Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128831 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusuf Haidar Ali
"Rangkaian 762 gempa terjadi di wilayah Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, hanya dalam periode 2 november hingga akhir 31 desember 2018. Serangkaian gempa tersebut tidak mempunyai gempa utama dan tidak mempunyai kecenderungan penurunan frekuensi kejadian gempa yang jelas, yang kemudian dikategorikan sebagai gempa swarm. Gempa ini terjadi setelah satu bulan pasca gempa besar di Palu 28 September 2018 dengan magnitudo yang tercatat yaitu M 7,5. Letak episenter rangkaian gempa ini belum diperhitungkan sebelumnya oleh buku peta sumber dan bahaya gempa tahun 2017 yang dibuat oleh Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN). Untuk itu dalam penelitian tugas akhir ini akan dikaji apakah pemicu rangkaian gempa ini. Data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu katalog waktu tiba gelombang P dan S dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Proses pengolahan data pertama ialah merelokasi gempa menggunakan double difference untuk memperoleh peta sebaran gempa yang baik. Kemudian analisa mekanisme sumber gempa dengan magnitudo lebih besar dari 4,6 untuk menentukan fitur patahan. Selanjutnya akan dilakukan tomografi dengan tomoDD untuk mendapatkan gambaran yang jelas struktur dominan lapisan tanahnya. Selain itu, untuk menganalisa apakah gempa besar Palu ikut memicu rangkaian gempa ini dilakukan analisa arah tekanan statis menggunakan coulomb stress.
Hasil yang didapatkan ialah pemicu utama dari rangkaian gempa swarm di daerah Mamasa adalah pergerakan patahan Sadang. Adanya reservoir di daerah tersebut juga membuat karakteristik rangkaian gempa ini mempunyai karakteristik gempa swarm. Sedangkan rangkaian gempa besar Palu tidak mempunyai dampak untuk mentriger rangkaian gempa di daerah Mamasa ini. 

The series of 762 earthquakes occurred in the Mamasa Regency area, West Sulawesi Province, only in the period of November 2 to the end of December 31, 2018. The series of earthquakes did not have a major earthquake and did not have a tendency to decrease the frequency of clear earthquake events, which were then categorized as swarm earthquakes. This earthquake occurred after one month after the massive earthquake in Palu on 28 September 2018 with a recorded magnitude of M 7.5. The location of the epicenter of this series of earthquakes has not been calculated beforehand by the 2017 source and earthquake hazard map created by the National Earthquake Study Center (PuSGeN). For this reason, in this final project research will be examined whether the trigger of this series of earthquakes. The data used in this study is the catalog of P and S wave arrival times from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency.
The first data processing process is to relocate the earthquake using double-difference to obtain a good earthquake distribution map. Then analyzing the earthquake source mechanism with a magnitude greater than 4.6 to determine the fault feature. Then tomography will be carried out with TomoDD to get a clear picture of the dominant structure of the soil layer. In addition, to analyze whether the large earthquake in Palu triggered this series of earthquakes an analysis of the static pressure direction was carried out using coulomb stress.
The results obtained are the main trigger of a series of swarm earthquakes in the Mamasa area, the movement of the Sadang fault. The existence of a reservoir in the area also makes the characteristics of this earthquake series have characteristics of swarm earthquakes. Whereas the series of large Palu earthquakes did not have the effect of triggering an earthquake series in this Mamasa area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmanda Arfiani Mecca
"Skripsi ini membahas tingkat seismisitas, kerapuhan batuan, dan tingkat periode ulang gempa bumi Jawa bagian barat dengan batas koordinat 105º1’11”-106º7’12” Bujur Timur dan 5º7’50”-7º1’11’’ Lintang Selatan. Analisis pengamatan menggunakan data kejadian gempa bumi selama periode 1981-2021, kedalaman h≤300 km, dan magnitudo 𝑀≥2. Metode yang digunakan adalah Magnitude Frequency Relation (MFR) dengan hasil nilai MC sebesar 4.8. Serta metode Maximum Likelihood dengan hasil nilai b sebesar 0.5 - 1.3 dan nilai a sebesar 3.5 – 8.0. Sedangkan nilai periode ulang gempa bumi yang didapatkan berbeda-beda tergantung besaran magnitudo pada wilayah penelitian. Pada gempa bumi dengan magnitudo 𝑀 = 5.0 dan 𝑀 = 5.5, secara berturutturut memiliki kisaran periode ulang gempa sekitar 1-4 tahun dan 2-7 tahun. Beda halnya dengan gempa bumi magnitudo 𝑀 = 6.0 dan 𝑀 = 6.5, memiliki kisaran periode ulang gempa sekitar 4-14 tahun dan 6-16 tahun.

