Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158443 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aliyah Cendanasari
"Tuberkulosis resisten obat merupakan satu dari sepuluh penyakit penyebab kematian. Jakarta Timur merupakan wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi di DKI Jakarta dan beban Tuberkulosis resisten obat di Jakarta Timur meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan manajemen terpadu dalam meningkatkan kinerja pengendalian tuberkulosis resisten obat di Jakarta Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode Rapid Assessment Procedure (RAP). Hasil penelitian menunjukkan manajemen terpadu dilaksanakan secara simultan dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan monitoring dalam memanfaatkan sumber daya pengendalian TB RO yang terbatas dengan menitik beratkan pada jejaring internal dan eksternal untuk meningkatkan kinerja pengendalian TB RO. Kinerja pengendalian Tuberkulosis resisten obat di Jakarta Timur belum optimal karena tidak semua pasien terkonfirmasi Tuberkulosis resisten obat mengikuti program pengobatan dan angka keberhasilan pengobatan masih rendah. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur perlu meningkatkan program preventif promotif, berinvestasi mengembangkan jenis pelayanan penunjang di RSUD dan mengembangkan sistem survailans Tuberkulosis resisten obat untuk meningkatkan kinerja pengendalian Tuberkulosis resisten obat di Jakarta Timur.

Drug-resistant tuberculosis is one of ten diseases that cause death. East Jakarta is the region with the highest population in DKI Jakarta and the burden of drug resistant tuberculosis in East Jakarta is increasing every year. This study aims to find out how the implementation of integrated management in improving the performance of drug resistant tuberculosis control in East Jakarta. This type of research is a qualitative study using the Rapid Assessment Procedure (RAP) method. The results showed that integrated management was carried out simultaneously from planning, organizing, leading and monitoring in utilizing limited TB RO control resources by focusing on internal and external networks to improve TB RO control performance. The performance of controlling drug resistant tuberculosis in East Jakarta is not optimal because not all patients confirmed drug resistant tuberculosis is following the treatment program and the success rate of treatment is still low. The East Jakarta Health Office needs to increase promotive preventive programs, invest in developing supporting services in hospitals and develop drug resistant tuberculosis surveillance sistems to improve the performance of drug resistant tuberculosis control in East Jakarta. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T54991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana
"Tuberkulosis resisten obat (TBRO) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius di dunia. TBRO adalah keadaan dimana bakteri tuberkulosis sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan obat anti tuberkulosis (OAT). Untuk memastikan terapi obat yang diberikan aman, efektif, dan rasional diperlukan pemantauan terapi obat (PTO) pada pasien TBRO. Studi retrospektif ini dilakukan pada pasien TBRO yang mendapatkan terapi di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) antara April hingga Agustus 2022. Kriteria inklusi pada PTO ini adalah pasien yang tertulis diagnosis TBRO di rekam medik dengan data riwayat pengobatan lengkap. Dari 26 pasien TBRO, didapatkan 20 pasien dengan paduan terapi jangka panjang dan 6 pasien dengan paduan terapi jangka pendek. Dari 20 pasien yang mendapatkan paduan terapi jangka panjang, 3 pasien diantaranya meninggal dunia. Dari 23 pasien yang dilakukan pemantauan terapi obat di Poli TBRO RSUI, sebanyak 87% pasien sudah tepat dosis, 60,9% pasien sudah mendapatkan terapi efek samping obat yang sesuai, dan 87% pasien mendapatkan paduan pengobatan yang sesuai.

