Fe^Vg. Terhadap ekstrak etil asetat dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi kolom diperoleh 10 ffaksi (A-J) dan diperoleh hasil fraksi D, F, G dan I kulit batang kayu sarampa memiliki penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase dan aktivitas antioksidan (DPPH dan FRAP). Selanjutnya dilakukan isolasi lebih lanjut terhadap fraksi D dan F sehingga diperoleh 3 isolat (166, 177 dan 224). Hasil karakterisasi menunjukkan hasil isolat 166 adalah Xyloccensin E dan 177 adalali Ruangenin D serta isolat 224 adalah 2,3',5,5',7- pentahidroksiflavan. Penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase berturut-turut untuk senyawa Xyloccensin E dan 2,3',5,5',7-pentahidroksiflavan dengan IC50 118,6 dan 55,1 pg/mL dan aktivitas antioksidan metode DPPH 54,69 dan 2,87 pg/mL serta kekuatan antioksidan FRAP sebesar 66,35 dan 213,82 pmol Fe^^^g. Ketiga isolat tersebut tidak memiliki penghambatan aktivitas terhadap enzim DPP-IV.

In 2019, there are an estimated 463 million people with diabetes in the world in the age of 20-79 years old. The numbers are predicted to continue to increase reaching 578 million in 2030 and 700 million in 2045. Kayu Sarampa {Xylocarpus moluccensis (Lam.) M. Roen) has traditionally been used to treat diabetics by indigenous people in Ratahan, North Sulawesi, Indonesia. The previous research on the ethyl acetate extract of the fhiit of Kayu Sarampa had an inhibition of alpha-glucosidase enzyme activity. This study aims to isolate and characterize the compounds from the ethyl acetate extract of Kayu Sarampa stem bark and to test the inhibition of alpha glucosidase and DPP-IV enzyme activity as well as in-vitro antioxidant activity. The stem bark was extracted using the reflux method with hexane, ethyl acetate, and methanol as the solvents and screening for alpha-glucosidase and antioxidant inhibition in the extracts that have been obtained. Furthermore, the ethyl acetate extract is separated and isolated from the compound. The isolates that have been obtained were characterized using IH-NMR, 13C-NMR, 2D-NMR, IR, LCMSMS and tested for inhibition of alpha-glucosidase activity, DPP-IV and antioxidant activity (DPPH and FRAP). The results of multilevel extraction showes that the ethyl acetate and the methanol extracts of Kayu Sarampa stem bark have the inhibition of alpha-glucosidase enzyme activity 49.7 dan 53.1 %, DPPH antioxidant activity test IC50 34.02 and 16.51 pg/mL and FRAP 131.84 dan 148.96 pmol Fe^^^g, respectively. The ethyl acetate extract is separated using column chromatography obtaining 10 fractions (A-J) and the results of the fractions D, F, G and I of Kayu Sarampa stem bark had inhibition of alpha-glucosidase enzyme activity and antioxidant activity (DPPH and FRAP). Thereafter, further solation is carried out on the D and F fractions obtaining 3 isolates (166, 177 and 224). The characterization results shows that the results of isolate 166 to be Xyloccensin E and 177 to be Ruangenin D and isolate 224 were 2,3',5,5',7-pentahidroxiflavan. Inhibition of alpha-glucosidase enzyme activity for Xyloccensin E and 2,3*,5,5',7-pentahidroxiflavan compounds with IC50 118.6 and 55.1 pg/ mL and antioxidant activity of DPPH methods 38.85 and 2,87 pg/mL and the antioxidant strength of FRAP were 66.35 and 213.82 pmol Fe^Vg respectively. The three isolates do not have inhibitory activity against the DPP-IV enzyme.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T59216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhah Utami Salim
"Radikal bebas yang tinggi bersamaan dengan rendahnya antioksidan dalam tubuh akan menghasilkan stres oksidatif. Stres oksidatif pada jaringan adiposa menyebabkan disregulasi produksi adipositokin, berupa peningkatan sekresi TNF-α, PAI-1, MCP-1, dan penurunan sekresi adiponektin. Kondisi tersebut menyebabkan sindrom metabolik seperti resistensi insulin dan diabetes melitus. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk menjaga keseimbangan antioksidan dalam tubuh, salah satunya dengan asupan antioksidan alami. Ekstrak metanol daun Sungkai (Peronema canescens Jack) diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat terhadap radikal DPPH pada penelitian sebelumnya dengan IC50 9,389 μg/mL. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rendemen ekstrak daun Sungkai berdasarkan perbedaan kepolaran pelarut, menguji aktivitas antioksidan dan aktivitas penghambatan enzim alfa-glukosidase, serta melakukan penapisan fitokimia ekstrak teraktif. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE) menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, metanol secara berturut-turut. Hasil uji menunjukkan ekstrak metanol merupakan ekstrak dengan rendemen tertinggi yaitu 4,03% serta teraktif yang dapat menghambat radikal DPPH maupun menghambat enzim alfa-glukosidase dengan nilai IC50 51,65 μg/mL untuk aktivitas antioksidan (IC50 kuersetin 3,46 μg/mL) dan nilai IC50 81,76 μg/mL untuk aktivitas penghambatan alfa-glukosidase (IC50 akarbosa 62,13 μg/mL). Pada penapisan fitokimia ekstrak metanol daun Sungkai diketahui mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, dan terpenoid-steroid yang kemungkinan berperan sebagai senyawa yang aktif dalam menghambat radikal DPPH maupun enzim alfa- glukosidase.

