Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166708 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aneesa Putri Subagio
"Makalah ini membahas mengenai kelas kata dari kata yang direduplikasi, pola reduplikasi, dan fungsi sintaktis reduplikasi pada Bahasa Mandarin. Data penelitian diambil dari cerita chunfeng chenzui de wanshang (Malam yang Memabukkan di Musim Semi). Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan teori yang dikemukakan oleh Li dan Thompson serta Li dan Cheng yang membahas tentang kelas kata dan pola reduplikasi Bahasa Mandarin. Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih spesifik, digunakan teori dari Wang Liyuan yang khusus membahas mengenai pola pada reduplikasi dari kelas kata numeralia, dan teori Zhu Jianning yang membahas mengenai kelas kata serta fungsi sintaktis dari reduplikasi pada Bahasa Mandarin. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kata bereduplikasi pada Bahasa Mandarin terbagi dalam enam kelas kata: verba, ajektiva, nomina, adverbia, kata penggolong, dan numeralia. Dari segi pola, terdapat lima pola reduplikasi pada Bahasa Mandarin: AA, ABB, AABB, A yi A, dan yi A yi A. Dari segi fungsi, reduplikasi pada Bahasa Mandarin memiliki tiga fungsi: sebagai predikat, atribut, dan keterangan.

This paper describes part of speech, syllabic patterns, and syntactic functions of reduplication in Mandarin Chinese. Research data will be collected from ceritachunfeng chenzui de wanshang (Intoxicating Spring Nights) short story. Research will be conducted in qualitative method using theories on part of speech and syllabic patterns of reduplication in Mandarin Chinese from both Li and Thompson, as well as Li and Cheng. For more spesific results, Wang Liyuans theories on numeral reduplication, and Zhu Jiannings theories on part of speech and syntactic functions of reduplication in Mandarin Chinese will also be used. This research results in the division of reduplication into six parts of speech: verb, adjective, noun, adverb, measure word, and numeral. In terms of the patterns, there are five patterns of reduplication in Mandarin Chinese: AA, ABB, AABB, A yi A, and yi A yi A. In terms of the function, reduplication in Mandarin Chinese have three syntactic functions: as predicate, attribute, and adverb.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Trisni Hana
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai latar dan tokoh yang terdapat dalam cerpen Malam yang Memabukkan Saat Musim Semi karya Yu Dafu. Cerpen ini bercerita mengenai keadaan seorang Tokoh lsquo;Aku rsquo; yang mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya, dia merupakan seorang penulis laki-laki pengangguran yang hidup di Shanghai selama enam bulan. Tokoh lsquo;Aku rsquo; mengalami gangguan kegelisahan dan insomnia, oleh sebab itu setiap tengah malam dia keluar rumah untuk sekedar berjalan-jalan mengembara Shanghai. Rupanya hal tersebut berdampak baik untuk kehidupannya. Penulisan ini akan mengungkap penggambaran latar dan tokoh yang ada di dalam cerita.