Drug-resistant tuberculosis (TBRO) is a very serious health problem in the world. TBRO is a condition where the tuberculosis bacteria can no longer be killed with anti-tuberculosis drugs (OAT). To ensure that drug therapy is safe, effective, and rational, it is necessary to monitor drug therapy (PTO) in TBRO patients. This retrospective study was conducted on TBRO patients receiving therapy at the University of Indonesia Hospital (RSUI) between April and August 2022. The inclusion criteria for this PTO were patients who had a TBRO diagnosis written in the medical record with complete medical history data. Of the 26 TBRO patients, 20 patients received long/individual regiment and 6 patients with short treatment regiment (STR). Of the 20 patients who received long-term therapy, 3 of them died. Of the 23 patients who were monitored for drug therapy at the RSUI TBRO Polyclinic, as many as 87% of patients received the right dose, 60.9% of patients received appropriate drug side effect therapy, and 87% of patients received appropriate treatment regimens."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Murniati
"Latar Belakang:Tuberkulosis resisten obat (TB-RO) merupakan ancaman bagi seluruh dunia termasuk Indonesia, karena memerlukan waktu lama dan biaya yang besar dalam mengobati penyakit tersebut meskipun telah ditangani dengan baik. Data penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa terdapat kekambuhan TB-RO, tapi datanya sangat terbatas. Di Indonesia belum ada data tentang angka kekambuhan TB-RO.
Tujuan: Mengevaluasi pasien TB resisten obat (TB-RO) pasca pengobatan yang datang kontrol pada bulan ke 6, 12, 18, dan 24 di RSUP Persabatan Jakarta.
Metode: Penelitian menggunakan desain penelitian potong lintang terhadap pasien TB-RO yang telah dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap yang datang kontrol di poli MDR RSUP Persahatan Jakarta mulai bulan April 2017 sampai Desember 2017. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan foto toraks dan biakan sputum. Mencatat data pengobatan dan hasil-hasil pemeriksaan terkait data yang diperlukan dalam dalam rekam medis pasien.
Hasil: Didapatkan 60 subjek penelitian dengan rerata usia 42,3 + 12,5 tahun, berjenis kelamin laki-laki 31 (51,7%) dan perempuan 29 (48,3%), dengan rerata IMT 21,75+ 4,34. Dari hasil foto toraks didapatkan gambaran dominan lesi luas dan hasil kultur sputum semua pasien yang diteliti tidak ditemukan pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis.
Kesimpulan: Tidak ditemukan kekambuhan pada pasien TB resisten obat yang yang telah dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap yang datang kontrol pasca pengobatan di RSUP Persahabatan Jakarta.

Objective: This study aimed to evaluate DR-TB patients which was biannually performed for two-years (e.g. at the 6th, 12th, 18th, and 24th mos) after treatment completion.
Methods: This cross-sectional study involved DR-TB patients completing their treatment at Persahabatan General Hospital Jakarta, Indonesia, between April and December 2017. The post-treatment evaluation during the 6th, 12th, 18th, and 24th mos included clinical, chest x-ray (CXR) and sputum culture examination.
Results: Sixty patients were observed in this study, 31 (51.7%) were males and 29 (48.3%) were females. The mean age was 42.3+12.5 yo and the mean body mass index was 21.75+4.34. Fourty nine (81.7%) patients showed extensive lesions per CXR and none of the patient showed Mycobacterium tuberculosis growth per sputum culture.
Conclusion: There was no recurrence of DR-TB from patients completing their treatment at Persahabatan General Hospital Jakarta, Indonesia during two-years post-treatment evaluation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Rizaldi
"Kabupaten Bogor merupakan daerah prioritas utama penanggulangan TB di Indonesia dengan jumlah kasus TB ditemukan tahun 2020-2021 sebanyak 22.189 kasus dengan 728 kasus (3,3%) terkonfirmasi sebagai TB-RO. Angka kesembuhan TB-RO semakin menurun sedangkan angka kematiannya meningkat. Tujuan penelitian ini untuk menghitung mortality rate dan perbedaan probabilitas survival antara kelompok terpapar dan tidak terpapar faktor risiko serta mengetahui hubungan antara co-infeksi HIV, DM dan pola resistensi dengan ketahanan hidup TB-RO. Studi cohort retrospektive dan analisis survival dilakukan dengan memanfaatkan data TB.03 dan TB.01 SITB Kab. Bogor, SITB RSUD Cibinong dan SITB RSPG Cisarua. Hasil penelitian didapatkan mortality rate kumulatif sebesar 31,9/1000 orang-bulan dengan probabilitas survival 62,3%. Mortality rate pada kelompok HIV positif:131/1000 orang-bulan dengan probabilitas survival 37,5% (log-rank test 0,004). Pada kelompok DM:53,3/1000 orang-bulan dengan probabilitas survival 40,4%. (log-rank test 0,002). Pada pola Pre-XDR/XDR sebesar 42,4/1000 orang-bulan dengan probabilitas survival 55,4%. Sedangkan pola poliresisten/MDR:34,8/1000 orang-bulan dengan probabilitas survival 56,2% (log-rank test 0,023). HIV (HR:7,32;95%CI:2,70-19,81;p-value:0,001), DM T*≥ 2 bulan (HR:2,03;95%CI: 1,05-3,92;p-value:0,31). Pola Pre-XDR/XDR (HR:3,98;95%CI:1,59-9,9;p-value:0,003) serta pola poliresisten/MDR (HR:2,84;95%CI:1,23-6,58;p-value:0,014) berhubungan dengan ketahanan hidup penderita TB-RO. Diharapkan RS rujukan TB-RO memaksimalkan tatalaksana, jejaring internal, sinkronisasi data SITB.. Bagi Dinkes Kab. Bogor dapat memaksimalkan kegiatan MICA dan meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pencegahan TB-RO

