Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66692 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufal Farras Ahadan
"Biodiesel merupakan bahan bakar yang berasal dari turunan minyak sayur dan lemak hewan yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar mesin diesel. Biodiesel memiliki kekurangan yaitu mudah teroksidasi yang disebabkan oleh adanya ikatan hidrokarbon sehingga dapat menurunkan kualitas biodiesel. Salah satu cara untuk mempertahankan stabilitas oksidasi biodiesel yaitu dengan penambahan antioksidan. Pyrogallol merupakan antioksidan yang paling efektif untuk mencegah oksidasi pada biodiesel. Akan tetapi, pyrogallol memiliki polaritas yang berbeda dengan biodiesel sehingga pyrogallol tidak dapat larut dan tidak terdispersi. Dibutuhkan modifikasi terhadap pyrogallol agar memiliki polaritas yang mendekati biodiesel. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa reaksi antara pyrogallol dan methyl linoleate murni dengan senyawa radikal 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) membentuk derivat pyrogallol terbukti dapat meningkatkan kelarutan pyrogallol pada biodiesel. Namun, methyl linoleate murni jika diaplikasikan pada skala industri tidak ekonomis. Pada penelitian ini, digunakan biodiesel jagung hasil transesterifikasi dari minyak jagung sebagai sumber methyl linoleate pengganti mehyl linoleate murni. Uji GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) menunjukkan bahwa biodiesel jagung memiliki kandungan methyl linoleate sebesar 47,27 %. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan 10 ml biodiesel, 5 ml DPPH, dan 5 ml pyrogallol. Keberadaan senyawa derivat pyrogallol ditunjukkan dengan terbentuknya spot baru pada TLC dan adanya pergeseran bilangan gelombang gugus C-O pada FTIR. Sintesis menghasilkan senyawa yang memiliki berat molekul 622,54 g/mol dengan yield 10,47% yang menunjukkan senyawa tersebut terdiri dari pyrogallol dan methyl linoleate. Berdasarkan pengukuran spektrofotometer UV-Vis, penambahan senyawa derivat pyrogallol ke dalam biodiesel kelapa sawit (B100) menghasilkan selisih absorbansi yang lebih kecil dibandingkan pyrogallol murni yang menunjukkan bahwa derivat pyrogallol lebih larut dalam biodiesel. Penambahan senyawa derivat pyrogallol ke dalam biodiesel kelapa sawit (B100) meningkatkan periode induksi (Induction Period) dan menghambat penurunan bilangan iodin.

Biodiesel is a fuel derived from vegetable oil and animal fat derivatives that can be used as an alternative to diesel engine fuel. Biodiesel has the disadvantage of being easily oxidized due to hydrocarbon bonds which can reduce the quality of biodiesel. One way to maintain the stability of biodiesel oxidation is by adding antioxidants. Pyrogallol is the most effective antioxidant to prevent oxidation in biodiesel. However, pyrogallol has a different polarity from biodiesel so that pyrogallol is insoluble and undispersed. A modification to pyrogallol is needed to have a polarity close to biodiesel. Previous research has shown that the reaction between pyrogallol and pure methyl linoleate with the radical compound 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) forming pyrogallol derivatives has been proven to increase the solubility of pyrogallol in biodiesel. However, pure methyl linoleate if applied on an industrial scale is not economical. In this study, corn biodiesel made by transesterification from corn oil is used as a source of methyl linoleate instead of pure mehyl linoleate. GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) test shows that corn biodiesel has 47.27% methyl linoleate content. Synthesis was carried out by reacting 10 ml of biodiesel, 5 ml of DPPH, and 5 ml of pyrogallol. The existence of pyrogallol derivative compounds is indicated by the formation of new spots on TLC and the shifting of C-O groups in FTIR. Synthesis produces compounds which have a molecular weight of 622.54 g/mol with a yield of 10.47% which indicates the compound consists of pyrogallol and methyl linoleate. Based on UV-Vis spectrophotometer measurements, the addition of pyrogallol derivative compounds into palm oil biodiesel (B100) results in a smaller absorbance difference than pure pyrogallol which shows that pyrogallol derivatives are more soluble in biodiesel. The addition of pyrogallol derivative compounds into palm oil biodiesel (B100) increases the induction period and inhibits the decrease in iodine number."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesias, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giviani Puspita Dewi
