Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Indah Lestari
"

Latar BelakangCarpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan kelainan neuropati perifer terbanyak pada ekstremitas atas akibat terjebaknya atau terjepitnya saraf medianus pada terowongan karpal. Pada pekerja seringkali diakibatkan oleh gerakan repetitif dengan fleksi dan ekstensi pada daerah pergelangan tangan, gerakan menggenggam erat, getaran. Kasus CTS merupakan gangguan muskuloskeletal pada ekstremitas atas yang mengakibatkan pembiayaan kesehatan yang besar, kurangnya produktivitas, hilangnya hari kerja hingga terjadinya disabilitas.

Tujuan : menilai efektivitas terapi nonoperatif bila dibandingkan dengan terapi operatif pada pasien dengan CTS.

Metode : Penelusuran artikel dengan menggunakan Pubmed dan Google Scholar dan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil pencarian artikel tersebut kemudian dilakukan telaah dengan menggunakan kriteria penilaian validitas, tingkat pentingnya hasil yang didapat pada penelitian tersebut, dan kemamputerapan.

Hasil : Studi dalam systematic review ini masih mencakup studi yang sedikit dan sangat heterogen dengan outcomes yang bervariasi sehingga secara clinical efficacy belum dapat diyakini bahwa salah satu intervensi lebih baik yang lainnya pada tatalaksana CTS. Hasil gabungan dari analisis subgrup berupa peningkatan fungsi, peningkatan gejala, peningkatan parameter neurofisiologis, dan biaya perawatan pada waktu tindak lanjut yang berbeda menunjukkan bahwa perbedaan tidak signifikan secara statistik antara kedua intervensi. Perbedaan komplikasi dan efek samping secara statistik signifikan dan pengobatan non operatif mencapai hasil yang lebih baik daripada operatif (OR= 2,03, 95% CI= 1,28-3,22, p= 0,003).

Kesimpulan : Tatalaksana pada pasien Carpal Tunnel Syndrome baik dengan intervensi operatif maupun non operatif memiliki keuntungan masing- masing. Hasil intervensi dari segi peningkatan fungsi, perbaikan gejala dan parameter neurofisiologi serta pembiayaan tidak ada ada perbedaan yang signifikan antara keduanya. Intervensi operatif dapat dilakukan apabila perawatan non operatif gagal.


Background : Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is the most common peripheral neuropathy in the upper extremities due to trapping or pinching of the median nerve in the carpal tunnel. In workers it is often caused by repetitive movements with flexion and extension on the wrist area, tight grasping movements, vibration. CTS cases are musculoskeletal disorders of the upper extremities with the most expensive health financing in the United States. In addition, it also causes loss of work days that exceed other occupational diseases other than fractures. CTS also results in large compensation expenditures, lack of productivity to disability.

Objective: to assess the effectiveness of nonoperative therapy when compared with operative therapy in patients with CTS.

Methods: Searching the articles by using Pubmed and Google Scholar as well as inclution and exclution criteria predetermined, articles were than performed using the assesment criteria of validity, importance, and ability applied

Results: The studies in this systematic review still include few and very heterogeneous studies with varying outcomes so that clinical efficacy cannot yet be believed that one of the other interventions is better in the management of CTS. The combined results from the subgroup analysis of improved function, improved symptoms, increased neurophysiological parameters, and treatment costs at different follow up times showed that the difference was not statistically significant between the 2 interventions. The difference in complications and side effects was statistically significant and nonoperative treatment achieved better results than operative (OR= 2.03, 95% CI= 1.28-3.22, p= 0.003).

