Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meinyda Fachrani
"Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan isu penting yang tidak dapat diabaikan bagi karyawan, khususnya untuk karyawan yang bekerja pada lingkungan kerja dengan risiko yang tinggi, salah satunya adalah kegiatan ground handling. Beberapa tahun terakhir, perhatian yang cukup besar telah diberikan terhadap safety climate dan perannya dalam mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Namun, penelitian terkait safety climate pada kegiatan ground handling masih terbatas. Penelitian ini menggunakan konsep safety climate untuk memahami dampaknya terhadap safety outcome melalui safety behavior sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan survei sebagai metode pengumpulan data yang utama, yang melibatkan 238 karyawan PT X yang bekerja mengoperasikan alat-alat di area apron di bandara. Peneliti melakukan uji hipotesis pada level dimensi menggunakan SmartPLS. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa safety supervision, management commitment, dan safety training memiliki pengaruh terhadap safety compliance. Sedangkan co-worker support, management commitment, dan safety training memiliki pengaruh terhadap safety participation. Lebih lanjut dalam penelitian ini ditemukan tidak ada peran mediasi oleh safety compliance dan safety participation dalam pengaruh dimensi-dimensi safety climanet terhadap safety outcome.

Workplace health and safety are important issues that should not be understated for employees especially who work on high-risk working environment, including ground handling activities. In recent years, much attention has been paid to the safety climate and its roles in decreasing the number of workplace injuries. However, there is still a limited number of studies regarding safety climate on ground handling activities. This study employed the concept of safety climate to understand how it impacts the safety outcome mediated by safety behavior. This research employed surveys as the main data collection method and involved 238 respondents from PT X who operates the ground handling equipment in the airports apron area. The researcher tested the hypothesis at the dimensions level using Smart PLS. The results showed that safety supervision, management commitment, and safety training as the predictors of safety compliance. While co-worker support, management commitment, and safety training were the predictors of safety participation. Moreover, the results also showed that there was no mediation role of safety compliance and safety participation in the impact of safety climate on safety outcome."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Ekin Hagana Imanuel
"Penelitian cross sectional ini dilakukan terhadap kepemimpinan keselamatan, penilaian keselamatan iklim dan perilaku keselamatan yang diadakan di PT.X 2016. Deskripsi variabel ini diperlukan sebagai pengambilan keputusan dasar untuk mengembangkan implementasi kesehatan dan keselamatan kerja yang sangat baik di perusahaan ini. Ada 813 item dalam kuesioner yang telah diisi oleh 87 responden yang mengisi posisi pelaksana dengan durasi kerja minimal 6 bulan. Data yang diperoleh diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata kepemimpinan keselamatan, keselamatan iklim dan perilaku keselamatan berdasarkan persepsi responden. Berdasarkan penilaian kepemimpinan keselamatan pada persepsi responden terhadap kegiatan sehari-hari pemimpin mereka yang terdiri dari keselamatan peduli, pembinaan keselamatan, pengendalian keamanan , memimpin dengan contoh dan pembuatan keputusan partisipatif, variabel ini cocok untuk kategori baik dengan rata-rata 76,34. Iklim keselamatan yang terdiri dari prioritas keselamatan manajemen, komitmen dan kompetensi, komunikasi keselamatan, pembelajaran dan kepercayaan dalam kompetensi keselamatan pekerja, komitmen keselamatan pekerja, prioritas keselamatan pekerja dan risiko tidak diterima, lingkungan organisasi dan tekanan kerja sesuai kategori baik dengan 76,34 . Selain itu, perilaku keselamatan juga dikategorikan sebagai baik dengan 75,62 yang terdiri dari 2 indikator kepatuhan keselamatan dan partisipasi keselamatan.

