Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asnidar
"Pneumothorax iatrogenic merupakan suatu kondisi dimana terdapat udara pada rongga pleura yang disebabkan oleh tertusuknya paru saat prosedur medis dilakukan. Pneumothorax menyebabkan masalah ketidakefetifan pola napas. Salah satu penatalaksanaan untuk pasien dengan pneumothorax adalah pemasangan WSD. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis intervensi pemberian posisi dan monitoring WSD pada pasien dengan pneumothorax yang dilakukan selama lima hari. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan berkurangnya keluhan sesak dan menurunnya frekuensi pernapasan pasien dari dari 36 x/menit hingga 24 x/menit, serta nyeri dapat terpantau. Positioning dan monitoring WSD dapat direkomendasikan sebagai tindakan untuk pasien pneumothorax dengan WSD.

Iatrogenic pneumothorax is a condition where there is air in the pleural cavity caused by puncturing the lungs when a medical procedure is being carried out. Pneumothorax causes ineffective breathing patterns problems. One of treatment for pneumothorax is the using of WSD. This paper aimed to analyze positioning and WSD monitoring interventions in pneumothorax patients that was done for five days. Based on the evaluation results showed that shortness of breath decreased subjectively, respiratory rate decreased from 36 bpm till 24 bpm, and pain level monitored. Positioning and WSD monitoring intervention can be recommended as a nursing intervention to pneumothorax patients.  "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Munawaroh
"Fraktur merupakan salah satu masalah perkotaan akibat cedera fisik. Penatalaksanaan fraktur patologis cukup kompleks dan mengakibatkan imobilisasi yang lama. Tingkat kemampuan mobilisasi pasien pasca total hip replacement dapat ditingkatkan melalui therapeutic exercise yang meliputi latihan range of motion, angkle pump, quads statis dan gluteal statis, serta latihan ambulasi menggunakan alat bantu yang telah diajarkan selama masa rawat.
Hasil latihan menunjukkan meningkatnya kemampuan mobilisasi secara bertahap dan aman. Therapeutic exercise merupakan latihan efektif untuk meningkatkan mobilisasi dan mendukung ambulasi. Perawat perlu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan melakukan therapeutic exercise untuk meningkatkan mobilisasi dan dibarengi peningkatan status kesehatan dengan perbaikan masalah kesehatan pasca THR.

The most frequent problem of urban health is fractures due to physical injuries. The management of pathological fracture is complex and leads to prolong immobilization. Patients ability level after total hip replacement surgery can be enhanced by therapeutic exercise that includes range of motion, ankle pump, quads and gluteal static exercise, and ambulatory exercises using walker in rehabilitation phase while hospital stays.
The results of exercise show patients ability had increased gradually and secure to perform mobilizations. Therapeutic exercise is an effective exercise to improve mobilization and support ambulation. Nurses need to improve their knowledge and ability to perform therapeutic exercise as treatment of mobilization and be accompanied by improved patient health status from potential health problems after total hip replacement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Fitri
"Residensi spesialis keperawatan medikal bedah kekhususan respirasi melakukan proses pembelajaran dan manajemen asuhan keperawatan dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah pada masalah kesehatan yang lazim terjadi pada usia dewasa baik yang bersifat akut dan kronik dengan penanganan konservatif maupun tindakan pembedahan dengan tetap berorientasi kepada upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif melalui tindakan keperawatan mandiri maupun kolaboratif. pemberi asuhan keperawatan dengan mengelola kasus pasien medikal bedah dan khususnya kasus pasien respirasi. Penerapan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori model keperawatan model konseptual adaptasi yang dikembangkan oleh sister kalista roy. Calista roy mengembangkan konsep adapatasi dengam menggambarkan tingkat adapatasi sebagai kondisi proses kehidupan yang dapat berubah secara terus menerus dibangun dari stimulus fokal, kontekstual dan residual. Kasus bekas tuberkulosis mengalami berbagai gejala sisa dan komplikasi dapat terjadi pada paru dan bagian ekstrapulmonal dari thorax pada pasien yang dirawat atau tidak diobati. Diperkirakan 58 juta orang selamat dari tuberkulosis sejak tahun 2000, namun banyak dari mereka akan menderita post tuberculosis lung disease (PTLD). Latihan napas yang diberikan kepada pasien salah satunya dengan mindful breating, Latihan napas ini dilakukan pasien dengan bimbingan perawat dan focus terhadap pernapasannya sehingga menimbulkan perasaan tenang dan dampak dapat mengriangi sesak napas yang dirasakan. Inovasi keperawatan dengan mengembangkan video edukasi monitoring dan perawatan di rumah pasien terpasang WSD sebagai media self-management bagi perawat ruang rawat dan pasien yang terpasang WSD.

