Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132498 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Yohana Tiovella
"Penambahan pati yang memiliki daya cerna rendah sebagai bahan fungsional sedang banyak dikembangkan karena kebutuhan masyarakat terkait bahan pangan sehat, terutama dengan kandungan kalori rendah dan serat tinggi. Pati tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengolahan makanan karena memiliki kejernihan pasta yang baik, dan rasanya yang hambar ketika dimasak. Namun, pati ini memiliki keterbatasan dari sifat fungsionalnya untuk digunakan dalam sistem makanan yaitu tidak tahan panas, dan kelarutan yang terbatas. Pati ini juga memiliki daya cerna yang tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya modifikasi pati untuk mengubah sifat pati agar lebih dapat diaplikasikan sebagai bahan pengolahan makanan dan menurunkan daya cernanya. Pada penelitian ini, dilakukan modifikasi kimia secara ikat silang dan hidrolisis suasana asam untuk mengamati perubahan sifat fungsional pati tapioka dan daya cerna. Agen ikat silang yang digunakan adalah campuran natrium trimetafosfat dan natrium tripolifosfat, serta dalam reaksi hidrolisis asam digunakan larutan asam klorida. Pati modifikasi dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, dan SEM. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa modifikasi pati melalui reaksi hidrolisis suasana asam dan ikat silang dapat menurunkan daya cerna menjadi 28%. Modifikasi pati juga
merubah sifat fungsional pati. Pati modifikasi menunjukkan peningkatan kelarutan, stabilitas termal dan derajat kristalinitas, penurunan swelling power, viskositas dan kejernihan pasta.

Low digestibility starch addition as functional material is rapidly developed due to the society demand concerning healthy food material, especially those with low calorie and high fibre contents. Tapioca starch could be utilized as food processing material due its excellent pasta purity, and its tasteless when being cooked. Nevertheless, this kind of starch has limitation from its properties to be utilized in food system, such as its low
thermal resistance, and poor solubility. This starch also has high digestibility. Therefore, starch modification is necessary to increase its nature to be applied as food processing material and reducing its digestibility. In this research, cross-linking and acid hydrolysis chemical modifications were carried out to observe tapioca starch and digestibility functional natures. Cross-linking agent utilized were sodium trimetaphosphate and sodium tripolyphosphate, and acid hydrolysis reactions used hydrochloric acid. The modified starch is characterized using FTIR, XRD, and SEM. Result showed that starch
modification through acid hydrolysis and cross-linking reactions were better reducing digestibility into 28%. Starch modification also altered starch functional properties. Modification starch demonstrated increasing solubility, thermal stability, cristallinity, as well as decreasing swelling power, viscosity and pasta purity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasojo Utomo
"ABSTRAK
Penelitian ini berhasil memodifikasi tepung tapioka dengan asam sitrat melalu reaksi ikat silang. Tapioka dan asam sitrat direaksikan dengan mengatur keadaan selama reaksi seperti konsentrasi asam sitrat, waktu reaksi, pH, dan temperature. Asam sitrat dipilih sebagai agen pemodifikasi karena aman untuk makanan dan bisa membentuk reaksi ikat silang dengan pati melalui gugus karboksilat yang akan berubah menjadi gugus anhidrida dengan menaikan suhu reaksi. Hasil karakterisasi dengan FT-IR menunjukan terbentuk peak pada 1720 cm-1 yang menunjukan terbentuknya pati sitrat. Karakterisasi dengan XRD menunjukan bahwa pati termodifikasi mempunyai kristalinitas yang lebih rendah. Berdasarkan hasil uji produk pati sitrat, sifat fungsional dari pati menurun seperti swelling power, kelarutan, daya serap terhadap air, viskositas, dan meningkatnya kejernihan pasta. Daya cerna dari pati sitrat juga menurun secara signifikan hingga 25% dibandingkan dengan pati murni. Produk ini bisa menjadi pangan fungsional seperti penderita diabetes atau kanker usus besar. Perubahan dari sifat fungsional pati juga diharapkan bisa menjadi acuan untuk industri dalam memenuhi kebutuhan pati termodifikasi.

