Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 235680 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Nurhayatiningsih
"

ABSTRAK

Nama : Tri Nurhayatiningsih
Program Studi : Mutu Layanan Kesehatan
Judul : Analisis Hubungan Faktor Individu dan Faktor Tim Kerja Terhadap
Perilaku Petugas Kesehatan dalam Mendukung Keselamatan Pasien di
RSUP Persahabatan Jakarta Tahun 2019
Pembimbing : Prof. DR. R. Ayu Dewi Sartika, Apt, Msc
Rumah sakit sebagai suatu organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
dituntut untuk selalu meningkatkan mutu pelayanannya. Salah satu parameter untuk
menilai mutu rumah sakit adalah penilaian akreditasi oleh lembaga yang telah
tersertifikasi nasional maupun internasional. Fokus penilaian pada proses akreditasi
adalah peningkatan mutu berkelanjutan yang mengutamakan keselamatan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa gambaran perilaku tenaga kesehatan dalam
mematuhi standar pelayanan yang mengutamakan keselamatan pasien sehingga risiko
insiden yang dapat membahayakan keselamatan pasien menjadi berkurang dan
berdampak terhadap mutu pelayanan yang lebih baik. Penelitian ini dilakukan dengan
mix method observasi lapangan dan metode kuantitatif dengan desain cross sectional.
Sampel penelitian menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 161 responden. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui observasi
lapangan dan telaah dokumen sedangkan data primer dilakukan melalui pengisian
kuesioner. Hasil penelitian diketahui perilaku petugas yang mendukung keselamatan
pasien pada tingkat kepatuhan 90% sebanyak 64%. Faktor yang mempunyai hubungan
dengan perilaku petugas mendukung keselamatan pasien adalah pendidikan (p value
0,001), profesi (p value 0,047), pengetahuan (p value 0,029), sikap (p value 0,001),
supervise (p value 0,001) dan kerjasama tim (p value 0,001) dengan variabel dominan
dari hasil analisis multivariate adalah sikap (OR 12,382) dan confounding factor umur,
pendidikan, profesi pengetahuan, supervise dan kerjasama tim, namun tidak didapatkan
adanya interaksi antar variabel tersebut. Butir permasalahan yang masih rendah pada
perilaku adalah terkait beban kerja dimana masih ada yang memaksakan bekerja saat
kondisi lelah dan konsentrasi berkurang serta mengerjakan yang diluar kewenangannya.
Upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki perilaku terkait keselamatan pasien
adalah dengan melakukan pemetaan dan penghitungan beban kerja pegawai khususnya
unit pelayanan pasien, membuat materi edukasi terkait keselamatan pasien melalui
media audio visual, memasukan perilaku terkait keselamatan pasien ke dalam penilaian
kinerja pegawai, membuat program yang dapat memacu pegawai untuk berupaya
menjadikan perilaku keselamatan menjadi budaya kerja. Upaya perbaikan keselamatan
pasien harus dikelola dengan pendekatan sistemik. Sistem ini dapat dilihat sebagai suatu
sistem terbuka, di mana sistem terkecil akan dipengaruhi, bahkan tergantung pada
sistem yang lebih besar.
Kata kunci: keselamatan pasien rumah sakit, perilaku petugas, faktor individu, faktor
tim kerja


ABSTRACT

Name : Tri Nurhayatiningsih
Study Program : Quality Health Services
Title : Analysis of Correlation Individual and Team Work Factor with
Behavior of The Health Providers in Supporting Patient Safety at
Persahabatan Hospital Jakarta
Counsellor : Prof. DR. R. Ayu Dewi Sartika, Apt, Msc
The hospital as an organization engaged in the field of health services is required to
always improve the quality of the services. A parameter for assessing the quality of
hospitals is the assessment of accreditation by institutions that have been national and
international certified. The focus of assessment on the accreditation process is
continuous quality improvement that prioritizes patient safety. This study aims to
analysis description of the behavior of health workers to adhere the service standards
that prioritize patient safety so that the risk of patient safety incidents had been reduced
and have impact on better service quality. This research was conducted with a mix
method study of field observation and quantitative study with a cross sectional design.
The study sample used simple random sampling with a total sample of 161 respondents.
Secondary data collection was carried out through field observations and document
studies while the primary data was carried out through filling in questionnaires. The
results of the study revealed that the behavior of officers who supported patient safety at
90% compliance that amount of 64%. Factors that have a relationship with the behavior
of supporting patient safety are education (p value 0.001), profession (p value 0.047),
knowledge (p value 0.029), attitude (p value 0.001), supervision (p value 0.001) and
teamwork (p value 0.001) with the dominant variable from the results of multivariate
analysis is attitude (OR 12,382) and confounding factor are age, education, profession,
knowledege, supervision and team work, in the otherside not found interaction of that
varaible. The problems that are still low on behavior are related to workloads there are
still who force work when conditions are tired and the concentration is reduced, the
other who work that is beyond their authority. To improve behavior related to patient
safety is to mapping and calculate employee workload, especially the unit of patient
services, make educational materials related to patient safety through audio visual
media, incorporate behaviors related to patient safety into employee performance
indicator, create programs that can support employees to try make safety behavior to be
a work culture.
Keywords: hospital of patient safety, health provides behavior, individual factors, team
work factors

