Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176378 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Artisita Rochmi
"Sebagai pelopor bank syariah di Indonesia, Bank XYZ sedang menghadapi penurunan kinerja bank yang memperlihatkan kurangnya komitmen karyawan terhadap organisasi. Kepemilikan pekerjaan adalah salah satu prediktor yang berhubungan dengan komitmen afektif karyawan. Penelitian ini terdiri dari Studi 1 dan Studi 2. Studi 1 berupa penelitian korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara kepemilikan pekerjaan dan komitmen afektif pada 40 karyawan di Direktorat HC Bank XYZ menggunakan kuesioner dari TCM Employee Commitment Survey yaitu Affective Commitment Subscale (Meyer & Allen, 2004) dan Job-based Psychological Ownership Scale (Brown, Pierce, & Crossley, 2014). Studi ini menunjukkan ada hubungan antara kepemilikan pekerjaan dan komitmen afektif (r=.60, p<.05). Berdasarkan hasil tersebut, kemudian ditindaklanjuti dengan Studi 2 yaitu pemberian program intervensi pelatihan My Job and I yang bertujuan untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap pekerjaan sehingga komitmen afektif karyawan menjadi lebih kuat. Peneliti melakukan intervensi kepada empat orang karyawan yang memiliki kepemilikan pekerjaan yang rendah. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan terkait kepemilikan pekerjaan (Z=-2.375, p<.05). Namun demikian, hasil evaluasi level tingkah laku belum menunjukkan peningkatan kepemilikan pekerjaan dan komitmen afektif yang signifikan saat sebelum dan sesudah intervensi pelatihan. 

As a pioneer of Islamic banks in Indonesia, Bank XYZ is facing a decline in bank performance that shows a lack of employee commitment to the organization. Job ownership is one of predictors that explain relationship with affective commitment. This research consisted of two study, correlational and intervention study. Correlational study examined the relationship between job ownership and affective commitment at Human Capital Directorate Bank XYZ. This study involved 40 employees, measurement instruments used TCM Employee Commitment Survey of Affective Commitment Subscale (Meyer & Allen, 2004) and Job-based Psychological Ownership Scale (Brown, Pierce, & Crossley, 2014). Result showed the significant relationship of job ownership and affective commitment (r=.60, p<.05). Based on first study result, researcher fined an appropriate intervention called My Job and I training to increase job ownership that impacted the affective commitment enhancement. Next we conducted job ownership improvement program for the employee that has minimum score of job ownership and the one-group pre-test post-test design for the second study (intervention). Result showed a significant difference mean score in knowledge evaluation (Z=-2.375, p<.05). However, the result of behavioural evaluation have not shown significant job ownership and affective commitment before and after the intervention. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T54030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Budihardjo
"Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Pusat, dibentuk dalam kerangka modernisasi administrasi perpajakan dengan sasaran terjadinya peningkatan kepatuhan sukarela Wajib Pajak dan peningkatan kepercayaan Wajib Pajak kepada fiskus. Tujuan akhirnya adalah pengamanan penerimaan negara dalam arti proses pemungutan pajak dapat memajaki obyek pajak mendekati potensi yang sebenarnya dengan tetap memperhatikan faktor keadilan bagi Wajib Pajak. Sasaran dan Tujuan diharapkan dapat dicapai melalui strategi utama: peningkatan pelayanan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak.
Secara operasional dilakukan beberapa modifikasi dalam struktur organisasi menjadi lebih fungsional yang mengakibatkan perubahan pada desain pekerjaan, modernisasi sistem informasi yang didukung dengan teknologi tinggi, peningkatan kompetensi pegawai melalui uji kemampuan dan integritas, dan peningkatan kompensasi pegawai diimbangi dengan penegakan kode etik.
Salah satu kendala utama modernisasi administrasi perpajakan adalah sulitnya mengubah perilaku pegawai sebagai bagian dari birokrasi yang telah terkondisi sekian lama dan menjadi ciri umum birokrat di Indonesia seperti arogansi, penyalahgunaan wewenang dan fasilitas, korupsi, korupsi dan nepotisme, serta perilaku yang kurang berorientasi pada kinerja. Beberapa ahli berpendapat bahwa tanpa adanya revolusi dalam attitude dan behavior aparat pajak, tujuan modernisasi administrasi tidak akan tercapai. Harus ada suatu perubahan.