This thesis discusses the level of seismicity, rock fragility, and the rate of return period for West part of the Java’s earthquake with coordinate boundaries of 105º1’11”- 106º7’12” East Longitude and 5º7’50”-7º1’11’’ South Latitude. Observational analysis uses earthquake data for the period 1981-2021, depth h≤300 km, and magnitude 𝑀≥2. The methods are used Magnitude Frequency Relation (MFR) with MC value of 4.8, also the Maximum Likelihood method with the results of a b value of 0.5 - 1.3 and a value of 3.5 – 8.0. While the value of the earthquake return period obtained varies depending on the magnitude of the study area. Earthquakes with a magnitude of 𝑀 = 5.0 and 𝑀 = 5.5, respectively, have an earthquake return period range of about 1-4 years and 2-7 years. Unlike the case with earthquakes of magnitude 𝑀 = 6.0 and 𝑀 = 6.5, they have a return period of around 4-14 years and 6-16 years."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pramono
"

Kota Palu sebagai bagian Provinsi Sulawesi Tengah secara tektonik berada dekat dengan sumber gempa aktif crustal, yaitu sesar segmen Sulawesi Tengah. Sesar tersebut terdiri dari banyak segmen, diantaranya yang sudah dikenal adalah Sesar Besar Palu-Koro memanjang dari utara ke selatan. Di ujung selatan terhubung sesar Matano dan di utara terhubung dengan subduksi Utara Sulawesi (North Sulawesi Subduction) dan Selat Makasar bagian utara. Pembangunan infrastruktur berbasis mitigasi kegempaan di Indonesia merujuk Peraturan Bangunan Tahan Gempa berdasarkan Peta Bahaya Gempabumi SNI 1726 Tahun 2019. Kota Palu dan wilayah sekitar sesar segmen Sulawesi Tengah menjadi wilayah yang perlu dilakukan penelitian dengan mempertimbangkan efek kondisi site lokal. Parameter kondisi lokal meliputi jenis situs tanah, periode dominan tanah metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) dan estimasi kedalaman bedrock menggunakan metoda Spatial Autocorrelation (SPAC) menjadi bagian parameter studi karakteristik ground motion di Kota Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan parameter gempa magnitudo gempa ML 1,5-6,5. Pengolahan data ground motion menggunakan data hasil observasi sinyal 5 sensor Jaringan Strong motion Nasional BMKG sampling 100Hz, 5 sensor  jaringan strong motion terpasang sementara sampling 100Hz dan 25 sensor Jaringan Array Velocity Broadband dengan sampling 250 Hz. Jaringan khusus array ini hasil kerjasama BMKG dengan ANU (Australian National University) yang dipasang di sekitar Kota Palu dan dekat sesar segmen Sulawesi Tengah dalam durasi 3 bulan. Tujuan dalam studi ini adalah untuk mengkaji karakteristik dan pembangunan model ground motion segmen fault Sulawesi Tengah. Karakteristik ground motion model yang dibangun dikaji dari uji model regional dan lokal dengan katalog gempa utama (independent) dan gempa gabungan foreshock,mainshock dan aftershock (dependent). Hasilnya menunjukkan karakteristik ground motion hasil dependent mempunyai nilai hasil model yang lebih rendah dibandingan independent, fitting model regional menunjukkan hasil bervariasi tingkat kecocokannya terhadap data observasi masing-masing fault yaitu dengan melihat hasil garis korelasi terhadap data observasi dan hasil residualnya. Model tersebut diuji menggunakan data observasi gempa merusak 29 Mei 2017 Mw 6,6 dan gempa merusak 2018 magnitudo 7,4. Hasilnya menunjukkan model GMPE dependent mempunyai nilai estimasi GM-PGA model yang berada pada distribusi data observasi, sedangkan hasil model independent mempunyai tingkat kecocokan berada di atas sebaran data observasi. Sedangkan pengujian GMSA median M=3-4 dan M=4-5 model dependent dan independent terhadap dari data observasi M=3-4 dan M=4-5 di luar data pembangun model, menunjukkan hasil korelasi yang cukup baik terhadap dua model tersebut. Pemahaman kondisi site lokal menjadi sangat penting dan menjadi bagian dalam perhitungan GM-PGA dan dipertimbangkan dalam penentuan nilai estimasi tingkat goncangan dalam bagian desain infrastruktur mitigasi bencana gempa bumi.     