"Biodiesel merupakan salah satu energi terbarukan yang memiliki kelemahan mudah teroksidasi. Ketidakstabilan oksidasi pada biodiesel dapat menurunkan kualitas biodiesel. Oksidasi biodiesel dapat dicegah dengan melakukan penambahan aditif antioksidan berupa senyawa fenolik seperti pyrogallol. Kelarutan pyrogallol di dalam biodiesel yang rendah dapat ditingkatkan dengan melakukan subtitusi atom hidrogen pada cincin benzena pyrogallol dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh seperti metil linoleat. Katalis 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) dibutuhkan untuk mereaksikan pyrogallol dan metil linoleat karena dapat larut dalam keduanya. Pada penelitian sebelumnya digunakan metil linoleat murni yang tidak ekonomis jika diaplikasikan dalam skala industri. Pada penelitian ini, biodiesel minyak kanola dengan kandungan metil linoleat sebesar 11,23% digunakan untuk mensintesis turunan pyrogallol dengan rasio 10 ml biodiesel, 5 ml DPPH, dan 5 ml pyrogallol. Thin Layer Chromatography (TLC), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), dan Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS/MS) digunakan untuk mengetahui keberadaan senyawa turunan pyrogallol. Reaksi menghasilkan spot baru pada uji TLC yang menunjukkan perbedaan polaritas antara pyrogallol dan senyawa turunan pyrogallol yang terbentuk. Uji FTIR menunjukkan terbentuknya senyawa turunan pyrogallol yang ditunjukkan dengan pergeseran peak sebesar 3,73 cm-1. LCMS/MS menunjukkan berat molekul senyawa turunan pyrogallol yang terbentuk yang terdiri atas pyrogallol dan metil linoleat. Hasil uji UV-Vis menunjukkan bahwa senyawa turunan pyrogallol memiliki kelarutan yang lebih baik dalam biodiesel dibandingkan dengan pyrogallol murni. Kinerja antioksidan dalam biodiesel diukur berdasarkan bilangan iodin dan periode induksi. Penambahan antioksidan senyawa turunan pyrogallol pada biodiesel dapat meningkatkan periode induksi sebesar 0,16 - 0,71 jam untuk konsentrasi 1000 - 2000 ppm serta menghambat penurunan bilangan iodin dengan slope sebesar -1,0 sampai dengan -0,8.

Biodiesel is renewable energy which has the disadvantage of being easily oxidized. Oxidation instability in biodiesel can reduce the quality of biodiesel. Biodiesel oxidation can be prevented by adding antioxidant additives in the form of phenolic compounds such as pyrogallol. The solubility of pyrogallol in biodiesel can be increased by substitution of hydrogen atoms in the benzene ring pyrogallol with unsaturated hydrocarbon compounds such as methyl linoleate. 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) catalyst is needed to react pyrogallol and methyl linoleate because it can dissolve in both. In previous studies, pure methyl linoleate was used which was not economical if applied on an industrial scale. In this study, biodiesel of canola oil with a methyl linoleic content of 11.23% was used to synthesize pyrogallol derivatives with a ratio of 10 ml of biodiesel, 5 ml of DPPH, and 5 ml of pyrogallol. Thin Layer Chromatography (TLC), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), and Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS / MS) are used to determine the presence of pyrogallol-derived compounds. The reaction produces a new spot in the TLC test which shows the difference in polarity between pyrogallol and pyrogallol derivative compounds formed. FTIR test shows the formation of pyrogallol derivatives which is indicated by a peak shift of 3.73 cm-1. LCMS / MS shows the molecular weight of pyrogallol derivative compounds formed consisting of pyrogallol and methyl linoleate. UV-Vis test results showed that pyrogallol derivative compounds had better solubility in biodiesel compared to pure pyrogallol. The performance of antioxidants in biodiesel is measured based on the iodine number and induction period. The addition of antioxidant pyrogallol derivatives to biodiesel can increase the induction period by 0.16 - 0.71 hours for a concentration of 1000 - 2000 ppm and inhibit the decline in iodine numbers with slopes of -1.0 to -0.8.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans
"Biodiesel adalah bahan bakar nabati sebagai alternatif bahan bakar fosil yang mengandung metil ester asam lemak dan memiliki banyak keunggulan. Akan tetapi, biodiesel memiliki kelemahan yaitu rentan terhadap oksidasi karena adanya ikatan rangkap pada struktur asam lemak penyusunnya. Salah satu aditif antioksidan biodiesel yang paling efektif adalah pyrogallol. Akan tetapi, pyrogallol memiliki kelemahan yaitu kelarutan yang rendah dalam minyak. Untuk itu telah dikembangkan turunan pyrogallol melalui reaksi antara pyrogallol dan methyl linoleate dengan menggunakan radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl atau DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa methyl linoleate dan pyrogallol bereaksi membentuk turunan pyrogallol yang lebih larut dalam biodiesel. Akan tetapi,
penggunaan methyl linoleate murni tidak ekonomis karena memiliki harga yang tinggi. Pada penelitian ini, biodiesel minyak biji bunga matahari dengan 54.13% methyl linoleate yang telah diuji oleh GCMS digunakan untuk mensintesis turunan
pyrogallol dengan rasio 10 ml biodiesel, 5 ml DPPH, dan 5 ml pyrogallol. TLC, FTIR, dan LCMS/MS digunakan untuk menentukan keberadaan senyawa turunan pyrogallol. Pada hasil TLC terdapat spot baru yang memiliki perbedaan ketinggian spot antara senyawa turunan pyrogallol dengan pyrogallol yang menunjukkan
perbedaan polaritas dari keduanya. FTIR menunjukkan adanya pergeseran peak pada 1240 cm-1 yang menunjukkan terbentuknya senyawa turunan pyrogallol. LCMS/MS menunjukkan adanya senyawa dengan berat molekul yang terdiri dari methyl linoleate dengan pyrogallol. UV-Vis dari senyawa turunan pyrogallol
menunjukkan bahwa senyawa tersebut lebih larut dalam biodiesel dibandingkan
dengan pyrogallol. Karakteristik stabilitas oksidasi diuji dengan bilangan iodin dan
periode induksi. Penambahan turunan pyrogallol sebanyak 2000ppm ke dalam
biodiesel dapat menghambat penurunan bilangan iodin dan meningkatkan periode
induksi sebesar 0,75 jam.

Biodiesel is renewable plant-based fuel as an alternative for fossil fuel containing
fatty acid methyl esters and also has many advantages. However, biodiesel has the
disadvantage of oxidation instability because of the double bonds in the constituent
fatty acid structures. One of the most effective antioxidant for biodiesel is
pyrogallol. Unfortunately, pyrogallol has a low solubility in biodiesel. Subsequent
research was developed by synthesizing pyrogallol derivative through the reaction
between pyrogallol and a pure methyl linoleate using 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl
or DPPH as catalyst. The results showed that the pyrogallol derivative formed was
more soluble in biodiesel. However, the use of pure methyl linoleate is not
economical because it has a high selling price. In this research, sunflower oil
biodiesel with 54.13% methyl linoleate which has been tested by GCMS used to
synthesize pyrogallol derivative with ratio of 10 ml biodiesel, 5 ml DPPH, and 5 ml
pyrogallol. TLC, FTIR, and LCMS/MS were used to determine the presence of
pyrogallol derivative compounds. TLC shows a new spot marked by the difference
of height between pyrogallol and pyrogallol derivative which has a different
polarity. FTIR shows a different peak at 1240 cm-1 which shows the formation of
pyrogallol derivative. LCMS-MS indicates a possible molecular weight consisting
of methyl linoleate and pyrogallol. UV-Vis of the derivatives in biodiesel shows
that the derivative is more soluble in biodiesel in comparison with the solubility of
pure pyrogallol. Iodin number and Rancimat were also tested to find out the
oxidation stability. Addition 2000ppm pyrogallol derrivative to biodiesel can
inhibit the decrease on iodine number and increase the induction period up to 0.75
hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Ulfiah
"ABSTRAK
Alam Indonesia kaya dengan kelapa sawit menjadikan kelapa sawit memiliki potensi besar untuk diajdikan bahan baku pembuatan biodiesel. Walaupun, biodiesel dari minyak kelapa sawit lebih stabil dari minyak lainnya tetapi pasti ada reaksi oksidasi dalam penyimpanan, sehingga tidak dapat memenuhi spesifikasi biodiesel yang disyaratkan pada SNI 7182-2015 yaitu minimal 48 jam. Pada penelitian ini, biodiesel yang disintesis dengan bahan baku minyak kelapa sawit melalui proses tahapan transesterifikasi dilakukan penambahan anti oksidan yaitu pyrogallol dengan rentang konsentrasi 500 ndash; 2000 ppm serta periode pengamatan 1 ndash; 3 minggu. Pyrogallol digunakan untuk penambahan antioksidan karena memiliki efektifitas yang tinggi untuk meningkatkan kestabilan oksidasi biodiesel. Kestabilan oksidasi biodiesel diamati pengujian densitas, angka asam, stabilitas oksidasi dan viskositas kinematic. Penambahan antioksidan pyrogallol 1500 ppm mampu menghambat terjadinya oksidasi biodiesel sampai lebih dari 48 jam yang merupakan kestabilan oksidasi maksimum di minggu ke 2.