Penelitian merupakan penelitian diskriptif korelasional dengan tujuan untuk mernberi gambaran mengenai pola perilaku kerja pegawai KPP Madya Jakarta Pusat pasca implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern. Selain itu diteliti juga mengenai pengaruh dua variabel utama yang dimodifikasi yaitu desain pekerjaan dan sistem kompensasi terhadap perilaku kerja pegawai. Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan berganda. Sebelumnya, konstruk dan instrumen penelitian dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment dan uji reliabilitas dengan tehnik beiah dua dilanjutkan dengan rumus Sperman Brown. Desain pekerjaan dan sistem kompensasi adalah dua dari beberapa variabel yang dalam model Meyer et al (1997) dan Gibson et al (1996) mempengaruhi perilaku kerja individu dalam organisasi. Hasil penelitian Melcher (1995) juga mendukung pendapat bahwa sistem kompensasi berpengaruh terhadap perilaku kerja. Sementara Hackman et al (1976) memperkuat pendapat mengenai pengaruh desain pekerjaan terhadap perilaku kerja dengan teorinya yang terkenal dengan sebutan teori karakteristik pekerjaan.
Berdasarkan persepsi responden, yaitu 73 orang pegawai KPP Madya Jakarta Pusat, dapat diprediksi bahwa telah terjadi perubahan perilaku pegawai khususnya perilaku disfungsional seperti korupsi, kolusi, nepotisme, arogansi, serta adanya perubahan persepsi mengenai hubungan Fiskus dan Wajib Pajak. Namun demikian masih terdapat perilaku yang harus diperbaiki seperti penyalahgunaan waktu kerja dan fasilitas kantor, serta kurangnya semangat berkompetisi untuk mencapai kinerja tertinggi.
Hasil uji statistik terhadap hubungan antar variabel menunjukkan bahwa desain pekerjaan dan sistem kompensasi mempunyai korelasi positif dan signifikan terhadap perilaku kerja. Secara parsial koefisien korelasi desain pekerjaan terhadap perilaku kerja adalah kuat, sedangkan sistem kompensasi terhadap perilaku kerja adalah sedang. Sedangkan secara bersama-sama koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang kuat terhadap perilaku kerja.
Implikasi dari hasil penelitian ini, diusulkan untuk memodifikasi sistem kompensasi dengan menyertakan unsur kinerja sebagai salah satu basis utama. Untuk itu perlu DJP perlu segera menyusun dan menyelesaikan sistem penilaian kinerja individual yang akan menjadi dasarnya. Selain itu perlu dilakukan identifikasi ulang seluruh tugas, tanggung jawab dan wewenang yang belum tercakup dalam uraian jabatan, memodifikasi Sistem Informasi DJP agar semakin banyak arus pekerjaan yang tercakup di dalamnya, dan segera menerbitkan petunjuk teknis untuk pelaksanaan pekerjaan.

Medium Tax Payer Office (KPP Madya) of Central Jakarta is established in the frame of modern tax administration with the aim to increase taxpayer's compliance and trust in fiscal. The final purpose is to secure state revenue, i.e. tax collection can be conducted on tax object in more realistic manner by considering taxpayer's fairness. Aim and purpose are achieved through the increase in service and supervision on the taxpayer.
In the operational context, modifications of organizational structure are made resulting in modifications of work design, modem information and high technology, increase in personnel's behavior through competency and integrity evaluation, and increase in compensation being offset by code of conduct enforcement.
One of main restrictions encountered in the modem tax administration is difficulty to change personnel' behavior as part of long standing bad bureaucracy and being characteristics of such Indonesian bureaucrats as arrogance, authority and facility misuse, corruption, collusion and nepotism and performance disoriented. Some experts argue that modern tax administration will mat be achieved unless revolution in tax personnel's attitude and behavior. So, there should be a change.