 


Palu City in one major city in Indonesia which has administratively is the part of Central Sulawesi Province. It has the potential to develop the big infrastructure which has to consider mitigation aspect, due to tectonically it has located close to earthquake active source, particularly segments crustal zone of Central Sulawesi. Central Sulawesi fault has the many faults segmentation, it is called The Active Major Fault System of Central Sulawesi, as well known Palu Koro Fault System zone. It was along the north to southward close to Palu Valley. Development of infrastructure with earthquake hazard mitigation accordance to SNI 1726:2019. Local site classification parameters using the dominant period HVSR (Horizontal Vertical Spectral Ratio), estimation deep of engineering bedrock using SPAC method (Spatial Auto Correlation) as well done. The understanding of the local seismic condition and seismotectonic mechanism based on seismicity data are significantly contributing to know earlier the possibility of the amplification, which have related PGA value with the distance. In this study used 5 National Strong motion Network Station of  BMKG in Palu, 25 Array Network Broadband Velocity Temporarily Station of BMKG-ANU and 5 Regional Strong motion Network Temporarily Station along the Palu-Koro fault and short period for the mini regional network. The purpose of this research to study the characteristics of the local ground motion GM-PGA model from multi fault in Central of Sulawesi, with considered the local site effect.  All these parameters contribute to play roles within the form of the GMPE model.The characteristics of ground motion in this research using independent (mainshock)-independent (foreshock, mainshock, aftershock) regional and local earthquake catalog. The result showed characteristics of ground motion dependent has the calculated value is lower than independent, and the regional model showed the fitting variated to micro fault observed data. It can be seen using correlated regression and residuals. Moreover, when compared with two devastating earthquakes, 29th May 2017 Mw 6.6 and Palu earthquake Mw 7.4 showed that the dependent model is fitted well with distribution of observed data, while for the independent model is overestimated. Meanwhile to calibrate GMSA has used Median GMSA for M=3-4 and M=4-5 to GMSA data observed of M=3-4 and M=4-5. The results showed that the well correlated between of Median GMSA to data observed distribution. The Understanding of local seismic is very important to asses the related PGA value with the distance in GM-PGA and GMSA in GMPE. The GMPE model could be used to be considered in detail engineering design process to determine the level of potential shaking when implement development mitigation based.    

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuarsih Tunggal Putri
"Daerah sepanjang barat Pulau Sumatera adalah daerah yang sangat rawan terhadap bencana gempabumi karena daerah tersebut merupakan zona subduksi aktif yang disebabkan oleh pertemuan dua lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Pengetahuan tentang kondisi tektonik ini sangat diperlukan oleh masyarakat di wilayah tersebut sehingga mereka lebih peduli terhadap bahaya gempabumi dan tsunami yang mengancam setiap waktu. Untuk memahami kondisi tektonik yang tepat diperlukan analisis hypocenter yang akurat. Karena itulah informasi mengenai hypocenter yang akurat sangat penting. Relokasi gempabumi dilakukan untuk menentukan ulang hypocenter gempabumi menjadi lebih akurat. Selain itu relokasi gempabumi juga dimanfaatkan untuk mengidentifikasi bidang patahan berdasarkan distribusi gempabumi yang terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk merelokasi hypocenter gempabumi Mentawai 25 Oktober 2011 (7.1 SR). Metode Modified Joint Hypocenter Determination (MJHD) diterapkan untuk merelokasi hypocenter gempabumi menggunakan data waktu tiba (arrival time) gelombang-P dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Gempabumi yang direlokasi adalah data gempabumi yang tercatat mulai dari terjadinya gempabumi utama 25 Oktober 2010 hingga 5 November 2010. Batasan area relokasi adalah ± 1.5° dari lintang dan ± 1° dari bujur gempabumi utama. Hasil akhir dari relokasi ini menunjukkan bahwa bidang patahan yang terjadi adalah bidang dengan strike 316°, dip 8° dan slip 96°.

