Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199496 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagas Kalih Prasaty
"ASBTRAK
Artikel ini akan membahas tentang berbagai penggambaran pekerja di Jawa pada masa
kolonial. Analisis dilakukan terhadap kumpulan kartu pos koleksi Olivier Johannes Raap di
dalam bukunya Pekerdja Di Djawa Tempoe Doeloe. Kartu pos yang diteliti merupakan
terbitan perusahaan Kolff & Co yang berkisar antara tahun 1910-1920. Analisis dilakukan
terhadap jenis pekerjaan, latar kartu pos, serta pakaian yang dikenakan oleh subjek di dalam
kartu pos. Hasil analisis memperlihatkan bahwa jenis pekerjaan orang pribumi pada masa itu
sangat variatif mulai dari Penjual Kopi, Mbok Pasar, Penjual Mainan, Penjual Air, Penenun,
Perajin Topi, Kusir Sado, Tukang Potong Rambut, Algojo, dan Petani. Terdapat dua jenis
latar yang digunakan dalam kartu pos yaitu latar asli dan latar buatan atau di dalam studio.
Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa pakaian pekerja pribumi berbahan dasar
kain dan tidak mengenakan alas kaki.

ABSTRACT
This article will discuss various potrayals of workers in Java during colonial period. This
analysis was carried out on Olivier Johannes Raaps postcard collection listed in his book
titled Pekerdja Di Djawa Tempoe Doeloe. The postcards examined were published by a
company called Kolff & Co that ranged between 1810-1820. The analysis is focused on the
type of work, postcard background, and clothing worn by the subjects on the postcard. The
analysis result shows that indigenous professions are variative such as Coffee Seller,
Traditional Market Woman, Toy Seller, Water Seller, Weaver, Hat Maker, Sados
Coachman, Barberman, Executioner, and Farmer. There are two kinds of backgrounds used
on the postcards real background and artificial background or inside a studio. Aside from
that, the results of this analysis also appears that the clothing worn by the indigenous workers
is made of fabric and did not use any footwear as well."
Depok: Fakultas ilmu Pengetahuan Budaya, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
I Kadek Agus Sujiro Putra
"ABSTRACT
I Nyoman Cerita adalah seniman sekaligus akademisi seni pertunjukan khususnya seni tari di Bali yang berasal dari Banjar Sengguan, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali. Beliau telah mampu membangun sebuah upaya pengembangan kesenian khususnya tari di Bali. Berbagai karya-karya yang hingga kini telah memberikan catatan penting terhadap perkembangan sent tari, I Nyoman Cerita mampu menciptakan karya tari dengan cara Nyeraki. Istilah Nyeraki
yaitu serba ada atau serba bisa. Kemampuan Nyeraki yang dimaksud disini adalah kemampuan Nyoman Cerita yang dapat menyelesaikan segalanya dengan kemampuan yang serba bisa. Nyoman Cerita mampu menciptakan tabuh (musik iringan tari), mampu menciptakan gerak tari, serta mampu menciptakan konsep kostum. Kemampuan Nyeraki sangat jarang dimiliki oleh seniman tari pada umumnya
Tujuan dari penelitian ini menghasilkan sebuah karya tulis tentang tokoh I Nyoman Cerita seniman tari asal Gianyar, menghasilkan karya tulis yang mampu digunakan sebagai informasi tentang tokoh inovatif dalam mencipta tari Bali, ada tiga pokok permasalahan yang akan dikaji yaitu bagaimanakah latar belakang kehidupan I Nyoman Cerita, bagaimanakah proses kreatif I Nyoman cerita sebagai tokoh inovatif dalam mencipta Tari Bali, bagaimanakah kontribusi karya I Nyoman Cerita dalam perkembangan seni tari di Bali? teori yang digunakan untuk membedah ketiga Iatar belakang tersebut yaitu: teori biograifi, teori motivasi,teori Estetika.