ABSTRAK
Indonesia have plentiful oil palm, which oil palm has great potential for biodiesel production as raw materials. Meanwhile, plm oil biodiesel is more stable than other oil although there must be oxidation reaction in storage, so it can not meet biodiesel specification that is not in SNI 7182 2015 that is at least 48 hours. In this study, biodiesel which is synthesized with palm oil raw materials through the process of transesterification stage is done by addition of anti oxidant that is pyrogallol with concentration range 500 2000 ppm and observation period 1 3 weeks. Pyrogallol is used for the addition of antioxidants because it has a high effectiveness to improve the oxidation stability of biodiesel. The stability of oxidation of biodiesel was observed by density test, acid number, oxidation stability and kinematic viscosity. The addition of 1500 ppm pyrogallol antioxidant can inhibit oxidation of biodiesel up to more than 48 hours which is stability in two week.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyah Ainny
"Biodiesel merupakan salah satu alternatif energi terbarukan. Penggunaan biodiesel masih memiliki kekurangan, salah satunya karena biodiesel mudah teroksidasi. Oksidasi pada biodiesel disebabkan karena memiliki ikatan karbon tak jenuh sehingga menyebabkan biodiesel menjadi tidak stabil. Untuk meningkatkan ketahanan oksidasi diperlukan aditif antioksidan. Pirogalol merupakan aditif antioksidan yang efektif untuk mencegah oksidasi biodiesel. Namun, pirogalol memiliki perbedaan polaritas dengan biodiesel sehingga menyebabkan keduanya tidak saling larut. Dibutuhkan modifikasi terhadap pirogalol agar memiliki polaritas yang mendekati biodiesel.
Pada penelitian ini, disintesis senyawa metil linoeat pirogalol sebagai aditif antioksidan biodiesel yang memiliki polaritas mendekati biodiesel. Untuk mereaksikan metil linoleat dengan pirogalol digunakan metode radikalisasi menggunakan DPPH. Metode pengujian terhadap hasil uji sintesis dilakukan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis, dan GC-MS. Biodiesel diuji ketahanan oksidasinya dengan diberikan penambahan antioksidan pirogalol dan metil linoleat pirogalol menggunakan parameter oksidasi bilangan asam, bilangan iodin, viskositas, dan perubahan warna.
Hasil penelitian menunjukkan metil linoleat pirogalol terbentuk sebagai hasil reaksi yang diamati dari bilangan asam dari 0.046 sampai 0.176 mg KOH/gr sampel, bilangan iodin dari 79.364 menjadi 61.116 gr-I2/100 gr, viskositas dari 4.46 menjadi 5.24 cst dan warna dari 625 sampai 569 nm. Biodisel dengan antioksidan metil linoleat pirogalol dapat menahan oksidasi lebih baik dibandingkan dengan biodiesel yang menggunakan antioksidan pirogalol pada konsentrasi 0,05 b/v sampai 0,1 b/v.

Biodiesel is one of renewable energy alternatives. The use of biodiesel has deficiencies, one of them because biodiesel is easily oxidized. Oxidation in biodiesel is caused by having unsaturated carbon bonds causing biodiesel to become unstable. To increase the oxidation resistance, antioxidant additives are required. Pyrogallol is an effective antioxidant additive to prevent oxidation of biodiesel. However, pyogallol has a polarity difference with biodiesel causing the two to not dissolve. It requires modification of the pyogallol to have a polarity close to biodiesel.
