Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128250 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faiz Fakhri Abdurrahman
"Kekerasan berbasis gender terjadi secara global. Di Indonesia, sikap seksis yang ambivalen terhadap perempuan banyak membuat perempuan mengalami kekerasan namun disaat yang sama juga mengalami perlakuan spesial, seperti gerbong kereta khusus perempuan. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa terdapat hubungan antara sikap tersebut dengan tipe kepribadian narcissism, machiavellianism, dan psychopathy. Hal yang masih belum jelas adalah bagaimana peran ketiga tipe kepribadian tersebut sebagai dark triad personality dalam memprediksi sikap ambivalent sexism seorang laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada laki-laki di Indonesia. Dengan jumlah sampel 445, penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing komponen dark triad berkorelasi dengan ambivalent sexism dan masing-masing dimensinya. Secara umum, dark triad personality ditermukan mampu secara signifikan memprediksi ambivalent sexism (F (3,444) = .858, R2 = .736, p < .05). Lebih lanjut, penelitian berhasil menemukan bahwa machiavellianism menjadi faktor kunci dalam memprediksi ambivalent sexism (β = .61 F (3,444) = .858, R2 = .736, p < .05) dan psychopathy menjadi prediktor terlemah dalam memprediksi benevolent sexism. Penelitian ini dapat digunakan untuk menjadi landasan dalam upaya mengatahui alasan dibalik sikap seksis, hubungannya dengan dark triad personality, serta mengintervensi dan mengurangi kesenjangan yang disebabkan oleh sikap seksis.

Gender-based violence happens globally. In Indonesia ambivalent sexism towards women cause a lot of women to experience violence and discrimination but at the same time they are somehow given a special treatment, such as women-only carriages on trains. Earlier researches have shown that there is a relationship between ambivalent sexism and some personality traits such as narcissism, machiavellianism, and psychopaty. There has been various research in attempt to find what cause a person to have an ambivalent sexism. The current study investigates the relationship between the Dark Triad personality traits and ambivalent sexism among Indonesian male. With a sample of 445, this research shows how each of dark triad components can correlate to ambivalent sexism and each of its dimensions. Overall, Dark Triad personality traits was found to be significant in predicting ambivalent sexism (F (3,444) = .858, R2 = .736, p < .05). Furthermore, this research had come to a conclusion that machiavellianism was found to have the strongest influence in predicting ambivalent sexism (β = .61 F (3,444) = .858, R2 = .736, p < .05) and psychopathy was found to be the weakest in prediting benevolent sexism (β = .06 F (3,444) = .858, R2 = .736, p < .05). This research was done so that it can be used to be one of the foundation in our attempt to figure out the cause of sexism, how it is related to dark triad personality, and also perhaps to intervene and reduce the gender gap caused by sexism."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arga Rizkiyatsa
"Isu sosial seperti ekstrimisme, radikalisme, atau terorisme menjadi isu yang cukup besar di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Namun penelitian terkait isu ini masih terbilang jarang dilakukan, terkhusus di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat lebih jauh hubungan antara kepribadian (DT), motif, dan pola pikir ekstrimis militan (MEM), serta peranan motif sebagai mediator antara hubungan kepribadian gelap (DT) dengan pola pikir ekstrimis militan (MEM). Partisipan penelitian berjumlah 304 orang, terdiri dari 121 laki-laki (39.8%) dan 183 perempuan (60.2%) dengan rentang umur berkisar dari (18-40 tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian gelap berkorelasi positif dengan pola pikir ekstrimis militan (r = .230, p < .01). Lebih lanjut, ditemukan motif thrill (β = .063, SE = .028, CL[.014, .124]) dan revenge (β = .088, SE = .030, CL[.034, .152]) memiliki efek mediasi (secara penuh) yang signifikan. Dapat dikatakan, penelitian ini mengindikasikan bahwa ciri kepribadian gelap dapat memprediksi kerentanan individu untuk mengadopsi pola pikir ekstrimis. Kemudian, hubungan tersebut juga dimediasi oleh motif seseorang untuk balas dendam dan mencari excitement. Penelitian ini melengkapi hasil penelitian terkait hubungan antara kepribadian gelap terhadap pola pikir ekstrimis militan dengan motif sebagai mediator. Temuan ini memberikan implikasi berupa petunjuk lebih lanjut mengenai bagaimana seseorang dapat/rentan mengadopsi pola pikir ekstrimis dari lajur kepribadian.

