Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hilman Salahuddin Nazir
"

Latar Belakang: Menurut penelitian pada tahun 2001, intervensi antenatal berperan efektif dalam menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada saat masa kehamilan dan pada saat melahirkan. Di negara dengan penghasilan rendah pelaksanaan ANC sudah meningkat sejak model ANC WHO tahun 2002 dibuat. Namun, dalam rentan waktu 2007-2014, hanya ada 64% ibu yang mengikuti rekomendasi minimal WHO tentang ANC. Di negara Indonesia, angka kematian ibu sudah berkurang secara berkala dari tahun 1990-2015. Namun, negara Indonesia gagal mencapai salah satu target MDGs mengenai kesehatan ibu tentang mengurangi angka kematian ibu. Salah satu penyebab kematian ibu adalah komplikasi yang menyebabkan kematian pada masa kehamilan atau pada saat melahirkan. Oleh karena itu penting untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu akan pentingnya program ANC. Pemerintah Indonesia juga telah membuat program Keluarga Sehat untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia. Salah satu fokus dari program pemerintah ini juga untuk menurunkan tingkat kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor terhadap tingkat kesadaran ibu dan efektifitas program keluarga sehat.

Metode: Penelitian ini menggunakan metoda penelitian cross-sectional untuk menganalisa data yang didapat dari para Ibu yang tinggal di Cikini Ampiun. Data kemudian akan digunakan untuk menilai tingkat kesadaran ibu tentang pentingnya Ante Natal Care (ANC) pada masa kehamilan, sebagai indicator “keluarga sehat”.

Hasil: Lebih banyak Ibu yang memiliki tingkat kesadaran tinggi (52.3%) dibandingkan rendah (47.7%) tentang Ante Natal Care (ANC) dari 44 responden. Jumlah Ibu yang memiliki tingkat kesadaran rendah akan program keluarga sehat adalah 44 responden.

Konklusi: Faktor yang memiliki asosiasi dengan tingkat kesadaran Ibu tentang pentingnya Ante Natal Care (ANC) pada masa kehamilan adalah factor edukasi ibu. Semua Ibu di Cikini Ampiun memiliki tingkat kesadaran rendah terhadap program keluarga sehat dan lebih banyak ibu yang memiliki tingkat kesadaran tinggi tentang ANC.


Background: According to a study in 2001, Antenatal Intervention was shown to be effective in managing complication of pregnancy. In both low- and middle- income countries, the utilization of ANC has increased since the WHO ANC model is introduced in 2002. However, during the period of 2007-2014, there was only 64% of mothers who are pregnant attended the WHO-minimum visits. In Indonesia, the maternal mortality rate has been gradually decreasing, from 1990 to 2015. However, Indonesia failed to reach the target of MDGs which was to reduce maternal mortality rate. One of the main reason for maternal mortality was the failure in preventing or managing complication during pregnancy. Thus, it is important to assess the level of awareness of mothers regarding the importance Ante Natal Care (ANC) during pregnancy. The government of Indonesia had launched a program called “Keluarga Sehat” to improve the quality of health of the people in Indonesia. One of the aim of this program is to decrease maternal mortality rate. This research is done in order to analyze some factors that might affect mother’s level of awareness and the effectiveness of the program.

Method: This research is done using a cross-sectional method. This is used to assess the data from mothers in Cikini Ampiun regarding their awareness to the importance of Ante Natal Care (ANC) during pregnancy as an indicator of “Keluarga Sehat”

Results: It was found that there were more mother with high level of awareness (52.3%) than mother with low awareness (47.7%) from all 44 subjects in Cikini Ampiun. All 44 Subjects had a low level of awareness regarding “Keluarga Sehat” program.

