Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109017 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lutvianti Zahra
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh migrasi orangtua terhadap kognitif anak. Penelitian ini menggunakan data longitudinal dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan tahun 2014 dengan metode Pooled Least Square dan Instrumental Variable Two-Step Least Square (2SLS). Hasil deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata skor kognitif pada saat anak berusia 14-25 tahun mengalami penurunan.
Penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan skor kognit if antara anak dari orangtua migran dengan anak non migran. Hasil inferensial juga menemukan bahwa migrasi orangtua tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap kognitif anak. Kognitif anak dipengaruhi oleh karakteristik lain seperti umur, jenis kelamin, lama sekolah, pendidikan ibu, pengeluaran pendidikan per kapita, dan wilayah tempat tinggal.

This research aims to study the effect of parental migration on childrens cognitive. This study uses longitudinal data from Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007 and 2014 with the Pooled Least Squared method and Instrumental Variable Two-Step Least Square (2SLS). Descriptive results show that the average cognitive score of children aged 14-25 years decline.
This study found that there were no significant differences in cognitive scores between children of migrant parents and non-migrant parents. Inferential results also found that parental migration did not have a statistically significant effect on childrens cognitive. Childrens cognition is influenced by other characteristics such as age, sex, years of schooling, mothers education, per capita education expenditure, and area of residence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Agung Saryanto
"Migrasi mempengaruhi perkembangan sumber daya manusia, termasuk anak-anak. Meski migrasi berpotensi meningkatkan kesejahteraan keluarga, namun dampaknya terhadap perkembangan anak-anak yang tertinggal masih menjadi pertanyaan. Anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya untuk bermigrasi merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah selama tumbuh kembangnya. Kemampuan kognitif mungkin terganggu jika orang tua bermigrasi. Tesis ini membahas tentang pengaruh migrasi orang tua terhadap perkembangan kognitif anak tertinggal dengan menggunakan data IFLS 4 dan 5. Dari estimasi model OLS diketahui bahwa ketidakhadiran orang tua akibat migrasi oleh ayah berpengaruh positif terhadap kemampuan kognitif anak. Sedangkan migrasi ibu berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap skor kognitif anak. Sedangkan model 2SLS menjelaskan pengaruh migrasi orang tua dan kognitif anak melalui jalur peningkatan kesejahteraan keluarga. Hasilnya, migrasi ayah berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pengeluaran rumah tangga, dimana peningkatan pengeluaran ini dapat sangat meningkatkan kecerdasan anak. Terakhir, penelitian ini juga membuktikan bahwa kemampuan kognitif anak juga dipengaruhi oleh karakteristik dan masukan anak saat lahir, keluarga, dan kondisi sosial ekonomi

Migration affects the development of human resources, including children. Although migration has the potential to improve family welfare, its impact on the development of children who are left behind is still a question. Children who are left by their parents to migrate are a group that is vulnerable to problems during their development. Cognitive abilities may be impaired if parents migrate. This thesis discusses the effect of parental migration on the cognitive development of underdeveloped children using IFLS 4 and 5 data. From the estimation of the OLS model, it is known that the absence of parents due to migration by fathers has a positive effect on children's cognitive abilities. Meanwhile, maternal migration has a negative but not significant effect on children's cognitive scores. Meanwhile, the 2SLS model explains the effect of parent and child cognitive migration through the pathway of increasing family welfare. As a result, father migration has a positive and significant effect on increasing household expenditure, where this increase in expenditure can greatly increase children's intelligence. Finally, this study also proves that children's cognitive abilities are also influenced by the characteristics and input of children at birth, family, and socio-economic conditions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradini Ajeng Gemellia
"Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada periode 2020-2035 dimana kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kesejahteraan penduduk Indonesia di masa tersebut. Kognitif anak digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia yang dapat memprediksi pendapatan di saat dewasa. Salah satu faktor yang paling besar memengaruhi kognitif anak adalah investasi orangtua yaitu waktu, energi dan sumber daya yang diberikan kepada anak. Penelitian ini menggunakan jam kerja orangtua sebagai variabel utama karena mayoritas pekerja Indonesia saat ini bekerja di atas jam kerja normal serta jam kerja orangtua berkaitan dengan investasi orangtua.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jam kerja orangtua terhadap kognitif  anak di Indonesia. Unit analisis penelitian ini adalah anak berusia 7-14 tahun yang masih memiliki dan tinggal bersama orang tua. Penelitian ini menggunakan data IFLS tahun 2007 dan 2014. Dengan menggunakan metode estimasi OLS, hasil penelitian ini menunjukan bahwa baik jam kerja ayah maupun jam kerja ibu pada saat anak usia dini ataupun saat anak usia sekolah berpengaruh signifikan terhadap kognitif anak usia sekolah. Jam kerja ayah maupun ibu pada saat anak usia dini memiliki pengaruh yang paling besar dalam mengurangi kognitif anak di usia sekolah.

