Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115994 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Hikmah Ramadhani
"Kanker kulit di Indonesia menempati urutan ketiga teratas dengan persentase
sebesar 15,1% dari total 13 kanker yang paling umum diderita di Indonesia. Kanker kulit
disebabkan oleh radiasi sinar ultraviolet yang merusak DNA di dalam sel kulit manusia.
Penggunaan tabir surya setiap hari dapat meminimalkan probabilitas terjadinya kanker
kulit. Efisiensi tabir surya dinyatakan dalam nilai SPF. Penggunaan bahan pelindung
matahari dari bahan alam dipercaya lebih aman dan tidak banyak memiliki efek samping.
Salah satu sumber hutan Indonesia yang berpotensi mengandung SPF alami adalah lemak
tengkawang. kehadiran senyawa fenolik pada lignin memiliki kemampuan pertahanan
terhadap sinar UV, sehingga lignin disebut sebagai bahan penahan sinar UV alami.
Penelitian ini mengevaluasi penambahan lignin yang mengandung fenolik untuk
meningkatkan kandungan SPF pada lemak tengkawang. Pada penelitian ini lemak
tengkawang mengalami tahap degumming, netralisasi dan pemucatan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai SPF pada lemak tengkawang bernilai 7,052 dan penambahan
l0% (b/b) lignin berhasil meningkat nilai tersebut menjadi 53, 549.

Skin cancer in Indonesia ranks the top three with a percentage of 15,1% of 13
most common cancers suffered in Indonesia. Skin cancer is caused by ultraviolet radiation
with ability to damages human DNA skin cell. The use of sunscreen every day can
decrease the probability of skin cancer. The efficiency of sunscreen is expressed in SPF
values. The use of sun protection agent from natural materials is believed to be more safe
and less side effects. One of Indonesia's forest resources that potentialy contain natural
sun protection factor is illipe butter. The presence of phenolic compounds in lignin has
the ability to defend against UV rays, so lignin can be called as natural UV retaining
agent. This study will evaluate the addition of lignin which contain phenolic that has the
ability to increase the SPF value in illipe butter. In this research, the treatment of illipe
butter will consist of degumming, neutralization and bleaching. The result showed that
the SPF value of illipe butter is 7,052 and the addition of 10% (w/w) lignin succeded in
increasing SPF value into 53,549.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Safaat
"ABSTRAK
Usaha menjamin keamanan pasokan dan mewujudkan kemandirian energi telah
dilakukan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan target minimal penggunaan
bahan bakar nabati (biofuel) pada tahun 2025 sebesar 20% konsumsi energi
nasional (Permen ESDM No.12/2015). Salah satu yang dikembangkan sebagai
bahan bakar nabati alternatif adalah bioetanol. Seiring daya saing ekonomi proses
fermentasi bioetanol harus ditingkatkan untuk mempromosikan penerapannya yang
lebih luas. Studi ini meninjau penggunaan produk samping fermentasi dalam
anaerobic digestion menjadi biogas dan produk samping lignin sebagai bahan bakar
dan lignosulfonat. Metode yang digunakan ialah melakukan pengumpulan data dari
beberapa penelitian sebelumnya dan disimulasikan dengan SuperPro Designer.
Data dari simulasi flowsheeting digunakan sebagai data simulasi ekonomi
menggunakan Microsoft Excel. Hasil studi ini menunjukan bahwa pengolahan
biogas dan limbah lignin sebagai bahan bakar dan lignosulfonat dapat
meningkatkan nilai ekonomi dari proses bioetanol. Nilai ekonomi yang paling baik
adalah proses bioetanol dengan pemanfaatan biogas dan lignin sebagai bahan bakar
PLTBm dengan nilai keekonomian NPV Rp1.646.965.100.591,-; IRR 15,75%;
PBP (POT) 5,8 tahun.

ABSTRACT
The effort to guarantee the security of supply and realize the energy independence
has been done by the government by issuing the policy of minimum target of biofuel
use in 2025 by 20% of national energy consumption (Permen ESDM No.12 / 2015).
One that is developed as an alternative biofuel is bioethanol. As the economic
competitiveness of the bioethanol fermentation process must be increased to
promote its wider application. This study reviews the use of fermented by-products
in anaerobic digestion into biogas and lignin by-products as fuel and lignosulfonate.
