Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139159 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firda Fitriani
"Penggunaan iklan sebagai media cetak untuk menyebarkan suatu produk sudah mulai ada sejak zaman Hindia Belanda. Pada zaman itu salah satu iklan yang ditawarkan adalah produk bir. Produsen bir Carlsberg mengiklankan produknya pada salah satu koran yaitu Soerabaiasch Handelsblad. Pada iklan-iklan tersebut terdapat pergeseran gambaran sosok laki-laki yang terjadi pada tahun 1929-1932. Penelitian ini membahas transformasi gambaran pria yang hadir dalam iklan Carlsberg, penelitian juga mencari aspek-aspek maskulinitas pada iklan tersebut. Terdapat sepuluh iklan yang dianalisis. Metode yang digunakan adalah metode close reading disandingkan dengan pemikiran Kotler dan Amstrong (2008) mengenai iklan, pemikiran Marzuki (2007) tentang gender, pemikiran Hofstede (2011) berkenaan dengan maskulinitas, serta makna kontekstual dari Waridah (2009). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transformasi gambaran laki-laki iklan bir Carlsberg dimulai dari teks, kemudian penggambaran sosok laki-laki, hingga adanya ruang untuk wanita. Laki-laki pada iklan tersebut digambarkan sebagai seorang yang kuat, gagah, atletis, memiliki karir yang sukses, memiliki harta, serta status sosial yang tinggi.

The use of advertising as a print media to publicize a product has existed since the era of Dutch East Indies. In that era, one of the publicized advertisements was beer products. A Beer company Carlsberg advertised its products through newspapers called Soerabaiasch Handelsblad. In those advertisements, there can be found a shift on the image of men in 1929 – 1932. This study discusses the transformation of the images of men on Carlsberg ads and aims to discover the aspects of masculinity on those advertisements. There are ten types of ads analyzed. The method used in this research is close reading with Kotler and Armstrong's concepts of advertisements (2008), Marzuki's thoughts on gender (2007), Hofstede's thoughts regarding masculinity (2011), and Waridah’s thoughts on contextual meaning (2009). The results of this study reveal that the transformation of Carlsberg beer advertisements can be found through text, the images of man figures, and the existence of space for women. The men on those advertisements are portrayed as someone who are strong, gallant, athletic, and also have a successful career, wealth, and high social status."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prafitri Haziza
"Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan norma gender yang terdapat dalam serial Takki karya sutradara Saudi, Mohammad Makki. Serial ini menarik untuk dibahas sebab permasalahan sosial dan gender yang terdapat di dalamnya didasarkan pada realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan norma gender sebagai fokus utama. Sumber data yang digunakan dalam penelitian berasal dari serial Netflix dengan audio berbahasa Arab amiyyah dialek Saudi dengan teks terjemahan dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Dalam menganalisis norma gender yang terdapat dalam serial Takki, penulis menggunakan teori pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce dan teori norma gender. Pendekatan semiotika dalam penelitian ini menghasilkan dua kesimpulan: yaitu norma gender di Arab Saudi dalam serial Takki lebih banyak ditujukan untuk mengatur perempuan dalam berbagai bidang kehidupan dan dengan dibuatnya aturan-aturan baru oleh pemerintah secara nyata, norma gender yang mengikat perempuan dalam serial Takki juga mengalami pergeseran sehingga terjadi perubahan dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat serta peningkatan atas hak-hak perempuan di Arab Saudi.