Conclusion: The management of Carpal Tunnel Syndrome patients with both operative and non-operative interventions has their respective advantages. The results of the intervention in terms of improved function, improvement of symptoms and neurophysiological parameters and financing there is no significant difference between the two. Operative intervention can be done if non-operative care fails.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniati Setianingsih
"ABSTRAK
Peningkatan jumlah pekerja konstruksi sebagai populasi berisiko berdampak pada munculnya berbagai penyakit akibat kerja, diantaranya keluhan Carpal Tunnel Syndrome. Pengetahuan ergonomi yang rendah dapat menjadi faktor munculnya keluhan Carpal Tunnel Syndrome. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ergonomi dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja di Proyek X. Desain penenelitian menggunakan studi cross-sectional dengan melibatkan 140 responden pekerja konstruksi yang diambil melalui teknik Accidental Sampling. Tingkat pengetahuan ergonomi dan keluhan Carpal Tunnel Syndrome diukur menggunakan kuesioner modifikasi penelitian sebelumnya. Hasil analisis Chi Square menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ergonomi dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome p value= 0,035 . Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ergonomi dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja di Proyek X. Hasil penelitian merekomendasikan dilakukannya upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan pengetahuan ergonomi pekerja dan mengurangi angka keluhan Carpal Tunnel Syndrome.

ABSTRACT
The increase of construction workers as at risk population have an impact on the emergence of occupational diseases, including Carpal Tunnel Syndrome complaints that often experienced by construction workers. Low knowledge level of ergonomics can be a risk factor of Carpal Tunnel Syndrome complaints. The purpose of this research was to find the relationship between ergonomics knowledge level and Carpal Tunnel Syndrome complaints in Project X workers. This research used cross sectional study design which involved 140 construction workers used Accidental Sampling technique. Ergonomics knowledge level and Carpal Tunnel Syndrome complaints measured by modified questionnaire from previous research. The result used Chi Square test showed there was a relationship between ergonomics knowledge level and Carpal Tunnel Syndrome complaints p value 0,035 . The conclusion of study was there is a relationship between ergonomics knowledge level and Carpal Tunnel Syndrome on workers of Project X. This research recommends promotional and preventive efforts to increase ergonomics knowledge of workers and reduce the number of Carpal Tunnel Syndrome complaints. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oka Adhitya K.
"Penggunaan laptop dikalangan mahasiswa meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun. Karakteristik dari laptop yang sangat portabel merupakan salah satu alasan trend meningkatnya penggunaan laptop. Dari survey awal diketahui bahwa kurang lebih 280 mahasiswa (40%) dari seluruh Mahasiswa FKM UI menggunakan laptop. Di sisi lain desain laptop yang layar dan keyboardnya hanya dipisahkan oleh sebuah engsel menyebabkan pengguna laptop berada dalam posisi tidak ergonmis pada saat menggunakan laptop. Posisi janggal yang berlebihan terutama pada bagian tangan akan menyebabkan berbagai macam musculoskeletal disease, dan penyakit yang paling banyak muncul adalah carpal tunnel syndrome.
Berdasarkan beberapa teoni, diketahui bahwa, jenis kelamin, riwayat cedera tangan, repetisi, posisi janggal dan repetisi berhubungan dengan carpal tunnel syndrome. Disain penelitian ini adalah potong lintang, responden adalah 100 Mahasiswa Reguler FKM UI angkatan 2004 - 2007, data dikumpulkan dengan kuesioner, dan penilaian CTS dilakukan dengan phalen test, uji statistik yang digunakan adalah kal kuadrat, data diinterpretasikan dalam analisis univariat dan bivariat.
Dari hasil analisis univatiat diketahui bahwa software yang terbanyak digunakan oleh mahasiswa adalah aplikasi perkantoran, menjelajah internet, dan bermain game, mahasiswa rata-rata sudah menggunakan laptop selama 23 bulan, dengan frekuensi penggunaan 4-5 hari perminggu, dan durasi penggunaan laptop 200 menit pada setiap kali penggunaan laptop. Dari phalen test diketahui mahasiswa yang menga1ami carpal tunnel syndrome sebanyak 41 orang (41 %). Dan dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa posisi dan repetisi ada hubungan yang bermakna secara statistik dengan carpal tunnel syndrome, sedangkan jenis kelamin dan riwayat cidera tangan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik dengan carpal tunnel syndrome.