The method used is to collect data from some previous research and simulated with
SuperPro Designer. Data from flowsheeting simulation is used as economic
simulation data using Microsoft Excel. The results of this study show that the
processing of biogas and lignin waste as fuel and lignosulfonate can increase the
economic value of the bioethanol process. The best economic value is bioethanol
process with the utilization of biogas and lignin as fuel of PLTBm with economic
value of NPV Rp 1.646.965.100.591, -; IRR 15,75%; PBP 5.8 years."
2017
T47768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Rizkamiarty
"ABSTRAK
Paparan radiasi sinar ultraviolet UV dapat menginduksi kerusakan kulit. Maka dari itu, diperlukan perlindungan untuk kulit dengan menggunakan kosmetik seperti alas bedak. Epigalokatekin galat EGCG , antioksidan yang efektif dan banyak di daun teh hijau, dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam alas bedak losion yang dirancang memiliki nilai Sun Protection Factor SPF sekitar 30 sehingga dapat melindungi kulit wajah dari paparan sinar radiasi UV secara efektif dan aman untuk digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan nilai SPF dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 290-320 nm. Penilaian stabilitas fisik dilakukan pada suhu rendah 40C 20C, kamar 250C 20C, dan tinggi 40C 20C, serta cycling test dan uji mekanik. Uji keamanan kosmetik dilakukan uji iritasi kulit dengan metode Draize test pada 3 ekor kelinci albino galur New Zealand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai SPF EGCG 0,04 adalah 31,02 0,72 dan losion alas bedak dengan 0,4 EGCG adalah 33,20 0,5. Uji stabilitas fisik menunjukkan tidak terjadi pemisahan fase dan tidak terbentuk kristal. Hasil uji iritasi kulit pada kelinci memberikan indeks iritasi primer sebesar 0,0. Sediaan losion alas bedak EGCG stabil secara fisik, memiliki penampilan yang menarik dan aman digunakan, serta efektif menangkal radiasi sinar UV.

ABSTRACT
Ultraviolet UV exposure induces photodamage of skin. It is necessary to protect the skin from UV induced injuries by using cosmetic such as a foundation. Epigallocatechin gallate EGCG, an effective antioxidant and most abundant in green tea leaves, used as an active ingredient in a lotion foundation which is designed to have Sun Protection Factor SPF value around 30 so that can protect the facial skin from UV radiation exposure effectively and safe to use. In this study, we determined SPF value by using Spectrophotometry UV Vis at wavelength 290 320 nm. Physical stability assessment was performed at low 4oC 2oC, room 25oC 2oC, and high 40oC 2oC temperature, as well as the cycling test and centrifugation test. Safety test was done by skin irritation test with Draize test on 3 albino New Zealand rabbits. The results showed that SPF value of EGCG 0.04 was 31.02 0.72 and lotion foundation with 0.4 EGCG was 33.20 0.59. Physical stability test showed a good physical stability. Results of safety gave a primary irritation index of 0.0. EGCG foundation was physically stable, had a good appearance, safe to use, and can protect skin effectively from UV radiation exposure."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizatul Falah
"Pemanfaatan beton dan mortar sebagai bahan untuk konstruksi jalan semakin meningkat. Tetapi dalam pelaksanaannya memerlukan waktu pengerasan yang lama sehingga menyebabkan timbulnya masalah diantaranya kemacetan jalan. Untuk itu perlu adanya aditif (bahan tambahan) yang dapat mempersingkat waktu pengerasan mortar.