Conclusion: In Cikini Ampiun education is found to be the only factor that is associated to the level of awareness of mothers regarding the importance of Ante Natal Care (ANC) during pregnancy. In addition, all the subjects had low level of awareness regarding “Keluarga Sehat” and there were more mothers who had high level of awareness regarding ANC.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Elaine Uli
"Latar Belakang : Pada tahun 2016, masih terdapat jutaan bayi Indonesia yang kehilangan hak untuk memulai kehidupan mereka dengan baik karena kekurangan pemberian ASI eksklusif. Dari 5 juta bayi, sekitar setengah dari seluruh populasi tersebut tidak mendapatkan ASI secara eksklusif. Sebagai salah satu indikator "Keluarga Sehat", pemberian ASI ekslusif dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan apakah seorang Ibu sadar akan kepentingan hal tersebut. Karena tingkat kesadaran Ibu akan pentingnya pemberian ASI eksklusif belum dipelajari secara menyeluruh, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor umur, ekonomi, edukasi dan jumlah kelahiran dan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat kesadaran para Ibu.
Metode : Penelitian cross-sectional digunakan untuk menganalisa data dari para Ibu yang tinggal di Cikini Ampiun. Data tersebut digunakan untuk mengevaluasi tingkat kesadaran Ibu akan pentingnya pemberian ASI eksklusif, khususnya pada pertumbuhan bayi di enam bulan pertama, sebagai indikator "Keluarga Sehat." 
Hasil : Masing-masing Ibu memiliki tingkat kesadaran yang berbeda akan pentingnya pemberian ASI ekslusif, dimana 23 Ibu memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dan 21 Ibu memiliki tingkat kesadaran yang rendah.
Konklusi : Dari faktor-faktor yang diuji, tidak ada faktor yang berkontribusi terhadap tingkat kesadaran Ibu akan pentingnya pemberian ASI eksklusif.

Background: By the year of 2016, there are millions of Indonesian babies that miss out a good start in life due to lack of exclusive breastfeeding supply. Among 5 million babies, approximately half of the population is not exclusively breastfed. With exclusive breastfeeding being one of the indicators of “Keluarga Sehat,” there are several factors that contribute to whether or not people, especially mothers, are aware of it. As the awareness of mothers regarding the importance of exclusive breastfeeding have yet to be studied thoroughly, this research aims to analyze factors of age, economy, education and parity and how it affects the level of awareness.
Method: A cross-sectional research was done to analyze the data from mothers living in Cikini Ampiun. This was used to assess the awareness of mothers regarding the importance of exclusive breastfeeding for the beginning 0-6 months of baby’s development as an indicator of "Keluarga Sehat."
Results: Mothers have shown different levels of awareness regarding the importance of exclusive breastfeeding, with 23 mothers having high awareness and 21 mothers having low awareness.
Conclusion: None of the factors assessed contributed to the level of awareness of mothers regarding the importance of exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Nuraini Solihah
"Tesis ini membahas tentang pemilihan tempat persalinan di rumah oleh ibu dengan riwayat ANC lengkap di Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang, pada tahun 2012. Pelayanan kesehatan, fasilitas dan informasi kesehatan sudah tersedia, pemanfaatan terhadap pelayanan ANC dan bidan sebagai penolong persalinan sudah tinggi namun belum sepenuhnya dapat mendorong masyarakat untuk memilih fasilitas kesehatan sebagai tempat persalinannya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang menggunakan pendekatan Rapid Assesment Procedures (RAP). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa sebagian dari masyarakat memilih rumah sebagai tempat persalinannya, namun sebagiannya lagi memilih fasilitas kesehatan sebagai tempat persalinannya. Penelitian ini juga menyarankan untuk meningkatkan peran lingkungan keluarga, masyarakat dan petugas dalam mendukung pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk persalinan.

This thesis discusses the selection of the delivery at home by mothers with a history of complete ANC in Cimanuk sub district, Pandeglang District, year 2012. Health services, facilities and health information is available, the utilization of the ANC and the midwife as a birth attendant is high but has not been fully able to encourage people to choose a health facility as a place of confinement. This research is a qualitative study, which uses the approach of Rapid Assessment Procedures (RAP). The results of this study found that the majority of people choosing a home as a place of confinement, but partly choosing health facility as a place of confinement. This study also suggested to increase the role of the family, the community and staff in supporting the utilization of health facilities for delivery."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Farrel Abduljabar
"

Immunisasi ada suatu proses yang sangat penting untuk mencegah adanya penyebaran penyakit menular. Indonesia memiliki program imunisasi dasar yang bertujuan untuk melindungi anak-anak. Program imunisasi dasar Indonesia mencakup proses vaksinasi anak baru lahir sampai mereka berumur 1 tahun. Data mengenai kepatuhan ibu mengikuti proses imunisasi dasar untuk anak-anaknya di daerah Cikini Ampiun masih kurang. Penelitian ini adalah penilitian cross sectional yang menggunakan form kuesioner dengan sampel kasus berupa 44 responden. Subjek penelitian yang diambil adalah perempuan yang memiliki anak minimal 1 orang. Variabel independent dari penelitian ini adalah usia responden, tingkat pendidikan terakhir, besarnya keluarga responden, penghasilan, pekerjaan responden, dan juga status paritas responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara status socioeconomics responden dengan kepatuhan dan juga pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi dini untuk anak mereka. Kelengkapan imunisasi dasar adalah suatu upaya untuk pencegahan penyakit mudah menular di kalangan anak-anak. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan muncul rasa lebih peduli akan status imunitas anak dan juga upaya pencegahan penyakit menular di lingkunannya.