"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Agustin
"Latar Belakang: Gagal napas merupakan salah satu komplikasi terbanyak pada COVID-19 dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Pasien yang datang ke IGD dengan tanda gawat napas apabila tidak diberikan tatalaksana yang tepat dapat jatuh pada kondisi gagal napas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor risiko gagal napas pasien probable dan konfirmasi COVID-19 dengan gawat napas di IGD.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif terhadap pasien gawat napas yang datang ke IGD RSUP Persahabatan. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling mulai 1 September 2020 - 31 Oktober 2020. Dilakukan pemeriksaan kesadaran, status respirasi (frekuensi napas, saturasi oksigen), status kardiovaskular (mean arterial pressure, frekuensi nadi) dan penggunaan otot bantu napas kemudian dilakukan observasi apakah terjadi gagal napas dalam 14 hari perawatan. Nilai potong faktor klinis gawat napas ditentukan dengan kurva area under curve (AUC) kemudian dilakukan analisis sensitifitas dan spesifisitas. Kurva receiver operating characteristic (ROC) digunakan untuk memprediksi faktor risiko gagal napas. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik untuk menilai hubungan faktor klinis gawat napas dengan gagal napas. Nilai p<0.05 dianggap bermakna secara statistik.
Hasil: Dari 158 pasien probable dan konfirmasi COVID-19 dengan gawat napas, didapatkan 47(29.7%) pasien gagal napas dalam observasi 14 hari perawatan. Seluruh pasien datang dengan kesadaran penuh Glasgow Coma Scale 15, median frekuensi napas 22x/menit (17-30) dengan nilai potong 20x/menit, pasien dengan frekuensi napas >20x/menit memiliki OR 1,3 (1,08-1,54 IK95%, nilai p <0,01), median frekuensi nadi 89x/menit (60-136) dengan nilai potong 90x/menit, pasien dengan frekuensi nadi >90x/menit memiliki OR 1,04 (1,01-1,06 IK95%, nilai p 0,02), median mean arterial pressure 93 (71-97) dengan nilai potong 74 mmHg, median saturasi oksigen 98% (91-100) dengan nilai potong 91% dan penggunaan otot bantu napas memiliki OR 0,53 (0,04-6,32 IK 95%, nilai p 0,62).
Kesimpulan: Pasien gawat napas yang datang ke IGD dengan frekuensi pernapasan >20x/menit dan atau dengan frekuensi nadi >90x/menit memiliki risiko gagal napas.