ABSTRACT
This journal discusses the setting and character in Yu Dafu rsquo;s short story Intoxicating Spring Nights. This story tells about the condition of 39;I 39; who had a difficult time in his life, he was an unemployed man writer who lived in Shanghai for six months. The character of 39;I 39; suffers from anxiety and insomnia, so every midnight he goes out for a walk to wander around Shanghai. Apparently it has a good impact on his life. This writing will reveal the depiction of the setting and characters in the story. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Djunaedah Hamid
"Bahasa dan penterjemahan. Pada hakekatnya, penterjemahan adalah penyampaian kembali amanat yang dinyatakan dalam bahasa sumber (selanjutnya disingkat BSu) dengan menggunakan bahasa sasaran (selanjutnya disingkat BSa) (Nida & Taber 1969:13). Dengan demikian penterjemahan dapat disebut sebagai suatu kegiatan kebahasaan. Menurut Poerwadarminta (1967:5), bahasa merupakan alat komunikasi yang mahapenting. Dengan bahasa orang dapat menyampaikan berbagai berita batin, pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, harapan, dan sebagainya kepada sesama manu-sia. Dengan bahasa itu pula, orang dapat mewarisi atau mewariskan, menerima atau menyampaikan pengalaman dan pengetahuan lahir batin.
Bahasa dibuat oleh dan untuk manusia. Itulah sebabnya maka pembentukan bahasa erat hubungannya dengan perorangan (individu), masyarakat dan alam sekitar manusia yang membentuk dan menggunakannya. sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan bahasa, maka untuk melakukan penterjemahan selain ki_ta harus menguasai kedua bahasa yang terlibat dalam penterjemahan, kita juga harus memperhatikan aspek aspek lain yang berhubungan dengan bahasa, seperti yang bare saja diuraikan.Dengan mengutip pendapat Nida (1966:90-97), maka secara singkat kita dapat menyebutkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan penter-jernahan, yaitu:Ekologi atau lingkungan hidup,kebudayaan meteriil, kebudayaan social, religi, dan bahasa.
Ekologi, kebudayaan materiil, kebudayaan sosial dan religi dapat dianggap sebagai faktor-faktor yang melatarbelakangi bahasa. Perbedaan dalam bidang-bidang tersebut mengakibatkan perbedaan dalam bidang bahasa. Karena itulah, di dunia ini terdapat berbagai-bagai bahasa. Dengan demikian, bahasa merupakan perwujudan dan pencerminan kebudayaan masyarakat bahasa masing-masing. Sehingga tidak ada bahasa yang seragam benar antara satu dengan yang lain. Akibatnya, pars penterjemah yang berhubungan dengan dua bahasa seringkali mengalami masalah dalam pemilihan kosakata (leksikon). Masalah tersebut kiranya dapat ditanggulangi dan dipecahkan dengan bantuan pengetahuan kita tentang perbedaan faktor-faktor sampai dengan yang melatarbelakangi BSu dan BSa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S14279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Citra Anjani
"ABSTRACT
Penelitian ini berfokus pada diskusi mengenai de-demokratisasi di Thailand sejak tahun 2006-2017. Sebagai negara demokratis, Thailand mulai menunjukkan indikasi keruntuhan demokrasi sejak kudeta militer tahun 2006. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat penyebab dari de-demokratisasi melalui proses keruntuhan demokrasi di Thailand. Penelitian ini menggunakan landasan teori keruntuhan rezim demokrasi Linz yang melihat interaksi antar elemen keruntuhan melalui tiga tahapan proses. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang diperoleh melalui data sekunder. Hasil dari temuan ini memperlihatkan bahwa de-demokratisasi di Thailand tidak hanya terjadi karena interaksi antar elemen keruntuhannya saja tapi juga karena kegagalan proses penyeimbangan kembali.

ABSTRACT
This study aims to thoroughly discuss the de democratization in Thailand during the period 2006 2017. Despite being a democratic country, the country has shown indications of democratic breakdown following the military coup during the period. This study attempts to address the causes such de democratization through the democratic breakdown process. Utilizing Linz rsquo s democratic regime breakdown theory, the discussion revolves on the interactions among the breakdown elements throughout three stages. In particular, this study qualitatively discusses study cases that are analyzed using secondary data relevant to the subject. The findings suggest that Thailand rsquo s de democratization ensued not only due to such interactions between the aforementioned elements, but also the country rsquo s reequilibration failures."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Dwika Artati
"Makalah ini merupakan analisis identitas budaya dalam “De Veertigste Dag” Karya Frans Lopulalan. Tujuan makalah ini memaparkan bagaimana identitas budaya generasi kedua orang Maluku di Belanda, yang digambarkan melalui tokoh utama ik (Frans) dalam ”De Veertigste Dag”. Makalah ini menggunakan teori identitas budaya being and becoming dari Stuart Hall.

