Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Handayani
"ABSTRAK
Nepenthes gracilis Korth. is one species of pitcher plant which has potential as a commercial ornamental plant..This species is widespread in Indonesia. Despite their small size, the pitchers are produced in enourmous numbers and mature plants can be very impressive. This species uses peristome, lower lid surface and upper pitcher wall surface to trap the prey. N. gracilis allocates a higher proportion of its nectar production to the lower lid surface."
Bogor: Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2018
580 WKR 16:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handayani
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, 2012
580 TRI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Qulby Arimy
"ABSTRAK
Nepenthes mampu hidup di dataran tinggi dan dataran rendah. Perbedaan habitat memunculkan perbedaan anatomi, salah satunya organ daun. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakter anatomi helaian daun antara Nepenthes dataran tinggi N. aristolochioides dan N. singalana dari Sumatra dan Nepenthes dataran rendah N. rafflesiana dan N. gracilis dari Kalimantan. Setiap spesies diambil satu daun dewasa dari dua individu tumbuhan. Setiap daun dibuat sayatan melintang menggunakan hand mini microtome dan sayatan paradermal dengan teknik leaf scraping. Sayatan didehidrasi menggunakan seri alkohol bertingkat. Pewarnaan menggunakan safranin 1 dan fastgreen 1 . Sayatan diamati mengunakan mikroskop cahaya Olympus di Laboratorium Bioimaging ILRC, UI-Depok. Uji komparatif data anatomi kuantitatif menggunakan Uji T dan Uji Mann-Whitney. Kelompok spesies dataran tinggi menunjukkan helaian daun lebih tebal; kutikula adaksial lebih tipis; kutikula abaksial lebih tebal; epidermis adaksial dan abaksial lebih tebal; hipodermis adaksial lebih banyak lapisan dan lebih tebal; hipodermis abaksial lebih tebal; mesofil lebih tebal; jaringan palisade lebih banyak lapisan dan lebih tebal; sel epidermis adaksial dan abaksial lebih besar; kelenjar sesil adaksial dan abaksial lebih besar, lebih sedikit, dan lebih renggang; stomata abaksial lebih panjang, lebih lebar, lebih besar, lebih sedikit, dan lebih renggang; sel penjaga abaksial lebih panjang dan lebih lebar dibandingkan spesies dataran rendah.

ABSTRACT
Nepenthes is able to live in the highland and lowland. The differences of their habitat influence theirs anatomical differences, such as leaves. This study aimed to compare the leaves anatomy character between highland Nepenthes N. aristolochioides and N. singalana from Sumatra and lowland Nepenthes N. rafflesiana and N. gracilis from Kalimantan. Each species was represented by one adult leaves of two individual plants. Each leaf was made transverse section by using a hand mini microtome and paradermal section was made by leaf scraping technique. Section was dehydrated by using graded series of alcohol. Sections were stained with safranin 1 and fastgreen 1 . Section was observed using an Olympus light microscope at ILRC Bioimaging Laboratory, UI Depok. The comparative test data of quantitative anatomy using Independent t Test and Mann Whitney Test. Group of highland species showed thicker leaves blade thinner adaxial cuticle thicker abaxial cuticle thicker adaxial and abaxial epidermis more layers and thicker adaxial hypodermis thicker abaxial hypodermis thicker mesophyll more layers and thicker palisade bigger adaxial and abaxial epidermis cell bigger, fewer, and lower density adaxial and abaxial sessile gland longer, wider, bigger, fewer and lower densitity abaxial stomata longer and wider abaxial guard cell than group of lowland species."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S29813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikbal Gazalba
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S31327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handayani
"ABSTRAK
Pitcher plants (Nepenthes spp.) included in carnivorous plants which are often visited by nectar-seeking insects, such as bees, beetles, butterflies and ants. In order to be visited by insects, pitcher plants provide a lure prize in the form of nectar produced by flowers (floral nectar) and nectar in other parts outside the flower (extrafloral nectar). In an effort to get the nectar, visitor insects can fall into the hole of the pitcher which will eventually become the food of the pitcher plants."