Indonesia will experience a demographic bonus peak in 2020-2035 where the quality of human resources can determine the welfare of the Indonesian population at that time. The cognitive of children is used to measure the quality of human resources that can predict earnings in adulthood. One of the factors that most influences a child's cognitive is parental investment, such as the time, energy and resources that provided to the child. This study uses parental working hours as the main variable because the majority of Indonesian workers currently work above the normal working hours as well as parental work hours related to parental investment.
This study aims to study the effect of parental working hours on the cognitive of children in Indonesia. The unit of analysis of this study is children aged 7-14 years who still have and live with their parents. This study uses IFLS 2007 and 2014. Using the OLS estimation method, the results of this study indicate that both father's working hours and mother`s working hours during early childhood or when children in school-age have a significant effect on the cognitive of children in school-age. Father and mother's working hours during early childhood have the greatest influence in reducing the cognitive abilities of children in school-age."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradini Ajeng Gemellia
"

Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada periode 2020-2035 dimana kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kesejahteraan penduduk Indonesia di masa tersebut. Kognitif anak digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia yang dapat memprediksi pendapatan di saat dewasa. Salah satu faktor yang paling besar memengaruhi kognitif anak adalah investasi orangtua yaitu waktu, energi dan sumber daya yang diberikan kepada anak. Penelitian ini menggunakan jam kerja orangtua sebagai variabel utama karena mayoritas pekerja Indonesia saat ini bekerja di atas jam kerja normal serta jam kerja orangtua berkaitan dengan investasi orangtua.  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jam kerja orangtua terhadap kognitif  anak di Indonesia. Unit analisis penelitian ini adalah anak berusia 7-14 tahun yang masih memiliki dan tinggal bersama orang tua. Penelitian ini menggunakan data IFLS tahun 2007 dan 2014. Dengan menggunakan metode estimasi OLS, hasil penelitian ini menunjukan bahwa baik jam kerja ayah maupun jam kerja ibu pada saat anak usia dini ataupun saat anak usia sekolah berpengaruh signifikan terhadap kognitif anak usia sekolah. Jam kerja ayah maupun ibu pada saat anak usia dini memiliki pengaruh yang paling besar dalam mengurangi kognitif anak di usia sekolah.