High levels of free radicals together with low levels of antioxidants in the body will result in oxidative stress. Oxidative stress in adipose tissue causes dysregulation of adipocytokines production, such as oversecretion of TNF-α, PAI-1, MCP-1, and hyposecretion of adiponectin. Those conditions induce metabolic syndromes such as insulin resistance and diabetes mellitus. Therefore, it’s important for humans to maintain a balance of antioxidants in the body, one of the choice is the intake of natural antioxidants. Methanol extract of Sungkai leaves (Peronema canescens Jack) is known to have very strong antioxidant activity against DPPH radicals in a previous study with IC50 9,389 μg/mL. This study aimed to obtain the yield of Sungkai leaves extract based on differences in solvent polarity, to conduct antioxidant activity and the inhibition of alpha-glucosidase enzymes assay, and to perform phytochemical screening of the most active extracts. Extraction was carried out through exhaustive Ultrasound Assisted Extraction (UAE) method using n-hexane, ethyl acetate, and methanol, respectively. The test results showed that the methanol extract was the extract with the highest yield of 4.03% and the most active which could inhibit DPPH radicals and inhibit alpha- glucosidase enzymes with an IC50 value of 51.65 μg/mL for antioxidant activity (IC50 quercetin 3.46 μg/mL) and IC50 value of 81.76 μg/mL for alpha-glucosidase inhibition activity (IC50 acarbose 62.13 μg/mL). The result of phytochemical screening is methanol extract of Sungkai leaves contain alkaloids, flavonoids, phenols, and terpenoids-steroids which may act as active compounds in inhibiting DPPH radicals and alpha-glucosidase enzymes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofiantini
"Prevalensi penyakit diabetes melitus (DM) meningkat secara signifikan di seluruh belahan dunia. Penghambat α-glukosidase diketahui berperan sebagai agen terapeutik untuk pengobatan diabetes, khususnya DM tipe 2. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa terdapat berbagai tanaman yang memiliki efek penghambatan terhadap aktivitas α-glukosidase, salah satunya adalah daun garu (Antidesma montanum Blume). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fraksi yang memiliki efek penghambatan aktivitas α-glukosidase tertinggi dari ekstrak etanol daun garu dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi teraktif tersebut. Serbuk simplisia diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol 80% kemudian difraksinasi dengan n-heksana, etil asetat, dan metanol. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dilakukan dengan mengukur serapan produk p-nitrofenol yang dihasilkan dari reaksi antara α-glukosidase dan substrat p-nitrofenil- α-D-glukopiranosida menggunakan microplate reader pada λ 405 nm. Hasil uji menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki efek penghambatan aktivitas α-glukosidase terbaik dengan IC50 138,38 ppm. Hasil uji kinetika enzim menunjukkan fraksi etil asetat menginhibisi α-glukosidase secara kompetitif. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia menunjukkan bahwa fraksi etil asetat mengandung glikosida, tanin, dan terpen.

Prevalence of diabetes mellitus (DM) increased significantly in all parts of the world. α-Glucosidase inhibitors have known to be therapeutic agent for diabetes treatment, especially type 2 DM. Based on previous studies in mind that there are various plants that have the effect of inhibiting the activity of α-glucosidase, one of which is garu leaves (Antidesma montanum Blume). This research purposed to get the fraction which had the highest α-glucosidase inhibiting activity from ethanol extract of garu leaves and identify the chemical compounds from the most active fraction. Simplisia powder was extracted by maseration using 80% ethanol then fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Inhibitory activity test was performed by measuring absorbance of p-nitrophenol, which produced by reaction between α-glucosidase and p-nitrophenyl-α-D-glucopyranoside, using microplate reader at 405 nm. The result showed that ethyl acetate fraction have the best α-glucosidase inhibitory activity with IC50 values 138.38 ppm. The test of enzyme kinetics showed that ethyl acetate fraction inhibited competitively. The phytochemical screening showed that ethyl acetate fraction of garu leaves contained glycosides, tannins, and terpenes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S53350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>