Medical surgical nursing specialist residency specializing in respiration conducts a learning process and nursing care management is carried out with a nursing process approach based on scientific evidence on health problems that commonly occur in adults both acute and chronic in nature with conservative management and surgical procedures while remaining oriented towards efforts preventive, curative, and rehabilitative through independent and collaborative nursing actions. nursing care providers by managing medical surgical patient cases and especially respiratory patient cases. The application of nursing care uses a theoretical approach to the nursing model conceptual adaptation model developed by sister Kalista Roy. Calista Roy developed the concept of adaptation by describing the level of adaptation as a condition of a life process that can change continuously and is built from focal, contextual and residual stimuli. Cases of former tuberculosis have a variety of sequelae and complications can occur in the lungs and extrapulmonary parts of the thorax in treated or untreated patients. An estimated 58 million people have survived tuberculosis since 2000, but many of them will develop post- tuberculous lung disease (PTLD). One of the breathing exercises given to patients is mindful breathing. This breathing exercise is carried out by the patient under the guidance of a nurse and focuses on his breathing so that it creates a feeling of calm and the impact can relieve the shortness of breath that is felt. Nursing innovation by developing educational videos for monitoring and caring for patients with WSD installed as a self-management medium for ward nurses and patients with WSD installed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eviyanti Nurmalasari
"Pasien dengan tumor lambung post operasi gastrektomi total memiliki risiko malnutrisi karena akan ada perubahan asupan nutrisi pada pasien. Dalam rangka mencegah terjadinya malnutrisi, pasien perlu mendapat edukasi nutrisi yang intensif agar efikasi diri, kepuasaan diri, dan asupan nutrisi pasien tidak mengalami penurunan. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh edukasi nutrisi secara intensif terhadap status nutrisi dan kemunculan dumping syndrome pada pasien post operasi gastrektomi. Hasil evaluasi menggunakan instrumen Malnutrition Screening Tools (MST) menunjukan bahwa pasien tidak berisiko malnutrisi (skor= 2), IMT dalam kategori normal (25 kg/m2), hasil lab menunjukan Hb= 12,8 g/dL, Ht= 36%, dan GDS= 138 mg/dL, dan gejala dumping syndrome tidak muncul. Intervensi edukasi nutrisi secara intensif ini dapat diaplikasikan oleh tenaga kesehatan seperti perawat, dokter, dan ahli gizi sebagai upaya untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada pasien post operasi gastrektomi.

Patients with gastric tumor after total gastrectomy have a risk of malnutrition because there will be changes in nutritional intake. In order to overcome malnutrition, patients need to receive intensive nutrition education so that self-efficacy, self-satisfaction and nutritional intake of patients do not decrease. This paper aims to identify the effect of nutrition education on nutritional status in patients postoperative total gastrectomy. The evaluation results using the Malnutrition Screening Instrument (MST) showed that patients were not at risk of malnutrition (score = 2), BMI in the normal category (25 kg / m2), result of biochemical showed Hb = 12.8 g / dL, Ht = 36%, and GDS = 138 mg / dL, and the dumping symptom syndrome did not occur. This intensive nutrition education intervention can be applied by health workers such as nurses as an effort to prevent the use of malnutrition in patients after total gastrectomy. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Juanda
"Gaya hidup tidak sehat pada masyarakat perkotaan menjadi penyebab diabetes mellitus. Diabetes melitus merupakan penyakit multi sistem dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan gangguan produksi atau penggunaan insulin, yang dapat mempengaruhi dalam proses penyembuhan luka. Luka kronis seperti abses sering terjadi pada pasien DM. Debridemen dan perawatan luka yang tepat dapat mencegah terjadinya komplikasi seperti amputasi. Karya Ilmiah Akhir Ners ini menggunakan metode studi kasus yang bertujuan untuk menganalisis intervensi keperawatan pada pasien DM dan abses brachialis dengan balutan cutimed sorbact untuk mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka di RSUP Fatmawati. Hasil analisis dengan menggunakan indikator skor Bates-Jensen selama 5 hari perawatan menunjukkan penyembuhan luka yang baik, dari skor 33 menjadi 30. Diharapkan perawat dapat mengkaji karakteristik luka dan menentukan jenis balutan luka yang tepat untuk mengoptimalkan penyembuhan luka.