This is a descriptive co relational study, and therefore it aimed at describing behavior of personnel at KPP Madya of Central Jakarta as one of Model Tax Office having adopted modem tax administration. Besides, the study also focuses on two modified key variables, namely work design and compensation on personnel's behavior. To analyze the influence of independent variables to the dependent one, single and multiple linear regression analysis are chooses for the statistical test method. The questionnaire and the construct have been pass trough the validity test (Pearson Product Moment formula) and reliability test (Split Half Method and Spearman Brown formula).
Job design and compensation system are two of several variables in Meyer et al (1997) and Gibson et al (1996) model's that influence work place behavior. Moreover, Melcher's result study (1995) also proved that compensation system has strong influence the work place behavior. Another theory which describes the correlation between job design and workplace behavior is The Characteristic Job Theory by Hackman et al (1976).
From 73 personnel at KPP Madya of Central Jakarta inquired as respondents, it is predicted that there has been change in personnel's behavior, especially dysfunctional one such as corruption, collusion, nepotism, arrogance, changed perception on relationship between Fiscus and taxpayer. Moreover, there are other behaviors requiring improvement such as working hours and facility misuse and lack of competition spirit to achieve best performance.
The result of statistical test on correlation among variables showed that work design and compensation have positive and significant correlation against personnel behavior. Partially, correlation coefficient of work design against behavior is strong, while that of compensation against behavior is medium. Collectively, correlation coefficient indicates strong correlation against behavior.
From this study, I recommend to modify compensation system by involving performance as the main basis. Therefore, DJP should establish and accomplish individual behavior assessment as well as re-identification of overall roles, responsibilities and authorities, which are not covered under functional details, modification of DJP information system to allow involvement of more works, and issuing technical directive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Anom Aswianto
"ABSTRAK
Tugas akhir ini membahas pengaruh determinan job performance terhadap kreativitas pada
Divisi Multimedia PT. KB XYZ melalui intervensi program mentoring. Intervensi di Divisi
Multimedia menggunakan kerangka dimensi procedural knowledge dan skills. Analisis tugas
akhir ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil analisis menyarankan bahwa variabel
procedural knowledge dan skills signifikan bagi peningkatan kreativitas di Divisi Multimedia
di perusahaan yang dinamis di era konvergensi media. Implementasi difokuskan pada
program mentoring yang melibatkan Divisi Multimedia yang terkait langsung dengan proses
produksi berita untuk penyediaan layanan yang bernilai bagi pelanggan. Intervensi program
mentoring akan meningkatkan dimensi procedural knowledge dan skills, namun juga akan
meningkatkan motivasi dan declarative knowledge sebagai determinan dari job performance.

ABSTRACT
This thesis explores the influence of the determinants of job performance on the creativity of
Divisi Multimedia PT. KB XYZ through mentoring programs for intervention. Intervention
in Divisi Multimedia using procedural knowledge and skills dimensional frameworks. The
final analysis using quantitative methods. Results of the analysis suggest that the procedural
knowledge and skills variables significant for increasing creativity in Divisi Multimedia in a
dynamic company in the era of media convergence. Focused on the implementation of a
mentoring program involving the Divisi Multimedia is directly related to the news production
process for the provision of services of value to customers. Mentoring program will increase
procedural knowledge and skills, but also will increase the motivation and declarative
knowledge as determinants of job performance."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Iskandar
"Latar belakang pemilihan judul ini didasarkan bahwa suatu tolok ukur keberhasilan organisasi (khususnya di Direktorat Jenderal Imigrasi) ditentukan oleh produktivitas sumber daya manusia yang bekerja di dalamnya. Instansi Imigrasi sebagai Iembaga dengan sistem terbuka dan pengaruh Iingkungan dominan tidak terlepas dari penerapan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas pegawai dalam memberikan pelayanan, pengawasan dan pengamanan keimigrasian kepada masyarakat secara lebih baik, cepat dan akurat.
Unsur motivasi dan disiplin yang tinggi atau rendah merupakan faktor yang dibahas dalam peneiitian ini yang diduga berhubungan dengan produktivitas kerja pegawai yang dihasilkan. Karena pada dasarnya, manusia-manusia yang diperintah merasa senang melaksanakan pekerjaannya, manakala kebutuhan pokoknya secara minimal terpenuhi, demikian juga bagi kebutuhan lainnya, di sisi Iain pengguna jasa menuntut hasil kerja yang optimal dari pelaksana sehingga sasaran dan tujuan organisasi dapat juga terpenuhi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang hubungan unsur motivasi terhadap produktivitas kerja, dan mendeskripsikan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Direktorat Jenderal lmigrasi.