Background: Respiratory failure is one of complication in COVID-19, leading to mortality and morbidity. Patient who come to emergency department if didn’t give early treatment they could fall into respiratory failure. The purpose of this study was to evaluate risk factors of respiratory failure in probable and confirmed COVID-19 patients with respiratory distress at emergency department.
Method: This is prospective cohort study based on patient with respiratory distress who come to emergency departement of Persahabatan Hospital Jakarta. Sampling was done by consecutive sampling in the period September 2020 until Oktober 2020. We measured clinical factor of respiratory distress that are consciousness, respiratory status (respiratory rate, oxygen saturation), cardiovascular status (mean arterial pressure, heart rate) and accessory muscle use in admission then observed if respiratory failure occur during 14 days. Clinical factors cut-off determine with area under curve (AUC) curve then test the sensitifity and specificity. Receiver operating characteristic (ROC) curve used to predict risk factors of respiratory failure. Multivariate analysis used to search relationship between clinical factors of respiratory distress with occurrence of respiratory failure. P value <0.05 statistically significant.
Results: Of 158 probable and confirmed patients with respiratory distress, there are 47 (27%) prevalence of respiratory failure in 14 days observation. Whole patient came with unconsciousness Glasgow Coma Scale 15, median of respiratory rate 22x/minute (17-30) by cut-off 20x/minute, patient with respiratory rate >20x/minute have OR 1.3 (1.08-1.54 IC95%, p<0.01), median of heart rate 89x/minute (60-136) by cut-off 90x/minute, patient with heart rate >90x/minute have OR 1.04 (1.01-1.06 IC95%, p 0.02), median of mean arterial pressure 93 (71-97) by cut-off 74 mmHg, median of oxygen saturation 98% (91-100) by cut–off 91%, accessory muscle use have OR 0.53 (0.04-6.32 IC95%, p 0.62).
Conclusion: Patient with respiratory distress who come to emergency department with respiratory rate >20x/minute and or heart rate >90x/minute have a risk of respiratory failure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Liliek Sulistyowardani
"Tesis ini membahas faktor manusia yang berperan dalam insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian ini terdapat 3 variabel yang berhubungan signifikan dengan insiden keselamatan pasien yaitu: pengawasan kurang memadai (P value 0,012 dengan OR 0,28), manajemen sumber daya (P value 0,004 dengan OR 3,85) dan proses operasional (P value 0,019 dengan OR 3,29). Peran organisasi sangat penting dalam mengurangi insiden keselamatan pasien agar tercapai peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hasil penelitian menyarankan bahwa pentingnya faktor manusia dalam insiden keselamatan pasien di rumah sakit maka perlu ditingkatkan pelatihan kepada tenaga kesehatan tentang insiden keselamatan pasien sesuai dengan kebutuhan rumah sakit yang dilakukan secara berkesinambungan serta diperlukan peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam membina rumah sakit di wilayahnya.

This thesis discusses human factors that play a role in the incidence of patient safety in hospitals. This research is quantitative research with cross sectional design. Human factors play an important role in the incidence of patient safety. The results of this study are 3 variables that are significantly related to the incidence of patient safety, namely: inadequate supervision (P value 0.012 with OR 0.28), resource management (P value 0.004 with OR 3.85) and operational processes (P value 0.019 with OR 3.29). The role of the organization is very important in reducing the incidence of patient safety in order to achieve improved quality of health services in hospitals. The results of the study suggest that the importance of human factors in the incidence of patient safety in hospitals requires training of health workers on incidents of patient safety in accordance with hospital needs and the role of the Provincial Health Office in fostering hospitals in the region."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandri Bunga Wijayanti
"Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang terjadi akibat terganggunya aliran darah otak secara tiba-tiba yang mengakibatkan kematian sel saraf otak sehingga terjadi disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya kecacatan ataupun kematian. Latihan Range of Motion adalah suatu latihan yang dilakukan untuk menilai dan meningkatkan fungsi sistem muskuloskeletal dan juga merupakan salah satu terapi lanjutan pada pasien stroke yang bertujuan untuk meningkatkan aliran darah otak, dan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan, sehingga dapat memperbaiki fungsi sensorimotorik.
Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan analisis evidence based mengenai Range of motio dalam mengatasi masalah gangguan motorik untuk meningkatkan fungsi sistem muskuloskeletasl pada pasien post stroke.
Hasil dari latihan ROM pada pasien ini terbukti efektif dalam mengembalikan fungsi muskuloskeletal klien dalam kekuatan otot dan meningkatkan aliran darah otak serta meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Rekomendasi penulisan ini ialah agar perawat perlu mengajarkan latihan ROM kepada pasien pasca stroke.

Stroke is an emergency neurological illness caused by sudden obstruction of bloof flow to the brain that can lead to brain cell death motoric and sensoric dysfunction, and lead to morbidity or mortality. Range of Motion is an exercise done to value and improve of stroke patient's musculoskeletal system and is one of the follow-up therapy given to improve brain blood flow, hopefully maximize sensoric-motoric function.
This article is aimed to analyze evidence based about range of motion therapy to figure out all musculoskeletal problem that accompany post stroke patient.
The result of range of motion therapy proof that it is effective for the stroke patient. The result of range of motion therapy proof that it is effective for the stroke patient to have this exercise which is able to increase musculoskeletal system especially muscle strength, brain flood flow and minimize deformity. It is recommended for the nurses to educate post stroke patient to have this Range of Motion exercise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Hanum Aini
"Keselamatan pasien merupakan hal yang harus ada dalam suatu jasa pelayanan kesehatan rumah sakit dan TKPRS (Tim Keselamatan Pasien) merupakan standar yang ada di rumah sakit di Indonesia sebagai syarat untuk akreditasi rumah sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pendidikan dan pengetahuan dengan perilaku tenaga kesehatan dalam mendukung keselamatan pasien. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (cross sectional).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan tenaga kesehatan mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku dengan p value = 0.0001 dengan OR=45.250 artinya tenaga kesehatan berpendidikan tinggi mempunyai peluang 45.250 kali untuk mendukung perilaku keselamatan pasien dibandingkan pendidikan dibawah SLTA. Pengetahuan tenaga kesehatan mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku p value= 0.0001 dengan OR= 75.417 artinya tenaga kesehatan berpengetahuan baik mempunyai peluang 75.471 kali untuk mendukung perilaku keselamatan pasien dibandingkan yang kurang. Dengan diketahuinya hubungan antara pendidikan dan pengetahuan tenaga kesehatan dalam mendukung perilaku keselamatan pasien, peneliti menyarankan : Rumah Sakit hendaknya menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi tenaga ksehatan serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam mendukung program keselamatan pasien.