 


Immunization is an important process that is important to prevent the spread of infectious diseases especially in children. Indonesia has a basic immunization program aimed to boost the immune status of children. The basic immunization program of Indonesia is given to newborns up to 1 year old. Data regarding the compliance of mothers towards the basic immunization programs in Indonesia is still lacking. This is a cross sectional research that uses questionnaire to gather data. The sample size of this research is 44 respondents, the samples are mothers with at least one child. The independent variable of this research includes the age of the respondents, education, family income, household size, working status, and parity status of the respondent. The result of this study shows no correlation between the socioeconomic status of the respondents with their compliance and awareness regarding the importance of complete immunization for children. Completeness of the basic immunization program is an attempt to prevent the spread of infectious disease in children. With this research, hopefully the respondents became more aware regarding the importance of their childrens immunity status and the attempt to prevent the spread of infectious disease in their environment.

 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arieska Malia Novia Putri
"Objektif: Nutrisi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dan kehamilan. Edukasi gizi merupakan strategi yang digunakan untuk memperbaiki status gizi pada ibu hamil dengan cara memperbaiki pengetahuan, menerapkan makanan yang beragam, dan mempelajari jumlah makanan yang dikonsumsi telah sesuai dengan kebutuhan khusus pada ibu hamil, namun saat ini belum terdapat pedoman yang tersedia untuk situasi demografis di Indonesia. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi modul yang berkaitan dengan pola makan sehat selama masa kehamilan di area Jakarta, Indonesia.
Metode: Metode yang digunakan merupakan metode campuran dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif pada ibu hamil. Pengembangan modul menggunakan Model Kemp sebagai pedoman dalam proses pengembangan. Sedangkan Teknik Delphi dan kuesioner terstruktur digunakan dalam proses validasi modul. Teknik Delphi dilakukan menggunakan Skala Likert 0-9 dengan minimum penilaian dari 80% partisipan. Studi ini menggunakan SPSS versi 20.0 untuk menganalisa data. Uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) digunakan dalam menguji normalitas dari distribusi data. Uji korelasi digunakan dalam menguji validitas instrumen dengan nilai <0,05 dan r-value >0,3, serta nilai Cronbach alpha sebesar >0,60.
Hasil: Telah didapatkan total 13 topik pembahasan dan 22 butir pertanyaan telah dikembangkan dan tervalidasi dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang telah tervalidasi, dan memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,81 dan nilai korelasi sebesar 0,30-0,65. Selain itu, terdapat peningkatan sebesar 75,44 pada pembelajaran yang telah dilakukan pada ibu hamil.
Kesimpulan: Studi yang telah dilakukan merupakan pengembangan modul pola makan sehat selama masa kehamilan yang terdiri dari isi, media, metode, dan instrumen evaluasi yang telah teruji keabsahannya dan dapat diandalkan untuk ibu hamil.

Objective: The nutrition of pregnant mother influences fetal and maternal health. The nutrition education is a strategy used to improve the nutritional status of pregnant mother by improving the knowledge, encouraging the practice of diversity, and learning the proper amounts of food consumed in accordance with the specific requirements of pregnant mother, but currently, there are no guidelines available for this demographic in Indonesia. Therefore, this study aims to develop and validity module relevant to healthy eating during pregnancy in Jakarta, Indonesia.
Methods: The method used is a mixed method using qualitative and quantitative approaches to the pregnant mothers. The development of module used the Kemp‟s Model as a guide on the process of development. While the Delphi Technique and structured questionnaires are used in the validation of module. The Delphi technique has been performed using a 0-9 Likert scale with a minimum rating of 80% of participants. This study has used SPSS version 20.0 to analyze the data. The Kolmogorov-Smirnov (K-S) statistical test was used to test the normality of the data distribution. The correlation test has been used in testing the validity of the instrument with a value of <0.05 and r-value> 0.3, and a Cronbach alpha value of> 0.60.
Results: It has obtained a total of 13 topics and 22 item of questions that have been developed and validated using learning media and learning method which was validated, and have Cronbach Alpha value of 0.81 and correlation value of 0.30-0.65. In addition, there is an increase of 75.44 during learning activity that has been done among pregnant mother.
Conclusion: The study concluded that the developed module on healthy eating during pregnancy consisted of material, media, method, and evaluation instrument was valid and reliable for pregnant mother.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alda Zerlina Amelia
"