Social issues such as extremism, radicalism or terrorism are quite big issues in various countries, including Indonesia. However, research related to this issue is still relatively rare, especially in Indonesia. This research aims to look further at the relationship between dark personality (DT), motives, and militant extremist mindset (MEM), as well as the role of motives as a mediator between the relationship between dark personality (DT) and militant extremist mindset (MEM). There were 304 research participants, consisting of 121 men (39.8%) and 183 women (60.2%) with an age range of (18-40 years). The results showed that dark personality was positively correlated with militant extremist mindset (r = .230, p < .01). Furthermore, it was found that the motives of thrill (β = .063, SE = .028, CL[.014, .124]) and revenge (β = .088, SE = .030, CL[.034, .152]) have a significant mediating effect on the relationship between DT and MEM. That said, this research indicates that dark personality traits can predict an individual's susceptibility to adopting extremist mindset. Furthermore, this relationship is also mediated by a person's motive for revenge and seeking excitement. This research complements research results regarding the relationship between dark personality and militant extremist mindset with motives as mediators. These findings provide implications in the form of further clues regarding how someone can/is susceptible to adopting extremist mindset from the personality path."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harahap, Niesya Ridhania
"Penerimaan mitos perkosaan adalah salah satu prediktor sikap yang penting terkait kekerasan seksual. Paparan humor seksis juga dinilai dapat meningkatkan penerimaan mitos perkosaan individu terutama laki-laki yang memiliki seksisme bermusuhan yang tinggi. Penelitian ini melihat humor seksis terhadap penerimaan mitos perkosaan yang dimoderasi oleh seksime bermusuhan pada mahasiswa/i di tiga Perguruan Tinggi di Jakarta. Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional survey. Sampel penelitian ini adalah 178 mahasiswa/i S1. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala 22-item updated Illinois Rape Myth Acceptance (uIRMA), 11-item subskala Hostile Sexism dari skala Ambivalent Sexism Inventory (ASI), dan stimulus humor seksis dan humor non-seksis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa paparan humor seksis memberikan efek signifikan secara langsung terhadap rape myth acceptance, dan dikuatkan melaluiseksisme kebencian. Selain itu, mahasiswa yang menilai humor seksis kasar menunjukkan penerimaan mitos perkosaanyang lebih rendah dibandingkan yang menilai tidak kasar. Secara umum, mahasiswa laki-laki memiliki penerimaan mitos perkosaan dan seksisme bermusuhan yang lebih tinggi daripada perempuan.

Rape myth acceptance is an important predictor of attitudes regarding sexual violence. Exposure to sexist humor is also considered to increase individual acceptance of rape myths, especially men who have high levels of hostile sexism. This research looked at the effect of sexist humor on the rape myths acceptance moderated by hostile sexism among students at three universities in Jakarta. Quantitative research with a cross-sectional survey design. The sample for this research was 178 undergraduate students. The measuring instruments used in this study were the 22-item updated Illinois Rape Myth Acceptance (uIRMA) scale, the 11-item Hostile Sexism subscale of the Ambivalent Sexism Inventory (ASI) scale, and sexist humor and non-sexist humor stimuli. The results of this study show that exposure to sexist humor has a significant direct effect on rape myth acceptance, and was strengthened through hostile sexism. In addition, students who perceived sexist humor as offensive had higher acceptance of rape myths than the ones who did not. In general, male students have higher levels of rape myths acceptance and hostile sexism compared to female students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carina Putri Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kekerasan seksual terhadap perempuan, khususnya dalam bentuk pemerkosaan, merupakan masalah serius yang terjadi di Indonesia. Meskipun demikian, masih belum tercipta kondisi yang mendukung bagi korban karena adanya penerimaan mitos pemerkosaan. Studi ini dilakukan untuk menguji peranan seksisme ambivalen dan objektifikasi seksual terhadap perempuan dalam memprediksi penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa laki-laki di wilayah Jabodetabek. Hasil menunjukkan bahwa seksisme ambivalen ? = 0,412, t 2, 272 =8,118.

