Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169959 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Indah Maysari
"Novel mampu menampilkan potret sosial di dalam masyarakat pada suatu masa tertentu. Canting karya Arswendo Atmowiloto merepresentasikan potret sosial kehidupan masyarakat Jawa pada tahun 1960-an. Potret sosial yang digambarkan ialah mengenai konflik antarkelas di antara golongan priyayi dan bukan priyayi serta masalah kedudukan dan peranan di antara keduanya. Masalah kedudukan dan peranan sangat jelas tergambar dari penggambaran dua tokoh utama, yaitu Pak Bei dan Bu Bei, serta beberapa tokoh turunan lainnya. Penulis melihat bahwa kedudukan priyayi yang disandang Pak Bei tidak lebih dari sistem strata sosial. Sementara, kedudukan priyayi yang disandang Bu Bei merupakan peranan yang seharusnya dilakukan oleh golongan priyayi.

Novels can display social portraits in society at a certain time. Arswendo Atmowiloto's Canting represents the social portrait of Javanese society in the 1960s. The social portrait is about class conflicts between priyayi's and non-priyayi groups and their respective positions and roles. The issue of position and role is illustrated by two main figures, namely Mr. Bei and Mrs. Bei, and also several other subordinate figures. The author sees that Pak Bei's priyayi position is part of the social strata system. In fact, Mrs. Bei shows the position of a priyayi through
her roles. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Immaculatus Djoko Marihandono
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurrachmawati
"ABSTRAK
Cerita bagi pembaca remaja adalah salah satu jenis karya sastra anak. Salah satu novel yang ditujukan bagi remaja di Indonesia adalah serial Aku Cinta Indonesia ACI . Tiga novel ACI yang diteliti adalah Garem Koki, Sepeda Kayu, dan Tepuk Tangan Kesunyian. Penulis meneliti gambaran remaja, permasalahan remaja, dan penyelesaian masalah oleh remaja dari ketiga novel ACI tersebut. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif terhadap struktur cerita, yaitu tema, tokoh dan penokohan, dan amanat. Hasil penelitian menunjukkan gambaran remaja dalam novel memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positif remaja dalam novel, yaitu remaja yang pemaaf, pengertian, aktif, berprestasi, peduli, bertanggung jawab, mandiri, sportif, dan kompetitif. Sementara sisi negatif remaja dalam novel, yaitu remaja yang tidak percaya diri, iri hati, dan tidak sportif. Analisis juga menunjukkan bahwa remaja dihadapkan pada masalah dengan teman sebaya, diri sendiri, dan keluarga. Dalam menyelesaikan masalahnya, remaja menyelesaikannya dengan mengungkapkan perasaannya, melibatkan orang dewasa, dan melibatkan teman.

ABSTRACT
The story for teenage readers is one of a genre in children rsquo s literature. One of story for Adolescent in Indonesia is Aku Cinta Indonesia ACI . The title of three novels that used in this research is Garem Koki, Sepeda Kayu, and Tepuk Tangan Kesunyian. In this research, author examines the picture of adolescents, adolescent rsquo s problems, and problem solving by adolescents from the three novels of ACI. The research used qualitative method with descriptive analysis approach to the story structure mdash theme, character and characterization, and message rsquo s of the story. The results showed that adolescents in the novel has a positive and negative side. The positive side is the adolescent who is forgiving, understanding, active, have an achievement, caring, responsible, independent, sportive, and competitive. While the negative side of adolescents in the novel is adolescents who are not confident, jealous, and not sportive. Analysis also shows that adolescents have problems with their peers, themself, and family. To solve their problems, adolescents solve it by expressing their feelings, asking help from adults, and asking help from friends."