In this study, synthesized pyrogallol methyl linoleate compounds as biodiesel antioxidant additives that have polarity close to biodiesel. To react the methyl ester with pyrogallol using DPPH as a radical inisiator. The test method of the synthesis using Thin Layer Chromatography, and GC MS. test method of the synthesis using Thin Layer Chromatography, and GC MS. Biodiesel was tested for its oxidation resistance by the addition of antioxidant pyrogallol and methyl ester pyrogallol using acid oxidation parameter, iodine number, viscosity, and color change.
The results showed that the pyrogallol methyl esters were formed as the result of the observed reaction of the acid number from 0.046 to 0.176 mg KOH g sample, the iodine value from 79.364 to 61.116 gr I2 100 gr, the viscosity from 4.46 to 5.24 cst and the color from 625 to 569 nm. Biodiesel with antioxidant pyrogallol methyl esters can resist oxidation better than biodiesel using pyrogallol antioxidants at concentrations of 0.05 w v to 0.1 w v.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Hana Dhia
"Penggunaan biodiesel sebagai sumber energi alternative terbarukan terkendala karena rendahnya stabilitas oksidasi yang menyebabkan biodiesel mengalami penurunan kualitas dan memiliki masa penyimpanan yang singkat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah oksidasi biodiesel adalah dengan penambahan aditif antioksidan. Pyrogallol adalah aditif antioksidan yang umum digunakan untuk biodiesel. Tetapi, pyrogallol dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga menyebabkan pyrogallol tidak terdistribusi dengan baik pada biodiesel. Polyglyceryl-4-isostearate adalah surfaktan non ionik yang umum digunakan dalam industri kosmetik sebagai pengemulsi water in oil untuk mencampurkan bahan-bahan industri kosmetik agar lebih homogen.
Pada riset ini, biodiesel diberikan aditif berupa pyrogallol dan polyglyceryl-4-isostearate. Karakteristik dari biodiesel yang dilihat untuk menentukan stabilitas oksidasi adalah perubahan bilangan asam dan iodin selama empat minggu masa penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan polyglyceryl-4-isostearate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol di dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menahan oksidasi. Selain itu, penambahan surfaktan polyglyceryl-4-isostearate hingga 300 ppm dan pyrogallol 1000 ppm atau rasio 3:10 mampu meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel.

The used of biodiesel as renewable energy resources is constrained due to low oxidation stability that causes the decreasing quality of biodiesel and has a short storage period. The addition of antioxidant additives is needed to prevent the oxidation. Pyrogallol is an effective antioxidant additive and it is commonly used in industry. But, the use of pyrogallol is not maximized due to differences in polarity between pyrogallol and biodiesel, causing the pyrogallol are not mutually soluble or not distributed well. Polyglyceryl 4 isostearate is a non ionic surfactant that commonly used in the cosmetics industry as a water in oil emulsifier for mixing cosmetic industry ingredients to be more homogeneous.
In this research, biodiesel will be given pyrogallol as antioxidant additives and polyglyceryl 4 isostearate as surfactant. The parameter used to determine the biodiesel oxidation stability are acid number and iodine number in four weeks of storage.
It is found that after the addition of polyglyceryl 4 isostearate, the dispersion between pyrogallol and biodiesel is increased and performace of pyrogallol for maintaining the oxidation stability improved. Also, adding surfactant polyglyceryl 4 isostearate until 300 ppm and pyrogallol 1000 ppm or 3 10 ratio can cause the oxidation stability improved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman
"ABSTRAK
Biodiesel merupakan senyawa alkil ester dari asam lemak yang diolah dari sumber trigliserida alami terbarukan dan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, biasanya dibuat melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dalam aplikasi maupun penyimpanannya, biodiesel berpotensi mengalami kerusakan akibat reaksi oksidasi karena faktor internal kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi dan faktor eksternal udara, panas, atau cahaya yang mengakibatkan terjadinya perubahan karakteristik serta kualitas dari biodiesel. Untuk menjaga karakteristik dan kualitas dari biodiesel agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perlu ditambahkan antioksidan yang dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada biodiesel. Pada penelitian ini digunakan antioksidan Pyrogallol yang ditambahkan ke dalam biodiesel minyak sawit dengan berbagai konsentrasi dan berbagai suhu penyimpanan. Parameter biodiesel yang diamati selama masa penyimpanan adalah yang dapat mewakili terjadinya oksidasi yaitu, parameter yang dapat adalah perubahan viskositas kinematik, densitas, bilangan asam, dan bilangan iodin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan antioksidan Pyrogallol dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada biodiesel. Penggunaan antioksidan dengan konsentrasi 0,1 pada suhu penyimpanan 30 C maupun 60 C diketahui dapat mempertahankan karakteristik dan kualitas biodiesel selama masa penyimpanan dari kerusakan akibat reaksi oksidasi.