Bogor District is the main priority area for TB control in Indonesia with the number of TB cases found in 2020-2021 were 22,189 cases with 728 cases (3.3%) confirmed as DR-TB. The cure rate of DR-TB is decreasing while the CFR is increasing. This study aims to calculate the mortality rate and the difference of survival probability between the exposed and unexposed groups and to determine the relationship between co-infection HIV, DM and resistance patterns with DR-TB survival. A retrospective cohort study and survival analysis were conducted using TB.03 and TB.01 SITB Kab. Bogor, Cibinong Hospital and RSPG Cisarua. The results showed that the cumulative mortality rate was 31.9/1000 person-months with a survival probability of 62.3%. The mortality rate among HIV positive:131/1000 person-months with a survival probability of 37.5% (log-rank test 0.004)., DM: 53.3/1000 person-months with a survival probability of 40.4%. (log-rank test 0.002), Pre-XDR/XDR pattern:42.4/1000 person-months with a survival probability of 55.4% and polyresistance/MDR:34.8/1000 person-months with a survival probability of 56.2% (log-rank test 0.023). HIV (HR:7,32;95%CI:2,70-19,81;p-value:0,001), DM T*≥ 2 months (HR:2,03;95%CI:1.05-3.92;p-value:0.31). Pre-XDR/XDR (HR:3.98;95%CI: 1.59-9.9;p-value :0.003) and polyresistance/MDR (HR:2.84;95%CI: 1,23-6,58;p-value:0,014) associated with the survival of DR-TB. It is hoped that the DR-TB referral hospital can increase the management, internal networks, synchronization of SITB data and the role of PMO. For the Bogor District Health Office can maximize MICA activities and increase public knowledge regarding DR-TB prevention"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Insan Mulyardewi
"Riset operasi ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan dan pengendalian obat di RSU Zahirah tahun 2010. Sebagai pendahuluan dilakukan penelitian kualitatif mengenai siklus logistik obat, terutama perencanaan dan pengendaliannya. Dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Langkah kedua, melakukan analisis ABC dan analisis ABC indeks kritis. Langkah ketiga, melakukan peramalan pemakaian obat kelompok A indeks kritis, dengan menggunakan 10 metode time series yang terdapat pada program WinQSB Versi 2.0, metode terbaik dipilih berdasarkan parameter bias terkecil. Hasil peramalan dari metode tersebut menunjukkan perkiraan pemakaian obat di tahun 2010. Berdasarkan informasi ini, jumlah pesanan ekonomis (EOQ) dan titik pesan kembali (ROP) dapat dihitung.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa RSU Zahirah telah melakukan perencanaan obat, tetapi pelaksanaannya belum baik. Pengendalian obat yang dilakukan oleh RSU Zahirah menggunakan sistem minimum dan maksimum untuk semua jenis obat. Dari analisis ABC indeks kritis diperoleh 60 item obat dalam kelompok A, 433 kelompok B, dan 884 kelompok C. Kelompok A memiliki 14,86% dari jumlah investasi obat keseluruhan dan 12,27% dari seluruh pemakaian obat. Dari 10 metode time series hanya 7 yang dapat di terapkan di RSU Zahirah. Melalui hasil peramalan didapat EOQ (Economic Order Quantity), ROP (Reorder Point) dan OI (Order Interval).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertama, perencanaan obat di RSU Zahirah belum dilaksanakan secara optimal. Kedua, pengelompokan obat berdasarkan analisis ABC indeks kritis dapat membantu pengendalian obat. Ketiga, peramalan menggunakan metode time series yang akurat dapat membantu RSU Zahirah memperkirakan investasinya pada tahun berikutnya. Keempat, pemesanan obat setiap dua minggu merupakan yang terbaik bagi RSU Zahirah.

