Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196915 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudi Iskandar
"Penyakit infeksi seperti diare dapat menyebar melalui transmisi oral fecal. Menurut WHO, lebih dari 1,4 juta anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia meninggal akibat penyakit diare dapat dicegah dan diperkirakan bahwa 88% dari kasus-kasus ini terkait dengan air yang tidak aman atau sanitasi yang buruk. Di wilayah Asia Tenggara, hampir 48% atau diperkirakan 3.070.000 kematian setiap tahun yang dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan akut dan penyakit diare dengan beban tertinggi penyakit diare di lima negara: Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, dan Nepal di mana penyakit ini menyebabkan 60.000 kematian setiap tahunnya. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) terhadap kejadian diare pada balita di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi Indonesia tahun 2017. Dalam penelitian ini menggunakan analisis cross sectional. Data variabel mengenai sarana pembuangan tinja, jarak sumber air dengan tangki septik, kebiasaan membuang tinja balita, cuci tangan pakai sabun, sumber air minum, pengelolaan air minum, penyimpanan air minum, pengelolaan sampah rumah tangga, pengelolaan limbah cair rumah tangga dan pendidikan ibu di kumpulkan dengan wawancara dan observasi serta dikategorikan dan disaring dengan chi square. Hasil dalam penelitian ini didapat enam variabel dengan nilai p < 0,25 yang masuk kedalam analisis regresi logistik yang menghasilkan 2 variabel yang signifikan dengan nilai p < 0,05 (kebiasaan ibu membuang tinja anak balitanya dan cuci tangan pakai sabun). Uji regresi logistik di dapatkan kebiasaan membuang tinja anak (OR) 1,59 dan cuci tangan pakai sabun (OR) 1,48. Studi ini memyimpulkan bahwa kebiasaan ibu membuang tinja anak balitanya secara sembarangan dan aktivitas cuci tangan pakai sabun yang tidak memenuhi syarat mempunyai pengaruh terhadap terjadinya diare.

Infectious diseases such as diarrhea can spread through fecal oral transmission. According to WHO, more than 1.4 million children under the age of five worldwide die from diarrheal diseases can be prevented and it is estimated that 88% of these cases are related to unsafe water or poor sanitation. In the Southeast Asian region, almost 48% or an estimated 3.070,000 deaths each year are associated with acute respiratory infections and diarrheal diseases with the highest burden of diarrheal disease in five countries: Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar and Nepal where the disease causes 60,000 deaths every year. The purpose of this study was to analyze the effect of total community-based sanitation factors (STBM) on the incidence of diarrhea in infants in Tebo Regency, Jambi Province, Indonesia in 2017. In this study using cross sectional analysis. Variable data regarding facilities for disposal of feces, distance of water sources with septic tanks, habits of removing toddler stools, hand washing with soap, drinking water sources, management of drinking water, storage of drinking water, household waste management, household wastewater management and maternal education in collect by interview and observation and categorized and filtered by chi square. The results in this study obtained six variables with a value of p <0.25 which entered the logistic regression analysis which produced 2 significant variables with a value of p <0.05 (the habit of the mother throwing away the feces of her toddler and washing hands with soap). The logistic regression test was given the habit of disposing of stool (OR) 1.59 and hand washing with soap (OR) 1.48. This study concluded that the habit of the mother throwing her toddler`s stool at random and handwashing with soap that did not meet the requirements had an influence on the occurrence of diarrhea."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myranda Zahrah Putri
"Diare adalah salah satu penyakit infeksi saluran cerna dengan gejala buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari dalam bentuk cair. Prevalensi diare pada anak balita di Indonesia 2017 adalah 14,3%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang terkait dengan inang dan lingkungan yang terkait dengan diare pada anak di bawah lima tahun di Indonesia pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Desain penelitian ini adalah analitik cross-sectional dengan sampel penelitian ini adalah semua anak berusia 0-59 bulan di Indonesia dari SDKI 2017. Variabel independen dari penelitian ini adalah faktor tuan rumah seperti usia anak, berat lahir, status vaksinasi campak, suplementasi vitamin A, perilaku mencuci tangan dan faktor lingkungan seperti fasilitas toilet dan sumber air minum. Sedangkan variabel dependennya adalah prevalensi diare pada anak balita.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor inang yang terkait dengan diare pada anak balita adalah usia anak (p = 0,000; 95% CI = 1,92-2,72); status vaksinasi campak (p = 0,003; POR = 1,17; 95% CI = 1,05-1,32), pemberian ASI eksklusif (p = 0,000; POR = 1,37; 95% CI = 1,24-1, 52) dan suplementasi Vitamin A (p = 0,000; POR = 1,37; 95% CI = 1,23-1,58). Oleh karena itu, faktor lingkungan yang terkait dengan diare pada anak balita adalah sumber air minum (p = 0,017; POR = 1,19; 95% CI = 1,03-1,37). Kita perlu meningkatkan kesadaran di antara orang-orang untuk memberikan ASI eksklusif, Vitamin A dan imunisasi; juga meningkatkan cakupan program pengendalian dan pencegahan diare oleh pemerintah sehingga kami dapat mengurangi jumlah kasus diare di Indonesia.