Lokasi penelitian dilakukan di Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia, jalan HR Rasuna Said Kavling 8-9, Kuningan, Jakarta Selatan. Pemilihan responden dilakukan dengan cara mengambil semua sampel pegawai secara insidential yang cocok sebagai sumber data (Sampling Accidental).
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode statistik deskriptif, dilanjutkan dengan metode statistik inferensial, disertai dengan asumsi persyaratan-persyaratan anaiisis yang harus dipenuhi, seperti data bersifat interval, berdistribusi normal dan homogen.
Instrumen pengumpulan data disusun daiam bentuk angket yang menggunakan skala model Likert untuk Produktivitas Kerja sebagai variabel tergantung (dependent), serta Motivasi dan Disiplin Kerja sebagai variabel bebas (independent). Angket berdasarkan konstruk dari berbagai teori, dan untuk mengetahui kesahihan data, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui keandalannya. Analisis data menggunakan teknik korelasi sederhana dengan program SPSS, untuk mengetahui derajat hubungan dan signifikansi antar dua variabel yang akan diteliti.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa terdapat hubungan searah antara variabel tergantung dan bebas, serta saling mendukung. Apabila variabel bebas (motivasi dan disiplin kerja) ditingkatkan, maka hal tersebut akan meningkatkan pula variabel terikat (produktivitas kerja), dan dapat digeneralisasikan (signifikan) kepada keseluruhan jumlah populasi pegawai di Direktorat Jenderal lmigrasi. Sehingga, diharapkan bagi para pimpinan di Direktorat Jenderal Imigrasi mampu melakukan upaya-upaya yang mendorong ke arah peningkatan motivasi dan disiplin kerja guna meningkatkan pula produktivitas pegawainya.
Hal ini dapat dilakukan misalnya seperti menciptakan model-model insentif yang terencana dan sistematis, harmonisasi hubungan komunikasi antara pimpinan dan bawahan, tempat kerja yang menyenangkan dengan fasilitas yang memadai, tersedianya kebijakan tentang sistem informasi manajemen keimigrasian yang berbasis pada teknologi, contoh keteladanan pimpinan yang baik, arahan, sanksi bagi yang melanggar peraturan, menciptakan persaingan, dan pengawasan langsung yang dilakukan oleh seorang pimpinan terhadap pegawai di Direktorat Jenderal Imigrasi, Departemen Hukum dan HAM RI.

This title based on the success of the standardization of organization depends on the productivity in which of their human resources work. Immigration as an institution with an open system and dominant environment influence can not be separated from the implementation of a system to improve the quality of the employees in giving better, faster, and more accurate services, supervisions, and immigration securities for the people.
The elements of higher and lower motivation and discipline are the factors elaborated in this research which is assumed has a connection with the results of employee?s work productivity. Basically, human feel comfortable to be ordered in getting worked, when their primary needs is minimally fulfilled, so as the other needs, in the other side, customers demand of an optimal result of work from ofticers or employees so that the organization's goals can be achieved.
The purpose of this research is to describe the relation of motivation and productivity elements, also the relation of discipline and productivity elements in Directorate General of Immigration.
The location of this research held in Directorate General of Immigration, Department of Law and Human Rights Republic of Indonesia, H.R. Rasuna Said street kavling 8-9, Kuningan, South Jakarta. The method of selection of respondents is conducted with taking the empIoyee's entire sample accidentally which is suitable as a data source (Sampling Accidental).
This research is a quantitative with a descriptive statistic method which is continued with an inferential statistic method, along with analysis requirement assumptions, such as interval data, normal distribution, and homogeny.
The data collection instrument is set by a questioner that using a Likert Scale model for work productivity as a dependent variable, also a motivation and a discipline as an independent variables. The questioner is build of construct from many-theories, then have a validity test for knowing the validity of data, and test of reliability is used for knowing its capability. Data analysis uses a simple correlation technique with a SPSS software program, for knowing a relation degree and significantly between two variables of research.