This paper aims to reveal gender norms in Takki the series directed by a Saudi director, Mohammad Makki. This series is interesting to be analyed because the social and gender problems are based on the social realities that happens in the society. The research is done by using qualitative methods with gender norm as the main focus. The data source used in the research originated from a Netflix serial with audio in Arabic and subtitle text in English and Bahasa Indonesia. To analyze gender norms in Takki the series, the author uses a semiotic approach theory by Charles Sanders Peirce and gender norm theories. The semiotic approach in this research study resulted in two conclusions: Gender norms in Saudi Arabia within Takki the series mostly aimed to rule women in various field of lives and with the new rules made by the government in real life, gender norms that bind women within Takki the series also experience shifting that eventually made changes in various fields of live as well as enhancement of women’s rights in Saudi Arabia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Surjadi
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2011
305.3 ERN g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Khansa Agharid
"Penelitian ini ditujukan mengenai eksplorasi hubungan ibu-anak perempuan dan sosialisasi gender di dalam film Brave (2012). Bagaimana hubungan ibu-anak perempuan ini digambarkan dan bagaimana sosialisasi gender mempengaruhi hubungan tersebut di dalam film merupakan fokus dalam studi ini. Konsep dari Chodorow dalam hubungan ibu-anak perempuan digunakan sebagai kerangka teori. Hasil dari studi ini menunjukan bahwa ibu dan anak perempuan memiliki hubungan yang kompleks dan ambivalan. Lalu, anak perempuan akan lebih seperti ibunya karena dia memiliki identifikasi yang berkepanjangan dengan ibunya. Selanjutnya, ada pembalikan peran dalam sosialisasi gender yang memberikan efek besar terhadap hubungan ibu-anak perembuan. Studi ini berkontribusi untuk memberikan sebuah pemahaman baru mengenai hubungan ibu-anak perempuan dan sosialisasi gender dengan memberikan gambaran masalah dan solusi dari hubungan tersebut yang ada di dalam film.
This research is directed towards an exploration of mother-daughter relationship and gender socialization in the movie Brave (2012). How mother-daughter relationship is represented and how gender socialization affects it in the movie are the focuses of the study. Chodorow?s concept on mother-daughter relationship is used as the framework of the study. The findings of the study show that mother and daughter have a complex and ambivalent relationship and then the daughter will be more like the mother because she has a prolonged identification with the mother. Moreover, there is a reversal role of socializing the gender which gives a big effect on the mother-daughter relationship. The study contributes to give a new understanding regarding mother-daughter relationship and gender socialization by depicting the problems and solutions of the relationship in the movie."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdi Muluk
"ABTRAK
Penelitian ini adalah mengenai STEREOTIP JENDER PADA TIGA KELOMPOK BUDAYA yang dikaji lewat bagaimana Ciri-ciri, Tipologi, dan Dimensi penilaian terhadap pria dan wanita pada tiga kelompok budaya, Batak, Minangkabau dan Jakarta.
Minat meneliti topik ini didorong oleh diangkatnya tema kesetaraan jender pada Konferensi Dunia IV tentang Wanita (FWCW) di Beijing - Cina, pada bulan September 1995. Salah satu makalah menyarankan diadakannya dekonstruksi terhadap sistem jender yang selama ini dianut. Persoalan timbul karena konsepsi mengenai sistem jender bagaimanakah yang dianggap tidak menindas perempuan harus dikembalikan pada bagaimana suatu masyarakat atau budaya tertentu memandang pria dan wanita secara keseluruhan. Peranan faktor belief terhadap pria dan wanita memegang peranan yang cukup besar dalam hal ini. Secara lebih spesifik ialah peranan stereotip jender, dan yang lebih penting lagi adalah dasar-dasar apa yang dipakai oleh suatu kultur dalam pembentukan stereotip jender. Karena stereotip jender sekarang ini lebih diartikan sebagai suatu struktur kognitif yang berisi belief-be/ief tentang atribut personal pria dan wanita yang meliputi; trait, perilaku, aktivitas dan peran yang dianut secara bersama-sama oleh suatu komunitas masyarakat. Maka penelitian ini akan mengeksplorasi struktur kognitif tadi yang meliputi; tipologi, dimensi penilaian serta ciri-ciri pria dan wanita pada ketiga budaya yang disebutkan diatas. Tiga budaya dipilih untuk mewakili keunikan Indonesia. Minangkabau dipilih karena struktur masyarakatnya yang menganut prinsip matrilineal. Batak dipilih karena sistem kekerabatannya yang sangat patriakat. Sementara Jakarta dipilih untuk mewakili budaya metropolitan.