Inovatif karya I Nyoman Cerita yaitu beliau mampu memunculkan ide-ide bar seperti pengolahan properti tari yang digunakan dalam berbagai fungsi. Sebagai contohnya adalah properti pajeng dapat di fungsikan sebagai tombak, roda kereta, dan simbol awan, sedangkan properti kipas dapat digunakan sebagai gada dan kereta kencana kontribusi karya-karya Tari Bali beliu menjadi bahan ajar di sanggar dan sebagai sajian seni pertunjukan pariwisata."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Surtikanti
"Penelitian mengenai kondisi perpustakaan pada masa Kerajaan Abbasiyah merupakan penelitian sejarah yang ber_tujuan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi perpus_takaan sebagai lembaga pengumpul dan penyebar informasi dan ilmu pengetahuan pada masa Kerajaan Abbasiyah yang berlangsung tahun 132-656 H (750-1258 M) pada wilayah geo_grafis tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi literatur terhadap sumber-sumber primer dan sekunder yang berhubungan dengan judul penelitian. Hasil penelitian berupa gambaran mengenai kondisi lem_bags-lembaga perpustakaan yang pada saat itu dan hasil penelitan juga menunjukkan adanya ciri khas perkembangan dan karakter perpustakaan yang berkaitan dengan kondisi dan karakter masyarakat pada masa Kerajaan Abbasiyah."
1996
S15701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardhatillah Zidni Nursardi
"Keberadaan negara Jerman saat ini tidak dapat dilepaskan dari peran Prusia dalam Penyatuan Jerman pada tahun 1871. Peristiwa penting ini menyebabkan terbentuknya Jerman yang kemudian berpartisipasi dalam Perang Dunia Pertama dan Kedua. Unsur-unsur sejarah ini merupakan tema yang sering diangkat dalam manga Hetalia. Hetalia merupakan serial manga karya Hidekaz Himaruya yang menyajikan interpretasi simbolis dari peristiwa politik dan sejarah dunia, dengan setiap negara yang terlibat di dalam dan di luar peristiwa tersebut dipersonifikasikan melalui karakter yang menyerupai manusia. Penelitian ini menganalisis penggambaran hubungan antara tokoh Germany dan Prussia dalam Hetalia untuk melihat bagaimana konstelasi Jerman dengan Prusia direpresentasikan dalam manga tersebut. Korpus data yang digunakan adalah manga Hetalia: Axis Powers, Hetalia World☆Stars, dan komik web Hetalia. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis konten yang didukung oleh teori representasi Stuart Hall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hetalia merepresentasikan Jerman dan Prusia melalui tokoh Germany dan Prussia yang dibentuk berdasarkan sejarah, stereotipe, serta identitas budaya Jerman dan Prusia di dunia nyata. Namun, Prussia digambarkan lebih menonjol daripada Germany karena memiliki rentang sejarah yang lebih panjang. Selanjutnya, konstelasi Jerman dan Prusia direpresentasikan secara positif dalam Hetalia melalui hubungan dan interaksi tokoh Germany dan Prussia yang dianggap sebagai sepasang saudara.
The existence of today’s Germany cannot be separated from Prussia's role in the Unification of Germany in 1871. This important event led to the formation of Germany, which later participated in the First and Second World Wars. These historical elements are often raised in the Hetalia manga. Hetalia is a manga series by Hidekaz Himaruya that presents symbolic interpretations of world political and historical events, with each country involved in and outside of these events personified through human-like characters. This study analyzes the relationship between the character Germany and Prussia in Hetalia and examines how the constellation of Germany and Prussia in the real world is represented in the manga. The data used for this research are the Hetalia: Axis Powers manga, Hetalia World☆Stars manga, and Hetalia webcomics. The research method used is content analysis supported by Stuart Hall's representation theory. The results show that Hetalia represents Germany and Prussia through the character Germany and Prussia which are formed based on the history, stereotypes, and cultural identities of Germany and Prussia in the real world. However, Prussia is portrayed more prominently than Germany because he has a longer historical span. Furthermore, the constellation of Germany and Prussia is represented positively in Hetalia through the relationship and interactions between the characters Germany and Prussia who are considered as a pair of brothers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kenya Mei Hanny
"ABSTRAK
Makalah ini membahas mengenai gambaran komunitas masyarakat Eropa pada saat masa kolonial di Bogor. Dalam penelitian ini yang menjadi objek kajian adalah inskripsi/teks dan lambang heraldik yang terdapat pada makam di makam Belanda Kebun Raya Bogor. Inskripsi/teks dianalisis melalui tiga tahapan yaitu pengumpulan data, pengolahan data dan penafsiran data dan ditemukan penggunaan kosakata awalan, sebutan, kalimat testimoni dan kutipan Alkitab/Injil. Selain itu, analisis terhadap lambang-lambang yang ditemukan pada makam dan nisan merepresentasikan orang tersebut semasa hidup dan setelah kematian. Melalui inskripsi/teks serta lambang memperlihatkan bagaimana status sosial seseorang atau komunitas yang telah meninggal dikenang dan memberikan gambaran mengenai adanya kehidupan setelah kematian.