Diarrhea is a digestive tract disease with symptoms of bowel movements three or more times a day in liquid form. The prevalence of diarrhea in children under five in Indonesia 2017 is 14.3%. The purpose of this study is to identify what factors are related to the host and environment associated with diarrhea in children under five in Indonesia in 2017. This study uses secondary data from the Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2017. Design This study is a cross-sectional analytic with the sample of this study are all children aged 0-59 months in Indonesia from SDKI 2017. The independent variables of this study are host factors such as the child's age, birth weight, measles vaccination status, vitamin A supplementation, behavior hand washing and environmental factors such as toilet facilities and drinking water sources. While the dependent variable is the prevalence of diarrhea in children under five.
The results of the bivariate analysis showed that the host factors associated with diarrhea in children under five were the age of the child (p = 0,000; 95% CI = 1.92-2.72); measles vaccination status (p = 0.003; POR = 1.17; 95% CI = 1.05-1.32), exclusive breastfeeding (p = 0,000; POR = 1.37; 95% CI = 1.24-1 , 52) and Vitamin A supplementation (p = 0,000; POR = 1.37; 95% CI = 1.23-1.58). Therefore, the environmental factors associated with diarrhea in children under five are drinking water sources (p = 0.017; POR = 1.19; 95% CI = 1.03-1.37). We need to increase awareness among people to provide exclusive breastfeeding, Vitamin A and immunizations; also increasing the scope of diarrhea control and prevention programs by the government so that we can reduce the number of cases of diarrhea in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farras Putri Aulia
"Diare merupakan salah satu penyakit menular berbasis lingkungan yang menjadi peringkat kedua dalam penyebab kematian anak balita di dunia. Di Indonesia sendiri diare masih berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Berdasarkan data tahun 2023, Kabupaten Bogor memiliki prevalensi diare yang cukup tinggi dan berada diatas prevalensi nasional. Salah satu wilayahnya adalah wilayah kerja Puskesmas Leuwisadeng yang mengalami peningkatan kasus diare sebesar 318 kasus pada tahun 2023. Tujuan dari penelitian ini yakni menganalisis faktor risiko (karakteristik balita, karakterstik ibu, dan sarana sanitasi) dengan kejadian diare balita di wilayah kerja Puskesmas Leuwisadeng Kabupaten Bogor tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan sampel sebanyak 103 responden. Analisis dilakukan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik model prediksi. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara pendapatan keluarga (5,05; 1,10-23,20), perilaku pembuangan tinja balita (4,55; 1,81-11,42), sarana jamban sehat (4,35; 1,70-11,16), dan sarana air minum (3,49; 1,41-8,62). Variabel yang diprediksi paling berpengaruh terhadap kejadian diare balita di wilayah kerja Puskesmas Leuwisadeng adalah variabel perilaku pembuangan tinja balita (8,81; 2,72-28,50). 

Diarrhea is one of the environmentally-based infectious diseases that ranks second in causing death among children under five worldwide. In Indonesia, diarrhea still has the potential to cause Outbreaks (KLB). According to data from 2023, Kabupaten Bogor has a fairly high prevalence of diarrhea, exceeding the national prevalence. One of its areas is the working area of the Puskesmas Leuwisadeng, which experienced an increase of 318 diarrhea cases in 2023. The purpose of this study is to analyze risk factors (toddler characteristics, maternal characteristics, and sanitation facilities) associated with the incidence of toddler diarrhea in the working area of Puskesmas Leuwisadeng Kabupaten Bogor in 2024. This study uses a cross-sectional design with a sample of 103 respondents. Analysis was conducted using chi-square tests and logistic regression predictive models. The results show a relationship between family income (5.05; 1.10-23.20), toddler feces disposal behavior (4.55; 1.81-11.42), healthy latrine facilities (4.35; 1.70-11.16), and drinking water facilities (3.49; 1.41-8.62). The variable predicted to have the most significant impact on the incidence of diarrhea in children under five in the working area of the Leuwisadeng Community Health Center is toddler feces disposal behavior (8.81; 2.72-28.50)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraeni
"Angka kesakitan dan kematian akibat diare di Indonesia masih tinggi, prevalensi tertinggi pada balita (1-4 tahun). Kejadian diare pada balita (1-4 tahun) di wilayah Kecamatan Ciawi persentasenya selalu lebih tinggi dan setiap tahun mengalami kenaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan, faktor ibu, dan faktor balita dengan kejadian diare di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian kuantitatif dengan desain case control. Populasi penelitian adalah balita usia 12-59 bulan yang berada di Wilayah Kecamatan Ciawi.