Tiga pendekatan yang sering dilakukan dalam rangka mengeksplorasi persepsi terhadap orang atau dalam mengeksplorasi struktur kognisi sosial suatu budaya tertentu dikemukakan dalam studi ini. Pertama adalah pendekatan assosianistik, yang berpendat bahwa orang akan berpikir tentang orang lain dengan berpatokan pada ciri-ciri yang saling berkorelasi, atau menarik asosiasi antara orang dengan ciri yang dikenakan pada orang tersebut. Dalam bidang stereotip jender, pandangan ini sering juga disebut sebagai pendekatan trait. Pendekatan kedua, disebut pendekatan dimensional, yang beranggapan bahwa dasar dari suatu stereotip sosial adalah dimensi-dimensi penilaian yang akan dipakai sebagai landasan pembentukan stereotip sosial. Pada pendekatan ini yang dipentingkan adalah dimensi global yang paling mendasar yang dipakai orang dalam pembentukan suatu stereotip sosial. Pendekatan ketiga, disebut pendekatan tipologikal. Pendekatan ini berasumsi bahwa dasar pembentukan suatu stereotip sosial adalah tereletak pada adanya belief tentang bagaimana seperangkat ciri tertentu yang cenderung membentuk cluster atau tipologi tertentu. Dalam bidang stereotip jender, tipologi yang dimaksud adalah tipologi pria dan wanita.
Penelitian dalam rangka tesis magister ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan adalah untuk mencari sampel-sampel sub-tipe atau tipe-tipe pria dan wanita yang representatif mewakiliki kultur tersebut. Sampel pria dan wanita yang dicari adalah tipe-tipe pria dan wanita yang dianggap merupakan salient type untuk kultur tersebut, ditambah tipe-tipe unik yang mencirikan kultur tersebut. Selain itu lewat penelitian pendahuluan ini juga dicari trait atau ciri-ciri yang dapat dipakai sebagai skala untuk menilai tipe-tipe yagn sudah didapat. Hasil studi pendahuluan ini dipakai untuk mengkonstruksi alat ukur yang dapat dipakai untuk mendapatkan hasil penelitian utama berupa; tipologi, dimensi penilaian dan profil ciri/trait masing-masing tipe-tipe pria dan wanita.
Pada penelitian pendahuluan, pada ketiga kultur sampel dipilih secara pruposive, yaitu orang dewasa yang dianggap sudah bisa merepresentasikan stereotip sosial masyarakat mereka. Kriteria utama pemilihan sampel adalah kelekatan dengan budaya tempat mereka berada. Pada kultur Batak sampel diambil dari 20 orang pria dan 20 mahasiswa USU yang berasal dari daerah-daerah yang diidentifikasi masih menganut ketat budaya Batak. Pada kultur Minangkabau sampel diambil dari 20 orang pria dan 20 orang wanita mahasiswa ASK1 Padangpanjang, juga berasal dari daerah-daerah yang masih kuat menganut budaya Minangkabau. Pada kultur Jakarta, sampel diambil dari 20 orang pria dan 20 orang wanita mahasiswa Unika Atmajaya yang dianggap lebih dipengaruhi nilai-nilai modernitas ibukota Jakarta. Sampel yang diikutsertakan adalah mereka-mereka yang merasa sudah tidak punya keterikatan lagi dengan budaya asal orang tua mereka, dimana identitas sosial mereka lebih sebagai warga ibukota. Hasil studi pendahuluan pada budaya Batak mendapatkan 18 label tipe pria, 5 label bersifat unik untuk budaya mereka. Didapat juga 18 label tipe wanita, 3 label bersifat unik untuk budaya mereka. Pada budaya Minangkabau didapat 18 label tipe pria, 5 label bersifat unik untuk budaya mereka. Didapat juga 19 tipe wanita, 4 label bersifat unik untuk budaya tersebut. Pada budaya kota besar (Jakarta), didapat 19 label tipe pria, 6 label bersifat khas Jakarta. Didapat juga 18 label tipe wanita, dimana 4 label merupakan ripe khas Jakarta. Hasil studi mengenai trait berhasil mengidentifikasi 36 trait yang dijadikan 18 skala bipolar - semantic differential.