The region along west of Sumatra island is very vulnerable region in case of earthquake disaster because of this region is located at active subduction zone which caused by convergent boundaries of two tectonic plates, Eurasian plates and Indo-Australian plates. The knowledge about tectonic setting is needed by the community at this region to increase their awareness of earthquake hazard and tsunami hazard that can hit them anytime. Precise hypocenter analysis is needed to understand about the accurate tectonic setting. Because of that reason, precise hypocenter information is very important. Earthquake relocation is used to recalculate earthquake hypocenter to become more precisely. In other hand, earthquake relocation also can be useful for identifying fault plane which can be determined by the earthquakes distribution.
The purposes of this study is to relocate earthquake hypocenter of Mentawai earthquake 25 October 2010 (7.1 SR) and to identifying it's fault plane. Modified Joint Hypocenter Determination method is used to relocate earthquake's hypocenter by using P-wave arrival time from The Agency of Meteorology Climatology and Geophysical (BMKG). Earthquake that be relocated are earthquake which are recorded from the mainshock 25 October 2010 until 5 November 2010. The target area of relocation is ± 1.5 degree from the mainshock's latitude and ± 1 degree from the mainshock's longitude and also fulfil the requirement of MEQ and MNST. Finally, the result show that the fault plane of the Mentawai earthquake is the one with strike 316°, dip 8° and slip 96°.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1990
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Adi Wibowo
"Telah dilakukan proses tomografi struktur kecepatan gelombang seismik Gelombang P menggunakan data gempabumi swarm di daerah Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara. Penelitian ini bertujuan menentukan parameter gempabumi dan sebarannya yang ada diwilayah ini, menganalisis perbedaan antara rangkaian gempabumi swarm dengan gempabumi tektonik non swarm, dan menganalisis struktur kecepatan gelombang P Vp pada wilayah ini dan implikasinya terhadap keadaan tektonik lokal diwilayah ini yang menjadi penyebab gempabumi swarm Jailolo 2015.
Digunakan rekaman data seismik 12 Agustus-12 September 2016 dari 33 stasiun yang ada pada jaringan 7G Seismic Temporary Network GFZ GeoForschungsZentrum ndash; German Reserarch Centre for Geosciences Helmholtz Centre Postdam dan BMKG Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika , yang dianalisis menggunakan JISVIEW, sebuah program analisis gempabumi.
Program simulps12 digunakan untuk melakukan proses inversi tomografi simultan. Dari rekaman seismik yang ada teranalisis 264 kejadian gempabumi sebelum relokasi yang kemudian menjadi 219 kejadian gempabumi setelah relokasi , yang digunakan dalam tahapan proses tomografi. Kejadian gempabumi yang ada diidentifikasi sebagai rangkaian kejadian gempabumi swarm, bukan kejadian gempabumi tektonik biasa non swarm yang memiliki pola foreshock-mainshock-aftershock.
Dari gambar hasil tomografi diketahui adanya daerah dengan perturbasi nilai Vp tinggi diasumsikan sebagai magma yang mengalami intrusi magmatik dimasa lalu dan telah mendingin menjadi bagian batuan beku. Vp rendah dikedalaman diasumsikan sebagai intrusi magma yang sedang terjadi dari mantel bagian atas yang mendorong bagian lemah pada batuan beku dibagian kerak bumi bagian bawah diwilayah, sehingga mengakibatkan rangkaian gempabumi swarm pada akhir tahun 2015.