Hasil penelitian menunjukkan: ada hubungan antara sumber air bersih (2,405; 1,23-4,69), sarana jamban keluarga (1,994; 1,07-3,73), pengelolaan sampah rumah tangga (5,920; 3,05-11,5), saluran pembuangan air limbah (4,195; 2,32-7,60), dan perilaku ibu (5,44; 2,97-9,97), dan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu (1,67; 0,78-3,58), pengetahuan ibu (1,64; 0,93-2,89), dan status gizi (4,85; 1,02-4,69) dengan kejadian diare balita di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Variabel yang diprediksi paling berpengaruh adalah pengelolaan sampah rumah tangga (5,399; 2,58-11,29).

Morbidity and mortality from diarrhea in Indonesia is still high, the highest prevalence in young children (1-4 years). Incidence of diarrhea in young children (1-4 years) in the percentage is always higher in Sub Ciawi and each year has increased. This study aims to know the associated of environmental factors, maternal factors, and toddler factor with the incidence of diarrhea in children under five years in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Province 2012. The studied was a quantitative study with case control design. The population in this study are all of the childrens aged 12 month until 59 month are lived in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Proviance.
The results of this study indicate that there was a significant correlation between source of clean water (2,405; 1,23-4,69), water closet medium (1,994; 1,07-3,73), household waste treatment (5,920; 3,05-11,5), waste water sewer (4,195; 2,32-7,60), and maternal behaviour (5,44; 2,97-9,97), and not correlation between maternal study (1,67; 0,78-3,58), maternal knowledge (1,64; 0,93-2,89), and nutrient status (4,85; 1,02-4,69) with the incidence of diarrhea among toddler in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Proviance. The variable that predicted the most dominant cause of diarrhea among children under five (toddler) in Sub Ciawi is household waste treatment (5,399; 2,58-11,29).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fathonah Sholihah Farizal
"Penyakit diare berada di posisi peringkat tertinggi ke-8 penyebab kematian di kelompok semua umur, dan peringkat ke-5 pada kelompok umur balita. Diare merupakan penyakit endemis berbasis lingkungan yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang dengan analisis univariat dan bivariat. Sumber data penelitian merupakan data primer yang diambil langsung oleh peneliti menggunakan kuesioner mewawancarai ibu atau pengasuh yang membawa balita berkunjung ke Poli Balita Sakit di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta. Sampel yang didapatkan sebanyak 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor balita yaitu variabel status imunisasi (p-value 0,007) memiliki hubungan signifikan dengan kejadian diare pada balita. Kemudian faktor perilaku ibu yang terdiri dari 3 variabel, perilaku cuci tangan pakai sabun (p-value 0,002) memiliki hubungan signifikan dengan kejadian diare pada balita, sedangkan perilaku pembuangan tinja balita (p-value 0,299) dan pengelolaan sampah (p-value 0,382) tidak berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Selanjutnya faktor sanitasi yang terdiri dari 3 variabel, tempat sampah (p-value 0,000) memiliki hubungan signifikan dengan kejadian diare pada balita, sedangkan sumber air minum (p-value 1,000) dan jamban keluarga (p-value 0,717) tidak berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Pemerintah diharapkan terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi

Diarrheal disease ranks as the 8th highest cause of death in the all-age group, and ranks 5th in the toddler age group. Diarrhea is an environmentally based endemic disease that has the potential to become an Extraordinary Event (KLB). The purpose of this study was to determine the risk factors associated with the incidence of diarrhea in toddlers in the work area of the Cengkareng District Community Health Center in 2022. This study used a cross-sectional research design with univariate and bivariate analysis. The source of the research data is primary data taken directly by researchers using questionnaires interviewing mothers or caregivers who bring toddlers to visit the Sick Toddler Poly at the Cengkareng District Community Health Center, Jakarta. The sample obtained was 100 respondents. The results showed that the toddler factor, namely the immunization status variable (p-value 0.007) had a significant relationship with the incidence of diarrhea in toddlers. Then the mother’s behavior factor consisting of 3 variables, handwashing behavior with soap (p-value 0.002) has a significant relationship with the incidence of diarrhea in toddlers, while the behavior of toddler fecal disposal (p-value 0.299) and waste management (p-value 0.382) is not related to the incidence of diarrhea in toddlers. Furthermore, the sanitation factor consisting of 3 variables, the trash can (p-value 0.000) has a significant relationship with the incidence of diarrhea in toddlers, while the source of drinking water (p-value 1,000) and family latrine (p-value 0.717) are not related to the incidence of diarrhea in toddlers. The government is expected to continue to increase public awareness of the importance of immunization.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Intan Puspita