2017
S69880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswasih
"LATAR BELAKANG
Umar Kayam belum banyak menghasilkan karya sastra. Beberapa karya-karyanya antara lain cerpen "Seribu Kunang-kunang di Mahattan" dinobatkan menjadi cerpen terbaik majalah Horison tahun 1968. Karya lainnya, kumpulan cerpen Sri Sumarah dan Bawuk (1978) mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Novel Para Priyayi merupakan novelnya yang pertama dan mendapat perhatian besar dari masyarakat. Sebagai bukti novel ini telah mengalami cetak ulang sebanyak empat kali.l Tanggapantanggapan positif tidak hanya datang dari masyarakat awam tetapi banyak dari kalangan sastrawan. Novel ini dicetak pertama kali pada bulan Mei 1992. Dalam satu bulan lebih dari enam resensi dan artikel yang muncul. Sebulan kemudian terbit cetakan yang kedua, bulan Juni 1992. Cetakan ketiga bulan November 1992. Cetakan keempat bulan September 1993."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Imam Subarkah
"ABSTRAK
Sejumlah bukti menunjukkan tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap cerita pendek (cerpen). Pertama, sejumlah besar majalah dan koran mingguan memuat cerpen sebagai bagian yang penting pada setiap terbitannya. Suratkabar nasional seperti Kompas, Media Indonesia, Suara Karya Minggu, Pelita, Suara Pembaruan, Republika, Bisnis Indonesia dan sejumlah majalah seperti Ulumul Quran, Amanah, Pandji Masyarakat, Matra, Kartini, Pertiwi, Femina, serta koran-koran daerah seperti Bali Post (Bali), Jawa Post, Surabaya Post, (Surabaya), Berita Nasional, Minggu Pagi (Yogyakarta), Suara Merdeka (Semarang), Pikiran Rakyat (Bandung), Aceh Post (Aceh), Waspada (Medan), Sriwijaya Post (Palembang), Riau Post (Riau) menyediakan ruangan khusus untuk cerpen. Kedua, lomba penulisan cerpen sudah beberapa kali diselenggarakan oleh badan penerbitan atau lembaga. Lomba tersebut selalu mendapatkan tanggapan yang antusias dengan banyaknya karya yang ikut serta dalam lomba tersebut. Akhir-akhir ini banyak bermunculan kumpulan-kumpulan cerpen yang diterbitkan oleh beberapa penerbit, seperti Gramedia dan Pustaka Grafiti. Hal tersebut menepis anggapan bahwa kumpulan cerpen bukan barang dagangan.
Salah satu daya tarik cerita pendek adalah bentuknya yang ringkas. Hal ini memungkinkan pembaca untuk membaca seluruh cerita sekali duduk. Sifatnya yang ringkas itu juga merupakan daya tarik tersendiri bagi pencipta cerpen karena waktu yang dibutuhkan untuk menulis cerpen relatif lebih pendek dibandingkan waktu yang dibutuhkan untuk menulis novel. Walaupun menulis cerpen tidak berarti lebih mudah daripada menulis novel, kenyataan menunjukkan bahwa jumlah penulis cerpen lebih besar daripada jumlah penulis novel. Sapardi Djoko Damono mengemukakan, bahwa banyak penulis novel yang pada mulanya memulai karier kepengarangannya sebagai penulis cerita pendek.
Sebagai pencipta karya fiksi yang diproduksi secara massal dan dipasarkan dalam suatu jaringan bisnis, penulis cerpen pun tidak dapat lepas dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Demikian juga para redaktur sangat mempertimbangkan nilai-nilai tersebut dalam hubungannya dengan cerpen yang dimuat. Ini berarti bahwa nilai-nilai yang ada dalam masyarakat boleti jadi ikut menjadi bahan pertimbangan yang menentukan dimuat tidaknya sebuah cerpen dalam media massa tertentu. Hal ini berbeda dengan para pujangga istana (poet Laurette) yang menulis atas pesanan raja karena mereka hidup dari belas kasih raja yang menjadi patron mereka. Karya-karya pujangga tersebut dapat digunakan sebagai legitimasi kekuasaan raja."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Duanti