Indonesia will experience a demographic bonus peak in 2020-2035 where the quality of human resources can determine the welfare of the Indonesian population at that time. The cognitive of children is used to measure the quality of human resources that can predict earnings in adulthood. One of the factors that most influences a childs cognitive is parental investment, such as the time, energy and resources that provided to the child. This study uses parental working hours as the main variable because the majority of Indonesian workers currently work above the normal working hours as well as parental work hours related to parental investment. This study aims to study the effect of parental working hours on the cognitive of children in Indonesia. The unit of analysis of this study is children aged 7-14 years who still have and live with their parents. This study uses IFLS 2007 and 2014. Using the OLS estimation method, the results of this study indicate that both fathers working hours and mothers working hours during early childhood or when children in school-age have a significant effect on the cognitive of children in school-age. Father and mothers working hours during early childhood have the greatest influence in reducing the cognitive abilities of children in school-age.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rochani
"Adanya inequality of opportunity dan persistensi antargenerasi, menjadi ketertarikan bagi peneliti untuk meneliti mobilitas intergenerational dalam pendapatan maupun pendidikan. Namun belum banyak yang meneliti intergenerational pada kemampuan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kemampuan kognitif anak dengan kemampuan kognitif orangtua, dengan variabel karkteristik rumah tangga sebagai variabel kontrol. Dengan menggunakan data IFLS5, hasil penelitian menunjukkan terdapat intergenerational kemampuan kognitif antara anak dengan orangtua. Faktor yang menunjukkan hubungan yang kuat yaitu pendidikan dan nutrisi. Sementara hubungan interaksi antara kedua orangtua dan anak, serta adanya perbedaan pandangan anak terhadap role model orangtua, penelitian ini menemukan bahwa kemampuan kognitif anak perempuan berhubungan dengan kemampuan kognitif ayah, sementara kemampuan kognitif anak laki-laki berhubungan dengan kemampuan kognitif ibu.

The existence of intergenerational transmission of inequality and its persistence became an interest for many researchers with abundant research in terms of intergenerational mobility in income and education. But not many have examined intergenerational cognitive abilities. This study aims to see the association between cognitive ability of children with parental cognitive abilities, controlling for household background. Using the IFLS5 data, it shows there is an intergenerational cognitive between the child and the parents. Where factors indicate a strong relationship is education and nutrition. Meanwhile the interaction relationship between both parents and children, as well as differences on the role model of their parents, this study found that cognitive of daughters are associated with father 39 s cognitive abilities, while cognitive ability of son is associated with mother rsquo's cognitive ability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviana Prayudhani
"Penelitian ini membahas migrasi ibu ketika anak berusia dini (0 s.d 8 tahun) dan kapasitas anak yang ditinggalkan. Dengan menggunakan data sekunder dari Indonesian Family Life Survey (IFLS), hasil marginal effects dari regresi tobit menunjukkan bahwa pembentukan keterampilan kognitif dan nonkognitif anak dalam jangka panjang dipengaruhi oleh migrasi ibu saat usia dini dan pendidikan pengasuh utamanya selama ibu bermigrasi. Migrasi ibu, baik internal maupun internasional, secara signifikan berasosiasi negatif dengan kognitif anak dalam jangka panjang. Sedangkan migrasi internasional ibu secara signifikan berasosiasi negatif dengan nonkognitif anak dalam jangka panjang. Pendidikan pengasuh utama anak ketika ibu bermigrasi secara signifikan berasosiasi positif dengan kapasitas anak dalam jangka panjang, baik kognitif maupun nonkognitif. Selain itu, kognitif dan nonkognitif anak juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan anak dan konsumsi rumah tangga. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa jika migrasi harus dilakukan oleh ibu ketika anak berusia dini, maka yang harus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas anak yaitu memberikan pengasuhan anak yang baik (berpendidikan baik) dan mengalokasikan pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan anak sejak dini hingga dewasa.