The research result describe that there is a same direction of relation between dependent and independent variable, and also support each other. If independent variables (Motivation and Discipline) is increased, then it will be increased work productivity variable as well, and it can be represented to all of number of population of Directorate General of lmmigration's employees. So it is to be expected that managers in Directorate General of Immigration can be able to encourage employees to increase their motivation and discipline to improve their productivity.
This Case can be conduct, such as creating well organized and systematically incentive models, harmonization of communication relationship between superior and inferior, comfortable working place with adequate facilities, there are policies about the implementation of management information system of immigration based on technologies, good leadership, reward and punishment for someone who broke the law, creating competition, and a direct control which conduct by a leader to their employees in Directorate General of Immigration, Department of Law and Human Rights Republic of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Rotua Wendeilyna
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menguji hubungan motivasi dan training terhadap peningkatan produktivitas karyawan di Rumah Sakit Hewan Mount Pleasant Singapura. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan Rumah Sakit Hewan Mount Pleasant Singapura tenaga medis dan non medis yang berlatar belakang pendidikan setingkat SLTA, DIII, S1, S2, S3 yang berjumlah 85 orang. Sampel ditetapkan menurut tabel Krejcie sebanyak 70 orang yang diambil dengan cara cluster proportionate random sampling sehingga semua strata terwakili.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 4 bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sosio-demografi sebanyak 9 pertanyaan. Bagian kedua adalah pertanyaan yang berkaitan dengan motivasi terdiri dari 25 pertanyaan. Bagian ketiga adalah pertanyaan yang berkaitan dengan training terdiri dari 25 pertanyaan dan bagian keempat adalah pertanyaan tentang produktivitas terdiri dari 25 pertanyaan.
Pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Untuk mengetahui kecenderungan beberapa variabel sosio demografi dengan produktivitas kerja digunakan tabulasi silang (crosstab), sedangkan untuk menguji hubungan antara motivasi dan training dengan produktivitas kerja digunakan korelasi Pearson. Untuk menentukan faktor penentu produktivitas kerja digunakan regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi (X1) dengan produktivitas kerja (Y) diperoleh nilai r = 0,715 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan R2 = 0,511; maka Ho ditolak. Tingkat hubungan kuat dan pengaruh motivasi pada produktivitas kerja sebesar 51,1 %. Untuk hubungan training (X2) dengan produktivitas (Y) diperoleh r = 0,756 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan R2 = 0,572, maka Ho ditolak. Tingkat hubungan kuat dan pengaruh training terhadap produktivitas kerja sebesar 57,2 %. Untuk hubungan antara motivasi (X1) dan training (X2) dengan produktivitas (Y) digunakan teknik regresi ganda, hasilnya untuk motivasi r = 0,715 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan R2 = 0,511 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan untuk training r = 0,768 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan R2 = 0,590 dengan tingkat signifikansi 0,000, maka Ho ditolak.
Selanjutnya hasil uji beda untuk membedakan produktivitas kerja antara tenaga medis dan non medis dengan uji beda t-test independent sampel karena jumlah sampel antara tenaga medis dan non medis tidak sama. Diperoleh hasil t hitung sebesar 0,531 dengan taraf signifikansi sebesar 0,597, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan produktivitas ditinjau dan aspek tenaga medis dan non medis. Hal ini juga didukung hasil tabulasi silang antara variabel sosio demografi lainnya yaitu lama bekerja, agama dan training, masing-masing dengan produktivitas kerja. Hasilnya semua menunjukkan kecenderungan yang sama terhadap produktivitas kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wijayanti Roshalin
"Dalam lingkungan kerja di suatu perusahaan atau organisasi, seringkali kepuasan komunikasi karyawan mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan di perusahaan atau organisasi tersebut. Komunikasi dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan produktivitas karyawan dalam organisasi atau perusahaan.
Perusahaan tempat melakukan penelitian adalah PT Media Lintas Inti Nusantara (Kantor Berita Radio 68H). Dengan karyawan yang berjumlah 119 orang, Kantor Berita Radio 68H ini sedang dalam proses untuk menjadi salah satu perusahaan terbaik dalam bidangnya. Pemilihan perusahaan ini lebih didasarkan kepada adanya pembedaan yang cukup besar dalam sikius komunikasi dan sistem internal KBR untuk masing-masing bagian di dalamnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini penilaian kepuasan komunikasi dan produktivitas dibagi berdasarkan bagian yang ada yaitu bagian produksi (redaksi), Marketing, dan Keuangan, personalia & Umum.