"JM bercerita tentang seorang pria Jawa berusia dua puluh tahun yang merupakan generasi ketiga keluarga Sastrodarsono yang bernama Eko. Karena kepandaiannya, Eko mendapat beasiswa untuk belajar di Sunnybrook college, Connecticut, Amerika Serikat, selama bertahun-tahun. Eko tinggal bersama Keluarga Levin (Samuel D. Levin, Sarah Levin, dan Claire Levin) selama ia berada di Amerika. Ia menjalin hubungan yang cukup erat dengan Claire Levin (selanjutnya disebut Claire). Hubungan yang semula hanya terbatas kakak adik, lama-kelamaan menjadi semakin akrab. Eko dan Claire sering melakukan hubungan intim layaknya suami istri sehingga mengakibatkan Claire mengandung. Setelah mengetahui perihal kehamilan Claire , Eko memutuskan untuk menikahi Claire. Ia pun memberitahukan rencana pernikahannya itu kepda bapak dan ibunya yang ada di Indonesia melalui sebuah surat. Rencana pernikahan Eko dan Claire sempat memicu perdebatan di antara orangtuanya dan kerabat-kerabatnya yang lain. Setelah membaca JM, penulis menemukan satu hal yang menarik di dalamnya, yakni gambaran tokoh priyayi yang hidup pada zaman modern di kota besar. Penulis lebih tertarik pada novel ini daripada karya-karya Kayam lainnya karena dalam JM, Kayam sebagai pengarang lebih jelas mengungkapkan masalah jati diri seorang pribumi yang pernah menjalani kehidupan di Amerika. Tokoh utama Eko, mengalami gejolak dalam batinnya. Ia merasa bimbang mengambil keputusan apakah akan menikahi Claire, yang beragama Yahudi, secara Islam atau secara sipil. Penulis ingin melihat bagaimana tokoh Eko memandang dirinya dari lingkungannya terkait dengan latar belakangnya sebagai orang Jawa yang hidup di antara dua budaya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan pandangan hidup tokoh utama Eko, sebagai orang Jawa yang hidup di antara dua budaya (2) menjelaskan keterkaitan latar budaya sosial budaya Amerika terhadap kehidupan Eko; dan (3) menjelaskan pengaruh kehadiran tokoh-tokoh bawahan (dalam JM) terhadap diri Eko. Dalam penelitian tersebut, penulis mempergunakan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan ekstrinsik digunakan dalam mebahas latar sosial budaya dalam novel Jalan Menikung ( Para Priyayi 2 ) dengan mengacu pada latar sosial budaya Jawa dan Amerika. Pendekatan intrinsik digunakan dalam membahas tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Ketiga unsur itu dibahas karena mempunyai kaitan erat dan dapat memperjelas hubungan tokoh utama dengan latar sosial budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa: - falsafah (pandangan hidup ) yang terlihat pada diri tokoh utama Eko, sebagai orang Jawa yang hidup di antara dua budaya, diantaranya sebagai berikut: 1) adanya penghayatan terhadap sikap tenggang rasa. Penghayatan terhadap sikap tenggang rasa, yang dikenal dengan istilah tepa selira, ditunjukkan Eko ketika ia menikahi wanita Yahudi yang bernama Claire Levin. Setelah menikah dengan Claire, Eko tidak pernah mempermasalahkan perbedaan agama yang ada di antara mereka. Sikap Eko tersebut bisa dikatakan sebagai gambaran hidup orang Jawa umumnya yang memegang prinsip kerukunan dalam hidupnya. 2) memiliki semnagat pengabdian dengan tidak melupakan orangtua dan tanah airnya, Indonesia. Meskipun sudah tinggal di Amerika selama bertahun-tahun, Eko tetap mencintai tanah airnya, Indonesia, dan tidak melupakan orang tuanya. Ia ingin kembali ke Indonesia untuk berbakti kepada orangtua, bangsa. Dan negaranya. Semangat pengabdian kepada orangtua dan tanah air yang ada pada diri Eko tersebut bisa dikatakan sebagai sikap seorang priyayi yang hidup pada zaman modern. 3) tetap mempertahankan nilai-nilai budaya (dalam hal ini menyangkut agama )yang dibawanya sejak lahir setelah menikahi Claire yang beragama Yahudi. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, Eko tetap menganut agama Islam walaupun ia telah menikahi Claire yang beragama Yahudi. Nilai-nilai budaya (dalam hal ini menyangkut agama) yang dibawanya sejak lahir ternyata masih bisa dipertahankan. 4) menganggap penting kehadiran orangtua dan keluarganya. Hal tersebut sesuai dengan pandangan hidup orang Jawa yang menganggap penting arti orangtua dan keluarga. Keluarga adalah satu-satunya tempat bagi Eko untuk bebas dari tekanan-tekanan yang ada dalam masyarakat. Latar sosial budaya Amerika berpengaruh terhadap diri Eko, khususnya dalam hal gaya hidupnya sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak berada di Amerika, Eko menganut gaya hidup modern yang diadaptasi dari budaya Barat. Hal ini terlihat ketika ia dan Claire berhubungan intim sebelum menikah yang dapat dikatakan tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Di samping itu, dalam hal memilih makanan dan minuman pun. Eko tidak memperhatikan halal dan haramnya makanan dan minuman tersebut. kehadiran tokoh-tokoh