This study examines whether maternal migration can affect the capacity of left-behind children at an early age (0-8 years old). Using secondary data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS), the results of marginal effects from tobit regression show that the formation of children's cognitive and noncognitive skills in the long term is influenced by maternal migration at an early age and education of primary caregiver during mothers migrating. Maternal migration, both internal and international, has a significant negative association with cognitive ability of children. While the international maternal migration is significantly negative association with noncognitive children. The education of primary caregiver of children when the mother migrates is significantly positively associated with the child's capacity, both cognitive and noncognitive. In addition, cognitive and noncognitive ability of children are also influenced by children's education and household consumption. This study concludes that if migration must be carried out by the mother when the child at an early age, then what must be done to increase the capacity of children is providing good childcare (well educated) and allocating household expenditure for children's education from early to adult."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Faizal
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh migrasi, motivasi dan arah bermigrasi terhadap hazard memiliki anak pertama. Dengan menggunakan data IFLS  gelombang 1-5, hasil regresi Cox menunjukkan bahwa perempuan kawin yang menjadi migran memiliki anak pertama lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang non-migran. Lebih lanjut, perempuan migran yang pindah menuju daerah perkotaan, mereka  memiliki hazard yang lebih kecil untuk memiliki anak pertama dibandingkan dengan yang pindah antardesa. Kemudian, mereka yang bermigrasi karena alasan pekerjaan dan pendidikan memiliki hazard untuk memiliki anak pertama yang lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang pindah karena alasan keluarga.

This study investigates the effects of migration, reason and direction of migration on the hazard of having a first child. Using ever-married women from IFLS Wave 1-5, the results of Cox Regression show that those ever migrated is slower to have their first child than those who did not migrate. Furthermore, women migrants who moved to urban area have a lower hazard to have a first child compared to those who moved between villages. Also, those who migrated because of work or study have a lower hazard to have their first child than those who moved because of family reason."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Amanda Novriwani
"Migrasi orang tua adalah fenomena yang banyak terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meskipun remitansi dari orang tua yang bermigrasi dapat meningkatkan standar hidup dan akses sumber daya bagi rumah tangga, akan tetapi absen orang tua dalam mengasuh anak dalam dapat berdampak buruk terhadap kondisi gizi anak-anak. Studi ini mengeksplorasi bagaimana dampak migrasi orang tua terhadap status gizi anak-anak yang ditinggalkan di Indonesia, dengan fokus pada kondisi stunting, wasting, dan underweight. Berdasarkan data dari IFLS wave 5 penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan penelitian tentang bagaimana ketidakhadiran orang tua memengaruhi malnutrisi anak. Hasil temuan menunjukkan bahwa terdapat dampak yang berbeda dari setiap kategori anak yang ditinggalkan terhadap malnutrisi anak. Migrasi orang tua oleh setidaknya satu orang tua, dan migrasi ayah memiliki efek negatif terhadap malnutrisi anak di Indonesia. Dengan kata lain, memiliki setidaknya satu orang tua migran, khususnya ayah, mengurangi kemungkinan anak yang ditinggalkan mengalami malnutrisi. Namun, migrasi ibu memiliki hubungan positif dengan wasting, yang berarti bahwa ditinggalkan oleh ibu meningkatkan kemungkinan anak mengalami wasting.

Parental migration is a common phenomenon in many countries including Indonesia. While the remittances from migrant parents can potentially improve household living standards and access to resources, the prolonged absence of a nurturing parent may adversely affect children's nutritional well-being. This study explores the impact of parental migration on the nutritional status of left-behind children in Indonesia, focusing on stunting, wasting, and underweight conditions. Drawing on data from waves 5 of the Indonesia Family Life Survey (IFLS), this research aims to fill the existing gap in understanding how the absence of a parent influences child malnutrition. The findings indicate that there is a different impact of each category of left behind on the malnutrition of children. Parental migration by at least one parents, and paternal migration has a negative effect on child malnutrition in Indonesia. In other words, having at least one migrant parent, specifically, father, decreases the likelihood of left behind children to be malnourished. However, maternal migration has a positive relation with wasting, means that being left behind by mother increases the likelihood of children to be wasted. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Rahayu
"Anak merupakan entitas yang problematis dalam sistem internasional. TKA ini berupaya mengkaji keterkaitan yang tercipta antara anak dan migrasi dalam hubungan internasional. TKA ini mengelompokkan literatur menggunakan metode taksonomi. Terdapat tiga pembahasan utama dalam TKA ini, yakni: anak dalam kerangka ilmu hubungan internasional, anak dalam konteks migrasi, dan penawaran pendekatan HAM kritis untuk melihat keterkaitan anak dan migrasi dalam hubungan internasional. Penggunaan pendekatan HAM kritis ini merupakan upaya untuk menjembatani kekosongan yang tercipta dalam kajian hubungan internasional dan migrasi dalam membahas anak. Dalam ilmu HI, kerangka yang sudah ada dianggap belum mampu membahas anak dalam konteks yang spesifik. Sehingga, cenderung menggeneralisasi pengalaman dari anak. Sedangkan, kajian migrasi lebih berfokus pada perspektif dari orang dewasa. Maka dari itu, pendekatan HAM kritis digunakan untuk mengkaji anak dan migrasi dalam hubungan internasional karena pendekatan ini berupaya untuk melihat anak sebagai entitas yang secara natur berbeda dari orang dewasa dan perlu diangkat suaranya.