This cross sectional research conduct of safety leadership, safety climate and safety behavior assessment which held in PT.X 2016. Description of these variable are needed as decision making elementary to develop excellentoccupational health and safety implementation in this company. There are 813 item in the questionnaire which has been filled by 87 respondent that fill pelaksana position with 6 months minimum of work duration. Obtained datas were processesed to get mean value of safety leadership, safety climate and safety behavior based on respondent perception.Based on the assessment of safety leadership on respondent's perception to their leader daily activities which consist of safety caring, safety coaching, safety controlling, leading by example and participative decicion making, this variable suit to good category with mean 76,34. Safety climate which consist of management safety priority, commitment and competence, safety communication, learning and trust in co worker safety competence, workers safety commitment, workers safety priority and risk non acceptance, organizational environment and work pressure suit to good category with 76,34 . In addition, safety behavior is also categorized as good with 75,62 which consist of 2 indicators safety compliance and safety participation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hertanto
"Iklim keselamatan adalah persepsi bersama karyawan tentang kebijakan, prosedur, dan praktik yang berkaitan dengan keselamatan di lingkungan kerja mereka. Iklim keselamatan berhubungan dengan perilaku selamat dan kecelakaan kerja yang tidak disengaja di tempat kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kematangan iklim keselamatan di PT X serta menganalisis hubungannya dengan perilaku selamat. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif menggunakan metode survei dengan total 200 responden. Responden berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menjawab kuesioner yang dibagikan secara online dan offline. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan iklim keselamatan di PT X berada pada level Cukup, terdapat hubungan yang sangat kuat antara Variabel sub dimensi dengan iklim keselamatan serta hubungan yang cukup kuat antara iklim keselamatan dengan perilaku selamat. Penelitian ini menekankan bahwa kenaikan tingkat iklim keselamatan dapat meningkatkan perilaku keselamatan sehingga efektif dalam mengurangi kejadian kecelakaan kerja.
Kata kunci: Iklim Keselamatan, Perilaku Selamat, Kecelakaan Kerja

Safety climate is the shared perception of employees about policies, procedures and practices related to safety in their work environment. Safety climate is related to safe behavior and occupational accidents in the workplace. The purpose of this study was to measure the maturity level of the safety climate at PT X and to analyze its relationship with safety behavior. This research is descriptive quantitative using a questionnaire method with a total of 200 respondents. A structured questionnaire was used to capture the socio-demographic characteristics of the respondents, safety climate, and safety behavior. Respondents participated in this study by answering questionnaires distributed online and offline. The findings of this study indicate that the maturity level of the safety climate at PT X is at the fair level, there is a very strong relationship between the sub-dimensional variables and the safety climate, and a fairly strong relationship between the safety climate and safety behavior. The study emphasizes that an increase in the level of safety climate can increase safety behavior therefore it is effective in reducing the incidence of occupational accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Resa Azhari
"Industri baja memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan karyawannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui iklim keselamatan di area rolling mill PT X dengan besar sampel 166 orang. Hasilnya dimensi iklim keselamatan yang paling kuat adalah dimensi individu 3,21, dengan faktor iklim keselamatan tertinggi adalah komitmen pekerja 3,28. Semakin tinggi tingkat pendidikan, jabatan dan semakin lama orang bekerja maka semakin tinggi nilai iklim keselamatannya.