Unhealthy lifestyle may eventually lead to diabetes mellitus in urban community. Diabetes mellitus is a multisystem disease which characterized by hyperglycaemia due to impairment of insulin production/usage that also affects wound healing. Chronic wound such as abscess usually affects patient with Diabetes Mellitus. Debridement and wound care should be properly implemented to prevent further complications, such as amputation. This paper used case study method and aimed to analyse nursing intervention on patient with Diabetes Mellitus and Brachialis Abscess by applying Cutimed Sorbact to prevent infection and promote wound healing in RSUP Fatmawati. The result demonstrated a proper wound healing as indicated by Bates-Jansen scores which decreased from 33 to 30 following the intervention in 5 consecutive days. Nurses are recommend to be able to assessmend wound characteristic determine the proper type of wound dressing to optimized wound healing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jerryn Florensi Mangiri
"Gagal jantung diakibatkan oleh gangguan struktur atau fungsi jantung yang merusak kemampuan ventrikel untuk mengisi atau memompa darah. Gagal jantung paling banyak ditemukan pada masyarakat perkotaan akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi makanan berlemak, kurang aktivitas, dan stress. Intoleran aktivitas merupakan salah satu masalah keperawatan yang ditemukan pada pasien gagal jantung, dimana klien merasa cepat lelah saat beraktivitas akibat pasokan darah dan oksigen ke organ terganggu.
Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan masyarakat perkotaan pada pasien gagal jantung kronik dengan penerapan intervensi latihan aktivitas fisik secara bertahap. Metode yang digunakan berupa studi kasus dengan satu pasien kelolaan berusia 60 tahun, berjenis kelamin wanita yang diberikan intervensi latihan aktivitas fisik secara bertahap selama 6 hari.
Hasil intervensi berupa peningkatan aktivitas klien dari bedrest sampai berjalan 80 langkah, tanpa sesak maupun kelelahan. Intervensi latihan aktivitas fisik secara bertahap direkomendasikan untuk diterapkan di unit layanan keperawatandengan kondisi pasien stabil atau sudah melewati fase akut, untuk mengatasi intoleran aktivitas pada pasien gagal jantung kronik.

Heart failure is caused by impairment in cardiac structure or function which disrupts ventricle capacity to load or pump blood. Heart failure commonly affects urban community with unhealthy lifestyle, including smoking, fat consumption, lack of physical activity, and stress. Activity intolerance is a nursing diagnosis that may be established for patient with heart failure in which client feels easily fatigued following activities due to altered supply of blood and oxygen into body organs.
This paper aimed to analyze urban community nursing care on patient with chronic heart failure by implementation of gradual physical exercise. The study method was case study of 60 year old female patient who was provided with gradual physical exercise for 6 days long.
The result suggested an improvement in client's activity from bed rest to be able to walk 80 steps, without exertional dyspnea and fatigue. Gradual physical exercise is recommended to be applied in nursing unit for patient with a stable condition or surviving the acute phase, in order to manage activity intolerance in patient with chronic heart failure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Helzah
"Kanker rektum merupakan salah satu penyakit keganasan saluran pencernaan yang banyak dialami masyarakat perkotaan. Salah satu gejala yang dirasakan oleh pasien kanker rektum adalah nyeri. Upaya untuk mengatasi nyeri dapat dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi. Salah satu intervensi non farmakologis adalah teknik relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi napas dalam merupakan metode yang mudah dilakukan untuk mengurangi nyeri dan ansietas. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi efek teknik relaksasi napas dalam terhadap nyeri kronik pada pasien kanker rektum. Evaluasi hasil setelah diberikan intervensi adalah skala nyeri berkurang dari empat menjadi tiga, tekanan darah menurun dari 168/78 mmHg menjadi 137/70 mmHg, dan membuat pasien menjadi lebih rileks dan nyaman. Teknik relaksasi napas dalam dapat direkomendasikan untuk mengurangi nyeri pada kanker.

Rectal cancer is a malignancy of the gastrointestinal tract that is experienced by the urban community. Pain is one of the symptom that felt by the patient with colorectal cancer. The pain management that can be used to reduce the pain is trough pharmacological and non- pharmacological. One of the non-pharmacological intervention is by doing a deep breathing relaxation technique . Deep breathing relaxation technique is a simple technique to reduce  pain and anxiety. The purpose of this paper is to identify the effect of deep breathing relaxation in rectal cancer patients with chronic pain. The evaluation results after patients was given intervention was pain scale decreased from four to two, blood preasure decreased from 168/78 mmHg to 137/70 mmHg, and patients was more relaxed and comfortable. Deep breathing relaxation can be recommended in reducing cancer pain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syechan Ari Rinaldo
"Pneumotoraks spontan sekunder adalah kondisi ketika udara atau gas lain memasuki rongga pleura yang dapat disebabkan oleh tuberkulosis paru. Pasien dengan pneumotoraks memiliki beberapa manifestasi klinis seperti nyeri dada pleuritik, meningkatknya frekuensi pernapasan, dan sesak napas. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan pada pasien adalah pola napas tidak efektif, ketidakstabilan kada glukosa darah, risiko cedera, risiko perluasan infeksi, dan risiko jatuh. Salah satu intervensi keperawatan harus segera dilakukan untuk meningkatkan status pernapasan pada pasien dengan pneumotoraks adalah penerapan posisi Fowler dan latihan pernapasan. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa posisi Fowler dan latihan pernapasan dapat meningkatkan status pernapasan. Hasil dari penerapan intervensi tersebut menunjukkan adanya peningkatan status pernapasan dengan indikator keluhan sesak, laju pernapasan, dan oksimetri.

