Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100772 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyudi
"Penelitian ini membahas tentang modal sosial yang berkembang pada siswa penerima manfaat Beastudi Etos Jakarta dan manfaat modal sosial tersebut bagi mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga bentuk modal sosial yang berkembang pada siswa penerima manfaat Beastudi Etos Jakarta. Modal sosial ini terlihat dari aspek yang berkembang setelah mahasiswa penerima beasiswa melakukan kegiatan di Ethos Jakarta Scholarship. Modal sosial mencakup kewajiban dan harapan, saluran informasi, dan norma serta sanksi yang efektif. Lebih lanjut, modal sosial yang berkembang pada mahasiswa penerima beasiswa Jakarta Etos memberikan berbagai manfaat bagi mahasiswa penerima beasiswa ini.

This study discusses the social capital that develops in students who are beneficiaries of Beastudi Etos Jakarta and the benefits of this social capital for them. This study uses a qualitative method with a descriptive type. The results showed that there were three forms of social capital that developed in students who benefited from Beastudi Etos Jakarta. This social capital can be seen from the developing aspect after scholarship recipient students carry out activities at the Ethos Jakarta Scholarship. Social capital includes obligations and expectations, channels of information, and effective norms and sanctions. Furthermore, the social capital that develops in Jakarta Etos scholarship recipients provides various benefits for students receiving this scholarship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Detrianis Syafaaturrachma
"ABSTRAK
Tujuan: Mengetahui Sikap Mahasiswa Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia terhadap Kolaborasi dalam Praktik Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional menggunakan kuesioner yang dilakukan pada mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia angkatan 2013-2017. Kuesioner terdiri dari 8 pertanyaan yang dirancang untuk mendapatkan sikap mahasiswa mengenai kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi. Mahasiswa juga ditanya mengenai kesadaran terhadap kolaborasi antara kedokteran gigi dan kedokteran. Hasil: sebanyak 1.432 kuesioner didistribusikan dan terdapat 1.137 79.39 kuesioner yang valid.Rata-rata skor sikap terhadap kolaborasi SD dilihat dari 8 item pertanyaan adalah 6.98 1.252 . Terdapat perbedaan signifikan dalam skor rata-rata sikap antara responden yang setuju n=752 atau yang tidak setuju n=385 bahwa mahasiswa kedokteran seharusnya menjalani rotasi di kedokteran gigi 7.65 0.72 vs. 5.68 1.03; p < 0.001 .Kesimpulan: Dalam penelitian ini, mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi pada umumnya menunjukkan sikap yang baik terhadap kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi di Universitas Indonesia. Hal ini merupakan pondasi penting untuk mendorong kolaborasi dokter dan dokter gigi, yang penting dalam meningkatkan efisiensi sumber daya dan standar perawatan pasien.Kata kunci: Kolaborasi kedokteran dan kedokteran gigi, Sikap
ABSTRACT
Objective this study aimed to invesigate the attitude of medical and dental students of University Indonesia about collaboration between medical and dental practice. Methods this study is a descriptive study with cross sectional design using questionnaires conducted on students who are registered as astudents of Faculty of Medicine and Dentistry Universitas Indonesia batch 2013 2017. The questionnaire contained 8 questions designed to elicit their attitudes about the collaboration between medical and dental practice. Students were also asked about their awareness of the collaboration between dentistry and medicine. Results A total of 1.432 questionnaires were distributed and 1.137 79.39 were returned. Their mean attitude score SD towards medical dental collaboration derived from these 8 items was 6.98 1.252 . There is a significant difference in the mean attitude score between respondents who did n 752 or did not agree n 385 that medical students should have a rotation in dentistry 7.65 0.72 vs. 5.68 1.03 p 0.001 .Conclusion In this study, the medical and dental students in general demonstrated a good attitude of the collaboration between medical and dental practice in University Indonesia. This established an essential foundation for fostering medica dental collaboration, which is vital to improving resource efficiency and standards of care. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hervi Utami Kusuma Dewi
"[ABSTRAKBR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara optimisme dan bersyukur pada mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi Universitas Indonesia. Penelitian ini dibuat dengan metode kuantitatif untuk mengukur dua variabel yakni optimisme dan bersyukur. Alat ukur optimisme menggunakan Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dibuat oleh Scheier, Carver, & Bridges (1994) dan alat ukur bersyukur menggunakan Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) yang dikembangkan oleh McCullough, Emmons, dan Tsang (2001) dan diadopsi dari Amanda (2014). Partisipan penelitian ini berjumlah 257 orang mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi angkatan 2011, 2012, 2013, dan 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara optimisme dan bersyukur pada mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi.