Notebook usage among university student are rapidly increase from year to year, characteristic of notebook which portable become one of many reason the increasing trend of notebook usage. From early survey known that more or less 280 student (40%) of entirely regular Student FKM UI use notebook. In the other side, notebook design with keyboard and tne monitor that only separated by a hinge, have made user stay in the non ergonomical position while they using laptop. Excessive posture especially around hand posture will result in many musculoskeletal disease symptoms, and the most occur are CTS.
According to some theories explained that gender,history of hand injury, awkward posture and repetition have related to CTS. This study was carried out in cross-sectional design. The respondents are 100 Regular Student of FKM UI who come from generation of 2004-2007. Data was collected using questionnaire, and for CTS assessment using phalen test. Statistic test used is chi square. Data was conduct univariate and bivariate analyses.
The result of univariate analyses known that most software when using notebook are microsoft office, browsing, and games. The average of notebook usage are 23 months, with frequency 4-5 days per week and duration is 200 minute each time using laptop. From phalen test, student who has CTS are 41 people (41%). And from bivariate analyses resulting that position and repetition are statistically significant related to CTS. However gender and history of hand injury are not statistically significant related to CTS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21180
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Limanjaya
"ABSTRAK
Sindrom terowongan karpal (STK) merupakan penyakit yang menjadi beban bagi banyak negara di seluruh dunia, dengan berbagai macam pilihan terapi dari medikamentosa hingga pembedahan yang memiliki efek samping yang menurunkan kualitas hidup. Akupunktur telah terbukti dapat menangani nyeri dan memperbaiki saraf, dan salah satu modalitas akupunktur terbaru adalah laser acupuncture. Studi serial kasus ini bertujuan menilai efektivitas laser acupuncture dengan jumlah sampel 6 pergelangan tangan, dengan luaran yang dinilai adalah kuesioner Boston (BCTQ), visual analogue scale (VAS), tes Tinned, Tes Phalen, dan pemeriksaan kecepatan hantar saraf (KHS). Titik yang digunakan adalah PC6, PC7, EXUE9, dan LI4. Hasil studi menunjukkan 3 pergelangan tangan mengalami penurunan derajat KHS, seluruh pergelangan tangan mengalami perbaikan skor BCTQ, nilai VAS mengalami penurunan, tetapi tidak terlihat perbaikan tes Tinel dan Phalen yang bermakna. Disimpulkan bahwa laser acupuncture dapat digunakan sebagai pilihan terapi dalam tatalaksana sindrom terowongan karpal.

ABSTRACT
Carpal tunnel syndrome (CTS) is disease that gives burdens for many countries, with a number of choices for the management such as drugs or surgery, each has side effects that decrease the quality of life. Acupuncture is proven to be an effective treatment for pain and can restore nerve functions, and laser acupuncture is one of the modalities. This study aims to asses the effectiveness of laser acupuncture with 6 wrists and the outcomes are Boston questionnaire (BCTQ), visual analogue scale (VAS), Tinel sign, Phalen sign, and nerve conduction study (NCS). Acupuncture points used here are PC6, PC7, EXUE9, and LI4. The results show a decrease in NCS grades for 3 wrists, all wrists have BCTQ score improvements, VAS also decreases, but no significant improvement in Tinel and Phalen signs. The conclusion is that laser acupuncture can be used as a treatment for the management of carpal tunnel syndrome."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Nopi Andayani
"Excessive activity in the hands and wrists over a prolonged period of time can cause repetitive strain injury, which leads to the occurrence of carpal tunnel syndrome. The purpose of this study is to determine the differences in the effectiveness of ultrasound and neural mobilization interventions with ultrasound and passive stretching in reducing hand disabilities in patients with carpal tunnel syndrome. It is an experimental study, using the pre- and post-test control group design. The sampling technique employed was simple random sampling, with a study sample comprising 30 people. The difference test with an independent t-test showed a significant difference between the control group and the treatment group (p= 0.000), with a decrease hand disability percentage of 7% in the control group and 15% in the treatment group. Based on the results, it can be concluded that the combination of ultrasound and neural mobilization is more effective in reducing hand disability than a combination of ultrasound and passive stretching in patients with carpal tunnel syndrome."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
610 UI-JKI 23:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yoga Putra
"Latar Belakang. Kuesioner Boston Carpal Tunnel Syndrome (BCTQ) merupakan kuesioner yang dikembangkan untuk menilai keluhan pasien sindrom terowongan karpal dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji validasi dan reliabilitas kuesioner BCTQ ke dalam bahasa Indonesia. Metode. Melakukan adaptasi dan translasi transkultural, kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas kuesioner BCTQ versi bahasa Indonesia. Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien dewasa dengan sindrom terowongan karpal yang datang ke Poliklinik Neurologi RSUPNCM yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil. Tiga puluh lima pasien memenuhi kriteria inklusi. Sebagian besar adalah perempuan (88,6%). Usia berkisar antara 45 tahun sampai 71 tahun, dengan prevalensi tertingi > 50 tahun (91,4%), pekerjaan sebagian besar subjek adalah sebagai ibu rumah tangga (77,1%). Pada uji validitas domain derajat keparahan gejala pada uji pertama memiliki nilai antara 0,484-0,781, pada retes didapatkan nilai 0,482 sampai 0,760, untuk domain status fungsional didapatkan nilai antara 0,495 sampai 0,825, dan nilai 0,615 sampai 0,783 pada retes. Hasil uji reliabilitas domain derajat keparahan gejala 0,876 pada uji pertama dan 0,874 pada uji kedua, untuk uji reabilitas domain status fungsional pada uji pertama sebesar 0,857 dan pada retes 0,854. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner oleh semua subjek kurang dari 10 menit, Kesimpulan. Kuesioner BCTQ versi Bahasa Indonesia valid dan reliabel dalam mengevaluasi keluhan serta gejala pada pasien dengan sindrom terowongan karpal.