Patient safety is something that must exist in a health service hospital and TKPRS (Patient Safety Team) is a standard that is in the hospital in Indonesia as a requirement for hospital accreditation.
The purpose of this study was to determine the relationship between education and knowledge of the behavior of health personnel in support of patient safety. This study uses cross-sectional design (cross-sectional).
The results showed that health education has a significant correlation with the behavior of the p value = 0.0001 OR = 45 250 health workers educated means having opportunities 45 250 times to support patient safety behavior than education below high school. Knowledge of health workers has a significant relationship with p value = 0.0001 behavior with OR = 75 417 means knowledgeable health professionals 75 471 times better to have the opportunity to support patient safety behavior than less. By knowing the relationship between education and knowledge of health professionals in support of patient safety behavior, researchers advise: Hospitals should provide education and training programs to improve and maintain the competency of ksehatan and support interdisciplinary approaches to support patient safety program."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T34914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hastuti
"Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah kesehatan dan keselamatan yang berkaitan dengan tenaga kerja, pekerjaan dan lingkunan kerja, yang meliputi segala upaya untuk mencegah dan menanggulangi segala sakit dan kecelakaan akibat kerja dengan tujuan agar tercipta masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera guna mencapa produktivitas kerja yang optiman. Tujuan K3 antara lain untuk melindungi tenaga kerja atas hak kesehatan dan keselamatan dalam melakukkan kesehatan dan keselamtan setiap orang yang berada di tempat kerja, sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien ."
1999
JMAR-1-2-Jun1999-101
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Kiswiranti
"Penelitian ini membahas tentang penilaian risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap tahap aktivitas kerja yang dilakukan oleh Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPPSU).  Penelitian ini menggunakan Job Hazard Analysis (JHA) untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko yang ada dan menggunakan metode semi kuantitatif W.T Fine untuk menganalisis risiko, dimana tingkat risiko didapatkan dari hasil perkalian probability, exposure, dan consequence. Pada penelitian ini terdapat 3 aktivitas kerja yaitu penanganan kebersihan jalan, penanganan kebersihan taman, dan penanganan kebersihan saluran. Penanganan kebersihan jalan dan penanganan kebersihan saluran masing-masing terdiri atas 7 tahap aktivitas kerja dan penanganan kebersihan taman terdiri atas 9 tahap aktivitas kerja. Hasil analisis risiko menunjukkan bahwa keseluruhan terdapat 149 bahaya dan risiko yang terdiri dari 5 jenis bahaya yaitu bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial.  

This research discusses about occupational health and safety risk assessment for work activities towards public handling of infrastructure and facilities officer. Job hazard analysis (JHA) is used to identify hazard and risk exists and using W.T Fine semiquantitative method to analyze risk, where the risk level obtained from multiplying probability, exposure, and consequence. This research focused on three main activities, such as handling of street cleaning, park cleaning, and sewer cleaning. Each of street and sewer cleaning handlings has seven steps of task activity and park cleaning handlings has nine steps of task activity. The results of risk analysis shows 149 hazards and risks, categorized into five kinds of hazard : physical hazard, chemical hazard, biological hazard, ergonomic hazard, and psychosocial hazard. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sittatun Mukharromah
"Benign Prostatic Hyperplasia atau BPH merupakan salah satu masalah perkemihan yang yang terjadi di wilayah perkotaan. BPH adalah pembesaran kelenjar prostat yang menyumbat aliran urine. Prosedur TURP merupakan tindakan pembedahan yang umum dilakukan untuk mengatasi BPH. Salah satu masalah keperawatan pada pasien post TURP dan pemasangan kateter dalam jangka waktu lama yaitu inkontinensia urin. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk melakukan analisis evidence based mengenai bladder train untuk mengatasi inkontinensia urtin. Hasil dari bladder training pada pasien ini terbukti efektif dalam mengurangi inkontinensia urin. Rekomendasi penulisan penulisan ini ialah perawat perlu melakukan dan memberikan edukasi menegani bladder training pada psaien post TURP agar memiliki pola perkemihan normal.