ABSTRACT
This study was successful modifying tapioca starch with citric acid through crosslinking reaction. Tapioca and citric acid are reacted by setting the conditions during the reaction such as the concentration of citric acid, time reaction, pH, and temperature. Citric acid was chosen as a modifying agent because it is safe for food and can form a crosslinking reaction with starch through the carboxylic group that will be converted to anhydrous by raising the reaction temperature. The results characterization with FT-IR shows that there is a peak at 1720 cm-1 which is shows the formation of starch citrate by the presence of ester bonds on starch. Characterization with XRD shows that modified starch has a lower level of crystallinity. Based on several results of testing starch citrate products, the functional properties of starch also change such as decreased swelling power, solubility, water absorption, viscosity, and increased clarity of starch paste. Digestibility of starch citrate also decreased significantly by 25% compared to normal starch. This product is can be a functional food such as for people with diabetes or colon cancer. The changes in the functional properties of starch are also expected to be a reference for the industry fulfill the needs of modified starch."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Kurniawan Gumilang
"Selulosa mikrokristal memiliki banyak manfaat pada industri makanan, kosmetik, dan farmasi, salah satunya adalah untuk pembuatan tablet secara cetak langsung. Kebutuhan selulosa mikrokristal pada produksi obat di
Indonesia sebagian besar masih dipenuhi dengan cara impor yang berpengaruh pada mahalnya harga obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan serbuk selulosa mikrokristal dari dua proses (A dan B), karakteristiknya, serta dibandingkan dengan selulosa mikrokristal komersial
(Avicel PH 101). Metode yang dilakukan pada proses A meliputi delignifikasi, isolasi, lalu hidrolisis dan pada proses B meliputi hidrolisis, delignifikasi, lalu isolasi. Identitas dari selulosa mikrokristal tidak terbentuk warna biru-ungu dengan uji iodin dan spektrum serapan IR yang mirip dengan standar. Didapatkan hasil pengamatan sampel A dan B berupa serbuk halus, tidak
berbau dan berasa. sampel A berwarna putih kekuningan, sampel B agak coklat. pH sampel; A = 5,5, B = 8,4. Sisa pemijaran sampel; A = 0,01%, B = 0,38%. kadar air sampel; A = 2,23%, B = 3,26%. Susut pengeringan sampel; A = 2,01%, B = 2,6%. Katagori aliran partikel sampel A = fair, B = poor. Pengaruh perlakuan awal biomassa serbuk bambu pada sampel B menunjukkan karakter yang tidak lebih baik dibandingkan dengan Sampel A dan standar Avicel PH 101.

Microcrystalline cellulose has many benefits in the food, cosmetics and pharmaceutical industries, one of which is to make direct press tablets. The need for microcrystalline cellulose in drug production in Indonesia is still largely met by imports which have an effect on the high price of drugs. The purpose of this study was to obtain microcrystalline cellulose powder from two processes (A and B), its characteristics, and compared with commercial microcrystalline cellulose (Avicel PH 101). The method carried out in process A includes delignification, isolation, then hydrolysis and in process B includes hydrolysis, delignification, then isolation. The identity of microcrystalline cellulose is not formed in blue-purple with iodine test and IR absorption spectrum similar to the standard. Obtained observations of samples A and B in the form of fine powder, odorless and tasteless. Sample A is yellowish white, sample B is rather brown. pH of the sample; A = 5.5, B = 8.4. Residue on ignition; A = 0.01%, B = 0.38%. Water content; A = 2.23%, B = 3.26%. Loss on drying; A = 2.01%, B = 2.6%. Flow character; A = fair, B = poor. The
effect of pretreatment of betung bamboo powder biomass in sample B showed a character that was no better than that of Sample A and the Avicel PH 101 standard."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvina Pratisiwi
"Pati yang merupakan polimer karbohidrat, banyak terdapat di dalam bahan pangan makanan sehari-hari seperti tepung terigu yang umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan mi. Namun, seseorang yang menderita penyakit seliak dan intoleran terhadap gluten tidak dapat mengkonsumi mi jenis ini. Tepung pati kentang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan mi bebas gluten. Tepung pati kentang dimodifikasi melalui metode ikat silang untuk meningkatkan sifat fungsional serta meningkatkan pati resisten. Pada penelitian ini, tepung pati kentang berhasil dimodifikasi melalui metode ikat silang dengan menggunakan Sodium Trimetafosfat (STMP) sebagai agen pengikat silang. Keberhasilan dari modikasi pati kentang dapat dilihat dari nilai kandungan fosfor dan derajat substitusi yang mengalami kenaikan. Pengujian sifat fungsional pati seperti kelarutan, swelling power, dan daya cerna juga menunjukkan perubahan dibandingkan pati kentang tanpa modifikasi. Hasilnya menunjukkan bahwa pati kentang dengan konsentrasi 10% STMP memiliki tingkat ikatan silang yang tinggi, sehingga menurunkan sifat kelarutan dan swelling power, serta mengalami peningkatan pati resisten yang mengakibatkan penurunan daya cerna. Mi bebas gluten yang terbuat dari tepung pati kentang hasil modifikasi juga mengalami peningkatan ketahanan kecernaan terhadap hidrolisis enzim alfa-amilase.