"Diare masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia karena menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita. Tingkat kejadian diare pada balita di Jawa Barat, khususnya di Kota Bogor masih cukup tinggi. Diare juga termasuk dalam 10 penyakit menular terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cakupan pemberian ASI eksklusif, penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, penggunaan jamban sehat, dan kepadatan penduduk terhadap kejadian diare pada balita di Puskesmas Sindang Barang tahun 2019-2022. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi time trend serta analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemberian ASI eksklusif (p = 0,000), penggunaan air bersih (p = 0,045), penggunaan jamban sehat (p = 0,006), dan kepadatan penduduk (p = 0,007) dengan kejadian diare pada balita. Sementara untuk variabel mencuci tangan dengan sabun menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian diare pada balita. Berdasarkan peta analisis spasial tidak terlihat pola yang konsisten. Namun, kejadian diare pada balita cenderung lebih sering terjadi di wilayah kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih intensif dalam pencegahan dan pengendalian diare, terutama di wilayah kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi.

Diarrhea remains a health issue in Indonesia as it is one of the leading causes of death among toddlers. Diarrhea remains highly prevalent among toddlers in West Java, specifically in Bogor City. Diarrhea is also among the top ten most common infectious diseases in the working area of Sindang Barang Public Health Center, West Bogor District. This study aims to investigate the correlation between the coverage of exclusive breastfeeding, use of clean water, handwashing with soap, use of healthy latrines, and population density with the incidence of diarrhea in toddlers in Sindang Barang Public Health Center 2019-2022. The study uses ecological time trend study methods and spatial analysis. The results reveal a significant relationship between variables such as exclusive breastfeeding (p = 0.000), use of clean water (p = 0.045), use of healthy latrines (p = 0.006), and population density (p = 0.007) with the incidence of diarrhea in toddlers. However, handwashing with soap does not show a significant relationship with the incidence of diarrhea in toddlers. The spatial analysis map does not exhibit a consistent pattern. However, the occurrence of diarrhea in toddlers tends to be more frequent in urban village areas with high population density. Therefore, more intensive efforts are required for the prevention and control of diarrhea, especially in densely populated urban village areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irasdinar Yugitama Irawan
"Diare merupakan penyebab kedua terbesar atas kematian pada anak di bawah lima tahun, dan telah membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahunnya (WHO, 2017). Hasil Riskesdas tahun 2018 mengungkapkan bahwa prevalensi diare tertinggi ada pada kelompok umur 1-4 tahun. Kota Bogor merupakan salah satu kota di Jawa Barat dengan angka kejadian diare tertinggi. Pada tahun 2016 hingga 2017 terjadi peningkatan kasus kejadian diare di Kota Bogor dan kasus terbanyak di temukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sempur yakni Kelurahan Sempur dengan mayoritas kejadian diare terjadi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Sempur Kota Bogor tahun 2019.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 135 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Variabel dependen dalam peneilitian ini adalah kejadian diare pada balita. Variabel independen terdiri dari karakteristik orang tua (Pendidikan, pendapatan, pengetahuan, dan perilaku mencuci tangan), karakteristik balita (status gizi) dan faktor lingkungan (pengelolaan sampah rumah tangga, sumber air bersih, sumber dan pengelolaan air minum, sarana pembuangan tinja, dan SPAL).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku mencuci tangan orang tua secara statistik memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian diare pada balita (p value= 0,008; OR=3,261; 95% CI =1,425 – 7,462). Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat dan peningkatan sanitasi lingkungan dalam rangka pencegahan diare pada balita.