;The aim of this study was to investigate was there any correlation between optimism and gratitude among students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia. This study was conducted by quantitative study to measure both variables which was optimism and gratitude. Optimism measurement used Life Orientation Test-Revised (LOT-R) was created by Scheier, Carver, and Bridges, (1994) and gratitude measurement used Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) which has been developed by McCullough, Emmons, and Tsang (2001) andadopted by Amanda (2010). Participants of this study were 257 students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia branch of 2011, 2012, 2013, and 2014. The result of the study shows that there was a significant positive correlation between optimism and gratitude among student of Bidikmisi Schoolarship.
;The aim of this study was to investigate was there any correlation between optimism and gratitude among students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia. This study was conducted by quantitative study to measure both variables which was optimism and gratitude. Optimism measurement used Life Orientation Test-Revised (LOT-R) was created by Scheier, Carver, and Bridges, (1994) and gratitude measurement used Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) which has been developed by McCullough, Emmons, and Tsang (2001) andadopted by Amanda (2010). Participants of this study were 257 students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia branch of 2011, 2012, 2013, and 2014. The result of the study shows that there was a significant positive correlation between optimism and gratitude among student of Bidikmisi Schoolarship.
;The aim of this study was to investigate was there any correlation between optimism and gratitude among students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia. This study was conducted by quantitative study to measure both variables which was optimism and gratitude. Optimism measurement used Life Orientation Test-Revised (LOT-R) was created by Scheier, Carver, and Bridges, (1994) and gratitude measurement used Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) which has been developed by McCullough, Emmons, and Tsang (2001) andadopted by Amanda (2010). Participants of this study were 257 students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia branch of 2011, 2012, 2013, and 2014. The result of the study shows that there was a significant positive correlation between optimism and gratitude among student of Bidikmisi Schoolarship.
;The aim of this study was to investigate was there any correlation between optimism and gratitude among students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia. This study was conducted by quantitative study to measure both variables which was optimism and gratitude. Optimism measurement used Life Orientation Test-Revised (LOT-R) was created by Scheier, Carver, and Bridges, (1994) and gratitude measurement used Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) which has been developed by McCullough, Emmons, and Tsang (2001) andadopted by Amanda (2010). Participants of this study were 257 students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia branch of 2011, 2012, 2013, and 2014. The result of the study shows that there was a significant positive correlation between optimism and gratitude among student of Bidikmisi Schoolarship.
;The aim of this study was to investigate was there any correlation between optimism and gratitude among students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia. This study was conducted by quantitative study to measure both variables which was optimism and gratitude. Optimism measurement used Life Orientation Test-Revised (LOT-R) was created by Scheier, Carver, and Bridges, (1994) and gratitude measurement used Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) which has been developed by McCullough, Emmons, and Tsang (2001) andadopted by Amanda (2010). Participants of this study were 257 students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia branch of 2011, 2012, 2013, and 2014. The result of the study shows that there was a significant positive correlation between optimism and gratitude among student of Bidikmisi Schoolarship.
, The aim of this study was to investigate was there any correlation between optimism and gratitude among students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia. This study was conducted by quantitative study to measure both variables which was optimism and gratitude. Optimism measurement used Life Orientation Test-Revised (LOT-R) was created by Scheier, Carver, and Bridges, (1994) and gratitude measurement used Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) which has been developed by McCullough, Emmons, and Tsang (2001) andadopted by Amanda (2010). Participants of this study were 257 students of Bidikmisi Schoolarship at University Indonesia branch of 2011, 2012, 2013, and 2014. The result of the study shows that there was a significant positive correlation between optimism and gratitude among student of Bidikmisi Schoolarship.
]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minneapolis: University of Minnesota Press, 1978
378.1 ENC (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endro Sulistyo Eklas
"Penelitian ini berrnula dari pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dalam menghasilkan lulusan berkualitas tinggi. Adanya jurang harapan masyarakat terhadap mutu pendidikan tinggi dan realita penyelenggaraan pendidikan tinggi dimana pemberi informasi (dosen) berperan dominan, menyebabkan muncul banyak kritik terhadap mutu lulusannya. Mutu lulusan perguruan tinggi sering dianggap tidak kreatif dalam dunia kerja.