This operation research is to find out drug planning and controlling at Zahirah General Hospital in 2010. The first step of this research was qualitative one, about drug logistic cycle of Zahirah General Hospital, mainly on planning and controlling. It was done by deep interviews and observations. The second step was conducting ABC and ABC critical index analyses. The third step was forecasting the use of group A Critical Index drugs in 2010 by using the 10 time series method of WinQSB 2.0 Version program, the best method is chosen by the smallest bias parameter. Based on this information, Economic Order Quantity (EOQ) and Re Order Point (ROP) were calculated.
The result of this research showed that Zahirah General Hospital had conducted drug planning but it was not done satisfactorily. The drug controlling carried out by Zahirah General Hospital was using maximum and minimum method for all kind of drugs. ABC critical index analysis showed 60 drug items in group A, 433 drug items in group B, and 884 drug items in group C. Group A had 14.86% of all the drug investment value and 12.27% of all drug usage value. From the 10 time series methods only seven could be applied to Zahirah General Hospital, the result of which showed EOQ, ROP and OI.
It could be concluded that firstly, drug planning of Zahirah General Hospital has not been carried out optimally. Secondly, drug grouping based on ABC critical index analysis can help controlling the drug. Thirdly, accurate time series forecasting can help Zahirah General Hospital estimate their investment for the following year. Fourthly, drug order every two weeks is the best time span for Zahirah General Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31413
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Juliantoro
"Kepolisian merupakan salah satu aparat penegak hukum diantara sekian banyak aparat penegak hukum yang mempunyai kewenangan melakukan tugas penyelidikan dan penyidikan untuk semua perkara pidana. Dewasa ini Kepolisian telah melakukan perbaruan organisasi sebagai aparat hukum profesional dan adaptif terhadap perkembangan jaman. Di dibidang penyidikan tindak pidana, Polri mulai tahun 2017 menerapkan sistem Elektronik Manajemen Penyelidikan (EMP) sebagai bagian dari peningkatan layanan publik dalam penegakan hukum. Penelitian ini akan menelaah Implementasi Aplikasi Elektronik Manajemen Penyidikan Berbasis Komputer Dalam Meningkatkan Kinerja Penyidikan di Dittipidum Bareskrim Polri. Penelitian ini menggunakan kerangka berfikir/ utama atas teori e-government, administrasi publik dan manajemen sumberdaya manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian bersifat mix-method dengan menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Temuan penelitian menemukan bahwa pemanfaatan sistem E-MP sebagai penerapan e-government di lingkup Dittipidum POLRI telah berjalan cukup optimal dengan kontribusi yang positif dalam peningkatan kualitas penyidikan dan layanan publik kepada masyarakat. Sekitar 93.75% responden menyatakan bahwa pemanfaatan sistem E-MP akan berkontribusi pada peningkatan kualitas pelayanan hukum dalam proses penyidikan tindak pidana dan 68.75% responden berpendapat bahwa E-MP meningkatkan akuntabilitas dan trasparansi layanan penyidikan bagi masyarakat.