Bogor: Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2019
580 WKR 17:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Puspa Rini
"Skripsi ini membahas tentang Pranata Mangsa dan zodiak dalam kajian budaya. Penelitian ini mengenai makna ungkapan pada Pranata Mangsa serta makna penanggalan pada zodiak. Penjelasan mengenai Pranata Mangsa terdapat pada naskah Primbon NR 366, terutama pada halaman 87 dan 88 yang membahas mengenai kondisi alam, aktifitas pertanian, dan watak bayi yang baru lahir tiap mangsa dengan cara mendeskripsikannya. Penelitian ini juga membahas mengenai kaitan antara Pranata Mangsa dengan zodiak dalam beberapa aspek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan hasil analisis dari makna ungkapan pada Pranata Mangsa serta makna penanggalan pada zodiak dengan watak manusia.

This thesis discusses about Pranata Mangsa and zodiac in culturan studies. This research is about the meaning of the phrase on Pranata Mangsa also the meaning of the date on zodiac. Pranata Mangsa explained on Primbon NR 366, especially on page 87 and 88 which describing about the nature, farming activities, and the character of a new born baby on every mangsa by describing them. This research is also explaining about its connection to the zodiac at some points. The purpose of this research is to show the result of the analysis about the meaning of the phrase on Pranata Mangsa and also the meaning of the date on zodiac with human character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penutupan tambang inkonvensional di Teluk Klbat, Bangka diduga berpengaruh tehrhadap kondisi lingkungan perairan setempat. Informasi ini bisa dipelajari dari karakterisasi sedimen yang meliputi konsentrasi logam berat, toksisitas sedimen terhadap diatom, Chaetorceros gracilis dan korelasi antara logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) dalam sedimen terhadap pertumbuhan diatom, C. gracilis. Sampel sedimen diambil dari 16 stasiun pengamatan pada bulan Maret dan Juni 2007 dengan menggunakan Smith Mc Intryre Grab 0,5 meter persegi. Konsentrasi logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) diukur dengan menggunakan alat Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Diatom dipaparkan pada sedimen yang diambil dari perairan Teluk Klabat untuk uji penghambatan perptumbuhan selama 96 jam. Konsentrasi logam berat dalam sedimen secara umum masih di bawah standar dari Canadian Environmental Quality Guidelines kecuali di Stasiun 9 di mana konsentrasi Pb-nya mencapai 32,54 ppm. Uji toksisitas sedimen menunjukkan ada efek penghambatan sedimen terhadap pertumbuhan C. gracilis pada bulan Juni. tidak ada korelasi yang signifikan antara konsentrasi logam berat dalam sedimen dengan toksisitas terhadap diatom pada tingkat kepercayaan alfa=0,01."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yoesoef
"ABSTRAK
Masyarakat Indonesia yang sedang membangun dan mengembangkan diri menjadi masyarakat modern dalam beberapa hat tidak melepaskan dirinya dari simbol-simbol dan idiom-idiom budaya. Pemanfaatan simbol dan idiom budaya dalam kehidupan modern cenderung dijadikan sebagai pengikat (hook) keterkaitan mereka dengan dunia masa lalu (nenek moyang) sebagai salah satu jati diri bangsa. Selain itu, simbol dan idiom budaya merupakan kekayaan budaya yang efektif untuk dipakai sebagai mnemonic terutama yang berkaitan dengan nilai moralnya.
Salah satu simbol atau idiom budaya yang kerap dipakai dalam upaya membangun manusia Indonesia adalah kesenian wayang purwa. Kesenian yang sarat dengan ajaran dan nilai-nilai luhur ini merupakan sarana multidimensional yang dapat dikatakan lengkap. Karakter tokoh-tokoh pewayangan merupakan satu simbolisasi dari watak manusia, cerita-cerita wayang merupakan pesan keteladanan untuk dihayati oleh masyarakat.