Diarrhea is the second largest cause of death in children under five years, and has killed around 525,000 children each year (WHO, 2017). The results of the Riskesdas in 2018 revealed that the highest prevalence of diarrhea was in the age group 1-4 years. Bogor is one of the cities in West Java with the highest incidence of diarrhea. In 2016 until 2017 there was an increase in cases of diarrhea in Bogor and the most cases were found in Sempur with the majority of diarrhea occurring in toddlers. This study aims to determine the factors related with the incidence of diarrhea in toddlers in Sempur, Bogor 2019.
The study design used was cross sectional with a total sample of 135 respondents. Data collection is done by interview method using a questionnaire. The dependent variable in this study is the incidence of diarrhea in toddlers. The independent variables consist of parental characteristics (education, income, knowledge, and hand washing behavior), characteristics of toddlers (nutritional status) and environmental factors (management of household waste, sources of clean water, sources and management of drinking water, feces disposal facilities, and sewerage).
The results in this study indicate that parents hand washing behavior has a statistically significant relationship with the incidence of diarrhea in toddlers (p value = 0.008; OR = 3.261; 95% CI = 1.425 - 7.462). The effort that can be done is to provide education to the society regarding clean and healthy lifestyle and improving environmental sanitation in order to prevent diarrhea in toddlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafshah Farah Fadhilah
"Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia, diare juga menjadi penyebab utama gizi kurang yang bisa menimbulkan kematian. Banten merupakan sala satu provinsi dengan angka kejadian diare yang tinggi. Sedangkan daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dengan kasus diare tertinggi untuk semua umur pada tahun 2019 adalah Kabupaten Lebak dengan total 50.270 kasus. Kelompok umur dengan jumlah kasus diare terbanyak adalah usia balita dengan total lebih dari 14.000 kasus. ï»¿Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian diare terhadap karakteristikanak balita dan orang tua, personal hygine, dan sanitasi lingkungan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 209 anak balita usia 24-59 bulan. ï»¿Dengan variabel dependen yaitu kejadian diare dan variabel independen yaitu usia anak, jenis kelamin anak, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan jajan, Kebiasaan Pemakaian Alas Kaki saat bermain di luar rumah, kebersihan kuku, dan kebiasaan BABS, sumber air minum, penyimpanan air bersih setelah dimasak, dan kepemilikan jamban. ï»¿ Hasil analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara usia anak ( p- value = 0,001; OR = 2,990), pendidikan ibu dengan ( p- value = 0,027; OR =  0,404), kebiasaan ibu mencuci tangan dengan air mengalir ( p- value = 0,001; OR = 0,335), dan sumber air minum ( p- value = 0,005; OR = 0,329)  dengan kejadian diare pada balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tahun 2020.

Diarrhea is a major problem in developing countries including Indonesia, diarrhea is also a major cause of malnutrition that can lead to death. Banten is one of the provinces with a high incidence of diarrhea. While the Regency / City area in Banten Province with the highest diarrhea cases for all ages in 2019 was Lebak Regency with a total of 50,270 cases. The age group with the highest number of cases of diarrhea is under five with a total of more than 14,000 cases. This study aims to determine the relationship between the incidence of diarrhea on the characteristics of children under five and their parents, personal hygiene, and environmental sanitation. This study used secondary data with a cross-sectional design with a total sample of 209 children under five aged 24-59 months. The dependent variable is the incidence of diarrhea and the independent variables are the age of the child, the sex of the child, the mother's education, the mother's occupation, family income, hand washing habits, snack habits, the habit of using footwear when playing outside the house, nail hygiene, and defecation habits. sources of drinking water, storage of clean water after cooking, and ownership of latrines. The results of the bivariate analysis in this study showed that there was a relationship between the child's age (p-value = 0.001; OR = 2.990), mother's education (p-value = 0.027; OR = 0.404), the mother's habit of washing hands with running water (p- value = 0.001; OR = 0.335), and drinking water sources (p-value = 0.005; OR = 0.329) with the incidence of diarrhea in toddlers aged 24-59 months in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Regency, Banten Province in 2020."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mida Arafina Nurdita
"Penyakit Diare merupakan penyakit menular dan menempati urutan kedua penyebab kematian anak balita di dunia. Di Indonesia, khususnya Jawa Barat adalah wilayah endemis untuk diare, Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dengan prevalensi diare balita yang cukup tinggi. Puskesmas Purwasari merupakan puskesmas dengan kasus diare balita tertinggi di Kabupaten  Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko (karakteristik balita, karakteristik ibu, dan sarana sanitasi) kejadian diare balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purwasari Kabupaten Bogor tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kasus-kontrol dengan sampel 53 kasus dan 53 kontrol. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik model prediksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pemberian ASI Eksklusif (0,28; 0,11-0,67), pemberian imunisasi campak (0,18; 0,08-0,42), pengetahuan (0,16; 0,07-0,38), perilaku pembuangan tinja balita (0,18; 0,07-0,46), dan sarana jamban (0,32; 0,14-0,72) dengan kejadian diare pada balita. Variabel yang diprediksi paling berpengaruh terhadap terjadinya diare balita di wilayah kerja Puskesmas Purwasari adalah variabel pengetahuan (9,76; 2,78 - 34,21).