Vitamin D memiliki peran dalam implantasi plasenta dan meningkatkan sensitivitas insulin di sel target.  Pada plasenta, VDR ditemukan di vili trofoblas, desidua, otot polos sel pembuluh darah plasenta, dan nukleus sel stroma vili plasenta. Melalui peningkatan sensitivitas insulin, vitamin D dapat memengaruhi kadar glukosa di jaringan plasenta. Insulin akan menstimulasi GLUT4 pada plasenta untuk pengambilan glukosa ke dalam sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar vitamin D dan kadar glukosa dalam jaringan plasenta. Penelitian ini merupakan studi awal dengan desain potong lintang dengan sampel berupa 10 jaringan plasenta kehamilan normal. Setiap sampel diukur kadar vitamin D dan kadar glukosanya lalu dilakukan uji korelasi. Kadar vitamin D diukur dengan metode ELISA sedangkan kadar glukosa diukur dengan metode spektofotometri. Uji korelasi dilakukan dengan uji Pearson menggunakan SPSS versi 20. Hasil uji korelasi kadar vitamin D dan kadar glukosa menunjukkan kecenderungan korelasi positif lemah menuju sedang dengan korelasi Pearson r=0,397. Namun, hasil uji memberikan p=0,128 sehingga secara statistika tidak bermakna. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dengan besar sampel minimal, yaitu 48 sampel. 


Vitamin D has a role in placental implantation and increases insulin sensitivity in target cells. In the placenta, VDR is found in trophoblast villi, decidua, smooth muscle cells of the placental vessels, and nuclei of placental villous stromal cells. Through increased insulin sensitivity, vitamin D can affect glucose levels in placental tissue. Insulin stimulates GLUT4 on the placenta for glucose intake. This study aimed to determine the relationship of vitamin D levels and glucose levels in placental tissue. This study was a preliminary study with a cross-sectional design with a sample of 10 normal pregnancy placental tissues. Vitamin D levels were measured by the ELISA method while glucose levels were measured by spectrophotometric methods. Then performed a correlation test. Correlation test was carried out by Pearson test using SPSS version 20. The results of the correlation test of vitamin D levels and glucose levels showed a weak-to-moderate positive correlation with Pearson correlation r=0.397. However, the test results give p=0.128 that means statistically it’s not significant. The results of this study can be used as a reference for further research with a minimum sample size, which is 48 samples. 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Aurora Zahra
"Latar Belakang: Demi mencapai seluruh poin pada SDGs (Sustainable Development Goals) pada tahun 2030, kita perlu menginvestasikan masa depan tersebut pada generasi muda sebagai agen perubahan. Sebelum SDG, Indonesia sudah berhasil mencapai MDG poin 4 mengenai mengurangi angka kematian pada anak. Indonesia telah berhasil mengurangi dari 85 per 1000 kelahiran pada tahun 1990 hingga 27 per 1000 kelahiran pada tahun 2015. Meskipun demikian, masih terdapat 147,000 anak yang meninggal sebelum mereka berumur 5 tahun. Penyebab kematian beragam, salah satunya adalah kurang gizi atau gizi buruk. Selain itu, kondisi gizi buruk juga menyebabkan anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan, yakni stunting (berjumlah sebesar 36% pada balita). Gizi buruk bisa disebabkan dari banyak hal, yang meliputi perbedaan pada status ekonomi dan juga dipengaruhi dari distribusi tenaga kesehatan yang kurang baik. Oleh karena itu, memantau pertumbuhan balita adalah program yang sangat penting untuk dilakukan secara rutin guna memastikan seluruh anak Indonesia mendapatkan nutrisi yang baik sehingga tercipta masa depan yang baik juga. Dalam mewujudkan kelangsungan pemantauan tumbuh balita yang rutin, selain peran tenaga kesehatan, orang tua juga harus turut berkontribusi. Oleh karena itu, dirasa penting bagi peneliti untuk meningkatkan kesadaran orang tua terutama para Ibu untuk melakukan pemantauan tumbuh balita secara rutin, yang juga dibantu oleh paparan dari tenaga kesehatan terdekat yakni Puskesmas, melalui program “Keluarga Sehat”, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan fasilitas kesehatan lainnya.
Metode: Penelitian dilakukan dengan metode cross-sectional untuk menganalisa tingkat kesadaran Ibu di Cikini Ampiun. Hasil dari penelitian akan digunakan untuk mengevaluasi tingkat kesadaran Ibu terhadap pentingnya pemantauan tumbuh balita sebagai salah satu indikator “Keluarga Sehat”.
Hasil: Dari seluruh faktor yang dievaluasi, tingkat kesadaran Ibu terhadap pentingnya pemantauan tumbuh balita berbeda-beda sesuai faktor masing-masing, yang meliputi: umur, tingkat edukasi, status ekonomi, dan jumlah kehamilan.
Konklusi: Hanya terdapat satu faktor yang menunjukkan dampak pada rendahnya tingkat kesadaran Ibu pada pentingnya pemantauan tumbuh balita, yakni tingkat edukasi.