Starch is a carbohydrate polymer which is widely found in daily food. Starch can be obtained from various sources, such as wheat, corn, cassava, and potatoes. Wheat flour is one of the starch-containing food raw materials which is widely used in food products, for example noodles. However, someone who suffers from celiac disease and is gluten intolerant cannot consume this type of noodles. Potato starch flour can be used as a raw material in the making of gluten-free noodles. Potato starch flour was modified through the cross-linking method to improve functional properties and increase resistant starch. In this study, potato starch was successfully modified through the cross-linking method with STMP. The success of potato starch modification can be seen from the increased value of phosphorus content and degree of substitution. The tests results reveales there was a change for starch functional properties such as solubility, swelling power, and in vitro digestibility compared to native potato starch. The results showed that potato starch with a concentration of 10% STMP had a high degree of cross-linking, resulting in a decrease in solubility and swelling power, as well as an increase in resistant starch which resulted a decrease in digestibility. Gluten-free noodles made from cross-linked potato starch also had a significant increase resistance of in vitro digestion against hydrolysis by alpha-amylase enzymes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Auliya Fu'adi
"Makanan olahan berkontribusi pada bagian penting dari asupan energi harian. Pati adalah salah satu sumber utama karbohidrat berkontribusi sekitar 50-70% dari asupan energi harian dalam makanan manusia. Ubi kayu dapat diolah menjadi pati tapioka dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat mie, Pati tapioka murni ini memiliki kelarutan pati dan daya cerna pati yang tinggi, sehingga perlu dilakukan modifikasi untuk meningkatkan sifat fungsionalnya. Penelitian ini berhasil memodifikasi pati tapioka melalui metode fosfat-ikat silang dan pati tersebut dijadikan bahan pembuatan mie dan diamati pengaruh dari modifikasi tersebut terhadap cooking-loss dan daya cerna pati mie. Keberhasilan dari reaksi ikat silang dilihat dari karakterisasi FTIR dengan adanya penambahan puncak pada sampel pati hasil modifikasi yaitu pada panjang gelombang 1347 cm-1 yaitu merupakan serapan dari ikatan P=O dan pada panjang gelombang 845-725 cm-1 yang menunjukkan ikatan P-O-C. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi perubahan pada pati hasil modifikasi terhadap penurunan %Kelarutan, %Swelling Power, dan %Daya Cerna. Kadar fosfor dan derajat substitusi menunjukkan adanya kenaikan pada pati hasil modifikasi dan kadar tertinggi terdapat pada pati dengan kadar STMP:STPP(99:1) 6% yang menunjukkan reaksi ikat silang terjadi secara optimal pada konsentrasi tersebut. Hasil mie dari pati modifikasi menunjukkan adanya penurunan nilai cooking-loss dan daya cerna mie dibandingkan dengan mie yang terbuat dari pati tanpa modifikasi.

