Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117694 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suci Toviny Nur
"Chief Executive Audit mempunyai tanggung jawab untuk memastikan aktivitas auditor sesuai dengan International Professional Practices Framework (IPPF) dan Kode Etik. Chief Executive Audit mengembangkan dan menjaga aktivitas evaluasi dibawah Program Pemastian Kualitas dan Peningkatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan internal dan external assessment pada Audit Internal PT. X dapat memenuhi standar kualitas IIA. Penelitian ini menggunakan pendekatan descriptive comparative dengan metode penelitian trend analysis dari observasi lapangan. Hasil penelitian ini yaitu implementasi dari internal dan external assessment telah digunakan dengan optimal sebagai asurans terhadap kualitas dari aktivitas Audit Internal PT. X. Internal dan External Assessment juga digunakan sebagai alat evaluasi untuk pengembangan kompetensi auditor.

Chief Executive Audit has a responsibility to ensure the activity of internal audit comply with the International Professional Practices Framework (IPPF) and Code of Ethics. Chief Executive Audit should develop and maintain the evaluation activities under Quality Assurance and Improvement Program. The objective of this study was to determine the internal and external assessment can fulfill the quality standard of PT Xs internal audit department in accordance with the IIA Standard. This research used a descriptive comparative approach with the trend analysis research method from the study field. The result of this research shows that the implementing of internal and external assessment in PT. X is used optimally as a quality assurance of Internal Audit Department under Standard 1300: Quality Assurance and Improvement Program. The internal and external assessment also used as evaluating tool to develop the competency of auditor internal for improvement program."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rum Data Mutiara
"Suatu pengelolaan imbalan yang balk sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan dipahami bersama dibahas dalam Tugas Akhir. Sistem ini menggunakan struktur dan skala imbalan/gaji/upah dengan menggunakan komponen Annual Base Salary sebagai alat pengendali dan memberikan dorongan bagi karyawan untuk rnemberikan kinerja yang lebih balk dengan pendekatan teori equity. Teori equity merupakan salah satu teori motivasi yang menekankan adanya rasa fairness bagi karyawan, baik berupa internal equity maupun external equity atau external competitiveness.
Internal equity merupakan suatu upaya pemahaman pars karyawan dalam melihat dirinya terhadap karyawan lain dalam satu organisasilperusahaan, untuk itu evaluasi jabatan merupakan salah alat untuk melihat bobot tugas dan tanggung jawab seseorang dalam suatu jabatan, Evaluasi jabatan menggunakan compensable factor yang beragam, untuk tiap jenjang mempunyai bobot dan tingkat yang berbeda komposisinya sehingga pola hubungan suatu kelompok tingkatan tertentu dengan yang lain akan berbeda dan hubungannya tidak lagi linier sebagai contoh kelompok operator/operative, kelompok star, kelompok supervisor, kelompok manager, dan kelompok senior manager. Masing-masing mempunyai tingkat kebutuhan conceptual, managerial, technical, human relations skills yang beragam. Hasil pembobotan berupa angka yang kemudian dikelompokan menjadi golongan jabatan.
External equity atau external competitiveness dipakai untuk memahami bagaimana para karyawan menempatkan dirinya terhadap apa yang dilakukan oleh perusahaan lain terhadap karyawannya baik dalam industri yang sama maupun secara umum. Informasi pasar imbalan merupakan alat dan external equity. Untuk dapat membandingkan dengan baik maka prinsip apple to apple & orange to orange perlu dipegang bersama, sehingga akan dapat dibandingkan dengan setara.
Penyusunan struktur dan skala imbalanlgajilupah yang mengacu kepada internal equity (evaluasi jabatan, nilai, golongan, garis kebijakan perusahaan, dll.) dan external equity (informasi pasar, mekanisme pasar, karakteristik pasar imbalan/gaji/upah) akan memberikan tingkat rasa adil yang lebih baik bagi karyawan dari suatu perusahaan. Rasa adil ini diharapkan akan memberi dorongan bagi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga diharapkan akan mendorong peningkatan dari kinerja perusahaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latupeirissa, Gracezelda
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh eko inovasi terhadap biaya modal ekuitas dan pengaruh eko inovasi terhadap kinerja keuangan perusahaan, serta hubungan politik sebagai variabel moderasi. Sampelnya adalah semua perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2016. Penelitian ini menemukan bahwa eko inovasi tidak mempengaruhi biaya modal ekuitas ataupun kinerja keuangan perusahaan. Tetapi hubungan politik memoderasi pengaruh eko inovasi terhadap biaya modal ekuitas tapi kearah yang positif. Hal ini berarti bahwa hubungan politik tidak dapat menghasilkan kepercayaan investor melalui upaya eko inovasi perusahaan.