The process of tomography for seismic velocity structure P wave has been done using swarm earthquake data in Jailolo, Halmahera Barat, and North Molucca. The objectives of this research are determining the earthquake parameters and its hypocentre and epicentre around research areas, analysing the difference between swarm and non swarm earthquake tectonic earthquake, and analysing the structure of P wave velocity Vp structures and correlating the results with the local and regional geological structure that became the source of swarm earthquake phenomenon in 2015.
A 32 days August 12 September 12 2016 seismic data recording, from 33 seismic station in 7G Seismic Temporary Network of GFZ GeoForschungsZentrum ndash German Research Centre for Geosciences Helmholtz Centre Postdam and BMKG Agency of Meteorology, Climatology and Geophysics , is analysed using JISVIEW, an earthquake analysis program.
Simulps12 program is used to do the simultaneous tomography inversion. From the seismic recording, we analysed 264 earthquake events before relocation, and after relocation process we used 219 earthquake events to do the inversion process. The earthquake event that analysed in research areas is identified as a swarm earthquake sequence, not am ordinary tectonic earthquake.
From tomography imaging result we found a region high Vp perturbance values that interpreted as a igneous rock of magma bodies from previous magmatic intrusion in the past. A low Vp perturbance values in the depth is interpreted as on going magmatic intrusion from upper earth mantle layer that pushing the weak zones at lower earth crust layer that caused the sequence of swarm earthquake in 2015.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T49207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Rizky Ramadhan
"Kabupaten Pandeglang memiliki kedekatan wilayah dengan zona subduksi dan wilayah pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia di Selat Sunda. Akibatnya Kabupaten Pandeglang memiliki tingkat kerawanan dan kerentanan gempa bumi, dan untuk itu wilayah rawan gempa bumi dan kerentanan terhadap gempa bumi perlu ditentukan sebagai upaya mitigasi bencana gempa bumi. Faktor - faktor seperti litologi, struktur geologi, lereng, dan nilai PGA (Peak Ground Acceleration) dapat digunakan untuk menentukan wilayah rawan gempa bumi dengan metode skoring. Kerentanan wilayah terhadap gempa bumi ditentukan dengan metode weighted overlay dengan pembobotan dalam aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dan fisik. Kerawanan merupakan aspek lingkungan dalam penentuan kerentanan, sedangkan kepadatan penduduk, jumlah penduduk wanita, ratio ketergantungan, dan penyandang disabilitas digunakan dalam penentuan kerentanan aspek sosial. Kerentanan aspek ekonomi menggunakan indikator penduduk miskin dan kerentanan fisik menggunakan kepadatan bangunan. Hasil penelitian menunjukkan wilayah rawan gempa bumi sedang mendominasi Kabupaten Pandeglang dengan luas 64,99% dan mayoritas tersebar pada bagian timur dan selatan Kabupaten Pandeglang. Dalam kerentanan, wilayah kerentanan tinggi terdapat di Kecamatan Labuan dengan luas sebesar 36,07 % dari luas Kecamatan Labuan, sedangkan Kecamatan Sindangresmi dan Kecamatan Munjul merupakan kecamatan dengan kerentanan rendah dengan luas 73.93 % dari luas Kecamatan Sindangresmi dan 61.52 % dari luas Kecamatan Munjul.

Pandeglang Regency has a proximity to the subduction zone and the meeting area of ​​the Indo-Australian Plate and the Eurasian Plate in the Sunda Strait. So that Pandeglang District has an earthquake level of vulnerability and vulnerability. Areas prone to earthquakes and vulnerability to earthquakes need to be determined as an effort to mitigate earthquakes. Factors such as lithology, geological structure, slope, and PGA (Peak Ground Acceleration) values ​​can be used to determine earthquake prone areas by the scoring method. Regional vulnerability to the earth's herds is determined by the weighted overlay method by weighting in environmental, social, economic and physical aspects. Vulnerability is an environmental aspect in determining vulnerability, while population density, female population, dependency ratio, and people with disabilities are used in determining the vulnerability of social aspects. Vulnerability in economic aspects uses indicators of poor population and physical vulnerability using building density. The results showed that earthquake-prone areas were dominating Pandeglang Regency with an area of ​​64.99% and the majority was spread in the eastern and southern parts of the Pandeglang Regency. In susceptibility, the high vulnerability area is in Labuan Subdistrict with an area of ​​36.07% of the area of ​​Labuan Subdistrict, while the Sindangresmi Subdistrict and Munjul Subdistrict are sub-district with low vulnerability with an area of ​​73.93% of the area of ​​Sindangresmi Subdistrict and 61.52% of the total area of ​​Munjul Subdistrict."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Andrean
"Lombok merupakan sebuah daerah di Indonesia yang berbatasan langsung dengan zona subduksi antara lempeng Eurasia dengan lempeng Indo-Australia di bagian selatan. Subduksi ini menimbulkan sesar naik sepanjang utara Lombok hingga Flores yang diketahui sebagai Sesar Flores. Sesar tersebut merupakan sumber dari aktivitas seismik pada daerah Lombok dan sekitarnya. Keberadaan sesar pada suatu lokasi dapat ditentukan dari lokasi hiposenter gempa bumi yang dihasilkan serta dapat ditingkatkan akurasinya dengan data hiposenter yang telah direlokasi. Metode relokasi double difference sering digunakan untuk mengurangi galat akibat ketidaksesuaian waktu tempuh. Namun demikian, galat akibat nilai ketidakpastian hiposenter saat penentuan awal masih tetap mempengaruhi akurasi data. Metode collapsing diterapkan untuk menanggulangi hal tersebut sehingga dapat meningkatkan akurasi penentuan hiposenter gempa bumi. Penerapan metode collapsing terhadap data gempa bumi Lombok menunjukkan kemiringan sesar Flores sebesar 7.25º yang disebabkan oleh dorongan subduksi lempeng Indo-Australia secara horizontal sehingga membentuk decollement serta keberadaan splay fault dengan kemiringan sebesar 20-45º. Analisis kluster gempa bumi terhadap periode gempa menunjukkan indikasi keberadaan microblock Flores dan Sumbawa yang terpisah dari Bali dan sekitarnya.