Penelitian dilakukan dengan penyebaran kuisioner untuk mengetahui tingkat kepuasan komunikasi karyawan, kemudian kuesioner mengenai hubungan kepuasan komunikasi dengan produktivitas kerja mereka. Setelah itu dilaksanakan interview mengenai pengertian produktif di masing-masing bagian dan kemudian yang terakhir interview mengenai tingkat produktivitas karyawan.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan komunikasi di Kantor Berita Radio 68H masih berada dalam tingkat sedikit di atas rata-rata. Padahal berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan komunikasi mempunyai hubungan yang cukup signifikan dengan produktivitas kerja. Sehingga untuk hasil penelitian mengenai tingkat produktivitas, adalah sedikit di atas rata-rata pula. Sedangkan untuk pengertian produktivitas, pada dasarnya hampir semua bagian mempunyai pengertian yang sama, yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja serta pencapaian target kerja. Namun perbedaan hanya lebih terarah kepada pengertian dari masing-masing bagian saja. Misalnya seperti adanya penilaian service untuk bagian non produksi. Sehingga berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di Kantor Berita Radio 68H, kepuasan komunikasi mempunyai hubungan dengan produktivitas kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinuraya, Rumenta
"ABSTRAK
Era globalisasi, yang berorientasi pada liberalisasi Perdagangan dan Investasi yang pelaksanaannya dimulai pada tahun 2003 oleh anggota AFTA, dan selambat-lambatnya pada tahun 2020 sesuai dengan kesepakatan World Trade Organization (WTO), akan menciptakan persaingan yang semakin ketat dalam menarik investasi maupun memasuki pasar global. Presiden Soeharto mengingatkan bahwa Indonesia tidak mempunyai pilihan lain selain ikut terlibat langsung dalam persaingan yang ketat tersebut. Oleh karena itu era globalisasi yang berbarengan dengan rencana relokasi industri dari negera-negara industri maju tersebut haruslah dipandang sebagai peluang dan momentum yang hares dimanfaatkan demi pengembangan kemajuan industri dalam negeri. Gerakan Peningkatan Produktivitas Nasional merupakan langkah yang sangat strategis dan efektif dalam rangka meningkatkan daya saing produk industri dalam negeri untuk memenangkan persaingan memasuki pasar domestik, regional maupun global.
Penulis memilih PT XYZ , yaitu salah satu industri dalam negeri dengan misi melakukan alih teknologi dalam rangka menguasai teknologi menuju terbentuknya Pusat Keunggulan Teknologi (Center of Excellence), sebagai obyek penelitian baik dalam rangka mengevaluasi sejauh mana kegiatan pengukuran produktivitas telah dilakukan maupun dalam rangka perancangan model pengukuran produktivitas yang akan diterapkan. Untuk maksud tersebut penulis menggunakan metode Quick Productivity Appraisal Approach yang mencakup Company Performance Analyses (CPA) dan Qualitative Assessment untuk menentukan area prioritas yang memerlukan perbaikan produktivitas. Kemudian dibentuk Nominal Group Technique (NGT) untuk menyusun program peningkatan produktivitas yang akan diiaksanakan, sedangkan Objective Matrix Model digunakan sebagai alat dalam merancang model pengukuran dan mengevaluasi hasil yang dicapai.
Priority Area Improvement yang berhasil diidentifikasi dengan menggunakan QPA temyata sejalan dengan langkah-langkah yang diambil oleh Dewan Komisaris dan Direksi dalam rangka meningkatkan produktivitas perusahaan, di mana kerugian terbesar yang dialami perusahaan pada tahun 1991 sebesar kurang lebih Rp. 38 milyar akhimya berhasil diatasi menjadi keuntungan sebesar Rp. 2,5 milyar pada tahun 1995 dalam jangka waktu 4 tahun.