Background: To achieve SDGs (Sustainable Development Goals) by 2030, it is crucial to invest the future on youth generation; children as agents of change. Before that, Indonesia had achieved MDGs point 4 regarding decreasing child’s mortality rate, from 85 per 1000 births in 1990 to 27 per 1000 births in 2015. However, still, there are 147,000 children died before reaching their 5th year of life. The cause of death varies, and one of it includes growth abnormalities, for example stunting – which accounts for 36% of children under five. Poor nutrition can be influenced by many factors, including differences in economical status, which are also influenced by poor distribution of health care providers. Therefore, growth monitoring of children under five is a very crucial program to be routinely performed in order to ensure all children in Indonesia acquire adequate nutrition thus prospecting for a brighter future. To ensure continuous growth monitoring, other than health care providers, parents also contribute. Therefore, it is crucial to improve awareness of the parents especially mothers to perform continuous growth monitoring, which is also supported by adequate exposures from health care facilities including Puskesmas through the programs of “Keluarga Sehat”, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) as well as other health care facilities.
Method: The research is conducted using cross-sectional method, to analyze level of awareness of mothers in Cikini Ampiun. The results of research are used to analyze mother’s awareness towards the importance of growth monitoring of children under five as an indicator of “Keluarga Sehat”.
Results: Of all factors evaluated, the level of awareness of mothers towards the importance of growth monitoring of children under five is different depending on each factors which include: age, education, economical status and parity.
Conclusion: There is only one factor which influences the low awareness level of mothers towards the importance of growth monitoring of children under five, which is educational background.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufalia Brillianti Sambowo
"Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit penyebab angka kematian kedua tertinggi secara global setelah Covid-19. Pada kehamilan, infeksi tuberkulosis dapat meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan janin. Selama pandemi covid-19, ditemukan angka pelaporan kasus infeksi TB menurun sedangkan angka kematian ibu justru meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan kasus infeksi TB pada ibu hamil dengan masa pandemi Covid-19. Data didapatkan dengan menggunakan data kumulatif dan rekam medis dari empat rumah sakit di Kota Depok. Dari 40.933 data kehamilan ibu selama tahun 2018-2022 didapatkan angka kehamilan dengan infeksi TB sebanyak 28 kasus dengan peningkatan proporsi dari 0.03% menjadi 0.12% selama pandemi. Didapatkan hubungan bermakna antara kasus infeksi TB pada ibu hamil dengan masa pandemi (p-value<0.05). Analisa menunjukkan bahwa ibu hamil memiliki risiko empat kali lebih tinggi terinfeksi TB selama masa pandemi (RR=4.21, 95% CI 1.706-10.382). Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antar masing karakteristik subjek dengan masa pandemi. Karakteristik yang dianalisa diantaranya: usia ibu, trimester kehamilan saat terdiagnosa TB, status gizi dan glikemik ibu, status ekonomi, pekerjaan, dan tingkat pendidikan ibu.