Pada akhir-akhir ini muncul pemikiran untuk menginteraksikan aspek kreativitas yang dianggap dapat mengurangi dominasi dosen dalam proses belajar-mengajar di perguruan tinggi. Menurut Renzulli dan Hartman (1981) kreativitas berkaitan dengan inteligensi dan keterikatan terhadap tugas (task commitment) dan kaitan tersebut menentukan prestasi seseorang. Demikian pula dalam penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi, kaitan antara kreativitas, inteligensi dan keterikatan terhadap tugas dapat menentukan prestasi akademik mahasiswa.
Melalui kajian teori tentang kreativitas khususnya kemampuan berpikir kreatif kemudian inteligensi, keterikatan terhadap tugas dan prestasi akademik, ingin dibuktikan hipotesa penelitian pada dua ratus dua puluh lima mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, yaitu:
1. Ada hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan inteligensi. Hipotesa 1 diterima atau terbukti.
2. Ada hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan prestasi akademik. Hipotesa 2 ditolak atau tidak terbukti.
3. Ada hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan keterikatan terhadap tugas. Hipotesa 3 ditolak atau tidak terbukti.
4. Ada hubungan signifikan antara inteligensi dengan prestasi akademik.
Hipotesa 4 diterima atau terbukti.
5. Ada hubungan signifikan antara inteligensi dengan keterikatan terhadap tugas. Hipotesa 5 ditolak atau tidak terbukti.
6. Ada hubungan signifikan antara prestasi belajar dengan keterikatan terhadap tugas. Hipotesa 6 diterima atau terbukti.
7. a. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif, inteligensi dan keterikatan terhadap tugas dengan prestasi akademik. Hipotesa 7 a diterima atau terbukti.
7. b. Ada perbedaan hubungan kemampuan berpikir kreatif, inteligensi dan keterikatan terhadap tugas dengan prestasi akademik pada mahasiswa Ekonomi dengan mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Elektro. Hipotesa 7.b diterima atau terbukti.
Penulis menyarankan pengambilan sampel yang lebih heterogen dan representatif, mengadakan penelitian pembanding terhadap mahasiswa yang telah menampilkan ciriciri kemampuan berpikir kreatif dan mengadakan perbaikan terhadap skala keterikatan terhadap tugas yang meliputi perbaikan sistem dengan validitas dan reliabilitas kecil serta mencari validitas eksternal dengan mengadakan perbandingan dengan skala pengukuran yang lain."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
T1617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Herawati
"Penelitian ini bermula dari pemikiran tentang makin diperlukannya sumbangan dari ilmuwan-ilmuwan yang kreatif guna menghadapi tantangan-tantangan di masa depan yang kadang-kadang sukar diramalkan sebelumnya. Pribadi-pribadi yang mampu memberikan sumbangan yang kreatif dan konstruktif diduga adalah pribadi-pribadi yang bermental sehat atau pribadi-pribadi yang mempunyai penyesuaian diri positif. Sementara itu, penelitian tentang stabilitas emosional ataupun penyesuaian diri dari ilmuwan-ilmuwan kreatif dari beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda-beda, walaupun melalui kajian teoritis sukar untuk dibuktikan bahwa pribadi yang kreatif mempunyai penyesuaian diri ataupun kesehatan mental yang kurang baik apabila dibandingkan dengan populasi pada umumnya.
Kenyataan tersebut akan diperjelas dengan mengadakan penelitian tentang bagaimana hubungan antara kreativitas dengan penyesuaian diri, di mana inteligensi juga diperhatikan sebagai salah satu variabel yang menurut Scheneiders (1964) ikut mempengaruhi penyesuaian diri seseorang. Dalam penelitian ini mahasiswa dipilih sebagai subjek penelitian mengingat bahwa mahasiswa sebagai calon ilmuwan suatu saat diharapkan dapat memberikan sumbangan yang kreatif bagi masa depan bangsa dan negara.
Melalui kajian teoritis tentang kreativitas, inteligensi dan penyesuaian diri, maka dalam penelitian ini diajukan sepuluh buah hipotesis yang diuji kebenarannya pada 220 orang sampel mahasiswa dari Universitas Surabaya, yang terdiri dari 110 mahasiswa pria dan 110 mahasiswa wanita.