Pemanfaatan tokoh wayang pun ternyata tidak terbatas di daiam rangkaian ceritanya saja, tetapi ada kecenderungan pemanfaatan tokoh-tokoh wayang di luar cerita yang dipakai secara khusus oleh masyarakat untuk menghadirkan citra tertentu. Tokoh Semar, misalnya, muncut secara mandiri, yakni hadir sebagai merek dagang (batik Semar), sebagai jenis makanan khas Solo (semar mendem), sebagai akronim yang bersifat politis (supersemar), sebagai tempat menyimpan uang (celengan semar), bahkan sebagai ilmu pemikat wanita (semar mesem). Tokoh mistis ini kerap pula hadir dalam cerita-cerita mutakhir dalam bentuk novel atau drama, seperti yang dikaji dalam penelitian ini.
Kepopuleran tokoh Semar sebagai sebuah wacana tradisional tidak dapat diragukan lagi, karena pada tokoh ini tergambar suatu citra manusia-dewa yang menjadi representasi dari rakyat jelata, perpaduan dunia laki-laki dan wanita, kearifan manusia, pembimbing moral para ksatria, dan lain sebagainya. Namun, citra yang demikian itu lambat laun menjadi terkontaminasi akibat dari kepopulerannya itu. Artinya, kemunculan Semar tidak terbatas lagi pada kerangka wayang purwa, tetapi juga di dalam kehidupan modern sebagai simbol budaya modern. Pada keadaannya yang demikian, citra Semar tidak lagi utuh tetapi sudah mengalami perubahan makna sesuai dengan bentuk barang yang diperjualbelikan itu. Dengan demikian, telah terjadi massifikasi, proses pemassalan pada tokoh ini.
Dalam kaitan itulah, penelitian ini dilakukan, yaitu mengenai tokoh Semar yang telah mengalami massifikasi seperti yang tampak dari karya Sindhunata dan N. Rtiantiarno. Kedua karya tersebut sama-sama menampilkan tokoh Semar yang kehilangan identitas diri sebagai akibat dari perubahan citra dirinya di masyarakat, Sementara itu, satu karya lakon carangan Semar Mbabar Jatidiri karya Tim Delapan PEPADI Pusat menampilkan citra Semar yang sesuai dengan konvensi budaya, yakni sebagai pembimbing dan pengayom.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dalam dua cerita Semar., Semar Mencari Raga dan Semar Gugat, digambarkan tokoh Semar yang dekaden. Ia kehilangan dan mempertanyakan jatidirinya. Massifikasi tokoh ini sebagai dampak dari popularitasnya di masyarakat. Dalam Semar Mencari Raga, Semar tidak ubahnya seperti botol yang dapat diisi oleh cairan apa saja. Hal itu berkaitan dengan raga Semar yang ditempati oleh roh-roh lain, sehingga begitu banyak wajah Semar. Kaitannya dengan masyarakat Indonesia saat ini, banyaknya wajah Semar (tokoh ini mewakili identitas rakyat jelata yang dekat dengan kesengsaraan sosial) di masyarakat identik dengan banyaknya kesengsaraan yang merebak. Dalam Semar Gugat, tokoh ini meminta keadilan atas perilaku ksatria yang menjadi momongannya, Arjuna. Arjuna telah memotong kuncung Semar --salah satu identitas diri Semar-- sehingga Semar merasa terhina dan peristiwa itu merupakan salah satu wujud simbolik dari kesewenang-wenangan para penguasa terhadap rakyat jelata. Pada Semar Mbahar Jatidiri, tokoh Semar hadir secara utuh dan membeberkan bagaimana mengamalkan dan menghayati Pancasila. Lakon ini sarat denngan pesan-pesan politik pemerintah.
Mitologi wayang dalam pembangunan budya, sosial, dan politik Indonesia tetap menjadi acuan pokok pemerintah Orde Baru. Hal itu disebabkan oleh kuatnya penghayatan elite politik kita (pemerintah) terhadap budaya Jawa.
Seringnya simbol dan idiom budaya dipakai dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan berkurangnya makna simbolik dari simbol atau idiom tersebut. Massifikasi atas simbol dan idiom budaya tersebut merupakan salah satu akibat dari pengeksposan secara besar-besaran simbol atau idiom itu di masyarakat. Masyarakat tidak mempunyai jarak lagi dengan simbol dan idiom itu. Akibat lainnya, citra simbol atau idiom itu tidak bermakna lagi seperti seharusnya."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyono
Jakarta Haji Mas Agung 1989
791.539 2 M 432 a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>