Tuberculosis (TB) infection is the second leading cause of death globally after Covid-19. In pregnancy, TB infection can increase the risk of complications for the mother and child. During the Covid-19 pandemic, case detection and case notification of TB infection decreased. However, the number of maternal deaths is increasing. This study aimed to find the association between TB infection in pregnancy during with Covid-19 pandemic. This cross-sectional study collected data from four different hospitals in Kota Depok using each cumulative report and medical record. Out of 40.933 pregnancy data from 2018 to September 2020, 28 are infected with tuberculosis. There was a significant proportion increase from 0.03% to 0.12% during the pandemic. A Chi-square test was done with the data given and showed that the pandemic has a significant association with TB infection cases in pregnancy (p value<0.05). It also shows that pregnant mothers during the pandemic are four times more likely to be infected with tuberculosis (RR=4.21, 95% CI 1.706- 10.382). No relationship was found between the subject's characteristics and the pandemic. All characteristics analyzed were: mother's age, trimester of TB diagnosis, mother's nutritional and glycemic status, and mother's economic, work, and educational status."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miracle Banda
"Ibu yang dalam masa kehamilan mengalami kualitas tidur yang tidak normal, sulit untuk tidur dan sering terbangun dimalam hari membuat ibu hamil merasa tidak nyaman. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tidur adalah aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari aktivitas fisik dengan kualitas tidur ibu selama masa kehamilan, menggunakan kuesioner Pregnancy Physical Activity Questionnaire (PPAQ) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dengan desain penelitian cross-sectional, populasi penelitian sebanyak 107 ibu hamil. Berdasarkan analisis data didapati aktivitas fisik paling tinggi dilakukan ibu yaitu intensitas sedang 330 MET-jam/minggu, dan kualitas tidur ibu secara umum yaitu kualitas tidur buruk sebanyak 80 ibu dengan frekuensi 74,8 %. Dari penelitian ini disimpulakan terdapat hubungan antara aktivitas fisik intensitas sedang dengan kualitas tidur ibu selama masa kehamilan dengan p value 0,047 (p < 0,05). Strategi diperlukan untuk meningkatkan kesadaran ibu mengenai pentingnya aktivitas fisik setiap hari serta meningkatkan kesadaran pentingnya kualitas tidur untuk kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan.

Mothers who are in pregnancy experience abnormal sleep quality, difficulty falling asleep and often wake up at night making pregnant women feel uncomfortable. One of the factors that affect sleep quality is physical activity. This study aims to see the relationship of physical activity with the quality of maternal sleep during pregnancy, using the Pregnancy Physical Activity Questionnaire (PPAQ) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) with a cross-sectional research design, the study population was 107 pregnant women. Based on data analysis, it was found that the highest physical activity performed by mothers was moderate intensity 330 MET-hours / week, and the general quality of maternal sleep was poor sleep quality as many as 80 mothers with a frequency of 74.8%. From this study it is concluded that there is a relationship between moderate intensity physical activity and the quality of maternal sleep during pregnancy with a p value of 0.047 (p < 0.05). Strategies are needed to increase maternal awareness about the importance of physical activity every day and increase awareness of the importance of sleep quality for maternal and fetal health during pregnancy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Alya Winarto
"Hypoxia-inducible factor-1a (HIF-1a) adalah faktor transkripsi yang bertanggung jawab pada kondisi hipoksia seperti preeklampsia. Studi ini membandingkan konsentrasi HIF-1a pada kehamilan preeklampsia di bawah 32 minggu gestasi dan kehamilan normal. Sebagai penelitian observasional potong lintang pendahuluan, 10 sampel digunakan untuk masing-masing grup. Konsentrasi HIF-1a diukur menggunakan kit enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang insignifikan (p>0.05) antara konsentrasi HIF-1a pada kehamilan preeklampsia awal dan kehamilan normal walaupun terdapat kecenderungan untuk konsentrasi yang lebih tinggi pada kehamilan preeklampsia awal. HIF-1a kemungkinan tidak terlibat pada perkembangan preeklampsia awal. Sebaliknya, konsentrasi HIF-1a pada plasenta dipengaruhi oleh kerusakan syncytiotrophoblast akibat modifikasi arteri spiralis yang inadekuat dan berujung pada kurangnya jumlah HIF-1a.

Hypoxia-inducible factor-1a (HIF-1a) is a transcription factor that is expressed by cytotrophoblast in the placenta during hypoxic condition of preeclampsia. This study compares the level of placental HIF-1a in preeclampsia pregnancies under 32 weeks old of gestation and normal pregnancies. As an observational cross-sectional preliminary study, 10 samples were used for each group. The level of placental HIF-1a was measured by using enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) kit. Statistical analysis revealed insiginificant difference (p>0.05) of placental HIF-1a concentration between the early preeclampsia pregnancies and the normal ones although there’s a tendency of the level being higher for the former. HIF-1a might not be involved in the development of early preeclampsia. Instead, its level in the placenta is affected by the syncytiotrophoblast damage due to inadequate spiral arteries remodeling that leads to a reduced amount of HIF-1a."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>