Bahan berlignoselulosa diantaranya tandan kosong kelapa sawit (tkks) semakin banyak diupayakan sebagai bahan baku bioetanol generasi kedua. Pretreatment bahan berlignoselulosa untuk memisahkan lignin dari selulosa dan hemiselulosa dapat dilakukan dengan menggunakan basa, asam encer atau steam explosion. Lignin yang terkandung dalam bahan akan dibuang sebagai limbah cair setelah pretreatment. Upaya pemanfaatan lignin menjadi produk bernilai tambah perlu dilakukan untuk meminimalisasi limbah karena lignin sulit terdegradasi dalam kondisi anaerob dan mengurangi biaya produksi. Salah satu cara pemanfaatan lignin adalah sebagai additive (zat tambahan) yang berfungsi sebagai plasticizer dan water reducer pada pembuatan mortar dan beton.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah lignin dari pretreatment bioetanol dari tandan kosong kelapa sawit (tkks) sebagai bahan tambahan (additive) pada adukan semen (mortar). Aditif dapat diperoleh dengan cara mengisolasi lignin tersebut pada berbagai konsentrasi dan suhu. Isolat lignin yang dihasilkan dari limbah bietanol digunakan sebagai admixture pada mortar sebagai pengurang air (water reducer). Adukan semen (mortar) yang dihasilkan diuji berdasarkan SNI 03-1972-1990 dan 03-1974-1990. Lignin dari tkks ternyata dapat digunakan sebagai water reducer pada adukan semen dengan peningkatan workability sebanyak 24,4% dibanding kontrol.
Penambahan lignin dari tkks dapat meningkatkan kuat tekan dari mortar pada usia mortar 7 dan 28 hari dibandingkan mortar dengan lignosulfonat komersial dan kontrol pada berbagai faktor air semen. Waktu pengerasan mortar dengan aditif dari lignin meningkat secara cepat yaitu mencapai hingga 80% pada usia mortar 7 hari sehingga waktu curing yang dibutuhkan lebih singkat. Peningkatan kuat tekan tertinggi dengan nilai slump yang baik diperoleh pada penambahan 1% lignin dan faktor air semen 0,45 dengan nilai slump 112mm dan kuat tekan 7 hari 27,88 N/mm2 serta 38,81 N/mm2 pada umur mortar 28 hari, sehingga memenuhi standar beton mutu tinggi.

The use of concrete and mortar as a material for road construction is increasing, but its implementation requires a long time of concrete hardening, causing problems such as traffic jams. An additive that can shorten the time of hardening of mortar is needed to reduce such problems.
Utilization of lignocellulose as bioethanol raw materials has been increasing. Empty palm fruit bunch (epfb) are among of them. The lignocellulosic materials should undergo some pretreatment process to separate lignin from cellulose and hemicellulose, this could be done by using alkaline solution, acid solution or steam explosion Efforts to use lignin into value added products needs to be done to minimize waste due to lignin degradation in anaerobic conditions is difficult and to reduce production costs. One way to utilize lignin is as an additive that serves as a plasticizer and water reducer in the manufacture of mortar and concrete.
This study aims to utilize the waste lignin from bioethanol pretreatment from oil palm empty fruit bunches (epfb) as a mortar additive. Additives can be obtained by isolating lignin at various concentrations and temperatures. Isolates produced from waste lignin were then used as an admixture in mortar as a water reducer. The mortars generated were then tested based on SNI 03-1972-1990 and 03-1974-1990. Lignin from epfb can be used as a water reducer in mortar with improved workability as much as 24.4% compared to controls.
The addition of lignin from epfb could also increase the compressive strength of mortar at the age of 7 and 28 day mortar compared to commercial lignosulfonate and control on the various water cement ratio. Setting time of mortar with additives of lignin increased rapidly, reaching up to 80% at the age of 7 days so that mortar curing time required is shorter. The highest improvement of compressive strength with suitable workabiliy was reached by 1% lignin addition and 0,45 water cement ratio with 112mm of flow and compressive strength 27,88 N/mm2 at 7 days and 38,81 N/mm2 at 28 days, suitable for high quality concrete.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30498
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karin Rachmani
"Later belakang: Atlet renang berlatih di ruang terbuka terpajan sinar matahari dan dapat mengalami sunburn yang dapat dicegah dengan penggunaan tabir surya. Namun, aktivitas fisik dapat mengganggu efektivitas tabir surya, menurunkan kadar sun protection factor (SPF). Tabir surya diklasifikasikan menjadi inorganik dan organik. Tabir surya organik bertahan lebih lama, tetapi tabir surya inogranik memiliki spektrum luas, lebih fotostabil, dan jarang menimbulkan alergi.
Tujuan: Mengetahui ketahanan SPF 30 tabir surya inorganik dan organik setelah digunakan berenang 1,5 jam.
Metode: Penelitian merupakan uji klinis acak tersamar ganda dengan metode split body. Setiap subjek menerima dua perlakuan dengan randomisasi alokasi dan perlakuan. Perbedaan SPF kedua tabir surya dinyatakan tidak berbeda bila nilai p untuk uji berpasangan >0.05 dan batas atas interval kepercayaan tidak melebihi 4 SPF.
Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna SPF kedua tabir surya sebelum berenang (p=0,220). Setelah berenang, terdapat penurunan SPF tabir surya inorganik, median 27 (23-47) menjadi 12,3 (8-19); dan organik, median 30 (24-47) menjadi 9,9 (6-19) yang bermakna secara statistik (p<0.0001). Setelah berenang, terdapat perbedaan penurunan SPF kedua kelompok yang bermakna secara statistik (p=0,017).
Kesimpulan: Terdapat penurunan SPF tabir surya inorganik dan organik setelah digunakan berenang 1,5 jam dengan ketahanan tabir surya inorganik lebih baik dibandingkan tabir surya organik.
Background: Outdoor swimmers are exposed to sun exposure, causing sunburn which is preventable by using sunscreen. However, physical activities interfere with sunscreen efficacy, decreasing its sun protection factor (SPF). Sunscreens are classified as inorganic and organic. Organic sunscreen last longer, however, inorganic sunscreen is broad-spectrum, more photostable, and less allergenic.
Objective: To determine SPF 30 persistence between inorganic and organic sunscreen after 1,5 hours swimming.
Methods: This is a randomized, split-body, double-blind, clinical trial. Each subject received two treatments. Subject allocation and treatment were randomized. The difference between sunscreens SPF is no different if p-value for paired test is >0.05 and the upper limit of confidence interval do not exceed 4 SPF.
Results: There was no significant difference between SPF before swimming (p=0.220). After swimming, there was a decrease in inorganic sunscreen SPF, median 27 (23-47) to 12.3 (8-19), and organic, median 30 (24-47) to 9.9 (6-19) which was statistically significant (p<0.0001). When compared, there was statistically significant difference in the decrease of SPF between the two groups (p=0.017).
Conclusion: There is a decrease in SPF of inorganic and organic sunscreen after 1.5 hours swimming with a better persistence of inorganic sunscreen compared to organic sunscreen."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Putri Kinanti
"Kesadaran konsumen terhadap produk kosmetik alami semakin meningkat, kelompokk riset Bioproses telah meneliti penggunaan Tengkawang sebagai salah satu bahan baku kosmetik dengan penambahan ekstrak jahe diketahui dapat menjadi alternatif antibakteri pada sabun padat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi minyak tengkawang dan bahan aktif herbal yang optimal dan memiliki kesesuaian karakteristik yang sesuai untuk memproduksi formulasi sediaan sabun berbahan baku minyak tengkawang dengan mutu, efek kelembaban, dan sehat untuk kulit dengan hadirnya aktivitas antibakteri yang lebih baik. Karakteristik yang diamati adalah pH, stabilitas busa, kelembaban, kekerasan, dan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil pengujian transparansi sabun menunjukkan sabun dengan sediaan formulas 2 memiliki kondisi optimal yaitu dengan pH 9,75, stabilitas busa 86%, kekerasan 9,5 mm, kelembaban 76,9 AU, dan daya hambat uji bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli masing – masing adalah 15 mm dan 12 mm dengan konsentrasi sampel sabun 500 mg/ml.