Introduction. Boston Carpal Tunnel Syndrome Questionnaire (BCTQ) is a questionnaire developed to assess complaints and symptoms of carpal tunnel syndrome patients in carrying out daily activities. Aim of this study is to gain a valid and reliable Indonesian version of BCTQ. Methods. Trancultural adaptation and translation from the original version to Indonesian version, then validation and reliability test are carried out. The population of this study was adult patients with carpal tunnel syndrome who came to the neurology department RSUPNCM and met the inclusion criteria. Thirty-five patients met the inclusion criteria, majority are women (88,6%). Age ranged from 45-71 years, with the highest prevalence >50 years old. Most of the subjects were housewife. The value of symptoms severity scale domain between 0,484-0,781 for first test, 0,482-0,760 on the retest. For domain functional status 0,495-0,825 in the first tests, and 0,615-0,783 for the retest. The reliability test for symptoms severity scale domain for the first test is 0,876 and 0,874 for the retest. The realiability test value for functional status 0,857 for the first test and 0,854 for the retest. The time needed to complete the questionnaire is under 10 minutes. Conclusion. Indonesian version of BCTQ is a valid and reliable instrument to be used as instrument in evaluate complaint and symptoms in patients with carpal tunnel syndrome."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar belakang: Sindrom Terowongan Karpal (STK) adalah sindrom yang
mempengaruhi saraf medianus. Gejala yang dirasakan adalah perasaan tebal dan
mati rasa pada tangan yang menyebar hingga ke jari-jari seperti ibu jari, telunjuk
dan jari tengah. Gejala ini mengganggu fungsi tangan sehari hari. Sindrom
Terowongan Karpal adalah salah satu kondisi kesehatan kerja yang paling dikenal
luas; terutama di pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan penggunaan tangan
berulang-ulang. Sindrom Terowongan Karpal juga dikenal dalam industri di mana
pekerjaan melibatkan kekuatan tinggi atau tekanan dan menggunakan alat-alat
bergetar.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai Skala Keparahan Gejala
pada penderita STK setelah penanganan konservatif non-operatif selama 3 bulan.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan studi deskriptif potong-lintang dengan
metode pengambilan sampel berturut-turut. Sumber data dalam penelitian ini
adalah dari rekam medis pasien Sindrom Terowongan Karpal di Departemen
Rehabilitasi Medik, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Data tersebut diambil
dari Januari 2014 sampai Februari 2015. Dari 106 pasien Sindroma Terowongan
Karpal, 14 pasien memenuhi kriteria inklusi penelitian ini dikarenakan kriteria
inklusi yang sangat spesifik.
Hasil: Proporsi usia (71.43%) tertinggi dari pasien dalam studi ini adalah antara
26 dan 64 tahun. Dalam studi ini, terdapat lebih banyak pasien wanita (71.43%)
dibandingkan dengan pasien pria. Mayoritas pasien memiliki Indeks Massa Tubuh
(IMT) yang normal (50%). Pasien yang bekerja sebagai pegawai administratif
(35.71%) memiliki proporsi terbanyak dalam studi ini. STK bilateral (57.14%)
juga memiliki proporsi tertinggi dalam studi ini. STK derajat 3 (40.91%) memiliki
prevalensi tertinggi dalam studi ini. Nilai Skala Keparahan Gejala pasien dengan
berbagai derajat STK berkisar antara 11 dan 44., Background: Carpal Tunnel Syndrome is a syndrome that affects the median
nerve. The symptoms are feeling thick and numb on the hand that radiate to the
fingers, especially the first, second and third fingers. These symptoms disturb
daily function of hand usage. Carpal Tunnel Syndrome is one of the most widely
recognised occupational health conditions; particularly in occupations that