Lombok is part of an area in Indonesia which borders with subduction zone between Eurasian plate and Indo-Australian plate at the southern part, causing formation of thrust fault from north of Lombok to Flores, known as Flores Fault. The fault is the source of seismic activity in Lombok Area. Location of faults can be determined by earthquake hypocenters data, its accuracy improved by relocation method. Double difference method is widely used to reduce errors caused by travel time mismatch. However, errors by earthquake location uncertainty during initial determination remain uncorrected. Therefore, collapsing method can be utilized to decrease such errors to increase accuracy of the data. The method was applied to Lombok earthquake data. The result was the determination of structure resembling a decollement with the dip of 7.25º and a splay fault at 20-45º. Cluster analysis plotted by occurence period indicates presence of Flores-Sumbawa microblock."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Panggabean, Valentin
"Gempa bumi dapat menimbulkan dampak yang cukup besar, baik dalam hal besarnya nilai kerugian maupun luasnya wilayah terdampak. Implikasi keuangan dari gempa bumi besar dapat memiliki efek jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami karakteristik dari kejadian gempa. Penelitian ini mengukur Operational Value at Risk (VaR) untuk klaim asuransi gempa bumi menggunakan data sesi statistik (MAIPARK) tahun 2014-2021. Perhitungan risiko operasional dengan model Loss Distribution Approach-Aggregation (Monte Carlo Simulation) bertujuan untuk memperkirakan perkiraan cadangan modal berdasarkan distribusi frekuensi dan distribusi keparahan data historis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kerugian klaim asuransi gempa bumi mengikuti pola distribusi geometrik, sedangkan distribusi keparahan menunjukkan pola distribusi eksponensial. Dengan tingkat kepercayaan 95%, nilai VaR risiko operasional adalah Rp 2.792.721.528.565,80, dan uji validitas atau backtesting menggunakan uji Kupiec dengan satu kesalahan, dan model dapat diterima.

Earthquakes may cause a considerable impact, both in loss and the area. The financial implications of a major earthquake can have a long-lasting effect. Therefore, companies need to understand the essential characteristics of earthquake events. This research measures the Operational Value at Risk (VaR) for claim catastrophe Insurance using statistical session (MAIPARK) data for 2014-2021. Calculation of operational risk with loss distribution approach aggregation model (Monte Carlo Simulation) aims to estimate capital reserve estimates based on the frequency distribution and severity distribution of historical data. The results showed that the frequency distribution of earthquake insurance claim losses followed a geometric distribution pattern, while the severity distribution showed an exponential distribution pattern. With a 95% confidence level, the operational risk VaR value is IDR 2,792,721,528,565.80, and the validity test or backtesting uses the Kupiec test with one error, and the model is acceptable."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Boen
"On design of earthquake resistant building in Indonesia."
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2016
551.22 TED b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>