Police organization is one of the law enforcement institutions with embedded authority in conducting investigation on criminal acts. Today, the Indonesian Police (POLRI) has transformed as modern and professional law enforcement institution that adaptive with the development of information technology. In criminal acts investigation, POLRI has applied e-investigation management (E-MP) systems as part of public service in law enforcement. This research looks further at the implementation of computer based e-investigation application in improving the investigation works in General Criminal Act Unit in Crimes Taskforce Unit (Dittipidum Bareskrim) of POLRI. This research applies the theoretical framework of e-government, public administration and human resource management. The research method used in this research combined the quantitative and qualitative method in a mix-method. The finding of this research has confirmed the hypothesis that E-MP system as e-government applicaton in Dittipidum POLRI has been running optimally with positive contribution towards the improvement of investigation and public services quality. Around 93.75% of respondents have stated that the use of E-MP systems has contributed to the improvement of law enforcement quality in investigation process and around 68.75% of respondents perceived that E-MP has improved the accountability and transparency in the investigation services for the public."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Annisa
"

ABSTRAK

Nama : Nur Annisa
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul : Pengaruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Keberhasilan
Pengobatan Pasien Tuberkulosis Resisten Obat di Indonesia Tahun
2014 - 2016
Pembimbing : Dr. Sutanto Priyo Hastono., M. Kes
Resistensi obat merupakan masalah baru dalam program eliminasi TB yang disebut TB
resisten obat. Pengobatan TB resisten obat di Indonesia dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan satelit. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh fasilitas pelayanan kesehatan terhadap keberhasilan pengobatan
pasien TB resisten obat di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019 di
Subdit-TB, Direktorat P2PML, Kementerian Kesehatan RI. Desain studi penelitian ini
adalah kohort restrospektif. Jumlah sampel sebanyak 4288 orang, diseleksi menggunakan
teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang menyelesaikan
pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan satelit sebanyak 97,20% dan di fasilitas
pelayanan kesehatan rujukan sebanyak 2,8%. Proporsi keberhasilan pengobatan sebesar
53,2% dengan kumulatif hazard keberhasilan pengobatan sebesar 5,43 di akhir
pengamatan selama 36 bulan pengamatan. Hazard rate keberhasilan pengobatan
36,42/1000 orang-bulan. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi cox timeindependet
menunjukkan bahwa pasien yang menyelesaikan pengobatan di fasilitas
pelayanan kesehatan satelit meningkatkan kecepatan terjadinya keberhasilan pengobatan
sebesar 54% (HR 2,17; 95% CI 1,66 – 2,82) dengan kondisi riwayat pengobatan sama.
Penambahan fasilitas pelayanan kesehatan satelit dan tenaga ahli dibutuhkan untuk
membantu proses pengobatan berjalan lebih baik. Peran serta masyarakat dan kesadaran
pasien perlu ditingkatkan dengan melakukan promosi kesehatan tentang TB resisten obat
secara rutin.
Kata Kunci: Fasilitas Pelayanan Kesehatan; Keberhasilan Pengobatan; TB Resisten
Obat