This study aims to find the effect of eco innovation on the cost of equity capital and the
effect of eco innovation on firm financial performance as well as the role of political
connections as a moderating variable. The samples are all non financial companies listed on the Indonesian Stock Exchange from 2011 to 2016. This study finds that ecoinnovation
does not affect the cost of equity capital or firm financial performance. But, political connections moderate the association between eco-innovation and the cost of equity capital but in a positive direction. This implies that political connections cannot generate investor trust via the eco innovation efforts of companies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naiborhu, Napoleon
"ABSTRACT
Tesis ini membahas mengenai evaluasi Divisi SPI dan Konsultan Eksternal dalam praktik manajemen risiko yang dilakukan di Divisi Operasi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok.
Terkait dengan praktik manajemen risiko, perusahaan menggunakan jasa konsultan eksternal untuk membantu pelaksanaan manajemen risiko di lingkungan perusahaan. Namun selepas itu, sampai sekarang SPI belum melakukan evaluasi atas kecukupan manajemen risiko. Fungsi SPI mengalami perubahan dari watchdog menjadi konsultan meskipun belum sekalipun melakukan konsultasi kepada jajaran komisaris. Masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki Divisi Penilaian Risiko dalam menjalankan fungsinya. Terkait pengendalian internal, SPI memiliki kendala dalam jumlah personil SPI yang dinilai sangat kurang untuk melaksanakan fungsinya sebagai pengawas jalannya tata kelola. Program whistleblower juga belum digalakkan sebagai salah satu sarana pengendalian internal yang mamadai

ABSTRACT
This thesis amplifies to the evaluation of Internal Audit Division and External Consultant in risk management practices that were carried out in Operational Division of PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok.
Related to the risk management practices, the company had assigned external consultants to assist the implementation of risk management within corporate environment. But until now, Internal Audit Division has not evaluated the adequacy of risk management. Internal Audit Division has changed its role from being a watchdog to be a consultant, although not even once that Internal Audit Division gave consulting activities to the board of commissioners. There are number of deficiencies that still need to be improved by Risk Assessment Division in carrying out its functions. Related to internal control, Internal Audit Division has shortage of personnel onboard to be considered as sufficient to perform monitoring function of governance. Whistleblower program has not encouraged as one way to improve adequacy of internal controls"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T55450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Achmad Fauzi
"Studi ini mengelaborasi faktor dibalik implementasian Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan migas. Praktik CSR bersifat charity diibaratkan sebagai sebuah jalan pintas bagi perusahaan dalam pelaksanaan CSR di sebuah perusahaan. Studi terdahulu mengenai praktik CSR charity terbagi dalam dua kelompok yaitu yang lebih menyoroti faktor internal dan sebagian lain yang lebih melihat faktor eksternal. Studi ini berargumen bahwa perusahaan yang didominasi oleh praktik yang bersifat charity tidak akan menimbulkan sebuah keberlanjutan yang dimana akan merugikan pihak perusahaan itu sendiri dan tidak akan menimbulkan kemandirian pada masyarakat. Studi ini menggunakan metodologi kualitatif dimana peneliti akan mendeskripsikan faktor – faktor yang mempengaruhi pengimplementasian CSR pada Perusahaan. Dengan menggunakan metode kualitatif dan wawancara mendalam serta berbagai studi literatur yang sesuai, studi ini menemukan Persepsi CSR sebagai bantuan merupakan sebuah faktor yang dominan pada faktor internal di perusahaan itu sendiri dikarenakan memiliki berbagai hubungan dengan faktor lainnya. Selanjutnya pada faktor eksternal, kepercayaan masyarakat memiliki hubungan yang signifikan dengan faktor eksternal lainnya. Hasil studi juga memperlihatkan adanya kaitan antara faktor eksternal dan internal tersebut. Secara teoritik, Perusahaan mendapatkan tekanan dari berbagai sisi, yaitu politik dan tekanan sosial untuk mencapai legitimasi sosial di masyarakat.