Processed foods contribute to an important part of daily energy intake. Starch is one of the main sources of carbohydrates contributing about 50-70% of the daily energy intake in the human diet. Cassava can be processed into tapioca starch and can be used as an ingredient for making noodles, native tapioca starch has a high solubility dan digestibility of starch, so it needs to be modified to improve its functional properties. This study succeeded in modifying tapioca starch through the phosphate-crosslink method and the starch was used as an ingredient for making noodles and observed the effect of these modifications on cooking loss and digestibility of noodle starch. The success of the crosslinking reaction was seen from the FTIR characterization with the addition of a peak in the modified starch sample, namely at a wavelength of 1347 cm-1 which is the absorption of P=O bonds and at a wavelength of 845-725 cm-1 which indicates P-O-C bonds. The test results showed that there was a change in the modified starch to decrease in % Solubility, % Swelling Power, and % Digestibility. Phosphorus levels and degrees of substitution showed an increase in the modified starch and the highest levels were found in starch with STMP:STPP(99:1) 6% which indicated the crosslinking reaction occurred optimally at that concentration. The results of noodles from modified starch showed a decrease in cooking-loss value and digestibility of noodles compared to noodles made from starch without modification."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Oktaviana
"Penelitian ini mengkaji efek modifikasi kimia secara ikat silang dan penambahan asam stearat pada perubahan sifat fungsional pati tapioka dan daya cerna pati tapioka. Agen ikat silang yang digunakan adalah campuran natrium trimetafosfat dan natrium tripolifosfat, serta penambahan asam stearat untuk pembentukan senyawa kompleks amilosa-lipid. Sifat fungsional pati modifikasi dapat ditunjukan pada kelarutan, penurunan swelling power, viskositas dan kejernihan pasta. Pati modifikasi juga dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, SEM dan TGA. Efek yang diperoleh dari modifikasi tersebut dapat menurunkan viskositas, kejernihan, kelarutan serta menghambat swelling. Efek modifikasi ini juga menurunkan daya cerna pati secara signifikan sehingga pati resisten ini dapat digunakan sebagai pangan fungsional untuk mencegah obesitas dan diabetes

The present work was carried out the effect of cross-linking and addition of stearic acid in the functional properties of tapioca starch and digestibility of tapioca starch. The crosslinking agent used is a mixture of sodium trimethaphosphate and sodium tripolyphosphate, as well as the addition of stearic acid for the formation of amylose-lipid complexes. The functional properties of modified starch can be shown in the solubility, decreased swelling power, viscosity and clarity of the paste. Modified starch was also characterized using FTIR, XRD, SEM and TGA. The effect obtained from these modifications can reduce viscosity, clarity, solubility and inhibit swelling. This modification can reduced starch digestibility significantly so that this resistant starch can be used as a functional food to prevent obesity and diabetes"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Rohmaniyati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Dwi Yanti
"Roti sebagai pengganti makanan pokok digemari karena kandungannya yang memenuhi kecukupan gizi sebagai sumber energi dan praktis untuk dikonsumsi. Umumnya roti berbahan dasar tepung terigu yang mengandung karbohidrat tinggi yang mudah dicerna oleh tubuh dan cepat berubah menjadi glukosa sehingga menyebabkan kadar gula darah yang tinggi. Pati kentang dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu, tetapi sifatnya yang terbatas sehingga perlu dilakukan modifikasi supaya digunakan secara luas dalam pengolahan makanan. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh modifikasi ikat silang pada pati kentang menggunakan natrium tripolifosfat (STPP). Pati termodifikasi dikarakterisasi oleh FTIR, diuji swelling power, kelarutan, dan daya cerna pati. Pati termodifikasi diaplikasikan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan roti serta dilakukan uji sifat fisik dan daya cerna roti. Pati kentang berhasil dimodifikasi ikat silang dengan menghasilkan penurunan sifat fungsional, daya cerna pati hingga 30,2% dan daya cerna roti hingga 37,7%, meningkatkan kadar fosfor dan derajat substitusi. Roti dengan substitusi pati kentang termodifikasi menurunkan volume spesifik adonan dan volume spesifik roti, merubah tekstur menjadi lebih kasar dan berpori serta tidak merubah aroma dan rasa dari roti.