ABSTRACT
Biodiesel is an alkyl ester compound of fatty acids that is processed from a source of naturally renewable triglycerides and used as a fuel for diesel engines, usually made through esterification or transesterification processes. In the application and its storage, biodiesel has a potential to be damaged by oxidation reaction due to internal factors high unsaturated fatty acid content and external factors air, heat, or light resulting in changes of biodiesel rsquo s characteristics and quality. To maintain the characteristics and quality of the biodiesel to the established standards, it is necessary to add antioxidants that can inhibit the oxidation reaction in the biodiesel. In this research, Pyrogallol will be used as antioxidants and will be added to the palm oil biodiesel with various concentrations and various storage temperatures. The biodiesel parameters observed during the storage period are those that can represent oxidation, which are kinematic viscosity, density, acid number, and iodine number. The results of this research show that the addition of Pyrogallol antioxidants can inhibit the oxidation reaction in biodiesel. The use of antioxidants with a concentration of 0.1 at storage temperatures of 30 C and 60 C is known to maintain the characteristics and quality of biodiesel during storage from damage caused by oxidation reactions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afinii Nuryati
"Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan dari minyak nabati yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar minyak. Di camping keunggulan yang dimiliki biodiesel seperti sumbernya yang terbarukan dan emisinya yang lebih rendah, kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi menyebabkan ketidakstabilan oksidasi selama penyimpanan. Pyrogallol diketahui sebagai antioksidan fenolik yang memiliki performa paling baik dalam meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Namun, pyrogallol memiliki kepolaran yang berbeda dengan biodiesel sehingga mudah mengendap. Penelitian telah dilakukan untuk membuat senyawa turunan pyrogallol dari reaksi antara pyrogallol dengan metil linoleat murni menggunakan katalis 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Prasetio Ajie
"Kebutuhan bahan bakar dalam menunjang ketersediaan energi bagi masyarakat terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi manusia. Disatu sisi cadangan bahan bakar seperti minyak bumi terus menipis, sehingga dari kebutuhan tersebut mendorong dikembangkannya bahan bakar alternatif yang terbarukan salah satunya biodiesel. Pemakaian biodiesel memiliki kekurangan mudah teroksidasi akibat ikatan rangkap dua pada struktur molekul yang dimilikinya, sehingga berpotensi untuk terjadinya degradasi dalam masa penyimpanan. Ikatan rangkap pada biodiesel dapat teroksidasi dengan mudah menghasilkan produk samping peroksida yang dapat merusak biodiesel terutama selama proses pembakaran. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut supaya biodiesel memiliki spesifikasi ketahanannya terhadap oksidasi sehingga layak dipakai dan digunakan dapat dilakukan penambahan antioksidan ke dalam biodiesel. Dalam rangka meningkatkan performa antioksidan dalam biodiesel dapat dilakukan dengan mencampurkan dua antioksidan membentuk antioksidan biner. Dalam penelitian ini biodiesel ditambahkan dengan antioksidan biner campuran pyrogallol dengan antioksidan monohidrik dalam beberapa variasi rasio konsentrasi antara pyrogallol dengan antioksidan monohidrik. Biodiesel yang sudah dicampur dengan antioksidan akan diukur stabilitas oksidasinya dengan pengujian bilangan asam, bilangan iodin dan periode induksi Rancimat selama 4 minggu. Dari uji yang telah dilakukan penambahan antioksidan PY:BHA dengan perbandingan 1:1 pada 500 ppm dapat meningkatkan periode induksi Rancimat biodiesel dari 6,49 jam menjadi 31,24 jam. Sedangkan pada bilangan asam dan iodin penambahan antioksidan dapat menurunkan kenaikan bilangan asam dan menurunkan laju penurunan bilangan iodin pada biodiesel dibandingkan dengan biodiesel tanpa penambahan antioksidan.