ABSTRACT
This paper discusses the description of the European community during the colonial period in Bogor. In this study, the object of the study is the inscriptions or text and heraldic symbols found in the tomb and headstones in the Makam Belanda Kebun Raya Bogor. The analysis conducted towards the inscription/text are analyzed through three stages, namely data collection, data processing and interpretation of data and has resulted in the usage of opening phrases, honorific titles, testimonials, and quotes taken from the holy bible. In addition, the analysis for the symbols engraved in the tombs and the gravestones represents the person during life and after death. Through inscriptions / texts and symbols, it shows how the social status of a deceased person or community is remembered and gives an idea of the existence of life after death."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cheah, Jin Seng
Kuala Lumpur: Didier Millet ltd., 2008
R 769.566 CHE m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irvan
"Revolusi meraih kebebasan pada tahun 1776 oleh 13 Koloni Inggris di Amerika Utara yang kemudian menjadi Amerika Serikat yang kita kenal hingga sekarang, ternyata tak lepas pula dari peranan dan pengorbanan warganya yang dipandang rendah dari sisi sosial, yaitu warga kulit hitam keturunan Afrika atau Afro Amerika. Berakhirnya Perang Kemerdekaan pada saat perjanjian Paris ditandatangani oleh pihak Inggris dan Amerika Serikat dengan didukung oleh Perancis pada tahun 1783, ternyata tidak serta merta membawa dampak positif yang cukup luas bagi warga kulit hitam. Keadaan mereka yang seolah selalu terpinggirkan masih membutuhkan waktu yang cukup panjang, bahkan hanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan atas kesetaraan status sosial di mata warga negara Amerika yang lainnya. Dalam skripsi ini ditelaah mengenai dampak revolusi kemerdekaan terhadap kehidupan secara umum dan peranan dari kaum kulit hitam Amerika yang merasa ikut terpanggil untuk membela tanah harapannya sebagaimana yang dilakukan para warga lain yang status bangsa dan sosial-ekonominya lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo
"Tujuan penelitian ini adalah menyajikan Serat Baron Sakendher (SBS) dalam kaitan dengan negosiasi wacana kolonial di Jawa pada abad XIX. Korpus penelitian ini berupa naskah SBS yang tersimpan di beberapa tempat penyimpanan naskah di dalam dan luar negeri. Kajian difokuskan pada penyajian suntingan teks SBS dan menjelaskan bentuk wacana kolonial di Jawa pada abad XIX yang ada di dalam teks. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut dilakukan tinjauan aspek naskah dan teks. Analisis teks ditekankan pada wacana kolonial dengan berpijak pada pemikiran Michel Foucault dengan mendalami ide, konsep, narasi budaya, dan genealogi kolonial yang dibangun dalam cerita Baron Sakendher. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan filologi, wacana, dan hegemoni. Aspek yang dikaji meliputi filologi dan teks SBS. Hasil penelitian yang didasarkan pada kelengkapan isi cerita, jumlah pupuh dan pada tembang macapat menunjukkan bahwa naskah SBS terdiri atas tiga kelompok naskah, yakni naskah kelompok I, naskah kelompok II, dan naskah kelompok III. Berkaitan dengan itu, digunakan metode landasan untuk menyajikan teks, yakni naskah C. Suntingan dan terjemahan teks disajikan dengan menerapkan metode kritik pada perbaikan bacaan dan penambahan kata. Temuan penelitian menunjukkan bahwa cerita SBS dihadirkan menjadi bagian Babad Tanah Jawi (BTJ). Di tengah narasi genealogi dan mistik penguasa Jawa, cerita Baron Sakendher digunakan untuk meredam konflik horizontal pasca-Perang Jawa 1830. Naskah SBS menjadi bagian babad sebagai bentuk respons penguasa Jawa untuk meredam permusuhan sekaligus menciptakan kontrol sosial baru atas rakyat. Keberadaan kolonial dilesapkan dalam cerita secara halus untuk dapat diterima oleh pembaca dan pendengar Jawa tanpa kekerasan. Kolonial Belanda difigurkan melalui tokoh Baron Sakendher yang hadir di Jawa sebagai pedagang dan mitra rakyat Jawa, bukan penjajah sebagaimana aslinya. Narasi abdi Raja Mataram menjadi kekuatan kultural yang berkorelasi dengan genealogi Baron Sakendher yang lebih rendah dari Raja Jawa, menjadi kunci penundukan rakyat dengan konsep mangku.