Consumer awareness of natural cosmetic products is increasing, the Bioprocess research group has investigated the use of illipe as a cosmetic raw material with the addition of ginger extract known to be an antibacterial alternative to solid soap. This study aims to determine the optimal composition of illipe oil and herbal active ingredients and have the appropriate characteristics to produce soap formulations made from illipe oil with quality, moisture effect, and healthy for the skin with the presence of better antibacterial activity. The observed characteristics were pH, foam stability, moisture, hardness, and antibacterial test against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The results of the soap transparency test showed that the soap with formula 2 had optimal conditions, with amount of pH 9.75, foam 86% stability, 9.5 mm hardness, 76.9 AU humidity, and bacterial test inhibition against Staphylococcus aureus and Escherichia coli are 15 mm and 12 mm with a soap sample concentration of 500 mg/ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Andre Fahriz Perdana
"Penggunaan Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS sebagai bahan baku bioetanol generasi kedua menghasilkan limbah lindi hitam yang kandungan utamanya adalah lignin. Sebagai senyawa polimer fenolik, gugus hidroksifenolik pada lignin memungkinkannya bertindak sebagai antioksidan. Pada penelitian ini, isolat lignin lindi hitam diuji aktivitasnya sebagai antioksidan pada biodiesel. Lignin diperoleh dengan pertama-tama melakukan praperlakuan TKKS dengan metode organosolv pada suhu 170 C selama 2,5 jam dan dilanjutkan dengan melakukan isolasi lignin teknis. Isolat lignin ditambahkan ke dalam biodiesel dengan variasi konsentrasi 500, 1000, dan 1500 ppm. Lignin komersial dan antioksidan sintetik butylated hydroxytoluene BHT digunakan sebagai kontrol positif. Uji stabilitas oksidasi biodiesel dilakukan dengan metode Rancimat. Sedangkan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menghitung bilangan asam, bilangan peroksida, dan viskositas kinematik biodiesel pada pekan ke-0, 1, 2, 3, dan 4. Karakteristik isolat lignin organosolv yang diperoleh dari penelitian ini meliputi: rendemen lignin 13,7 kadar lignin 64,5 bobot ekuivalen 1822,1 g/ekuivalen dan kadar hidroksifenolik 6,8. Spektrum FTIR lignin organosolv menunjukkan kesamaan pita serapan dengan lignin komersial. Penambahan lignin organosolv, lignin komersial, dan BHT mampu menghambat laju oksidasi biodiesel dengan urutan aktivitas antioksidan dari yang terbesar hingga yang terkecil secara berturut-turut yakni BHT, lignin komersial, dan lignin organosolv.

Utilization of Palm Oil Empty Fruit Bunch POEFB as second generation bioethanol feedstock produces black liquor waste which the main content is lignin. As phenolic polymer compound, the hydroxyphenolic group in lignin enables it to act as antioxidant. In this study, lignin isolate from black liquor was tested for their activity as antioxidants in biodiesel. Lignin was obtained by first performing POEFB pretreatment by organosolv method at 170 C for 2.5 hours and followed by technical lignin isolation. Lignin isolate was added to biodiesel with variation of concentration 500, 1000, and 1500 ppm. Commercial lignin and synthetic antioxidant butylated hydroxytoluene BHT were used as positive control. The biodiesel oxidation stability test was performed by Rancimat method. While antioxidant activity test was done by identifying the acid number, peroxide number, and kinematic viscosity of biodiesel at week 0, 1, 2, 3, and 4. Characteristics of organosolv lignin isolate obtained from this research include lignin yield 13,7 64.5 lignin content equivalent weight of 1822.1 g equivalent and hydroxyphenolic content of 6.8. The organosolv lignin FTIR spectrum shows the similarity of absorption bands to commercial lignin. The addition of organosolv lignin, commercial lignin, and BHT are able to inhibit the rate of oxidation of biodiesel with the sequence of antioxidant activity from the largest to the smallest successively BHT, commercial lignin, and organosolv lignin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Darmawan
"

Pohon tengkawang (Shorea stenoptera) merupakan tumbuhan indigenous hutan Kalimantan yang memiliki potensi besar. Lemak biji pohon tengkawang memiliki potensi sebagai sumber alternatif lemak nabati karena memiliki kadar trigliserida yang tinggi. Lemak tengkawang yang umumnya diproduksi secara tradisional, memiliki kualitas di bawah standar bahan kosmetik yaitu memiliki kadar asam lemak bebas di atas 5% dan banyak pengotor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi operasi optimum pada proses degumming, netralisasi, dan bleaching sehingga memiliki kualitas sesuai standar SNI. Proses degumming  menggunakan asam fosfat 1 %; proses netralisasi  menggunakan NaOH 1 M dengan variasi 5, 7,5 dan 10 %; proses bleaching  menggunakan variasi aktivasi termal dan aktivasi asam dengan kadar 1% dan 5%.  Proses netralisasi dengan NaOH 10% menurunkan angka asam hingga 3,29 dari 11 mg NaOH/g. Bilangan peroksida diturunkan hingga 2,45 dan 2,40 untuk tengkawang Nanga Yen dan Sintang dari 9,43 dan 14,53 mek O2/Kg. Bilangan Iodin berada pada rentang 29 – 32 mg I2/100 g. Kandungan (%) asam palmitat; asam stearat; dan asam oleat masing – masing  19,710; 44,267; dan 31,894 %  untuk tengkawang Nanga Yen dan 19,687; 42,430; dan 31,409 %  untuk tengkawang Sintang. Nilai luas permukaan spesifik (m2/g) dan ukuran partikel (nm) sebagai berikut 82.27 dan 1248.3 untuk bentonite alam, 92.21 dan 1374.5 untuk bentonite komersial, 131.08 dan 1351.0 untuk bentonite aktivasi termal, 230.82 dan 1428.5 untuk bentonite aktivasi asam. Nilai SPF dari Tengkawang (Nanga Yen dan Sintang) berada pada rentang 4 – 9, sedangkan Shea butter pada rentang 12 – 19.