The need for fuel to support the availability of energy for the community continues to increase along with the increasing human population. On the other hand, conventional fuel such as petroleum are running low, so that these needs encourage the development of renewable alternative fuels, one of which is biodiesel. The use of biodiesel has the disadvantages of being easily oxidized due to its double bond in the molecular structure it has, so that it has the potential for degradation during the storage period. The double bond on biodiesel can be oxidized easily to produce peroxide products which can damage biodiesel especially during the combustion process. To minimize these deficiencies so that biodiesel has a specification of its resistance to oxidation so that it is suitable for use and can be used to add antioxidants to biodiesel. In order to improve the performance of antioxidants in biodiesel can be done by mixing two antioxidants to form binary antioxidants. In this study, biodiesel was added with a binary antioxidant pyrogallol mixture with monohydric antioxidants in several variations in the ratio of the concentration between pyrogallol and monohydric antioxidants. Biodiesel mixed with antioxidants will be measured for oxidation stability by testing acid numbers, iodine numbers and Rancimat induction periods for 4 weeks. From the tests that have been carried out with the addition of antioxidant PY: BHA with a ratio of 1: 1 at 500 ppm can increase the period of induction of Rancimat biodiesel from 6.49 hours to 31.24 hours. While the acid number and iodine addition of antioxidants can reduce the increase in acid numbers and decrease the rate of decrease in iodine number in biodiesel compared to biodiesel without the addition of antioxidants. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Irfandika
"Penggunaan biodiesel sebagai campuran solar di Indonesia terus bertambah yang hingga 20 pada saat ini karena keberhasilan dan manfaatnya. Sehingga pada tahun 2015, Menteri ESDM mengeluarkan mandatori tentang pencampuran biodiesel pada bahan bakar solar pada angka 30 untuk tahun 2020 hingga seterusnya. Pencapaian mandatori ini membutuhkan biodiesel dengan tingkat kestabilan yang lebih baik dan alternatif sumber minyak nabati non-pangan lain apabila kebutuhan minyak kelapa sawit untuk bahan bakar tidak dapat dipenuhi karena dibutuhkan sebagai bahan pangan. Hydrogenated Fatty Acid Methyl Ester H-FAME memiliki tingkat kestabilan oksidasi yang lebih baik dibandingkan dengan biodiesel saat ini, sehingga berpotensi untuk memenuhi mandatori tersebut. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh bahwa kondisi operasi optimal pembuatan H-FAME relatif rendah, yaitu pada suhu 100-140 oC dan tekanan 6-10 bar. Selain itu, diperoleh juga bahwa 3 jenis alternatif minyak nabati non-pangan utama yang paling baik untuk menggantikan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar di Indonesia adalah minyak kemiri sunan, kosambi dan nyamplung secara berurutan. Pada saat ini, produksi H-FAME baru dilakukan dalam skala pilot plant, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk scale-up produksi H-FAME ke skala industri di Indonesia.

The utilization of biodiesel as a mixture with the diesel fuel in Indonesia keeps increasing until 20 because of its success and benefits. That is why in 2015, the Minister of Energy and Mineral Resources made a regulation about the 30 biodiesel blending concentration in bio solar fuel for 2020 and the following year. This mandatory needs a better oxidation stability biodiesel to be achieved and non edible vegetable oil alternative to replace palm oil when the palm oil demand for biofuel source surpass the supply because of palm oil usage in food sector. Hydrogenated Fatty Acid Methyl Ester H FAME has a better oxidation stability compared to current biodiesel, with a potential to fulfill the mandatory. Based from this research, it is known that the operating conditions of H FAME manufacture is relatively low, which are 100 140 oC and 6 10 bar. Moreover, it is known that the top 3 non edible oil that could replace the palm oil as biofuel source in Indonesia are kemiri sunan, kosambi and nyamplung oil respectively. Until now, the production capacity of H FAME is still on a pilot plant scale, so this research can be used as a reference of H FAME production to scale up into industrial scale in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>