Pada studi utama di tiga lingkup budaya tersebut digunakan prosedur yang sama. Untuk budaya Batak, kuesionair yang berisi 18 tipe pria ditambah satu tipe laki-laki secara umum (tipikal) dan 18 tipe wanita ditambah tipe wanita secara umum (tipikal) dinilai oleh masing-masing 30 orang pria dan 30 orang wanita, mahasiswa USU dengan kriteria seperti yang dipakai pada studi pendahuluan. Pada budaya Minangkabau berlaku prosedur yang sama, kuesionair yang berisi 18 tipe pria ditambah satu tipe laki-laki secara umum (tipikal) dan 18 tipe wanita ditambah tipe wanita secara umum (tipikal) dinilai oleh masing-masing 30 orang pria dan 30 wanita, mahasiswa ASK1 Padangpanjang dengan kritereia seperti yang dipakai pada studi pendahuluan. Pada budaya Jakarta, kuesionair yang berisi 19 tipe pria ditambah satu tipe laki-laki secara umum (tipikal) dan 19 tipe wanita ditambah tipe wanita secara umum (tipikal) dinilai oleh masing-masing 30 pria dan 30 wanita, mahasiswa Unika Atmajaya dengan kriteria seperti yang dipakai pada studi pendahuluan. Data-data hasil penilaian terhadap kuesionair ini diolah dengan teknik analisa statistika Multidimensional scaling (MDS) untuk mendapatkan dimensi penilaian. Sementara untuk mendapatkan tipologi dipergunakan teknik analisa statistika Hierarchical Clustering Analysis. Sementara untuk mendapatkan profil trait digunakan analisis profil dengan mencari mean rating untuk setiap tipe.
Hasil studi utama mendapatkan hasil sebagai berikut.
Pada budaya Batak dimensi penilaian yang melandasi stereotip jender laki-laki adalah: 1) Dimensi aktivitas baik versus aktivitas buruk, 2) Dimensi keras versus lembut. Didapat 6 tipologi pria yang distingtif: 1) Hedonis, 2) Sensitif/lembut, 3) Pemimpin, 4) 'Raja'/Birokrat, 5) Flamboyan dan 6) Kasar/Agresif. Stereotip umum Iaki-Iaki Batak adalah: tipe 'Raja'/Birokrat, sementara stereotip khususnya adalah: tipe Hedonis, perantau dan 'raja'. Dimensi yang melandasi stereotip jender perempuan adalah: 1) Dimensi baik versus buruk, 2) Dimensi Dinamisme. Didapat 9 tipologi wanita yang distingtif: 1) Karir, 2) Organisatoris, 3) Fotomodel, 4) Tomboi, 5) Ibu rumah tangga, 6) Setia/naif, 7) Orientasi seksual, 8) Penggoda dan 9) Bawel. Stereotip umum wanita Batak adalah: tipe ibu rumah tangga, dan wanita anggun. Sementara stereotip khusus adalah: Bawel, istri setia, dan inang-inang. Secara keseluruhan gambaran stereotip pria lebih jelas dibanding gambaran stereotip wanita, yang mengindikasikan adanya pengaruh sistem kekerabatan Patriakat dalam hal ini.