ABSTRACT

Name : Nur Annisa
Study Program : Public Health
Title : The Effect of Health Care Unit on The Success in Treatment of
Drug Resistant-Tuberculosis Patient in Indonesia, 2014 - 2016
Counsellor : Dr. Sutanto Priyo Hastono., M. Kes
Drug resistant is a new problem in TB elimination program, it’s called Drug-Resistat TB.
Treatment of drug-resistant TB in Indonesia is carried out in rujukan health care and
satelite health care. The aims of this study is increasing the successful treatment of Drug-
Resistant TB patients in Indonesia by health care unit. This research was conducted in
May 2019 at the TB Sub-Directorate, Directorate of P2PML, Ministry of Health of the
Republic of Indonesia. The design of this study is a retrospective cohort. Total sample
were 4288 patient, selected by using total sampling technique. The results showed that
patients who completed treatment in satelit health care were 97.20% and 2.8% in the
rujukan health care. The proportion of treatment success was 53.2% with a cumulative
hazard of treatment success 5.43 at the end of the observation for 36 months observation.
Treatment success rate was 36.42/1000 person-month. The results of multivariate
analysis using cox time-independent regression showed that patients who completed
treatment at satelit health care increased the speed of treatment success 54% (HR 2.17;
95% CI 1.66 - 2.82) with the same treatment history. The addition of satellite health
service facilities and experts is needed to help the treatment process run better.
Community participation and patient awareness need to be improved by conducting
routine health promotion about Drug-Resistant TB.
Key words: Drug-Resistant Tuberculosis; Health Care Unit; Treatment Success.

"
2019
T52798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L.E.R. Gloria Febriani
"Proyek pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) banyak mengalami perpanjangan waktu (time overrun) yang disebabkan karena pengelolaan pemangku kepentingan (stakeholder management) belum dilakukan dengan baik. Pemangku kepentingan sebagai pihak berkepentingan merupakan elemen penting untuk dikelola. Pada penelitian ini, kepentingan setiap stakeholder internal dan eksternal disurvey untuk mengidentifikasi kepentingan masing-masing stakeholder yang berpengaruh guna peningkatan kinerja waktu pada pembangunan RPTRA. Hasil survey tersebut dianalisa menggunakan software Structural Equation Modelling (Smart PLS 3.0) untuk selanjutnya dilakukan pengembangan peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan berupa diagram alir komunikasi (flow communication) yang dapat meningkatkan kinerja waktu berdasarkan PMBOK.

The Development of Integrated Child-Friendly Public Space (RPTRA) had experienced a lot of time overrun caused by poor management of the stakeholders. Stakeholders are the important elements to manage. In this research, surveys are conducted on the interests of internal and external stakeholder are identified in order to improve the time performance in the development of RPTRA. The identifications key based on the survey result were analyzed using Structural Equation Modeling (Smart PLS 3.0) software on development of roles and responsibilities among stakeholders subsequently in the form of communication flow that can improve the time performance based on PMBOK."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alysha Lalita Aryanti
"Berdasarkan Global TB Report, Indonesia masih menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara yang memiliki estimasi kasus terbesar setelah India dan China. Kasus yang ditemukan di Indonesia pada tahun 2021 sudah sebanyak 403.760 kasus atau sebesar 49% dari estimasi kasus yang ada (824.000 kasus). Salah satu wilayah di Indonesia yaitu Jakarta Timur memiliki jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di Provinsi DKI Jakarta dengan total kasus selama tahun 2018-2020 sebanyak 11.988 kasus (31,1%). Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang dapat diakibatkan oleh faktor lingkungan maupun demografi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan antara faktor iklim dan demografi dengan kasus tuberkulosis di Jakarta Timur selama tahun 2018-2020 dengan menggunakan studi ekologi dan analisis spasial, serta unit analisis dalam penelitian ini merupakan seluruh penderita tuberkulosis pada 10 Kecamatan di Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kepadatan penduduk tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kasus Tuberkulosis (p = 0,593) dengan hubungan yang sangat lemah dan berpola positif (r = 0,102), begitu pula hasil analisis korelasi pada faktor iklim seperti curah hujan (r = 0,116), kelembaban udara ( r = 0,238), dan suhu udara (r = -0,172) memiliki hasil yang sama yaitu tidak ada hubungan yang signifikan atau nilai p > 0,05. Hasil analisis secara spasial diperoleh, bahwa tidak ada hubungan secara spasial antara kasus Tuberkulosis dengan faktor iklim dan demografi. Kesimpulan dalam penelitian ini, tidak ada hubungan yang signifikan antara kasus Tuberkulosis dengan faktor iklim dan demografi, baik secara analisis statistik maupun spasial.