Dari sepuluh buah hipotesis tersebut, ada lima buah hipotesis yang dinyatakan diterima atau terbukti dan lima buah hipotesis lainnya dinyatakan ditolak atau tidak terbukti. Hipotesis-hipotesis yang diterima atau terbukti adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1 : "Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif, inteligensi dan ciri-ciri kepribadian kreatif secara bersama-sama terhadap penyesuaian diri".
Hipotesis 5:?Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan intelegensi?
Hipotesis 6: ?Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan ciri-ciri kepribadian kreatif?
Hipotesis 7: ?Ada perbedaan yanng signifikan pada kemampuan berpikir kreatif antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita?
Hipotesis 9: ?Ada perbedaan yang signifikan pada ciri-ciri kepribadian kreatif antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita?
Hipotesis-hipotesis yang ditolak atau tidak terbukti adalah sebagai berikut:
Hipotesis 2 : "Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel inteligensi dan ciri-ciri kepribadian kreatif". Hipotesis 3 : "Ada hubungan yang signifikan antara inteligensi, dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel kemampuan berpikir kreatif dan ciri-ciri kepribadian kreatif".
Hipotesis 4 : "Ada hubungan yang signifikan antara ciri-ciri kepribadian kreatif dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel kemampuan berpikir kreatif dan inteligensi".
Hipotesis 8 "Ada perbedaan yang signifikan pada inteligensi antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita".
Hipotesis 10 "Ada perbedaan yang signifikan pada penyesuaian diri antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita".
Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini di waktu yang akan datang, penulis menyarankan perlunya perluasan sampel sehingga hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan dalam lingkup yang lebih luas, adanya penelitian sejenis dengan menggunakan alat ukur lain untuk mengungkap suatu variabel, serta perlunya penelitian untuk menguji validitas eksternal agar reliabilitas dengan metoda dan teknik lain dari Skala Kepribadian Kreatif dan Skala Penyesuaian Diri yang disusun untuk keperluan penelitian ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
T2232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muthia Dhiya Fauzia
"Tujuan penelitian ini adalah melihat kontribusi pengalaman parentification terhadap keberfungsian keluarga pada mahasiswa penerima Bidikmisi di perguruan tinggi negeri. Parentification diukur menggunakan Parentification Inventory (Hooper, 2011) yang telah diadaptasi, sedangkan keberfungsian keluarga diukur menggunakan General Functioning Family Assessment Device atau GF-FAD (Epstein et al., 1983). Partisipan penelitian ini berjumlah 482 orang dengan rentang usia 18-25 tahun (M= 20,02, SD= 1,376). Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa parentification (β = 0,226, p<0,05) memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap keberfungsian keluarga. Oleh karena itu, semakin tinggi parentification yang dialami maka semakin tinggi persepsi keberfungsian keluarga yang dimiliki. Hasil analisis penelitian juga menunjukkan bahwa dimensi emotional parentification (β = 0,228, p<0,01) memiliki kontribusi yang signifikan dan positif terhadap keberfungsian keluarga, sedangkan instrumental parentification (β = -0,192, p<0,01) memiliki kontribusi yang signifikan dan negatif terhadap keberfungsian keluarga.

This study aim to examine the contribution of parentification on the perception of family functioning among students of Bidikmisi scholarship. Parentification is measured by the Parentification Inventory (Hooper, 2009) and the perception of family functioning is measured by General Functioning Family Assesment Device or GF-FAD (Epstein et al., 1983). The participant of the study consist of 428 participant with the range of age between 18 to 25 years old (M= 20,02, SD= 1,376). This study result indicate that parentification (β = 0,226, p<0,05) positively influence the family functioning, which means that the higher parentification, the higher perception of family functioning. Furthermore, the result indicate that emotional parentification (β = 0,228, p<0,01) positively influence the family functioning and instrumental parentification (β = -0,192, p<0,01) negatively influence the family functioning of Bidikmisi scholarship students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barkah Agung Sanyoto
"Skripsi ini membahas hubungan antara branded product meanings dan self-esteem pada mahasiswa. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional menggunakan teknik korelasi ganda. Responden diambil menggunakan teknik accidental sampling berjumlah 151 mahasiswa angkatan 2013 di Universitas Indonesia yang memiliki pengetahuan mengenai branded products di Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Branded Product Meanings dari Strizhakova, Coulter, & Price (2008) dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSE) dari Rosenberg (1965).