Secondary spontaneous pneumothorax is a condition when air or other gases enter the pleural space that can be caused by pulmonary tuberculosis. Patients with pneumothorax have several clinical manifestations such as pleuritic chest pain, increased respiratory rate and shortness of breath. Nursing diagnosis occured in patient included an ineffective breathing pattern, unstable blood glucose level, risk for suffocation, risk for infection spreading, and risk for fall. Nursing interventions must be carried out immediately mainly to improve respiratory status. There are several interventions that can be performed to improve respiratory status in patients with pneumothorax, including the application of Fowler's position and breathing exercises. Previous studies have shown that Fowler's position and breathing exercises can improve respiratory status. The results of implementing these interventions showed an increase in respiratory status indicated by shortness of breath, respiratory rate, and pulse oximetry.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Lazuardi
"Analisis Implementasi Asuhan Keperawatan dengan Pendekatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan dan Intervensi Hipnosis pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Gangguan Pola Tidur di Ruang Rawat Inap Lantai 6 Utara Gedung Teratai RSUP Fatmawati rdquo;Angka kejadian diabetes melitus meningkat setiap tahunnya. Neuropatik merupakan komplikasi tersering diabetes melitus yang ditandai dengan adanya nyeri yang memburuk pada malam hari sehingga menyebabkan masalah gangguan tidur. Intervensi yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur adalah terapi hipnosis. Hipnosis adalah proses membimbing klien untuk relaks. Karya ilmiah ini bertujuan memberikan gambaran asuhan keperawatan pada pasien DM dengan gangguan pola tidur akibat nyeri neuropati dengan intervensi Hipnosis. Intervensi ini diterapkan selama 3 hari dengan durasi 20 menit. Hasil evaluasi didapatkan adanya peningkatan kualitas tidur. Oleh karena itu intervensi hipnosis ini sangat direkomendasikan untuk diterapkan di pelayanan keperawatan. Kata Kunci : Diabetes mellitus, neuropati, tidur, hipnosis

Analysis of Urban Health Clinical Nursing Practice on Type 2 Diabetes Mellitus Patient Who Experience sleep patterns Disruption through Hipnosis Intervention in 6th North Floor Fatmawati Central General Hospital rdquo The incidence of diabetes mellitus is always increasing every year. Neuropathic is a common complication of diabetes mellitus that characterized by pain which worsened at night and causing sleep problems. One of the interventions that can be used to treat sleep disorders is hypnosis therapy. Hypnosis is the guiding processthat help client to relax. This paper aims to provide an overview of nursing care in diabetic patients with sleep disorders due to neuropathy pain with hypnosis intervention. This intervention is applied for 3 days and the duration of interventionis 20 minutes. The result shows a good improvements in the sleep quality of the patient. Therefore hypnosis therapy intervention is highly recommended to be applied in nursing services. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irman Maulana
"ABSTRAK
Kecelakaan dapat menyebabkan cedera pada manusia salahsatunya terjatuh dan menyebabkan fraktur dintaranya fraktur hip. Nyeri secara terus menerus dan resiko komplikasi membuat fraktur hip harus segera diatasi, salah satunya penangan dengan pembedahan yaitu total hip replacement. Klien dengan post operasi total hip replaceman beresiko untuk mengalami dislokasi dan masalah dalam mobilisasi jika tidak dilakukan pengawasan dengan baik dan benar. Oleh karena itu diperlukan penangan pasca pembedahan berupa pemberian edukasi untuk pencegahan dislokasi pada sendi pinggul dan latihan kekuatan otot serta latihan mobilisasi untuk meningkatkan kualitas hidup klien dengan total hip replacment. Pemberian edukasi pencegahan dislokasi dan pemberian latihan mobilisasi secara dini terbukti mampu mempercepat klien dalam melakukan mobilisasi secara mandiri yang ditulis dalam karya ilmiah ini.

ABSTRACT
Accidents can cause injury to humans one of them dropped and caused fracture hip. Continuous pain and the risk of complications make hip fracture should be addressed, one of which is surgical treatment with total hip replacement. Clients with postoperative total hip replaceman are at risk for dislocation and problems in mobilization if not supervised properly and properly. It is therefore necessary post-surgical handling in the form of providing education for the prevention of dislocation in hip joints and muscle strength training and mobilization exercises to improve the quality of life of clients with total hip replacment. The provision of education for the prevention of dislocation and the provision of early mobilization exercises proved able to accelerate the client in performing self-mobilization written in this scientific paper. "
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>