Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Lulu Lutfiyah
"Tulisan ini membahas tentang tindak tutur ekspresif mengeluh dan strategi mengeluh dalam bahasa Arab, dengan mengambil data dari film animasi Bilal (2016). Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik studi pustaka. Teori yang digunakan adalah teori strategi mengeluh dari Anna Trosborg (1995) yang mengatakan bahwa ada empat kategori mengeluh yakni keluhan implisit, keluhan yang mengungkapkan kekesalan, keluhan dengan tuduhan, dan keluhan dengan menyalahkan. Hasil yang ditemui menunjukkan strategi mengeluh yang banyak digunakan dalam bahasa Arab adalah mengeluh dengan isyarat, menyalahkan tindakan dan modifikasi menyalahkan. Adapun strategi mengeluh yang paling jarang digunakan adalah tuduhan langsung dan tidak langsung. Penggunaan strategi tutur mengeluh ini terkait dengan hubungan dan status sosial antara penutur dengan mitra tutur. Strategi keluhan yang eksplisit seperti menyalahkan cenderung digunakan kepada mitra tutur yang status sosialnya lebih rendah. Sebaliknya, strategi yang halus seperti isyarat cenderung digunakan kepada mitra tutur yang status sosialnya lebih tinggi.

This paper discusses the expressive speech acts of complaining and complaining strategies in
Arabic, by taking data from the animated film Bilal (2016). The methodology used in this
study is a qualitative method with library research techniques. The theory used is the strategy
of complaining from Anna Trosborg (1995) which says that there are four categories of
complaining namely no explicit reproach, expression of annoyance or disapproval,
complaints with accusations, and complaints with blame. The results found that complaining
strategy that is widely used in Arabic is hints, explicit blame, and modified blame. The
complaining strategies that are most rarely used are direct and indirect accusation. The use of
complaining strategy is related to the relationship and social status between the speaker and
the hearer. Explicit complaint strategies such as blame tend to be used for hearer whose social
status is lower. On the contrary, subtle complaint strategies such as hints tend to be used for
hearer whose social status is higher.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rizka Khalfia
"Tulisan ini membahas tentang sapaan bahasa Arab dalam novel Muzakkarat Tabibah (1987) karya Nawal El Saadawi. Novel ini menceritakan tentang pemberontakan melawan berbagai rintangan dari keluarga dan masyarakat yang dilakukan oleh seorang perempuan muda bangsa Mesir yang memutuskan untuk studi ilmu kedokteran. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sapaan bahasa Arab apa saja yang terdapat dalam novel tersebut karya Nawal El Saadawi jika dilihat berdasarkan jenis dan konteksnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik studi pustaka untuk menjelaskan sapaan bahasa Arab apa saja dalam novel tersebut. Penelitian ini menggunakan teori dari Kridalaksana (1982) tentang istilah sapaan dan Wardhaugh (2006) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sapaan. Dari penelitian ini, penulis menemukan bahwa sapaan bahasa Arab dalam novel Muzakkarat Tabibah (1987) sangatlah beragam. Dilihat dari jenisnya, terdapat banyak sapaan yang termasuk dalam kategori kata ganti, istilah kekerabatan, gelar dan pangkat, dan kata benda lain. Jika dilihat dari konteksnya, faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sapaan adalah peristiwa tertentu dan tingkat kedekatan.
This paper discusses Arabic address terms in the Muzakkarat Tabibah (1987) novel by Nawal El Saadawi. This novel tells the story of a rebellion against various obstacles from family and society carried out by a young Egyptian woman who decided to study medical. This study aims to explain Arabic address terms in the novel as viewed by the type and context. This study uses qualitative research methods with literature study technique to explain Arabic address terms in the novel. This study uses the theory from Kridalaksana (1982) about address terms and Wardhaugh (2006) about the factors influencing the use of address terms. From this research, the author found the Arabic address terms in the Muzakkarat Tabibah (1987) novel are very variative. Judging from the type, there are many address terms that fall into the category of pronouns, kinship terms, title and rank, and other nouns. When judging from the context, the factors that influence the use of address terms are certain events and levels of intimacy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Prasetiani
"Penelitian ini bertujuan tmtuk mendeskripsikan masalah deiksis dalam bahasa Arab dan untuk meugetahui kata-kata dalam bahasa Arab apa saja yang dapat diidentifikasikan bersifat deiksis juga untuk mengetahui kapan kata-kata tersebut bersifat deiktis atau nondeiktis.
Ancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah ancangan kualitatif . Penelitian ini terbatas pada analisis kosakata bahasa Arab ragam standar ahalm yang terdapat pada Al-Qur'an dan surat kabar. Data diperoleh dari beberapa sumber data seperti Al-Qur'an, beberapabuku pelajaran bahasa Arab, dan surat kabar.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa deiksis dalam bahasa Arab mencakup lima jenis deiksis yaitu deiksis persona, ruang, waktu,, social, dan wacana. Pada deiksis persona, semua bentuk pronomina persona dalam bahasa Arab dapat dikategorikan sebagai deikais, sedangkan pada deiksis ruang dan waktu, tidak semua kosakata yang mempunyai makna ruang dan waktu dapat dikategorikan sebagai deiksis. Dalam kosakata bermakna ruang, yang termasuk deiksis adalah pronomina demonstra of dan beberapa verba yang menyatakan perpindahan lokasi.
Pada deiksis waktu, bahasa Arab mengenal kosakata yang menunjukkan waktu yang absolut dan tidak absolut. Konteks kalimat sangat mempengaruhi kosakata- kosakata yang bermakna ruang atan waktu tersebut dalam menentukan sifat kedeiktisannya Acuan kata-kata yang bersifat deiktis harus bertitik labuh pada pembicara.
Bahasa Arab juga mengenal tingkatan sosial yang mempeugaruhi pegggunaan beberapa kata yang berhubungan dengan penghormatan terhadap Para petiuggi pemerintahan dan bersifat deiktis. Dalam wacana berbahasa Arab terdapat beberapa ungkapan yang merupakan penghubung antar tema dalam wacana dan penggunaan ungkapan tersebut bertitik labuh pada penulis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apipudin
"ABSTRAK
Relative clause (KR) in Arabic Language is an additional constituent describing a nominal head (FN hulu) in sentences. Its location in sentences is always behind the nominal head. Between the nominal head and the relative clause, there is a relative pronoun (PR), which relates both of them. The arrangement is like this: nominal head + relative pronoun + relative clause (FN hulu + PR + KR).
In Arabic, relative clause acts like an adjective. There are two reasons that show that relative clause function like an adjective. First, relative pronoun must concord with the nominal head in number, case, and gender. Second, a pronoun that is co-referential with nominal head must appear in the relative clause.
In the Arabic language, there are three things have to be concerned. First, the location of the nominal head is always before the relative pronoun and the relative clause. Second, relative pronoun always appears if the nominal head is a definite noun, and disappears after an indefinite nominal head. Third, the relative pronoun man will appear if the nominal head syahsurr `someone' is deleted, and the relative pronoun ma will appear if the nominal head syai'un `something' is deleted.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjoa, Tiong Kwan
"Kita tak dapat membajangkan sebuah bahasa tanpa kata-kata. Kata-kata merupakan unsur penting dari bahasa. Kata-kata jang terdapat didalam sebuah bahasa lazim disebut perbendaharaan kata . Dengan bertambahnja pengetahuan pemakai bahaa, dengan bertambah madjunja masjarakatnja, bertambah kaja pula perbendaharaan katanja. Kata-kata baru timbul, tetapi ada djuga kata-kata jang usang, jang makin lama makin menghilang dari pergaulan sehari-hari, dan achirnja hanja terdapat dalam buku-buku lama sadja. Untunglah djumlah kata jang timbul itu djauah lebih besar daripada jang menghilang. Disamping kedua matjam kata itu masih ada lagi kata-kata jang tetap bertahan, tahan udji sepandjang masa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1958
S11270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah
"Penelitian ini bertujuan untuk memerikan preposisi /li/ agar dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang perilaku sintaktis dan semantisnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengkartukan kalimat Bahasa Arab yang mengandung preposisi /li/ yang diambil dari al-Qur'an, kemudian mengklasifikasikan data. Berdasarkan data yang terkumpul, hasilnya menunjukkan bahwa ada 3 (tiga) macam struktur preposisi /li/, yaitu : /li/ + pro, /li/ + N, dan /li/ + FN. Dilihat dari segi makna berhasil ditemukan 10 (sepuluh) macam makna preposisi /li/, yaitu : al-milk, at--tamlik, /li/ bermakna ila/, at--tablig, /li/ bermakna /fi/, /li/ bermakna /bi/, /li/ bermakna /ba'da, /li/ bermakna /'inda/, al-isti'la' dan at-ta'lil."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S13132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Pramudya Jaya
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S1478
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyani
"Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa literatur yang ditulis oleh para ahli tata bahasa Arab diketahui bahwa pembahasan negasi hanya dibahas secara parsial. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara komprehensif mengenai negasi dalam bahasa Arab pada tataran sintaksis. Penelitian ini menggunakan metode telaah teks secara berulang-ulang. Ketika ditemukan kalimat berpartikel negatif maka kalimat tersebut dikumpulkan dalam korpus data dan mengklasifikasikannya berdasarkan jenis, tipe dan bentuk kalimat. Kajian pustaka Negasi dalam bahasa Arab ini dilakukan dengan mengemukakan teori kalimat menurut Kentjono dan Soepamo, teori-teori yang membahas tentang partikel negatif menurut para ahli bahasa Arab di antaranya menurut al-Ghalayini, Wright, Haywood, Abboud, Holes, dan Kapliwatzky. Kerangka teori memuat mengenai teori kalimat berdasarkan jumlah klausanya yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk, teori konsep kalimat dalam bahasa Arab, kasus dan modus serta struktur kalimat bahasa Arab baik afirmatif maupun negatif yang merupakan arahan dalam pembuatan analisis. Dalam analisis Negasi dalam Bahasa Arab dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan adanya partikel negatif yang menegasikan secara total atau menegasikan kalimat dan yang menegasikan sebagian yaitu menegasikan unsur-unsur kalimat yang terbagi atas penegasian terhadap subjek, predikat, objek dan keterangan. Selain itu untuk memudahkan dalam mengamati penegasiannya, contoh-contoh kalimat dilengkapi dengan diagam pohon. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diperoleh informasi yaitu diketahui bahwa ada beberapa partikel negatif yang dapat digunakan untuk menegasikan kalimat adalah partikel la: nafiyatu liljinsi, La: na:fiyah, dan verba laysa. Partikel negatifyang menegasikan unsur kalimat subjek yaitu partikel ghaira, partikel yang menegasikan predikat yaitu partikel la-, lam, lam, ma: ghaira dan verba laysa. Partikel yang menegasikan objek yaitu partikel ghaira dan partikel yang menegasikan keterangan yaitu nomina du:na."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faqih Munandar
"Setiap nomina yang hadir dalam klausa bahasa Arab mempunyai pemarkah yang menunjukkan jenis, jumlah, kasus, dan ketakrifan nomina tersebut. Pada skripsi ini, penulis membahas kasus yaitu kategori gramatikal dari nomina, frase nomina, pronomina, atau ajektiva yang memperlihatkan hubungan dengan kata lain dalam konstruksi sintaksis. Ada tiga macam kasus dalam bahasa Arab, yaitu /raf'-/ 'nominatif', /nasb-/ 'akusatif', dan /jarr-/ 'genetif'. Kasus suatu nomina menunjukkan bahwa nomina tersebut menduduki fungsi tertentu dalam sebuah klausa. Kasus nominatif dapat menempati fungsi subyek dan predikat yang berupa frase nominal dan frase ajektival. Kasus akusatif dapat menempati fungsi obyek dan keterangan yang berupa maf'ul mutlaq, maf'ul lah, maf'ul fih, tamyiz, dan al-hal. Kasus genetif dapat menempati fungsi sebagai predikat, obyek, dan keterangan. Semuanya berupa frase preposisional. Setiap nomina dalam bahasa Arab mengalami perubahan kasus. Perubahan kasus itu ada yang ditandai dengan berubahnya sufiks infleksi (SI). Nomina yang demikian disebut nomina /mu_rab-/. Selain nomina tersebut ada nomina /mabniy-/ yaitu nomina yang perubahan kasusnya tidak ditandai dengan kehadiran dan perubahan sufiks infleksi. Pada skripsi ini, penulis hanya membahas nomina mu'rab. Setelah menganalisa nomina-nomia yang berkasus tersebut dengan kerangka teori yang berupa unsur-unsur nomina dasar dan derivatif bahasa Arab yaitu R + Dj + Si-Kj + Dk maka dapat diketahui penanda masing-masing kasus tersebut. Penanda kasus nominatif adalah SI /u/ untuk nomina tunggal, jamak beraturan feminin, dan jamak tak beraturan; SI /ani/ untuk nomina dual; SI /a/ untuk nomina dual sebagai mudhaf; SI /una/ untuk nomina jamak beraturan maskulin; SI /u/ untuk nomina jamak dan _nomina yang lima' yang menjadi mudhaf. Penanda kasus akusatif adalah SI /a/ untuk nomina tunggal dan jamak beraturan, SI /ayni/ untuk nomina dual, SI /ay/ untuk nomina dual sebagai mudhaf, SI /ina/ untuk nomina jamak beraturan maskulin, SI /i/ untuk nomina jamak beraturan maskulin sebagai mudhaf, SI /i/ untuk nomina jamak beraturan feminin, dan SI /a/ untuk 'nomina yang lima' sebagai mudhaf. Penanda kasus genetif adalah SI /i/ untuk nomina tunggal, jamak beraturan feminin, dan jamak tak beraturan kecuali sighat muntaha al-jumu' dan kata sifat yang tak-akrif;. Sl /ayni/ untuk nomina dual; SI /ay/ untuk nomina dual yang menjadi mudhaf; SI /ina/ untuk nomina jamak beraturan maskulin; SI /i/ untuk nomina jamak beraturan maskulin dan 'nomina yang lima' yang menjadi mudhaf; SI /a/ untuk sighat. muntaha_al-jumu' dan kata sifat ghairu munsarif yang tak takrif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>