bawahan dalam novel JM dianggap penting dalam keidupan Eko. Satu dari tokoh-tokoh bawahan itu adalah Claire Levin yang merupakan istri Eko. Claire dianggap sebagai tokoh bawahan yang berperan penting karena kehadirannya dalam novel ini membawa budaya Amerika yang mempengaruhi kehidupan Eko-ia berbeda agama dengan Eko. Melalui Claire, pembaca mendapat gambaran bahwa perbedaan budaya dan agama bukanlah penghalang bagi setiap orang untuk berinteraksi dan saling mencintai satu sama lain. Selain Claire, Harimurti dan Sulistianingsih juga berperan penting dalam kehidupan Eko. Melalui kedua tokoh itu, digambarkan bahwa dalam budaya Jawa, keluarga duanggap sangat penting bagi kehidupan seseorang. Hal utama dari prinsip tersebut berkaitan dengan makna kehadiran orangtua. Eko menerima segala macam kebaikan- termasuk kedudukan dalam masyarakat_Harimurti dan Sulistianingsih. Lantip dan Halimah, seperti halnya Harimurti dan Sulistianingsih, menganggap Eko seperti anak kandung mereka. Peran mereka terlihat ketika Eko memberi kabar kepada orangtuanya mengenai rencana pernikahannya dengan Claire. Saat itu, Lantip dan Halimah membantu Harimurti dan Sulistianingsih dalam mengambil keputusan menyetujui atau tidak rencana pernikahan Eko dan Claire. Tokoh-tokoh bawahan lainnya seperti Samuel D. Levin, Sarah Levin, Tommi, dan Alan Bernstein, juga berpengaruh terhadap kehidupan Eko meskipun peran mereka tidak terlalu besar. Eko menganggap Samuel D. Levin dan Sarah Levin seperti orangtua kandung. Sementara itu, Alan Bernstein berperan penting dalam meningkatkan karier Eko. Tommi, yang merupakan pakde Eko, secara tidak alngsung memberi tahu Eko mengenai prinsip menghormati leluhur"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Husna
"Novel Gadis Pantai mempunyai latar belakang cerita mengenai perbedaan kedudukan antara pribumi dan priyayi. Kehidupan sosial masyarakat dalam novel Gadis Pantai sangat kental dengan pengaruh budaya Jawa. Aspek sosial dan budaya Jawa merupakan unsur ekstrinsik yang dibahas dalam perspektif sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui kajian pustaka. Kajian dilakukan dengan menganalisis aspek sosial dan budaya Jawa yang tercermin dalam novel Gadis Pantai yang merupakan unsur ekstrinsik dari novel Gadis Pantai. Makalah ini menjelaskan kontras atau perbedaan-perbedaan kehidupan priyayi dan rakyat pesisir Jawa dilihat dari aspek sosial dan budaya. Penulis berkesimpulan bahwa terdapat kontras yang sangat tajam antara kehidupan priyayi dan rakyat pesisir Jawa serta keberpihakan Pramoedya Ananta Toer sebagai pengarang pada rakyat pesisir Jawa. Hal tersebut terlihat dengan jelas dalam pelukisan Gadis Pantai sebagai rakyat kecil dan perilaku kesewenang-wenangan yang ditunjukkan oleh kaum priyayi dalam novel Gadis Pantai.

Gadis Pantai novel has background story about the difference level between the native and the aristocracy. The social life of people in Gadis Pantai novel is heavily influenced by Javanese cultural. Social and Javanese cultural aspects are extrinsic elements discussed from sociology literature perspective. The method that used in this study is qualitative method through literary view. This analysis is conducted by analyzing social and Javanese cultural aspects reftected in Gadis Pantai novel which part of extrisic elements in Gadis Pantai novel. This paper explains contrast or differences between aristocracy‟s life and people in Java coastal from the view of social and cultural aspects. The author of this paper concludes that there is a very noticeable contrast between the lives of aristocracy and people in the Java coastal and Pramoedya Ananta Toer‟s bias towards people in the Java coastal. That is proved clearly through Gadis Pantai as poor people and arbitrariness shown by the aristocracy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sartono Kartodirdjo, 1921-2007
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993
305.559 8 SAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Padmasusastra
Yogyakarta: Pura Pustaka, 2013
899.222 PAD r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Kayam
Jakarta : Pustaka Utama Grafiti , 1993
899.221 3 UMA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>