This paper is an analysis of cultural identity in Frans Lopulalan’s “De Veertigste Dag”. The Purpose of this paper explain about cultural identity of the Moluccas’ second generation in The Netherland, described by the protagonist ik (Frans) in “De Veertigste Dag” . This paper uses theory being and becoming of cultural identity from Stuart Hall
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ikg Baskara T.
"Era Romantisme merupakan masa kejayaan kesusastraan Prancis, karena karya-karya sastra yang penuh dengan kebebasan berekspresi dan berimajinasi. Salah satu tema yang dikenal adalah tema fantastik. Tema ini mengusung unsur-unsur irasionalitas yang ditumpahkan ke dalam cerita. Peristiwa-peristiwa yang dimunculkan cenderung mengejutkan, menakutkan, dan terkesan tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Tema fantastik ini dapat kita temukan pada salah satu cerpen (cerita pendek) karya Guy de Maupassant, yakni, Le Horla, yang terdiri dari peristiwa-peristiwa yang seperti tidak masuk akal pikiran kita. Keunikannya adalah unsur-unsur yang ada dalam cerita membuat pembaca merasakan sensasi ketakutan yang tidak biasa. Makalah ini akan membahas bagaimana unsur-unsur fantastik tersebut ditampilkan di dalam cerpen.

Romanticism era was the heyday of French litterature, where there are litterary works that are full of expression and freedom of imagination. One theme (or genre) that is known is fantastic. This theme brings the elements of irrationality that spilled into the story. Events that appear likely shocking, frightening, and seem unlikely to happen in the real world. This fantastic theme can be found on one of the short story by Guy de Maupassant, namely, Le Horla, consisting of such events that is as absurd our minds. The uniqueness is that there are elements in the story makes the reader can experience the feel of the horror that was built by the author so that the reader felt unusual sensation of fear. This paper discusses how these fantastic elements appear in the stories.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vionita
"Kalimat 把 ba yang juga disebut kalimat disposal adalah kalimat yang menempatkan objek takrif setelah 把 ba dan sebelum verba. Kalimat disposal berpola dasar S 把 O P. Predikat berupa verba tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus diikuti oleh unsur lain, salah satunya adalah reduplikasi verbal. Reduplikasi verbal mengandung makna semantis tertentu yang akan ditelaah dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna delimitatif dan makna tentatif yang muncul dalam reduplikasi verbal pada kalimat 把 ba. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan penyajian deskriptif. Data penelitian berupa reduplikasi verbal pada kalimat 把 ba yang diperoleh dari dialog pada drama dan narasi pada novel. Dalam analisis, penulis memasukkan konteks untuk mendeskripsikan makna tertentu pada data. Hasil penelitian membuktikan bahwa reduplikasi verbal pada kalimat 把 ba mengandung makna delimitatif, makna tentatif dan kombinasi antara makna delimitatif + tentatif dalam konteks tertentu.

The 把 ba sentence, also called disposal sentence, is a sentence that places the object after 把 ba and before the verb. The disposal sentence has the basic pattern, namely the S 把 O P. The predicate which is the verb cannot stand alone, but must be followed by other elements, such as verbal reduplication. Verbal reduplication contains certain semantic meanings which will be examined in this research. This research aims to describe the delimitative and tentative meanings which appear in the verbal reduplication of 把 ba sentence. The research has been conducted using qualitative method with descriptive approach. The research data is in the form of verbal reduplication found in the 把 ba sentence, which is obtained from the drama's dialogues and novel's narration. In the analysis, the authors include context to describe the certain meaning in the data. The results of the research prove that the verbal reduplication in the 把 ba sentence contains delimitative meaning, tentative meaning and a combination of delimitative + tentative meaning in certain contexts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Istiqomah
"Film dapat berisi penggambaran peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau. Salah satu film yang menggambarkan peristiwa sejarah adalah film De Oost. De Oost menggambarkan penjajahan yang dilakukan Belanda di Indonesia pada tahun 1946 di Sulawesi Selatan. De Oost disutradarai oleh Jim Taihuttu dan dirilis pada tahun 2020. De Oost memperlihatkan penjajahan Belanda di Indonesia baik yang dilakukan secara fisik maupun verbal. Penelitian ini berfokus pada kekerasan verbal yang dilakukan oleh para tokoh yang terdapat dalam film De Oost tepatnya yaitu disfemisme. Beberapa dialog dalam film tersebut mengandung disfemisme yang dipicu oleh rasa marah, tidak suka, dan perasaan superior atau dominan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam jenis disfemisme dengan posisi tertinggi pada jenis membandingkan orang dengan binatang dan sumpah serapah. Disfemisme banyak dilakukan oleh prajurit Belanda sebagai pihak penjajah atau penguasa. Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa seiring dengan tema film De Oost yakni penjajahan, maka disfemisme yang muncul dalam film De Oost dipicu oleh dominasi kuasa pihak superior yakni prajurit Belanda yang terlihat dalam bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.