Pada budaya Minangkabau dimensi penilaian yang melandasi stereotip jender laki-laki adalah: 1) Dimensi dapat dipercaya versus tidak dapat dipercaya, 2) Dimensi keras versus lembut. Didapat 4 tipologi pria yang tidak terlalu distingtif satu sama lainnya: 1) Idealis atau moralis, 2) Pragmatis, 3) Tidak patuh norma, dan 4) 'Gafia'/culas. Stereotip umum laki-laki Minangkabau adalah tipe: Ustad, Penghulu, Wiraswastawan, dan Perantau. Sementara stereotip khususnya adalah tipe: Ustad, Penghulu, Perantau dan Pembual. Dimensi yang melandasi stereotip jender perempuan adalah: 1) Dimensi karakter baik versus karakter buruk, 2) Dimensi keras versus lembut, serta kuat versus lemah. Didapat 7 tipologi wanita yang distingtif: 1) Karir, 2) Tomboi, 3) Organisatoris, 4) Organisatoris, 5) Polos/naif, 6) Orientasi seksual, 7) Munafik. Stereotip umum wanita Minangkabau adalah tipe: ibu rumah tangga, istri setia, bundo kanduang, dan wanita anggun. Sementara stereotip khususnya adalah tipe: Jual mahal, Istri mandiri, amai-amai dan Bundo kanduang, Secara keseluruhan gambaran stereotip jender pria lebih kabur dan tidak sejelas gambaran stereotip wanita, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh sistem kekerabatan Matrileineal dalam hal ini.
Pada budaya kota besar Jakarta, dimensi penilaian yang melandasi stereotip lender laki-laki adalah: 1) Dimensi dapat diandalkan versus tidak dapat diandalkan, 2) Dimensi penampilan buruk versus penampilan baik. Didapat 7 tipologi pria yang distingtif satu sama lainnya: 1) Karir, 2) Birokrat, 3) Kreatif, 4) Sportif/Gentlerrman, 5) Hedonis, 6) Flamboyan, dan 7) Hippies. Stereotip umum laki-laki Jakarta adalah tipe: Birokrat, sementara stereotip khusus adalah; tipe Workaholik, Aktivis, Mr. 'Cueks', Metal, Hippies dan Hura-hura. Dimensi yang melandasi stereotip jender perempuan lebih kompleks dibanding penilaian terhadap stereotip jender laki-laki dan perempuan pada kultur lainnya. Didapat tiga dimensi: 1) Dimensi dapat dipercaya versus tidak dapat dipercaya, 2) Dimensi aktif versus tidak aktif, dan 3) Dimensi daya tahan fisik. Didapat 6 tipologi yang distingtif: 1) Polos/naif, 2) Ibu rumah tangga, 3) Anggun, 4) Anggun, Manipulatif, 5) karir, dan 6) Organisatoris. Stereotip umum wanita Jakarta adalah tipe: Wanita anggun. Sementara stereotip khususnya adalah: wanita materialistik, Wanita karir, Workaholik. Secara keseluruhan gambaran stereotip jender pria hampir sama jelasnya dibanding gambaran stereotip wanita. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh nilai-nilai modernitas dalam hal ini, dimana relasi jender ada kecenderungan ke arah yang lebih egaliter.
Hasil penelitian stereotip jender pada ketiga budaya yang diteliti memperlihatkan persamaan dan perbedaan namun satu hal yang sangat jelas adalah: pengaruh budaya yang berbeda yang ditandai oleh sistem kekerabatan yang berbeda antar ketiga kultur ini, membuat stereotip jender pada ketiga budaya ini menjadi lebih diwarnai oleh nilai-nilai atau oleh hal-hal yang mendapat penekanan pada ketiga sampel budaya tersebut.