This study elaborates the factors behind the implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) in oil and gas companies. The practice of CSR acts like a charity as a shortcut for companies in implementing CSR in the company. The initial study of CSR charitable practices is divided into two groups: more internal factors and more external factors. This study discusses companies that involve institutions that are going to charity will not affect sustainability which will side with the company itself and will not cause independence in the community. This study uses qualitative because researchers will describe the factors that influence the application of CSR in the company. By using qualitative methods and interviews that contain a variety of appropriate literature studies, this study found that CSR perception as an aid is a dominant factor in internal factors in the company itself that has a variety of relationships with other factors. Furthermore on external factors, public trust has a significant relationship with other external factors. The results of this study indicate the influence of external and internal factors. Theoretically, the Company is getting pressure from various sides, namely politics and social pressure to achieve social legitimacy in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhotimah
"Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang. Layanan rehabilitasi merupakan bagian dari layanan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang dengan mengatasi permasalahan akibat penggunaannya narkobanya. Terbatasnya kualitas dan kuantitas lembaga rehabilitasi dalam memberikan layanan menimbulkan dampak terhadap penerima layanan rehabilitasi. Penelitian ini bertujuan untuk didapatkannya strategi peningkatan dan penjaminan mutu layanan rehabilitasi sebagai arah dan kebijakan ke depan dalam meningkatkan kualitas layanan rehabilitasi. Metode yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan melibatkan penentu kebijakan dan sasaran kebijakan dan melakukan CDMG (Consensus Decision Meeting Group). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari analisis faktor lingkungan eksternal kebijakan dan standar rehabilitasi menjadi sebuah peluang, sementara anggaran, koordinasi dan sinergitas K/L serta peran serta masyarakat menjadi sebuah ancaman. Analisis faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan adalah visi dan misi, organisasi, kepuasan penerima layanan dan prevalensi sementara yang menjadi kelemahan adalah aksesibilitas, SDM, sarana dan prasarana, sistem informasi dan penelitian serta pengembangan. Saat ini posisi Deputi Bidang Rehabilitasi berada pada posisi tumbuh dan membangun serta berada di quadran ke depan. Berdasarkan hasil analisis faktor lingkungan tersebut strategi yang dibutuhkan dalam peningkatan dan penjaminan mutu layanan rehabilitasi adalah mengoptimalkan sebuah kekuatan dan peluang dan mengurangi atau menekan kelemahan dan ancaman melalui strategi penerapan standar rehabilitasi, peningkatan kepuasan penerima layanan dan pengembangan rehabilitasi di lingkungan Deputi Bidang Rehabilitasi.

Quality health service is one of the basic needs that everyone needs. Rehabilitation services are part of health services with the aim of improving the health and quality of life of a person by overcoming problems due to the use of drugs. The limited quality and quantity of rehabilitation institutions in providing services has an impact on the recipients of rehabilitation services. This study aims to find a strategy to improve and guarantee the quality of rehabilitation services as a future direction and policy in improving the quality of rehabilitation services. The method used is qualitative research by involving policy makers and policy targets and conducting a CDMG (Consensus Decision Meeting Group). Based on the research results, it was obtained from the analysis of external environmental factors, the policies and rehabilitation standards were an opportunity, while the budget, coordination and synergy of Ministries / Agencies and community participation became a threat. Analysis of internal environmental factors that become strengths are vision and mission, organization, service recipient satisfaction and prevalence while weaknesses are accessibility, human resources, facilities and infrastructure, information systems and research and development. Currently the position of Deputy for Rehabilitation is in a position to grow and develop and is in the future. Based on the results of the analysis of environmental factors, the strategy needed to improve and guarantee the quality of rehabilitation services is to optimize a strength and opportunity and reduce or suppress weaknesses and threats through the strategy of implementing rehabilitation standards, increasing service recipient satisfaction and developing rehabilitation within the Deputy for Rehabilitation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumiyarti
"Fenomena tentang pertumbuhan ekonomi telah lama menarik untuk diteliti. Beberapa teori pertumbuhan ekonomi muncul untuk mencoba menerangkan mengenai faktor penyebab terjadinya pertumbuhan ekonomi tersebut. Perkembangan terbaru dari teori pertumbuhan ekonomi adalah munculnya teori pertumbuhan baru atau teori pertumbuhan endogen. Salah satu hal yang menarik dari teori pertumbuhan endogen adalah adanya ekstemalitas dalam perekonomian. Ekstemalitas ini merupakan suatu sumber eksternal yaitu sumber lain di luar input yang digunakan, yang turut menjadi faktor panting penyebab terjadinya pertumbuhan ekonomi.