Tengkawang tree (Shorea stenoptera) is an indigenous plant of Kalimantan forest that has great potential. Tengkawang tree seed fat has potential as an alternative source of vegetable fat because it has high triglyceride contents. Tengkawang fat, which is generally produced traditionally, has a quality below the standard of cosmetic ingredients, which has free fatty acid levels above 5% and many impurities contents. This study aims to obtain optimum operating conditions in the process of degumming, neutralization, and bleaching to have quality in accordance with SNI standards. The degumming process was used 1% phosphoric acid; the neutralization process  used NaOH 1 M with variations of 5, 7.5 and 10%; the bleaching process used variety of thermal and acid activated of bentonite. Netralization Process with 10% NaOH reduces acid number to 3.29 from 11 mg NaOH/g sample. Peroxide numbers reduces to 2.45 and 2.40 for tengkawang Nanga Yen and Sintang from 9.43 and 14.53 mek O2 / Kg. Iodine numbers are in the range 29-32 mg I2 / 100 g. Palmitic acid ; stearic acid; and oleic acid content  (%) respectively 19.7104, 44.2674, and 31.8944  for tengkawang Nanga Yen and 19,687; 42.43; and 31.4097  for tengkawang Sintang. Specific surface area values (m2 / g) and particle size (nm) are as follows 82.27 and 1248.3 for natural bentonite, 92.21 and 1374.5 for commercial bentonite, 131.08 and 1351.0 for thermal activated bentonite 230.82 and 1428.5 for acid activated bentonite. The SPF values of Tengkawang butter are in the range of 4 – 9, while the Shea butter in the range of 12 – 19.

"
2020
T55087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fayola Fedoria
"Penggunaan antioksidan alami sebagai penyerap radikal bebas diperkirakan akan terus meningkat terutama dengan adanya peningkatan permintaan global pada industri kesehatan, farmasi, cat, dan pelapisan. Lignin dari biomassa lignoselulosa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) akan melalui hidrogenolisis pada kondisi operasi optimum hingga dapat menghasilkan senyawa fenolik sebagai antioksidan alami. Pra perlakuan TKKS menggunakan NaOH dilanjutkan dengan isolasi lignin teknis menggunakan HCl. Lignin yang diperoleh kemudian dihidrogenolisis menggunakan katalis Pd/C dan deep eutectic solvent choline chloride/ethylene glycol dengan dilakukan variasi rasio katalis dengan lignin (1:5, 1:7,5, 1:10 b/b), rasio lignin dengan DES (1:10, 1:20, 1:30 b/v), serta waktu reaksi (1, 3, 5, 7, 9 menit) yang akan diamati kontribusinya terhadap derajat depolimerisasi, yield bio-oil, karakterisasi kandungan senyawa, total kandungan fenolik, dan aktivitas antioksidan. Penelitian ini menemukan bahwa derajat depolimerisasi dan yield bio-oil terbaik bernilai 44,8% dan 31,0%. Berdasarkan nilai total kandungan fenolik, kondisi operasi optimum adalah 1:10 (b/b), 1:10 (b/v), dan 7 menit. Berdasarkan nilai aktivitas antioksidan, kondisi operasi optimum adalah 1:5 (b/b), 1:20 (b/v), dan 3 menit. Berdasarkan nilai yield bio-oil, kondisi operasi optimum adalah 1:10 (b/b), 1:30 (b/v), dan 9 menit. Berdasarkan analisis kandungan senyawa, sampel terbaik memiliki 4 senyawa kumarin dan lignanoid serta 2 senyawa fenol.