Gambaran hasil penelitian stereotip jender pada ketiga budaya ini menjadi bahan diskusi untuk lebih bisa memahami perdebatan mengenai ketimpangan ataupun kesetaraan jender. Disarankan untuk melakukan studi lebih lanjut untuk meneliti pengaruh stereotip jender, dengan melibatkan aspek afektif, sikap, dan aspek perilaku dalam hubungannya dengan sistem jender pada sampel dan budaya yang lebih luas, seperti budaya Jawa dan Sunda yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Coffee shop saat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk menikmati kopi, tetapi telah menjadi tempat bersosialisasi, hiburan dan produktivitas. Beberapa pengunjung coffee shop memiliki kecenderungan untuk beraktivitas dan menghabiskan waktu di coffee shop secara berkala, sehingga secara tidak sadar penggunaan ruang yang berulang dapat menciptakan keterikatan emosi pada tempat (place attachment). Penelitian ini membahas tentang tingkat keterikatan terhadap ruang antara responden laki-laki dan perempuan di coffee shop. Metode penelitian pendekatan kualitatif survey dengan menyebarkan kuisioner kepada 36 orang pengunjung coffee shop, menggunakan metode analisis uji beda rata-rata dua sampel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterikatan terhadap ruang di Roemah kopi tergolong dalam kategori sedang dan hasil hipotesa tidak terbukti karena tidak terdapat perbedaan tingkat keterikatan antara responden laki-laki dan perempuan. Penelitian ini memberikan referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang place attachment pada ruang publik."
JSIO 14:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri Ariesti
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin memaparkan mitos masyarakat informasi di Indonesia yang direpresentasikan melalui media iklan televisi. Tiga iklan televisi yang dianggap merepresentasikan ciri-ciri masyarakat informasi yaitu iklan layanan masyarakat Indonesia Berkualitas dari Perpustakaan Nasional, iklan aplikasi belajar online Quipper Video, dan iklan E-Paper Kompas Siang. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik Rolland Bathes yaitu mitos mythology dengan konsep denotasi dan konotasi untuk melihat mitos masyarakat informasi di Indonesia yang direpresentasikan melalui media iklan televisi. Kesimpulan dari penelitian ini, ingin memaparkan bahwa masyarakat di Indonesia telah direpresentasikan oleh media sebagai masyarakat yang berevolusi dari masyarakat industri menjadi masyarakat informasi berdasarkan teori dan ciri-ciri masyarakat informasi menurut beberapa ahli seperti John Feather 2004 , William J. Martin 1995 , Hornby Clarke 2004 dan Manuel Castell 2002 . Diharapkan, skripsi ini dapat memberikan masukan bagi pemirsa iklan dan pemerhati masalah kepustakawanan tentang metode menafsirkan iklan dan menyadari bahwa Indonesia telah memasuki era informasi

ABSTRAK
This research explains information society myth in Indonesia represented through television advertisements. This study uses Roland Barthes rsquo s semiotic approach, myth mythology with denotation and connotation concepts to understand information society myth in Indonesia represented through television advertisements. Analysis unit consists of three television advertisements which are considered represent the characteristics of information society, they are Indonesia Berkualitas from National Library public service announcement, Quipper Video online learning application advertisement, and Kompas Siang e Paper advertisement. This research aims to provide suggestion for advertisement audiences and librarianship experts on advertisement interpretation methods and to realize that Indonesia has entered the information era. The result of this research shows that the society is experiencing information revolution and has the characteristics of information society. This research can be further analysed by advertisement audiences or librarianship experts to understand the future representation of information society in Indonesia."
2017
S66794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Karlina Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan representasi gender yang ditampilkanmelalui iklan minuman Diet Coke yang menggandeng perancang busanaternamaPrancis, Jean-Paul Gaultier. Representasi gender yang dimaksud merupakan carauntukmewakilkan tentang keadaan perbedaan peran perempuan dan laki-laki yangberkembang di dalam lingkungan sosial masyarakat. Iklan ini sekaligus mematahkanstereotip gender yang membudaya di masyarakat patriarki. Stereotip gender diartikansebagai pandangan atau perilaku yang menunjukkan perbedaan biologis mempengaruhi perbedaan secara sosiologis. (Oakley, 1972). Stereotip gender direpresentasikanmelalui berbagai jenis media, periklanan salah satunya. Budaya patriarki di masyarakat Prancisjuga mempengaruhi media di Prancis. Metode yang digunakan dalampenelitianini adalah metode kualitatif. Fokus penelitian ini adalah untuk menunjukkan representasi gender dari dua tokoh perempuan dalam iklan Coca Cola yang memperlihatkankeduaperempuan yang menggunakan baju wanita tetapi di sisi lain, wajahnya tertutupgambarJean-Paul Gaultier yang merupakan seorang pria. Representasi gender ditunjukkanolehkedua iklan ini melalui model iklan, baju yang mereka kenakan, pose, warnayangdominan di dalam iklan, desain kemasan dan tipografi. Melalui representasi warna, pose, baju, dll terlihat adanya representasi gender yang tidak sesuai dengan aturangenderyang berlaku dalam masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa Jean-Paul Gaultierberusaha menawarkan gender yang baru atau menanamkan nilai gender-fluid dalamkarya-karyanya.