Dalam perekonomian terbuka dimana setiap negara selalu berhubungan dengan negara lain, ekstemalitas dapat muncul dari adanya hubungan perdagangan antar negara. Ketika dua negara mengadakan perdagangan dalam bentuk kegiatan impor dan ekspor barang akhir maupun barang antara, maka akan timbul adanya ekstemalitas yang berupa proses belajar. Proses belajar ini timbul dari pergerakan barang-barang yang secara tidak langsung membawa ide, stok pengetahuan dan teknologi yang terkandung pada barang-barang tersebut. Proses belajar (learning) yang berasal dari kegiatan perdagangan intemasional dikenal dengan istilah economy wide-trade induced learning by doing. Berhasilnya proses belajar tersebut pada sektor industri manufaktur akan menyebabkan meningkatnya tingkat pertumbuhan nilai tambah dan pada akhimya akan meningkatkan proporsi nilai barang yang dapat diekspor. Proses learning dalam hal ini lebih merupakan capital learning, yaitu learning yang terkait dengan penggunaan barang modal. Tesis ini secara khusus akan melihat tentang pengaruh dari sumber eksternal (ekstemalitas) dalam bentuk 'trade induced learning' terhadap pertumbuhan nilai tambah industri manufaktur Indonesia. Variabel trade induced learning (TL) dalam penelitian ini diwakili oleh rasio dari nilai impor dan ekspor mesin-mesin terhadap nilai tambah industri agregat.
Dengan menggunakan data industri agregat dan dua digit diperoleh beberapa kesimpulan. Pada tingkat industri dua digit diperoleh hasil bahwa baik sumber internal dari input yang digunakan maupun sumber eksternal berupa variabel trade induced learning berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan nilai tambah industri. Kontribusi sumber ekstemal variabel trade induced learning jauh lebih kecil dibandingkan dengan kontribusi sumber internal. Sementara pada tingkat industri agregat variabel trade induced learning secara statistik tidak signifikan untuk menentukan pertumbuhan nilai tambah. Kesimpulan yang berbeda ini menunjukkan bahwa belum terjadi proses belajar pada industri manufaktur secara umum. Proses belajar mungkin hanya terjadi pada sebagian kecil dari sub sektor industri dua digit. Belum terjadinya proses belajar inilah yang menyebabkan industri manufaktur masih berada pada tingkat skala hasil yang konstan, baik pada tingkat industri agregat maupun pada tingkat industri dua digit. Ini berarti bahwa pertumbuhan industri manufaktur Indonesia masih bertumpu pada pertumbuhan input yang digunakan. Variabel trade induced learning belum dapat berperan dan menjadi sumber bagi pertumbuhan total factor productivity pada industri manufaktur Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T7493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Yamasari
"Fokus dari penelitian ini adalah untuk menguji penerapan TQM dan hubungannya dengan fleksibilitas operasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak signifikan dari TQM pada fleksibilitas operasional adalah positif. Nilai utama dari hasil penelitian dapat menunjukkan pengaruh TQM terhadap fleksibilitas operasional pada rumah sakit di Jakarta dalam rangka meningkatkan kinerja rumah sakit dan efisiensi Delapan dimensi TQM digunakan dalam penelitian ini yaitu Leadership Training Employee Management Information and Analysis Supplier Management Process Management Focus consumer dan Countinuos Improvement. Data dalam penelitian ini diperoleh dari 245 responden karyawan yang bekerja di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Delapan belas hipotesis yang diujikan diuji dengan Structural Equation Modelling SEM.