Benign Prostatic Hyperplasia or BPH is a common urinary problem health in urban life. BPH is an enlarged prostatic gland caused obstruction in urinary flow. TURP procedure is a common surgical solution to overcome BPH. One of nursing problem after TURP and a long term catheterization is urinary incontinence. This article aims to analyze the evidence based about bladder training to solve urinary incontinence. The result shows that bladder training is effective to overcome an urinary incontinence after TURP procedure. Because of that, it is recommended for a nurse to retrain and give health education about bladder training in patient after TURP procedure in order to have a normal urinary pattern.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Indah Pertiwi
"Kanker payudara banyak diderita masyarakat perkotaan. Salah satu penanganan dari kanker payudara ialah mastektomi. Mastektomi memiliki beberapa komplikasi, salah satunya ialah limfadema. Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap intervensi mandiri keperawatan yaitu latihan mobilisasi lengan pada awal post operasi mastektomi untuk mengurangi edema transisi dan mencegah limfadema. Praktik dilakukan di ruang rawat gema tengah RSUP Persahabatan. Hasil dan evaluasi dari intervensi yang dilakukan yaitu berkurangnya edema transisi pada lengan klien dan meningkatnya kekuatan otot lengan klien. Perawat perlu melakukan intervensi mandiri keperawatan tersebut pada pasien kanker payudara post mastektomi untuk mengurangi edema transisi dan mencegah limfadema.

Breast cancer occurs to many urban communities. One of the treatments of breast cancer is mastectomy. Mastectomy has few complications, one of which is lymphedema. This study aimed to analyze nursing implementation which is early arm mobilization for post mastectomy patient to reduce transition edema and prevent lymphedema. This practice is done in Gema Tengah Ward RSUP Persahabatan. Results and evaluation of this intervention are reducing patients arm transition edema and increasing her arm muscle strength. Nurses need to do these interventions in the post mastectomy breast cancer patients to reduce transition edema and prevent lymphedema.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Haryani
"Permasalahan pokok dalam manajemen sumber daya manusia adalah bagaimana mencari cara terbaik untuk mencapai kepuasan kerja, karena karyawan yang tidak puas lebih sering absen serta lebih besar kemungkinan untuk mengundurkan diri, sehingga produktifitas kerja menurun. Permasalahan kepuasan kerja perlu mendapat perhatian dan ditangani secara sungguh-sungguh untuk menghindari dampak negatif akibat permasalahan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan di RSUP Persahabatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitiatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian menggunakan simple random sampling 177 orang responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner.
Hasil penelitian yaitu nilai rata-rata kepuasan kerja karyawan adalah 69,59. Karakterisktik karyawan yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu jenis kelamin (p value 0,036) dan jabatan (p value 0,014). Butir kepuasan yang perlu diperbaiki yaitu kesesuaian penghasilan dengan beban kerja, transparansi remunerasi, sosialisasi perubahan kebijakan organisasi, fasilitas dan jaminan kesehatan serta kesempatan promosi.
Saran yaitu evaluasi terhadap sistim gaji karyawan non PNS, transparansi perhitungan remunerasi, meningkatkan sosialisasi perubahan kebijakan organisasi, mengusahakan kemudahan fasilitas dan jaminan kesehatan karyawan serta meningkatkan kesempatan promosi bagi seluruh karyawan.

The main problem in human resource management is how to find the best way to achieve job satisfaction. The problem of job satisfaction needs to be addressed and dealt with seriously to avoid the negative effects of these problems, because unsatisfied employees are more often absent and more likely to resign, so that work productivity decreases.
This study aims to improve employee job satisfaction at RSUP Persahabatan. This research is a quantitative study with a cross sectional study design. The study sample used simple random sampling of 177 respondents. Data collection is done through a questionnaire.
The results of the study are the average value of employee job satisfaction is 69.59. Employee characteristics related to job satisfaction, namely gender (p value 0.036) and position (p value 0.014). The satisfaction points that need to be improved are the suitability of income with workload, transparency of remuneration, socialization of changes in organizational policies, facilities and health insurance and opportunities for promotion.
Suggestions are evaluating the salary system of non PNS employees, transparency of remuneration calculations, increasing socialization of changes in organizational policies, seeking facilities and health insurance for employees and increasing promotion opportunities for all employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>