Akhirnya Direksi perusahaan memutuskan agar unit P6 (Pusat Pengkajian Pertumbuhan Produktivitas Prestasi Perusahaan) menerapkan metode QPA yang dikombinasikan dengan Objectiive Matrix Model tersebut di seluruh unit organisasi sebagai alat dalam melaksanakan Peningkatan Produktivitas secara menyeluruh dan berlanjut di perusahaan tersebut.

ABSTRACT
Globalization in the form of trade and investment liberalization which will be implemented in 2003 by the AFTA members and, at the latest 2020 as has been agreed by World Trade Organization (WTO), will create an intense competition not only in attracting investment but also in entering global market. President Soeharto has said that Indonesia does not have any other choice but to participate in the competition. Therefore the globalization with industrial relocation plan by industrial countries must been seen as opportunities and momentum to be utilized in developing domestic industries. National Productivity improvement Movement is a strategic and effective step toward improving domestic industrial product competitiveness in order to win the competition in entering domestic, regional and global market.
The author chose PT XYZ, one of domestic industries whose mission is to conduct technology transfer in order to acquire technology to develop center of excellence, as the research object not only to evaluate how far the productivity measurement activities have been conducted but also to design productivity measurement to be implemented.
In this thesis, the author used Quick Productivity Appraisal Approach (QPAA) method including the Company Performance Analyses (CPA) and Qualitative Assessment (QA) to determine the areas of priority which need productivity improvement. Then, Nominal Group Technique was established to formulate productivity improvement program; and Objective Matrix Model was used as a tool in designing measurement model and evaluating the result.
Priority Area improvement identified using QPA is actually in accordance with steps taken by Board of Commissioner and Directors in improving corporate productivity which have turned 38 billion rupiah loss in 1991 into 2,5 billion rupiah in profit in 1995.
Finally the Board of Directors had decided that the Pusat Pengkajian Pertumbuhan Produktivitas Prestasi Perusahaan (P6) should implement QPA method which would be combined with Objective Matrix Model at all organizational units as a mean to improve productivity integratedly and sustainably in the company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunarwan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel pendidikan, pelatihan dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja. Subjek penelitian ini adalah operator mesin Two For One (TFO) merk Muratex dibagian persiapan pada perusahaan tekstil PT. Alenatex , penelitian dilakukan dengan metode survai dengan jumlah sampel sebanyak 64 orang yang diambil dengan menggunakan teknik proporsi random sampling dari jumlah populasi 160 orang.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu pendidikan, pelatihan dan motivasi kerja berupa angket/kuesioner dengan menggunakan metode Skala Likert dimana untuk variabel pendidikan angket pertanyaan identitas responden , untuk variabel pelatihan dan motivasi kerja kuesioner sedangkan variabel produktivitas kerja diperoleh dari waktu rata-rata penyelesaian tugas melaksanakan pemasangan benang dan doffing oleh operator. Teknik analisis data yang digunakan korelasi dan regresi yang dilanjutkan dengan uji t dan F pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa : Terdapat hubungan yang positif antara ketiga variabel bebas dengan variabel terikatnya yaitu untuk variabel pendidikan dengan produktivitas kerja walaupun pelatihan dan motivasi kerja telah dikontrol dengan koefisien korelasi r(y.x1 ? x2x3 ) = 0,478 dan persamaan regresinya Y^ = 87,430 + 1,410 XI, kontribusi pendidikan terhadap produktivitas kerja sebesar 22,9 %.
Untuk variabel pelatihan dengan produktivitas kerja meskipun variabel pendidikan dan motivasi kerja telah dikontrol , koefisien korelasinya r(yx2- xlx3 ) = 0,466 dan persamaan regresinya Y^= 47,602 + 0,595 X 2 , kontribusi pelatihan terhadap produktivitas kerja sebesar 21,7%. Untuk variabel motivasi kerja dengan produktivitas kerja dengan variabel pendidikan dan pelatihan dikontrol , koefisien korelasinya r(yx3_ xix2 ) = 0,491 dan persamaan regresinya Y^= 26,797 + 0,775 X3 , kontribusi motivasi kerja terhadap produktivitas kerja sebesar 24,1%.