Focus of this study is to examine the implementation of TQM and its relationship to operational flexibility. The result show that the significant impact of TQM on operational flexibility has been argued to be positive. The value of the paper is that it points out the influence of TQM on operational flexibility at hospital in Jakarta in order to improve hospital performance and efficiency Eight dimension of TQM are used to this research which are Leadership Training Employee Management Information and Analysis Supplier Management Process Management Focus consumer and Countinuos Improvement. Data in this research is collected from 245 responden who work at RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta Sixteen hypoteses in this research are tested by Structrual Equation Modelling SEM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanu Setijadi
"Efisiensi merupakan kata kunci untuk memenangkan kompetisi yang semakin tajam dalam era globalisasi sekarang ini, yang mencakup berbagai hal, termasuk efisiensi terhadap pelaksanaan audit. Sedangkan pelaksanaan audit dapat dijalankan secara efisien dengan adanya koordinasi antara Internal dan External Auditor. Perkembangan terakhir menyatakan, bahwa efisiensi dan efektivitas yang maksimum dari pelaksanaan keseluruhan audit. (TAC : Total Audit Coverage) dapat dicapai dengan menggunakan Konsep Single Audit dalam koordinasi antara Internal dan External Auditor. Dalam membahas Konsep Single Audit ini, penulis membandingkan perkembangan koordinasi antara Internal dan External Auditor yang terjadi di Amerika Serikat dan di Indonesia serta persepsi kedua auditor terhadap Konsep Single Audit. Untuk itu penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan, terutama dari artikel-artikel majalah dan wawancara baik tertulis maupun langsung. Perkembangan koordinasi antara Internal dan External Auditor dipengaruhi oleh perkembangan dari masing-masing profesi. Sedangkan dari hasil wawancara menunjukkan bahwa terdapat kepincangan antara perkembangan Internal dan External Auditor di Indonesia. Di satu sisi External Auditor telah berkembang dengan cukup mantap, sedangkan di sisi lain Internal Auditor belum mempunyai organisasi yang sah, standar, prosedur, norma, dan sistem sertifikasi yang jelas. Tapi ada beberapa perusahaan besar yang mulai menerapkan koordinasi yang cukup baik diantara kedua auditor, bahkan ada yang mulai menerapkan sebagian dari ciri-ciri Konsep Single Audit. Hal ini membuktikan bahwa Konsep Single Audit sudah dapat diterapkan di Indonesia walaupun belum secara keseluruhan. Secara konseptual, Konsep Single Audit disambut dengan sangat baik dan antusias oleh Internal dan External Auditor. Mereka bahkan menganggap Konsep Single Audit sebagai bentuk ideal dari koordinasi antara Internal dan External Auditor. Tapi, untuk tahap sekarang penerapannya masih terbatas, karena terhambat kepincangan yang terjadi dalam perkembangan Internal dan External Auditor. Oleh karena itu perlu dipacu perkembangan Internal Auditor agar dapat sejajar dengan External Auditor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willyanto Arifin
"Internal audit departemen merupakan suatu departemen independen dalam perusahaan yang melakukan evaluasi terhadap internal control perusahaan. Evaluasi internal control perusahaan perlu dievaluasi secara berkala untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada. Kelemahan dari internal control perlu diperbaiki dengan melibatkan seluruh bagian dalam perusahaan yang terkait. Untuk melakukan evaluasi secara objektif diperlukan suatu departemen dalam perusahaan yang tidak melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat memberikan penilaian yang objektif.
Internal audit sebagai lembaga independen dalam perusahaan perlu memiliki kualitas agar audit yang dilakukan berkualitas dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi perusahaan. Salah satu cara dalam menjaga kualitas internal audit adalah dengan melakukan quality assurance review yang dilakukan oleh pihak ketiga yang independen misalnya konsultan, kantor akuntan publik dll.
PT. X sebagai salah satu distributor konsumer produk terbesar, telah memiliki internal audit yang berkualitas, hal ini tampak dari analisis quality assurance yang dilakukan oleh penulis. Kualitas internal audit ini tampak dan adanya struktur organisasi yang jelas, program & jadwal audit yang tersusun dan training untuk memberikan pengetahuan kepada internal auditor.
Evaluasi internal control yang dilakukan adalah internal control atas kas, piutang, persediaan, aktiva tetap dan hutang selama tahun 2003-2004. Hasil darn evaluasi yang dilakukan menunjukan bahwa internal control PT X telah memadai walaupun masih memerlukan perbaikan dan peningkatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Untuk memperbaiki kelemahan internal control yang ada maka perlu kerjasama antar setiap bagian dalam perusahaan. Manajemen perusahaan harus turut berperan aktif dalam melihat kelemahan yang ada dan perbaikan yang dilakukan atas kelemahan tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>