Steel industry has a high risk to the health and safety of its employees. The purpose of this research is to know the safety climate in rolling mill area of PT X with a large sample of 166 people. The result of the most robust dimension of the safety climate is the individual dimension 3.21, with the highest safety climate factor being workers 39 commitment 3.28. The higher the level of education, position and the longer the people work the higher the safety climate."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iryanto
"ABSTRAK
Di dalam negeri, dengan adanya kebijakan pemerintah tentang perubahan Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta dengan sistem pelabuhan kontainerisasi menyebabkan potensi meningkatnya pertumbuhan Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang menyebabkan makin tingginya persaingan di usaha ini.
Dengan tingginya kebutuhan pasar dan persaingan, tidak menutup kemungkinan potensi kecelakaan kerja pada kegiatan perusahaan juga makin besar. Data kecelakaan kerja yang terjadi di PT X, dari Januari 2007 hingga bulan Agustus 2008 menunjukkan dari total kecelakaan kerja yang terjadi pada waktu tersebut, 23% ada hubungannya pada bagian operasi forklift. Apakah hal tersebut dikarenakan oleh buruknya iklim keselamatan (safexy climare) yang ada pada PT X, khususnya pada bagian operasi peralatan forklih.
Untuk itulah penelitian ini diambil pada perusahaan bongkar muat, bagian operasi peralatan forklih PT X, dengan pertanyaan penelitian yaitu; "bagaimanakah dimensi safety climate yang ada pada Bagian operasi Peralaran Forklift PTX. ?
Menurut teori safety climate dibangun oleh tiga faktor, diantaranya (1) faktor pekerja, (2) faktor perkerjaan yang ditunjukkan Iewat perikaku, dan (3) faktor organisasi atau manajemen perusahaan. Ketiga faktor tersebut saling berhubungan, yang artinya perlakuan pada salah satu faktor dapat mernberi hubungan dengan faktor yang lainnya. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dimensi safety climate, meliputi (a) Faktor individu, (b) Faktor perilaku, (c) Faktor organisasi
Manajemen membuat kebijakan, peraturan, prosedur, menyediakan APD, program-prorgam K3 seperti pelatihan, safety talk, inspeksi, dan media papan safety untuk meningkatakan kepedulian dan pemahaman pekerja terkait K3. Manajemen menerapkan OHSAS sebagai salah satu alat untuk menciptakan sistem manajemen K3 yang dianggap bisa mewujudkan sasaan-sasaran K3 yang diharapkan oleh manajemen.
Hasil wawancara menunjukkan pekerja telah memahami bahaya dan resiko yang ada di tempat kerja mereka. Pengetahuan Iainnya mengenai pengendalian resiko seperti dengan menggunakan APD sudah dipahami oleh pekerja, mengikuti prosedur dan instruksi kerja, namun masih dijumpai pelanggaran terhadap peraturan yang ada.
Dari hasil penelitian pada bagian peralatan forklift PT X, peneliti bisa mengambil suatu kesimpulan bahwa safey climale pada PT X, khususnya pada bagian operasi forklift masih kurang baik, sehingga perlu ditingkatkan kembali. Walaupun tingkat kecelakaan menurun hingga bulan september 2008, namun jumlah kecelakaan pada bagian operasi forklift masih cukup mendominasi (23%) dari total kecelakaan yang ada, serta hasil wawancara dan observasi yang menunjukkan masih terjadinya pelanggaran yang ada terkait K3, dapat dijadikan indikator masih lemahnya safely climate yang ada."
2008
T21100
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudiana Sukmara
"ABSTRAK
Tesis ini membahasas iklim keselamatan pada pekerja PT X yang diukur dengan menggunakan alat penilaian iklim keselamatan yang dikeluarkan oleh Health and Safety Executive United Kingdom. Penelitian ini adalah penelitian semi kuantitatif dengan desain desktiftif analitik.. Hasil penelitian didapatkan gambaran iklim keselamatan PT X dengan hasil baik tetapi masih ada faktor-faktor yang dapat ditingkatkan yaitu faktor komunikasi, lingkungan kerja, prosedur dan aturan, keterlibatan pekerja terkait keselamatan dan penilaian pekerja terhadap resiko. Variabel tingkat jabatan dan masa kerja serta dimensi job mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap iklim keselamatan.