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara branded product meanings dan self-esteem (r=0,356, p<0,05). Hasil tersebut didominasi oleh dimensi Nilai pada branded product meanings yang berhubungan signifikan dengan self-esteem (r=0,277, p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan semakin tinggi pemaknaan nilai pada branded products, maka semakin tinggi juga self-esteem pada mahasiswa. Penelitian ini dapat digunakan bagi produsen, universitas, dan pengamat bahwa branded products meanings dapat menjadi salah satu sarana dalam meningkatkan self-esteem. Penelitian selanjutnya dapat menjadikan pemaknaan nilai sebagai mediator hubungan antara brand dengan self-esteem.

This study explored the relationship between branded product meanings and selfesteem among college student. This study was quantitative design which use multiple correlation technical statistics. The respondent were 151 college students batch 2013 in Universitas Indonesia who have knowledge about branded products in Indonesia with obtained by accidental sampling technique. Branded product meanings questionnaire from Strizhakova, Coulter, & Price (2008) and Rosenberg Self-Esteem Scale (RSE) were used to collect data.
The result indicates that positive significant correlation between branded product meanings and selfesteem (r=0,356, p<0,05). This result dominated by domain of value from branded product meanings which has significant correlation with self-esteem (r=0,277, p<0,05). That means higher meanings in Value domain of branded product meanings indicates higher self-esteem among college student. This Study can by used by company, university, and expertise to improve self-esteem of college student by increase his/her meanings to branded product. Future study can explore value meanings as mediator for correlation between branded products and selfesteem.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhita Yoana
"Sebanyak 62,7% atau 2 dari 3 mahasiswa Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2018 memiliki gangguan kesehatn mental, tetapi hanya 7,7% mahasiswa UI yang menggunakan layanan konseling yang telah disediakan oleh kampus. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui determinan perilaku pencarian pertolongan kesehatan mental pada mahasiswa S1 regular aktif UI tahun 2019. Metode pada penelitian ini ialah kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dari 514 mahasiswa dikumpulkan menggunakan kuesioner yang memanfaatkan fitur google form dan disebarkan secara online. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa yang melakukan pencarian pertolongan kesehatan mental adalah sebanyak 39,90%, 53,11% mahasiswa mencari pertolongan kesehatan mental pada sumber informal. Alasan tidak melakukan pencarian pertolongan kesehatan mental ialah 54,26% karena bisa menyelesaikan masalah kesehatan mental sendiri, 28,47% karena ragu bahwa orang lain/professional benar-benar bisa membantu dan 28,15% beralasan tidak tahu harus kemana mencari pertolongan kesehatan mental. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara literasi kesehatan mental, dukungan sosial dan kondisi kesehatan mental emosional dengan perilaku pencarian pertolongan kesehatan mental dengan nilai OR masing-masing adalah 1,48 (CI 95% = 1,04-2,11), 0,67 (CI 95% = 0,47-0,96) dan 2,24 (CI 95% = 1,55-3,23) sedangkan variabel jenis kelamin tidak berhubungan dengan perilaku pencarian pertolongan kesehatan mental.

There were 62.7% or 2 out of 3 Universitas Indonesia (UI) students in 2018 have mental health disorders, but only 7.7% of UI students who used the counseling services provided by campus. The purpose of this study was to find out the determinants of mental health help seeking behavior among UI undergraduate students 2019. This research use quantitative method with cross sectional design. Data from 514 college students were collected using questionnaire by google form feature and distributed online. The results showed that students who did mental health help seeking were 39.90%, 53,11% students had sought mental health help seeking from informal sources. The reason they did not seeking help for mental health was first because they could solve their own mental health problems (54.26%), then because they doubt that other people / professionals can really help them (28.47%) and third because they did not know where to go for mental health help seeking (28.15%). The results of bivariate analysis showed that there was a relationship between mental health literacy, social support and emotional health conditions with mental health help seeking behavior and each OR value were 1,48 (CI 95% = 1,04-2,11), 0,67 (CI 95% = 0,47-0,96) and 2,24 (CI 95% = 1,55-3,23), while sex variables was not related."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>