This research aims to explain the gender representation shown in the Diet Cokedrinkadvertisement which collaborates with the famous French fashion designer, Jean-Paul Gaultier. Gender representation in question is a way to represent the differencesintheroles of women and men that develop in the social environment of society. Thisadvertisement also breaks gender stereotypes that are entrenched in patriarchal societies. Gender stereotypes are defined as views or behavior that showbiological differences influence sociological differences. (Oakley, 1972). Gender stereotypesarerepresented through various types of media, advertising is one of them. The patriarchal culture in French society also influences the media in France. The method usedinthisresearch is qualitative method. The focus of this research is to showthegenderrepresentation of two female characters in the Coca Cola advertisement whichshowsthe two women wearing women's clothes but on the other hand, their faces arecoveredby the image of Jean-Paul Gaultier, who is a man. Gender representation is showninthese two advertisements through the advertising models, the clothes they wear, poses, dominant colors in the advertisement, packaging design and typography. Throughtherepresentation of colors, poses, clothes, etc., it can be seen that there is agenderrepresentation that is not in accordance with the gender rules that apply in society. Soitcan be said that Jean-Paul Gaultier is trying to offer a new gender or instill gender-fluid values in his works. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Peningkatan minat masyarakat urban Jerman terhadap olahraga digital eSports menimbulkan kesadaran masyarakat urban Jerman terhadap isu kesetaraan gender dalam bidang eSports. Tim eSports profesional Jerman ternama “SK Gaming” melaksanakan program “Project Avarosa” yang bertujuan meningkatkan kesetaraan gender dalam dunia eSports. Penelitian ini secara kualitatif menganalisis representasi gender perempuan dan nonbinary dalam video dokumentasi program “Project Avarosa” menggunakan teori representasi oleh Stuart Hall. Tujuan dari penelitian adalah untuk memahami kesetaraan gender menurut video dokumentasi, menyelidiki unsur yang merendahkan representasi gender dalam video dokumentasi, serta menyediakan bentuk representasi alternatif sebagai solusi yang dapat meningkatkan kesetaraan gender dalam eSports. Hasil penelitian memperlihatkan representasi gender perempuan dan nonbinary dalam video dokumentasi yang memberdayakan, namun tidak dapat menyelesaikan isu kesetaraan gender, serta mengandung unsur eksploitasi. Dinilai kesetaraan gender dalam video dokumentasi perlu perbaikan.

The rise of interest towards eSports game within the German urban society has prompted the call for gender equality in the eSports sector. Famous German professional eSports team “SK Gaming” launched a program called “Project Avarosa” which purpose is to recruit more women and nonbinary eSports athletes to be introduced to the wider audience of eSports community, by doing so lifting minorities out of gender inequalities. This research qualitatively analysed the representation of women and nonbinary eSports athletes through a series of “Project Avarosa” documentation video by utilizing Stuart Hall’s representation theory. The purpose of this research is to understand the form of gender equality according to the documentation video, investigating the undermining element found within the documentation video, and providing an alternative solution to a better representation that could improve gender equality inside the eSports’ sphere. Result of analysis shows an empowerment of women and nonbinary gender, albeit possesses exploitation element as well as the prospect of continuous inequality conflict. It is determined that the image of gender equality based on the documentation video requires improvement."
[Depok, Depok]: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan ], 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>