ABSTRACT
The focus of this study is PT X workers safety climate which measured by safety climate assessment tool that published by Health and Safety Executive. This research is semi quantitative descriptive interpretive and analytic. The results of this research is PT X workers has good safety climate performance, but there are some factors that must be improved such as communication, work environment, rule and procedure, involvement and appraisal of risk. Level of position, worker job duration and job dimension influence to safety climate performance."
2013
T34932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rysha Dwi Septerini
"Program 'Behavior Based Safety' dirancang untuk melindungi pekerja dari risiko bahaya dan mencegah kecelakaan kerja. Meskipun tujuannya positif, implementasi program ini sering dihadapkan pada tantangan, termasuk kurangnya partisipasi dan penolakan oleh beberapa pekerja. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai aspek yang berkaitan dengan program 'Behavior Based Safety' dari Penerapan program, analisis tren kecelakaan, pengaruh sikap dan perilaku pada penerapan program 'Behavior Based Safety' terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja. Penelitian ini dilakukan di PT. X dengan lokasi di beberapa wilayah di Indonesia, antara April hingga Juli 2023. Studi melibatkan 299 karyawan dari berbagai jenis layanan di 35 lokasi PT. X. program dinilai dengan menganalisis data kecelakaan selama periode FY15-FY16 dan FY18-FY20. Studi ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif dengan melibatkan data primer yang diperoleh melalui kuesioner, mengukur sikap dan perilaku terkait program ini. Data sekunder juga digunakan untuk mendukung penelitian ini. Data dianalisis menggunakan berbagai metode statistik, termasuk analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square. Dalam penerapan program ‘Behavior Based Safety’, responden memiliki beberapa sikap dan perilaku baik/kurang baik yang tidak berbeda secara signifikan maupun yang berbeda secara signifikan. Sebagian besar responden memiliki sikap yang baik terhadap safety walk, safety observation dan nearmissed report serta sebagian besar responden memiliki perilaku yang baik terhadap risk assessment, safe system of work serta training & supervision. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa program Behavior Based Safety secara statistik berpengaruh terhadap angka kecelakaan kerja, namun sikap dan perilaku pekerja penerapan program tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap kejadian kecelakaan kerja. Maka perlu meningkatkan program Behavior Based Safety dan memastikan pekerja konsisten dalam penerapan program Behavior Based Safety.

The 'Behavior Based Safety' program is designed to protect workers from hazards and prevent work accidents. Despite the positive goals, implementation of these programs has often been met with challenges, including lack of participation and resistance by some workers. This study aims to examine various aspects related to the 'Behavior Based Safety' program from program implementation, analysis of accident trends, the influence of attitudes and behavior on the implementation of the 'Behavior Based Safety' program for Occupational Accidents. This research was conducted at PT. X with locations in several regions in Indonesia, between April and July 2023. The study involved 299 employees from various types of services in 35 locations of PT. X. program was assessed by analyzing accident data during the period FY15-FY16 and FY18-FY20. This study uses a descriptive analysis approach involving primary data obtained through questionnaires, measuring attitudes and behavior related to this program. Secondary data is also used to support this research. Data were analyzed using various statistical methods, including univariate analysis and bivariate analysis with the chi-square test. In implementing the 'Behavior Based Safety' program, respondents had several good/bad attitudes and behaviors that were not significantly different or significantly different. Most of the respondents had a good attitude towards safety walk, safety observation and near-missed report and most of the respondents had good attitude towards risk assessment, safe system of work and training & supervision. The results of this study prove that the Behavior Based Safety program statistically has an effect on the number of work accidents, but the attitude and behavior of workers implementing the program has no significant effect on the occurrence of work accidents. Therefore, it is necessary to enchance the Behavior Based Safety program and ensure that employees are consistent in implementing the Behavior Based Safety program."
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Irwansyah
"Data ILO 2 juta pekerja meninggal per tahun. 2021 ada 234 ribu kecelakaan kerja di Indonesia. Industri kimia 12% dari2 019-2021 kecelakaan kerja 80.607 kasus.Program Behavior-based safety (BBS) yaitu pendekatan keselamatan berdasarkan perilaku manusia. Pendekatan untuk meningkatkan kesadaran, keterlibatan, tanggung jawab karyawan menciptakan lingkungan kerja aman. program BBS di perusahaan apakah mampu meningkatkan tingkat kepatuhan karyawan, serta merubah perilaku keselamatan kerja. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif jenis studi cross sectional. Data yang dikumpulkan memberikan gambaran hubungan antara variabel. Desain penelitian cross-sectional digunakan untuk mengumpulkan data mengenai program Behavior Based Safety (BBS), tingkat kepatuhan terhadap perilaku keselamatan kerja, dan perilaku keselamatan kerja di PT. X pada satu titik waktu tertentu. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh respondenVariasi nilai tingkat kepatuhan mampu dijelaskan oleh variasi nilai program BBS sebesar 14,3%,sedangkan sisanya 85.7% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitian. Variasi nilai Perilaku keselamatan kerja karyawan mampu dijelaskan oleh variasi nilai Program BBS dan Tingkat kepatuhan sebesar 49.6%, sedangkan sisanya 50.4% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitian terdapat hubungan positif dan signifikan Program BBS terhadap Tingkat Kepatuhan. Ada hubungan positif dan signifikan antara Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja. Ada hubungan positif dan signifikan antara Tingkat Kepatuhan terhadap Perilaku Keselamatan. Hubungan Program BBS terhadap Perilaku keselamatan kerja bersifat pengaruh langsung. Oleh karena itu, variabel intervening Tingkat Kepatuhan tidak memediasi hubungan Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja.