Films can contain depictions of historical events that occurred in the past. One film that depicts historical events is De Oost. De Oost depicts the Dutch colonisation of Indonesia in 1946 in South Sulawesi. De Oost is directed by Jim Taihuttu and was released in 2020. De Oost shows the Dutch colonisation of Indonesia both physically and verbally. This research focuses on the verbal crimes committed by the characters in De Oost, namely dysphemism. Some dialogues in the film contain dysphemisms triggered by anger, dislike, and feelings of superiority or dominance. This research uses qualitative method with a descriptive analysis approach. This research shows that there are six types of dysphemism with the highest position in the type of comparing people with animals and swearing. Many of the dysphemisms were done by Dutch soldiers as the colonisers or rulers. From the findings, it can be concluded that along with the theme of De Oost, namely colonialism, the dysphemisms that appear in De Oost are triggered by the dominance of the power of the superior party, namely the Dutch soldiers, which can be seen in the language they use daily.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Fadlina
"De Koran: een vertaling (2008) karya Kader Abdolah, seorang penulis pendatang, berisi terjemahan surah-surah dari Al-Qur'an. Beberapa surah dimasukkan ke dalam simbol-simbol tertentu. Skripsi ini merupakan analisis 5 simbol dan 11 surah Al-Qur'an yang ada dalam buku tersebut.

De Koran: een vertaling (2008) by Kader Abdolah, an immigrant writer, contains the translation of suras in The Koran. Some of the suras are inculded in the certain symbols. This thesis is an analysis of 5 symbols and 11 suras from The Koran in the book."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42960
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Tin Hafazoh
"ABSTRAK
Lagu merupakan karya seni yang mengekspresikan sebuah perasaan melalui kata-kata. Penulis lagu menggunakan gaya bahasa untuk membuat lagu menjadi puitis. Makalah ini memaparkan penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam dua lagu bahasa Belanda yang berjudul ldquo;Als je gaat rdquo; dan ldquo;Je bent de liefde rdquo; 2015 yang dinyanyikan oleh Kenny-B. Dengan menggunakan metode kualitatif, makalah ini juga menentukan penggunaan gaya bahasa yang dominan dan mengungkapkan perbedaan makna serta fungsi gaya bahasa di kedua lagu tersebut. Gaya bahasa yang dipakai secara dominan di kedua lagu adalah hiperbola, dengan fungsi dan makna yang berbeda. Hiperbola di lagu ldquo;Als je gaat rdquo; menekankan ketakutan aku lirik jika kehilangan kekasihnya. Sedangkan hiperbola di lagu ldquo;Je bent de liefde rdquo; menekankan besarnya rasa cinta seseorang terhadap kekasihnya.

ABSTRACT
Song is the art which express a feeling trough the words. The author uses language style to make a song becoming poetic. This study described two songs, ldquo Als je gaat rdquo and ldquo Je bent de liefde rdquo 2015 , which was sung by Kenny B, and used qualitative method. The aim of this paper was to see the dominant language style, different meanings and functions of language styles in both songs. The result revealed that the dominant language style was hyperbole with difference of functions and meanings. Hyperbole in the song ldquo Als je gaat rdquo emphasized ldquo I fear rdquo in the lyrics of the lost lover. While hyperbole in the song Je bent de liefde stressed the love of one 39 s lover."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>