The use of natural antioxidants as free radical scavengers is expected to increase continuously especially with the increasing global demand in the health, pharmacy, paint, and coating industries. Lignin from oil palm empty fruit bunches (OPEFB) lignocellulosic biomass will undergo hydrogenolysis at optimum operating conditions to produce phenolic compounds as natural antioxidants. The pre-treatment of OPEFB using NaOH is followed by technical lignin isolation using HCl. The lignin obtained is then hydrogenolyzed using Pd/C catalyst and deep eutectic solvent choline chloride/ethylene glycol by varying the ratio of catalyst to lignin (1:5, 1:7,5, 1:10 w/w), the ratio of lignin to DES (1 :10, 1:20, 1:30 w/v), as well as reaction time (1, 3, 5, 7, 9 minutes) which will be observed for their contribution to the degree of depolymerization, bio-oil yield, the characterization of compounds contained, the total phenolic content, and the antioxidant activity. This study found that the best degree of depolymerization and bio-oil yield was 44,8% and 31,0%. Based on the total phenolic content value, the optimum operating conditions are 1:10 (w/w), 1:10 (w/v), and 7 minutes. Based on the antioxidant activity value, the optimum operating conditions are 1:5 (w/w), 1:20 (w/v), and 3 minutes. Based on the bio-oil yield value, the optimum operating conditions are 1:10 (w/w), 1:30 (w/v), and 9 minutes. Based on the compounds analysis, the best sample had 4 coumarin and lignanoid compounds and 2 phenol compounds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Sari
"Vanilin dapat diperoleh dari lignin yang berasal dari biomassa lignoselulosa seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS) melalui reaksi depolimerisasi. Lignin dari tandan kosong kelapa sawit dapat diperoleh melalui proses isolasi dimana dilakukan proses delignifikasi untuk memperoleh black liquor. Pengendapan black liquor dengan asam sulfat menghasilkan lignin dengan kadar acid insoluble lignin (AIL) sebesar 19%. Reaksi depolimerisasi lignin dapat berlangsung pada temperatur 200oC dengan adanya katalis zeolit NaY yang telah dimodifikasi menjadi HY dan diimpregnasi dengan nikel oksida (NiO/HY).
Hasil analisa produk hasil depolimerisasi menunjukkan bahwa penggunaan katalis zeolit Y dari bahan sintetik menujukkan % yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan katalis zeolit Y dari bahan alam. Selain itu, penambahan nikel oksida pada zeolit HY menyebabkan dihasilkannya % yield vanilin yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan zeolit HY tanpa impregnasi. Zeolit NaY berbasis bahan alam dibuat dari kaolin sebagai sumber silika dan alumina. Sumber silika berasal dari metakaolin yang merupakan hasil pemanasan kaolin pada suhu tinggi. Sedangkan sumber alumina berasal dari silika ekstraksi yang merupakan hasil dari ektraksi kaolin. Metode sintesis NaY alam yang diadaptasi dari metode Khemthong menggunakan seed gel dan feed stock gel dimana dilakukan proses ageing selama 1 hari untuk keberhasilan proses sintesis.

Vanilin can be obtained from lignin derived from lignocellulose biomass such as oil palm empty bunches (OPEFB) through depolymerization reactions. Lignin from oil palm empty bunches can be obtained through an isolation process where a delignification process is carried out to obtain black liquor. Precipitation of black liquor with sulfuric acid produces lignin with an acid insoluble lignin (AIL) level of 19%. The lignin depolymerization reaction can take place at a temperature of 200oC in the presence of a modified NaY zeolite catalyst into HY and impregnated with nickel oxide (NiO / HY).
The results of the depolymerization product analysis showed that the use of Y zeolite catalyst from synthetic materials showed a higher yield% compared to natural zeolite Y catalysts. In addition, the addition of nickel oxide to HY zeolite caused higher yield of vanillin yield compared to HY zeolite without impregnation. Natural material based NaY zeolite was made from kaolin as a source of silica and alumina. The source of silica comes from metakaolin which is the result of heating kaolin at high temperatures. While the alumina source comes from extraction silica which is the result of kaolin extraction. Natural NaY synthesis method adapted from the Khemthong method uses seed gel and feed stock gel where the aging process is carried out for 1 day for the success of the synthesis process.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>