According to ILO data, 2 million workers die per year. In 2021 there will be 234 thousand work accidents in Indonesia. Chemical industry 12% from 2019-2021 work accidents 80,607 cases. Behavior-based safety (BBS) program, namely a safety approach based on human behavior. An approach to increasing employee awareness, involvement, and responsibility creates a safe work environment. Whether the BBS program in the company is able to increase employee compliance levels and change work safety behavior. The research was carried out using quantitative research methods, a type of cross sectional study. The data collected provides an overview of the relationship between variables. A cross-sectional research design was used to collect data regarding the Behavior Based Safety (BBS) program, the level of compliance with work safety behavior, and work safety behavior at PT. X at a certain point in time. Data were collected through questionnaires filled out by respondents. Variations in compliance level values were able to be explained by variations in BBS program values of 14.3%, while the remaining 85.7% were explained by variations in other variables outside the research model. Variations in employee safety behavior values can be explained by variations in BBS Program values and compliance levels of 49.6%, while the remaining 50.4% are explained by variations in other variables outside the research model. There is a positive and significant relationship between the BBS Program and Compliance Levels. There is a positive and significant relationship between the BBS Program and Work Safety Behavior. There is a positive and significant relationship between the level of compliance and safety behavior. The relationship between the BBS Program and work safety behavior has a direct influence. Therefore, the intervening variable Compliance Level does not mediate the relationship between the BBS Program and Work Safety Behavior"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudithia Lisnanditha
"Skripsi ini membahas hubungan antara kepemimpinan, budaya keselamatan kerja, iklim keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan kerja dalam studi kasus PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya keselamatan kerja dapat memoderasi kepemimpinan dengan iklim keselamatan kerja, namum tidak dapat mempengaruhi iklim keselamatan kerja dan perilaku keselamatan kerja. Di sisi lain, kepemimpinan tidak dapat mempengaruhi iklim keselamatan kerja. Sedangkan iklim keselamatan kerja dapat mempengaruhi perilaku keselamatan kerja.

The focus of this study is the relationship between leadership, safety culture and safety climate on safety behavior at PT. Krama Yudha Ratu Motor. The study was a quantitative study.
The results showed that the safety culture may moderate the leadership of the safety climate, yet can not affect neither the safety climate nor safety behavior. On the other hand, leadership can not affect the safety climate. While the safety climate may affect the safety behavior.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Olivinia Qonita Putri
"Kedirgantaraan berisiko tinggi ancaman keselamatan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran safety climate di PT X Operator Helikopter tahun 2016, menggunakan desain survei dengan pendekatan semikuantitatif untuk pengolahan data. Besar sampel 68 responden diambil dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan skor safety climate sebesar 8,1 atau sangat kuat. Dimensi yang paling kuat adalah Persepsi Karyawan sebagai Individu terhadap nilai safety (8,4), sedangkan variabel yang menunjukkan nilai paling tinggi adalah Kebutuhan Pribadi terhadap Safety (8,9). Skor safety climate paling tinggi ada pada kelompok tingkat jabatan manajer (8,3), masa kerja 10- <15 tahun (8,5) dan departemen Operation (8,6).

Aviation is a high risk industry that has health and safety hazard. This study aims to ascertain safety climate description of PT X Helicopter Operator in 2016 using survey design and semi-quantitative approach. Sample size is 68 respondents using Simple Random Sampling. The result displayed that safety climate score of PT X is 8,1 or very strong. Strongest dimension is Safety as Individual Perception (8,4) whilst the strongest variable is Personal Need for Safety (8,9). The highest safety climate score found from the group of managerial position (8,3), 10-<15 years of working in the company (8,5) and operation department (8,6).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>