Secara bersama-sama ketiga variabel bebas mempunyai hubungan positif dengan variabel terikatnya ,koefisien korelasinya r y-x1 x2x3 = 0,681 dan persamaan regresinya Y^ = 2,283 + 0,874 X1 + 0,365 X 2 + 0,608 X3, secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 46,4 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan, pelatihan dan motivasi kerja turut menentukan variasi produktivitas kerja operator pada PT Alenatex."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Bernhard
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel pelatihan dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja operator, baik itu hubungan secara sendiri-sendiri, maupun bersama-sama.
Populasi pada penelitian ini adalah operator tenun yang mengoperasikan mesin Air Jet Loom merek Toyota type T.170, T.190, T.600, dan Tsudakoma, pada Weaving-I, perusahaan tekstil PT. X, Tangerang, yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai; sampel penelitian berjumlah 51 orang, yang diambil dengan menggunakan teknik proporsional random probability dari 84 orang populasi.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pelatihan dan motivasi kerja berupa kuesioner dengan menggunakan skala Likert, dirnana masing-masing variabel memuat 24 butir pernyataan. Produktivitas kerja diperoleh dari efisiensi penggunaan mesin oleh operator.
Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan korelasi sederhana, parsial, dan ganda; regresi sederhana dan ganda, yang dilanjutkan dengan uji t dan F pada taraf signifikansi 5 %.
Dari hasil analisis data mengungkapkan bahwa : Pertama, terdapat hubungan yang positif antara pelatihan dengan produktivitas kerja meskipun motivasi kerja telah dikontrol, dimana koefisien korelasinya (rYX1-x2) = 0,5214, dan persamaan regresinya Ŷ= 51,205 + 0,4968 X2; kontribusi pelatihan terhadap produktivitas kerja sebesar 27,188 %. Kedua, ada hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja meskipun pelatihan telah dikontrol, koefisien korelasinya (ryx2-x1) = 0,6535, dan persamaan regresinya Ŷ = 37,445 + 0,6435 X2; kontribusi motivasi kerja terhadap produktivitas kerja sebesar 42,705 %. Ketiga, secara bersama-sama pelatihan dan motivasi kerja memiliki hubungan yang positif terhadap produktivitas kerja, dengan koefisien korelasinya (rYX1x2) = 0,68998 dan persamaan regresinya Ŷ = 25,7265 + 0,2445 X1 + 0,5157 X2. Secara bersamasama, kedua varians ini memberikan kontribusi sebesar 47,607 % terhadap produktivitas kerja sebesar 47,607 %.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan motivasi kerja, secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, turut menentukan adanya variasi produktivitas kerja operator pada perusahaan tekstil PT. X. Tangerang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T8739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi, disiplin dan Ethos Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Yang Te1ah Mendapatkan Pelatihan, Menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM) dan sampai berapa besar manfaat gugus Kendali Mutu di perusahaan. Ha1 tersebut diperlukan untuk rnengetahui langkah-langkah apa yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan di unit usaha/kerta Bekri PT, Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan informasi kepada pihak manajemen dalam rangka peningkatan pelatihan Gugus Kendali Mutu (GKM). Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan pelaksana yang telah mendapatkan pelatihan/menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM) yang bekerja di PKS I dan II. Jumlah Sampel sebanyak 30 orang. Berdasarkan analisis diperoleh hasil bahwa karyawan yang produktivitasnya Rendah (R) Nihil, Sedang (S) sebanyak 5 orang (20 % dari sampel) dan karyawan yang produktivitasnya Tinggi (T) sebanyak 25 orang (80 %). Selanjutnya terungkap bahwa terdapat hubungan (multiple Regresion) antara variabel disiplin dan ethos kerja karyawan yang telah mendapatkan pelatihan/menerapkan GKM. dengan produktivitas kerja yaitu R = 0,78128. Besarnya pengaruh motivasi, disiplin dan ethos kerja karyawan yang telah mendapatkan pelatihan/menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM) terhadap produktivitas kerja adalah R' = 0,6104 atau 61,04 %. Terdapat hubungan yang signifikan antara Disiplin dan ethos kerja dengan produktivitas karyawan yang telah mendapatkan pelatihan/menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM), sedangkan untuk motivasi tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan produktivitas. Dengan demikian untuk meningkatkan produktivitas karyawan di unit usaha Bekri adalah meningkatkan disiplin dan ethos kerja melalui pelatihan/menerapkan GKM."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>