This study aims to serves Serat Baron Sakendher (SBS) in its relation to the legitimacy of colonial discourse in Java during the XIX century. Its corpus is SBS kept both in domestic and foreign manuscript repositories. The study is focused on presenting the SBS text edition and explaining the forms of colonial discourse in Java in the XIX century as the selected text depicts. Manuscript and textual reviews were done to answer research problems. Text analysis emphasized colonial discourse based on Michel Foucault’s thoughts, specifically by drawing on the ideas, concepts, cultural narratives, and colonial genealogy constructed in the story of Baron Sakendher. This study used some approaches, namely philology, discourse, and hegemony. The examined aspects of the manuscript include philology and SBS text itself. Based on the completeness of the story and the number of pupuh and macapat, it is revealed that the SBS manuscript consists of three categories, namely group I, group II, and group III. In this regard, the fundamental method is used to present the text edition, namely manuscript C. Text editing and translation are presented by applying critical methods on reading improvement and word addition. The findings point out that the story of SBS is presented as part of the Babad Tanah Jawi (BTJ). Amidst the genealogical and mystical narration of Javanese rulers, the story of Baron Sakendher is used to suppress horizontal conflicts following the Java War of 1830. The SBS manuscript becomes a part of the babad as a form of the Javanese rulers' response to suppress hostilities while creating new social control over the people. The presence of the colonial power is subtly embedded in the story to be accepted by Javanese readers and listeners without violence. The Dutch colonial power is figuratively depicted through the character of Baron Sakendher, who appeared in Java as a trader and a partner of the Javanese people, rather than as a conqueror as originally known. The narrative of the servants of the Mataram King becomes a cultural force correlated with the genealogy of Baron Sakendher, who was of lower rank than the Javanese King, becoming the key to subjugating the people with the concept of "mangku"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sifa Fauziah
"Depok merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki kisah sejarah akibat kolonialisme. Kawasan Depok Lama merupakan saksi dari kisah sejarah Depok pada masa kolonial. Hingga sekarang ini masih terlihat bangunan-bangunan dengan arsitektur masa kolonial yang dijaga keasliannya oleh masyarakat. Beberapa di antaranya resmi ditetapkan sebagai cagar budaya dan lainnya masih dalam proses kajian pemerintah. Namun karena kebutuhan ruang yang semakin meningkat, bangunan cagar budaya menjadi rawan dalam pengalihfungsian. Berdasarkan pada permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji mengenai proses keruangan perubahan bangunan cagar budaya peninggalan masa kolonial di Kota Depok dengan melihat faktor berupa penggunaan lahan, cara hidup, dan jarak bangunan ke jaringan transportasi. Tahun data penggunaan lahan yang digunakan adalah 1901, 1938, 1999, dan 2019. Fungsi bangunan diklasifikasikan menjadi sarana pemerintahan, fasilitas umum, dan rumah tinggal. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis triangulasi dan spasial. Kemudian hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini adalah bangunan dengan fungsi rumah tinggal lebih cepat mengalami perubahan jika dibandingkan dengan fungsi lainnya karena dekat dengan jalan arteri dan kepemilikannya masih pribadi sehingga lebih mudah berubah ke arah komersial. Bangunan dengan fungsi fasilitas umum lebih terjaga karena sudah ada SK dari pemerintah serta memiliki jarak paling jauh dari jalan arteri.

Depok is one of the cities in Indonesia which has a history of colonialism. Depok Lama area is a witness to the historical story of Depok City during the colonial period. To date, there are still buildings with colonial architecture that have been preserved by the community for their authenticity. Some of them are officially declared as cultural heritage and others are still in the process of being reviewed by the government. However, due to the increasing need of space, cultural heritage buildings are prone to land conversion. Based on these problems, the purpose of this study is to examine the spatial process of changes in cultural heritage buildings from colonial period in Depok City by considering factors such as land use, way of life, and distance of buildings to the transportation network. The years of land use data used are 1901, 1938, 1999, and 2019. Building functions are classified into government facilities, public facilities, and houses. The method used in this research is a qualitative method with triangulation and spatial analysis. The results obtained from this study are buildings with residential functions undergo changes quicker compared to other functions because they are closer to arterial roads and their ownership is still private so it is easier to change into a commercial direction. Building with public facilities functions are preserved better because there is a decree from the government and have the farthest distance from the arterial road."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banda Aceh: Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh, 1977
959.8 DUT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>