Sexual violence against woman, particularly in the form of rape, is a serious problem that occurs in Indonesia. However, the condition for rape victim is still not supporting enough because of rape myth acceptance. This study is conducted to examine the role of ambivalent sexism and sexual objectification of women to predict rape myth acceptance among male college student in Jabodetabek region. The result shows that ambivalent sexism 0,412, t 2, 272 8,118."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelle Julie Adhiwarni
"Artikel ini membahas dinamika kepribadian tokoh Amy, tokoh utama dalam film Mignonnes karya Maïmouna Doucouré. Film ini menceritakan kisah seorang anak imigran di Prancis yang dihadapkan oleh dua lingkungan berbeda, dalam segi budaya, agama, tradisionalisme, serta generasi, dari keluarga dan lingkup pertemanannya. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dinamika kepribadian tokoh Amy dalam film yang dipengaruhi oleh represi media sosial serta ekspektasi lingkungan yang harus dipenuhi Amy. Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah teori film Boggs dan Petrie (2018) dengan pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud (2018) dalam struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan superego untuk mengkaji kompleksitas penolakan dan penerimaan diri Amy. Struktur naratif dan sinematografis teks menunjukkan adanya hubungan penolakan dan penerimaan antara Amy dengan lingkungannya. Hasil analisis menunjukkan represi media sosial yang sangat memengaruhi pola pikir Amy dalam pembentukan perempuan serta menuntut adanya pengabaian superego yang pada akhirnya menjadi titik Amy mampu menerima diri sendiri. Film Mignonnes menunjukkan banyak bahaya media sosial sehingga film ini juga merupakan salah satu alat yang mengkritik media sosial dalam membentuk persepsi perempuan saat ini.

This article discusses the personality dynamics of Amy, the main character in Maïmouna Doucouré's Mignonnes. The movie tells the story of an immigrant child in France who is confronted by two different environments, in terms of culture, religion, traditionalism, from her family and circle of friends. This article aims to identify the dynamics of Amy's personality in the movie that is influenced by social media repression and environmental expectations that Amy must fulfil. The research method used in this analysis is Boggs and Petrie's (2018) film theory with Sigmund Freud's (2018) psychoanalytic approach in the personality structure consisting of id, ego, and superego to examine the complexity of Amy's self-rejection and acceptance. The narrative and cinematographic structure of the text shows the relationship of rejection and acceptance between Amy and her environment. The results of the analysis show the repression of social media that greatly influences Amy's mindset in the formation of women and requires the abandonment of the superego which is ultimately the point at which Amy is able to accept herself. The film Mignonnes shows the many dangers of social media so that this film is also one of the tools that criticise social media in shaping the perception of women today."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiyah
"Pada tahun 2017 sebanyak 69% anak muda diketahui pernah melakukan cyberbullying (Ditch The Label, 2017). Perilaku ini tidak hanya terjadi pada remaja tetapi juga dewasa. Penelitian menemukan bahwa cyberbullying memiliki hubungan dengan kepribadian Dark Triad (Goodboy, & Martin, 2015; Kircaburun, Demetrovics & Tosuntaş 2018) dan harga diri (Pyżalski, 2012). Kepribadian Dark Triad terdiri dari 3 sifat yaitu Psikopati, Machiavellianisme, dan Narsisisme. Pada penelitian ini kepribadian Dark Triad diukur pada tingkat subkilinis. Semakin tinggi kepribadian Dark Triad seseorang maka semakin tinggi kecenderungan melakukan cyberbullying. Pada kepribadian Dark Triad individu memiliki harga diri yang tinggi. Sementara, harga diri yang tinggi akan berkorelasi dengan perilaku cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran harga diri sebagai mediator dalam hubungan antara kepribadian Dark Triad dan kecenderungan cyberbullying pada usia dewasa awal. Partisipan penelitian terdiri dari 292 partisipan dengan rentang usia 20-35 tahun. Hasil analisis mediasi dengan menggunakan PROCESS menemukan bahwa harga diri memediasi secara signifikan terhadap hubungan antara sifat Psikopati dan Narsisisme dan cyberbullying.