requires repetitive use of the hands. Also, Carpal Tunnel Syndrome is recognized
in industries where work involves high force or pressure and usage of vibrating
tools.
Aim: This study was conducted in order to know the value of Symptom Severity
Scale at Carpal Tunnel Syndrome patients after 3 months of conservative
management.
Methods: This study was conducted with descriptive cross-sectional study with
consecutive sampling methods. The source of data in this study was from the
medical record of Carpal Tunnel Syndrome patients in Department of Medical
Rehabilitation, Cipto Mangunkusumo Hospital. The data was taken from January
2014 to February 2015. From 106 carpal tunnel syndrome patients, 14 patients
fulfilled the inclusion this research due to the very specific inclusion criteria.
Results: The highest proportion of patients is aged between 26 to 64 years old
(71.43%). There are more female (71.43%) patients in this study. Majority of the
patients have normal BMI (50%). Patients who work as office administrator
(35.71%) have the highest proportion in this study that could have corelation with
bilateral CTS (57.14%), which has also the highest proportion in this study. Grade
3 CTS (40.91%) have the most prevalence in this study. Lastly, the SSS value of
patients with various degrees of CTS ranges between 11 to 44.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratama S.P.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26552
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Setyawan
"Carpal Tunnel Syndrome occurs when the median nerve, which runs from the forearm into the hand, suffers pressure or is squeezed in the wrist. The results
may be pain, weakness, or numbness in the hand and wrist, radiating up to the arm. This study aimed to examine the risk factors i.e age, sex, work period
and repetitive movements toward Carpal Tunnel Syndrome complaints among food-packing workers in Karanganyar. The study was conducted in October to
December 2014 that used analytic observational design with cross sectional study. Samples were 50 of 67 food-packing workers in Jaten Karanganyar industrial
area as taken by using simple random sampling technique. Data were analyzed using chi square and multivariate logistic regression. Results showed
that age and sex had significant relation with Carpal Tunnel Syndrome and age was the most influential factor 24 times to increased risk of Carpal Tunnel
Syndrome (p value = 0.057, Exp.  = 24.965).
Carpal Tunnel Syndrome terjadi ketika saraf median, yang membentang dari lengan bawah ke tangan, mengalami tekanan atau terpuntir di pergelangan
tangan. Hasilnya mungkin sakit, kelemahan atau mati rasa di tangan dan pergelangan tangan, yang memancar ke lengan tangan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji faktor risiko usia, jenis kelamin, masa kerja dan gerakan repetitif terhadap keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja pengepakan makanan
di Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2014 menggunakan desain observasional analitik dengan penelitian potong lintang.
Sampel terdiri dari 50 orang dari total 67 pekerja pengepak makanan di kawasan industri Jaten Karanganyar yang diambil dengan menggunakan teknik
simple random sampling. Data penelitian diolah menggunakan uji kai kuadrat dan regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia dan
jenis kelamin signifikan berhubungan dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome, dan usia merupakan faktor yang paling berpengaruh 24 kali lipat untuk
meningkatkan risiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (nilai p = 0.057, Exp.  = 24.965)."
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia, Faculty of Medicine, Occupational Safety and Health Department, 2017
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>