Diarrhea is an communicable disease and ranks the second cause of death for children under-five in the world. In Indonesia, especially West Java, which is an endemic area for diarrhea, Bogor is one of the districts with a fairly high prevalence of diarrhea in children under-five. Purwasari Community Health Center is a health center with the highest cases of diarrhea in children under-five in Bogor Regency. This study aims to analyze the risk factors (characteristics of children under-five, characteristics of mothers, and sanitation facilities) for the incidence of diarrhea in children under-five in the Purwasari Public Health Center, Bogor Regency in 2022. This study used a case-control research design with a sample of 53 cases and 53 controls. Data analysis was performed using chi-square test and logistic regression predictive model. The results showed that there was a relationship between exclusive breastfeeding (0,28; 0,11-0,67), measles immunization (0,18; 0,08-0,42), knowledge (0,16; 0,07-0,38), toddler stool disposal behavior (0,18; 0,07-0,46), and latrine facilities (0,32; 0,14-0,72) with the incidence of diarrhea in children under-five. The variable that is predicted to have the most influence on the occurrence of diarrhea under five in the working area of ​​the Purwasari Health Center is the knowledge variable (9,76; 2,78 - 34,21)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irasdinar Yugitama Irawan
"Diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak di bawah lima tahun, dan membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahun (WHO, 2017). Hasil Riskesdas tahun 2018 mengungkapkan bahwa prevalensi diare tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun. Kota Bogor merupakan salah satu kota di Jawa Barat dengan angka kejadian diare tertinggi. Pada tahun 2016 hingga 2017 terjadi peningkatan kasus diare di Kota Bogor dan kasus terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sempur yaitu Desa Sempur dengan mayoritas kasus diare terjadi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Desa Sempur Kota Bogor Tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 135 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian diare pada balita. Variabel bebas terdiri dari karakteristik orang tua (pendidikan, pendapatan, pengetahuan, dan perilaku cuci tangan), karakteristik balita (status gizi) dan faktor lingkungan (pengelolaan sampah rumah tangga, sumber air bersih, sumber dan pengelolaan air minum, pembuangan tinja). fasilitas, dan SPAL). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan orang tua memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan kejadian diare pada balita (p value = 0,008; OR = 3,261; CI 95% = 1,425 - 7,462). Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta peningkatan sanitasi lingkungan dalam rangka pencegahan diare pada balita.
Diarrhea is the second leading cause of death in children under five years, and kills around 525,000 children every year (WHO, 2017). The results of Riskesdas in 2018 revealed that the highest prevalence of diarrhea was in the 1-4 year age group. Bogor City is one of the cities in West Java with the highest incidence of diarrhea. From 2016 to 2017 there was an increase in diarrhea cases in Bogor City and the most cases were in the working area of ​​the Sempur Health Center, namely Sempur Village with the majority of diarrhea cases occurring in toddlers. This study aims to determine the factors related to the incidence of diarrhea in toddlers in Sempur Village, Bogor City in 2019. The research design used was cross sectional with a sample of 135 respondents. Data was collected by interview method using a questionnaire. The dependent variable in this study was the incidence of diarrhea in children under five. The independent variables consist of characteristics of parents (education, income, knowledge, and hand washing behavior), characteristics of children under five (nutritional status) and environmental factors (household waste management, clean water sources, drinking water sources and management, excreta disposal). facilities, and SPAL). The results of this study indicate that parental hand washing behavior has a statistically significant relationship with the incidence of diarrhea in children under five (p value = 0.008; OR = 3.261; 95% CI = 1.425 - 7.462). Efforts that can be done are to provide education to the community about clean and healthy living behavior and improve environmental sanitation in the context of preventing diarrhea in toddlers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>