In 2017 a survey found that 69% of young people did cyberbullying (Ditch The Label, 2017). Cyberbullying does not only occur in adolescents but also adults. Previous research found that cyberbullying had a relationship with Dark Triad personality (Goodboy, & Martin, 2015; Kircaburun, Demetrovics & Tosuntaş 2018) and self-esteem (Pyżalski, 2012). The Dark Triad personality consists of 3 characteristics, namely Psychopathy, Machiavellianism, and Narcissism. In this study Dark Triad personality measured in subclincial population. People who have higher Dark Triad personality will have higher tendency to cyberbullying. Individuals in Dark Triad personality have high self-esteem. High self-esteem correlates with cyberbullying. This study aims to see the role of self-esteem as a mediator in the relationship between Dark Triad personality and cyberbullying in early adulthood. The study participants consisted of 292 participants with an age range of 20-35 years. Researcher used Cyberbullying Scale, Rosenberg Self-Esteem Scale and Short Dark Triad Scale for measurement tools. The results of mediation analysis using PROCESS found that self-esteem mediated significantly in relationship between Psychopathic and Narcissistic traits with cyberbullying."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrah Adhitama
"Kelahiran De Vijftigers pada pertengahan abad ke-20 memunculkan beberapa nama penulis baru, salah satunya adalah Remco Campert. Sebagai salah satu penulis besar Belanda, sudah banyak karya Remco Campert yang melegenda, salah satunya roman Een Liefde in Parijs 2004 . Roman tersebut bercerita tentang perjalanan Richard Sanders ke Paris, pertemuannya dengan seorang perempuan membuat dirinya terjebak dalam pencarian ingatan masa lalu yang telah terhapus. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan perkembangan karakter dalam roman Een Liefde in Parijs. Dalam penelitian ini dibahas mengenai tokoh dan penokohan yang hadir dalam cerita ini yang kemudian difokuskan pada analisis kepribadian yang dimiliki oleh tokoh utama, Richard Sanders. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara ayah Richard dengan Richard memiliki banyak sumbangsih terhadap kepribadiannya.

The birth of De Vijftigers in the middle of 20th century has brought a few new authors, one of them is Remco Campert. As one of the greatest authors in the Netherlands, some of Campert rsquo;s work are already have the legendary status, including a novel called Een Liefde in Parijs 2004 . This roman tells about Richard Sanders rsquo; journey in Paris. A meeting with a girl makes him trapped in a situation where he had to find his old forgotten memory. This research is qualitative research with literary study. It aims to explain the character development in Een Liefde in Parijs. In this research the characterization of the main character that is presented in the text will be examined using personality analysis. The result shows that the relationship between the main character and his father has a significant influence in his personality development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lettisia Adisty
"Penelitian ini membahas novel yang berjudul ZAPISKI IZ PODPOL'JA/CATATAN BAWAH TANAH karya Fyodor Dostoyevsky. Di dalam penelitian ini, pembahasan difokuskan pada kepribadian tokoh utama, yaitu tokoh 'aku', yang dianalisis dengan menggunakan teori Psikoloanalisis Erik H. Erikson. Teori Erikson dalam ilmu psikologi perkembangan kepribadian, berdasarkan perkembangan ego yang dibagi menjadi delapan fase, terjadi melalui pengalaman sosial dan lingkungan seseorang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Hasil analisis penelitian ini menyatakan bahwa perilaku-perilaku tokoh 'aku' yang menyimpang dikarenakan dia tidak memiliki struktur kepribadian yang seimbang pada dirinya sehingga mempengaruhi kehidupan sosialnya, dan mengakibatkan tidak terciptanya aktualisasi identitas dirinya.