Children are a problematic entity in international system. This paper seeks to discuss relations between children and migration in international relations. This paper organizes the literature based on taxonomy method. Based on this method, writer divides this paper into three main discussions. First, discussion about children in international relations framework; second, discussion about children in the context of migration; and third, an offering of alternative approach, which is critical rights approach, to see the relations between children and migration international relations. The usage of critical right approach is an effort to bridge the gap between international relations and migration studies when discuss about children. In international relations, the theories that available still overgeneralize the experience of children. Even though, there's study that lead to recognize the rights and agency of children. Then, in migration studies, almost all of the discussion still using adult perspective when discuss children in the context of migration. So, from here, writer believes that, critical right approach can be use to discuss the relations between children and migration because this approach is trying to see children as an entity that naturally different from adult and need to be recognized."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Ilafa Ramadhani
"Akses ke sanitasi dan sumber air masih terbatas di Indonesia, dengan banyak komunitas yang masih terpapar buang air besar sembarangan. Penelitian menunjukkan bahwa sanitasi dan sumber air yang tidak memadai dapat menyebabkan penyakit yang berdampak negatif pada kinerja akademis, termasuk kehadiran di sekolah, rentang perhatian, dan retensi informasi. Hal ini menekankan pentingnya sanitasi yang layak. Memiliki akses ke sanitasi dan air yang layak di rumah tangga dapat menghasilkan hasil pendidikan yang lebih baik, termasuk kemampuan kognitif. Studi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: apakah anak-anak yang tinggal di rumah tangga dengan sanitasi yang lebih baik memiliki skor kognitif yang lebih tinggi? Dengan menggunakan analisis t-test, studi ini membandingkan rata-rata skor kognitif anak-anak yang tinggal di rumah tangga dengan sanitasi yang lebih baik, yang mencakup sumber air dan fasilitas toilet, dengan mereka yang tinggal di rumah tangga dengan fasilitas sanitasi yang tidak memadai. Analisis ini mengungkapkan bahwa anak-anak yang tinggal di rumah tangga dengan sanitasi yang lebih baik memiliki skor kognitif yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tinggal di rumah tangga dengan fasilitas yang tidak memadai, yang menyoroti peran penting sanitasi yang layak dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak.


Access to sanitation and water sources remains limited in Indonesia, with many communities still exposed to open defecation. Studies indicate that inadequate sanitation and water sources can lead to illnesses that negatively impact academic performance, including school attendance, attention span, and information retention. This underscores the importance of proper sanitation. Having access to proper sanitation and water in households can lead to better educational outcomes, including cognitive ability. This study seeks to answer the question: do children living in households with improved sanitation have better cognitive scores? By using t-test analysis, this study compares the mean cognitive scores of children living in households with improved sanitation, which includes water sources and toilet facilities, to those living in the households with unimproved sanitation facilities. The analysis reveals that children living in households with improved sanitation have significantly higher cognitive scores compared to those living in households with unimproved facilities, highlighting the critical role of proper sanitation in improving children’s cognitive development.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>