Based on the Global TB Report, Indonesia still ranks third in the world as the country with the largest estimated case after India and China. Cases found in Indonesia in 2021 have reached 403,760 cases or 49% of the estimated existing cases (824,000 cases). One of the regions in Indonesia, namely East Jakarta, has the highest number of tuberculosis cases in DKI Jakarta Province with a total of 11,988 cases (31.1%). Tuberculosis is a disease that can be caused by environmental and demographic factors. This study aims to analyze the determinants between climate and demographic factors with tuberculosis cases in East Jakarta during 2018-2020 using ecological studies and spatial analysis, and the unit of analysis in this study is all tuberculosis patients in 10 sub- districts in East Jakarta. The results showed that population density did not have a significant relationship with Tuberculosis cases (p = 0.593) with a very weak relationship and a positive pattern (r = 0.102), as well as the results of correlation analysis on climatic factors such as rainfall (r = 0.116), humidity ( r = 0.238 ), and air temperature ( r = - 0.172 ) have the same results, namely there is no significant relationship or p value >0.05 . The results of the spatial analysis are obtained, that there is no spatial relationship between Tuberculosis cases with climatic and demographic factors. The conclusion in this study, there is no significant relationship between tuberculosis cases with climatic and demographic factors, both statistically and spatially."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Zhafirah Rahmita
"Tuberkulosis Resisten Obat (TB RO) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang sudah resisten terhadap obat lini pertama. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia karena penularannya sangat cepat dan morbiditasnya cukup tinggi. Banyaknya obat yang digunakan dalam pengobatan TB RO menyebabkan kemungkinan munculnya reaksi obat tidak diinginkan (ROTD). ROTD dapat menjadi salah satu faktor penyebab ketidakpatuhan pasien dan pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara ROTD dengan kepatuhan dan hasil pengobatan TB RO. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan data dari rekam medis pasien di RS UI periode 1 April 2022–28 Februari 2023. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Dari 65 pasien ditemukan pasien yang mengalami ROTD sebanyak 62 pasien yang didominasi oleh pasien laki-laki, usia produktif, tidak memiliki penyakit penyerta, serta pasien yang menggunakan paduan pengobatan jangka panjang. Hasil Uji Chi Square untuk ROTD dengan kepatuhan menunjukkan nilai p=0.373 (p>0.05) dan untuk ROTD dengan hasil pengobatan didapatkan nilai p=0.120 (p>0.05). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara ROTD dengan kepatuhan dan hasil pengobatan pasien tuberkulosis resisten obat di Rumah Sakit Universitas Indonesia.

Drug Resistant Tuberculosis is a disease caused by Mycobacterium tuberculosis which is resistant to the first-line drugs. This disease is still a health problem worldwide because of its fast transmission and high morbidity rate. The large number of drugs used to treat Drug Resistant Tuberculosis causes the possibility of Adverse Drug Reactions (ADRs). ADRs can be one of the factors causing patient non-compliance and can ultimately affect treatment outcomes. This study aimed to analyze the relationship between ADRs with adherence and treatment results of Drug Resistant Tuberculosis. The research design used was cross sectional with medical record data of Drug Resistant Tuberculosis patients at University Indonesia Hospital from April 1, 2022, until February 28, 2023. Data analysis used the Chi Square test. From 65 patients, 62 patients with ADRs were found, dominated by male patients, adult patients with no comorbidities, and patients who used long-term combination medication. The results of the Chi Square Test ADRs with adherence showed a value of p=0.373 (p>0.05) and for ROTD with treatment results obtained p=0.120 (p>0.05). From this study, it can be concluded that there is no relationship between ADRs with Adherence and Treatment Result of Drug Resistant Tuberculosis Patients at University of Indonesia Hospital."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>