This research discusses the novel ZAPISKI IZ PODPOL JA NOTES FROM UNDERGROUND work of Fyodor Dostoyevsky. In this research, the discussion focused on the personality of the main character, the cast of I , which is analyzed by using the theory Psikoloanalisis Erik H. Erikson. Erikson theory in psychology of personality development, based on the development of the ego which is divided into eight phases, occurs through social experience and a person 39 s environment. The method used is descriptive analysis method. The results of the analysis of this research stated that the behaviors of leaders 39 I 39 distorted because he did not have the personality structure balanced on his thus affecting his social life, and the result was not the creation of the actualization of his identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Kania Anindita
"Penelitian ini membahas seksisme yang terdapat dalam novel Tiga Orang Perempuan (1983), Burung Merak (1985), Pilihan Terakhir (1986), dan Kau dan Aku Adalah Satu (1987) karya Maria A. Sardjono. Di dalam novel-novelnya, Maria A. Sardjono menggunakan seksisme sebagai alat untuk membangun alur dan perwatakan tokoh di dalam cerita. Hal tersebut tidak dilakukan oleh penulis perempuan tahun 1980-an lainnya. Penggunaan seksisme telah membuat empat karya Maria A. Sardjono tersebut unik. Hal itulah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang seksisme dalam karya-karya Maria A. Sardjono. Melalui keempat novel tersebut penelitian ini mengkaji seksisme yang terkandung di dalamnya. Untuk mencapai tujuan itu, penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan teori seksisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua tingkat seksisme yang terdapat dalam keempat novel Maria A. Sardjono, yaitu seksisme interpersonal dan seksisme yang diinternalisasi. Seksisme interpersonal hadir dalam berbagai keyakinan, mulai dari peran gender, objektivikasi perempuan, hingga munculnya istilah penghinaan terhadap perempuan. Seksisme yang diinternalisasi hadir dalam praktik ketidakberdayaan dan invalidasi. Kedua seksisme tersebut hadir sebagai inti cerita sekaligus konflik yang menggerakkan cerita. Melalui keempat novel tersebut, Maria A. Sardjono ingin menyuarakan kritik terhadap nilai-nilai patriarkat dalam masyarakat yang masih meletakkan perempuan ke dalam kondisi inferior yang merugikan.

This study discusses the sexism contained in Tiga Orang Perempuan (1983), Burung Merak (1985), Pilihan Terakhir (1986), and Kau dan Aku Adalah Satu (1987) novels by Maria A. Sardjono. In her novels, Maria A. Sardjono uses sexism as a tool to build the plot and character of the characters in the story. This was not done by other female writers of the 1980s. The use of sexism has made the four works of Maria A. Sardjono unique. This is what makes researcher interested in researching sexism in the works of Maria A. Sardjono. Through these four novels, this research examines the sexism contained in them. To achieve this goal, this research uses descriptive qualitative methods and sexism theory. The results showed that there are two levels of sexism contained in the four novels of Maria A. Sardjono, namely interpersonal sexism and internalized sexism. Interpersonal sexism is present in various beliefs, ranging from gender roles, objectification of women, to the emergence of the term insulting women. Internalized sexism exists in the practice of powerlessness and invalidation. Both sexisms are present as the core of the story as well as the conflict that drives the story. Through these four novels, Maria A. Sardjono wants to voice a critique of patriarchal values ​​in society which still puts women in a disadvantageous inferior condition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>