Bread as a substitute for staple foods is popular because of its nutritional content as a source of energy and practical for consumption. Generally, bread made from wheat flour contains high carbohydrates that are easily digested by the body and quickly turn into glucose, causing high blood sugar levels. Potato starch can be used as a substitute for wheat flour, but its properties are limited so it needs to be modified so that it is widely used in food processing. This research was conducted to study the effect of crosslinking modification on potato starch using sodium tripolyphosphate (STPP). The modified starch was characterized by FTIR and tested for swelling power, solubility, and digestibility of starch. Modified starch was applied as an additive in bread making and the physical properties and digestibility of bread were tested. Potato starch was successfully crosslinked by reducing functional properties, digestibility of starch up to 30.2%, and digestibility of bread up to 37.7%, increasing phosphorus content and degree of substitution. Bread with modified potato starch substitution decreased the specific volume of dough and specific volume of bread, changed the texture to become coarser and more porous, and did not change the aroma and taste of the bread."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juheini Amin
"Maltodextrin utilization of topioca strarch as a film coating on amoxyllin tablet: Maltodextrin is produced by hydrolized of strach used enzyme or acid, that reduced the amount of sugar 20 maximal .In this research,maltodextrin DE 5 to 10 was made from tapioca starch (Manihot utillissima Pohl) by using Temamyl L-120 Novo enzyme as a-amylase at 85 oC for 65 minute.Maltodextrin De 5 to 10 with particlesize 60 mesh (250 um) was used as fil coating on amoxycillin tablet in order to reduce a bad smell .AS a standard of coating was used pharmacoad 645w. The coating tables were evaluated according to Fi III an IV included visual test. Weight uniformity, size uniformity, hradness, friability,desintegration time, dissolution test and smell test.The result of this research showed that maltodextrin DE 5-10 from tapioca starch fulfill the terms above. The best formula is maltodextrin 10 %, PEG 400 5% and Na Alginat 5% from polymer weight."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
SAIN-7-1-2002-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Maryana Fenida
"Sumber daya alam banyak sekali digunakan dalam sintesis senyawa organik. Keterbatasan sumber daya alam yang tersedia menyebabkan pemakaian sumber daya alam beralih ke sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Biomassa adalah sumber daya terbaharui yang dapat dihidrolisis untuk menghasilkan senyawa organik bernilai tinggi seperti asam levulinat. Hidrolisis biomassa pertama-tama akan menghasilkan antara lain glukosa yang selanjutnya terhidrolisis menghasilkan senyawa asam levulinat dan asam format. Pada penelitian ini dilakukan hidrolisis glukosa dengan katalis homogen (H2SO4), katalis heterogen (γ-Al2O3/SO4 2-), dan tanpa katalis sebagai pembanding. Katalis heterogen yang digunakan disintesis dari scrap aluminium kemudian dikarakterisasi dengan XRD, XRF, BET, dan FT-IR. Reaksi hidrolisis dilakukan pada suhu 140 ºC dengan variasi waktu yaitu 2 jam, 4 jam, dan 6 jam untuk reaksi dengan katalis homogen; 4 jam, 6 jam, dan 8 jam untuk reaksi dengan katalis heterogen dan reaksi tanpa katalis. Hasil hidrolisis dianalisis dengan HPLC. Dari hasil penelitian ini didapatkan asam levulinat pada reaksi hidrolisis 6 jam dengan katalis homogen sebanyak 2,93% . Untuk produk reaksi katalisis dengan γ-Al2O3/SO4 2- hanya dapat ditentukan banyaknya asam format yang terbentuk, sedangkan asam levulinat tidak terdeteksi karena teradsorpsi pada padatan katalis.

A lot of natural resources are used in the synthesis of organic compounds. Since the availabilities of some natural resources are limited, they are now replaced by the renewable resources. Renewable natural resources such as biomass can be hydrolyzed to produce high added-value organic compounds. At first, biomass is hydrolyzed to produce glucose and then is further hydrolyzed to produce levulinic acid and formic acid. In this research, the hydrolysis of glucose was conducted using sulfuric acid as homogeneous catalyst and γ-Al2O3/SO4 2- as heterogeneous catalyst. As a comparison, the hydrolysis reaction was also conducted without catalyst. The γ-Al2O3/SO4 2- catalyst was first synthesized from aluminium scraps and was characterized by XRD, XRF, BET, and FT-IR. The hydrolysis reactions were carried out at a temperature of 140 ºC and the reaction periods were varied 2 hours, 4 hours, and 6 hours for the homogeneous catalytic; 4 hours, 6 hours, and 8 hours for the heterogeneous catalytic reaction and the reaction without catalyst. The hydrolysis products were analyzed by HPLC. From the result of this study, 2,93% levulinic acid was produced after 6 hours in the hydrolysis reaction with sulfuric acid. By using heterogeneous catalyst only formic acid can be detected because of adsorption levulinic acid on the catalyst."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30690
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>