Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162382 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desriati Devi
"

Abstrak

Bayi berat lahir rendah yang dirawat terpapar dengan berbagai kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan, sehingga dapat memicu respon stres dan gangguan pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stimulus auditori murottal Qur’an terhadap kenyamanan dan berat badan pada BBLR. Desain penelitian menggunakan pendekatan uji klinis dengan randomisasi yaitu single blind randomized controlled trial secara paralel pada kelompok intervensi dan kontrol dengan melibatkan 52 responden BBLR sesuai kriteria inklusi (masing-masing kelompk 26 responden). Intervensi murottal Qur’an diberikan melalui speaker selama 20 menit/3 jam dengan frekuensi 4 kali setiap hari. Intervensi dilakukan selama 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan bermakna kenyamanan BBLR setelah intervensi murottal Qur’an hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,014; <0,001; <0,001) dan tidak ada perbedaan bermakna berat badan setelah intervensi murottal Qur’an hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,481; 0,481; 0,464). Stimulus auditori murottal Qur’an dapat membantu meningkatkan kenyamanan pada BBLR yang menjalani perawatan di rumah sakit sehingga dapat digunakan sebagai terapi suportif untuk meningkatkan  asuhan perawatan perkembangan pada BBLR dan prematur.

Kata kunci: Murottal Qur’an, Kenyamanan, Berat Badan, Bayi Berat Lahir Rendah    


Abstract

Low birth weight infants who hospitalized with various conditions which provoke discomfort. This discomfort could trigger stress and growth faltering. This study aimed to determine the influence of holy Quran recitation as auditory stimulus toward comfort and weight in low birth weight infants. This study design used clinical test approach with single blind randomized controlled trial in parallel among intervention and control groups with 52 low birth weight infants. The infants were randomly divided in two groups (n=26). Holy Quran recitation had given through speaker for 20 minutes/ 3 hours, 4 times a day. Intervention had given for 3 days. Result of this study showed there is significant difference in comfort of low birth weight infant after got holy Quran recitation in first, second, third days among intervention and control groups (p=0.014; <0.001; <0.001) and there is no significant difference in weight gain in first, second, and third days among intervention and control groups (p=0.481; 0.481; 0.464). Holy Quran recitation can help improve comfort level in low birth weight infants who hospitalized. Holy Qur’an recitation can used as a supportive therapy for increasing nursing care in development among low birth weight infants and premature infants.

Key Words: Holy Quran recitation, Comfort, Weight gain, Low birth weight infants

"
2019
T53281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitra
"Disertasi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya deviasi positif pertumbuhan sampai usia lima bulan dan mengali perilaku penyimpang positif pada keluarga dengan status ekonomi rendah. Jenis penelitian adalah perpaduan penelitian kuantitatif (kohort prospektif) dengan penelitian kualitatif (Rapid Assesment Procedure). Besar sampel adalah 61 bayi BBLR (2000-2499 gram) yang lahir cukup bulan. Sampel diperoleh dari 5 rumah sakit 7 klinik bidan di Kota Pekanbaru. Hasil menunjukkan bahwa pada usia lima bulan terjadi deviasi positif pertumbuhan sebesar 65,6%. Faktor yang berpengaruh adalah pemberian ASI, kesehatan bayi dan lingkungan pengasuhan. Perilaku positif deviants adalah frekuensi pemberian ASI dalam 24 jam lebih dari 12 kali, memeriksa kesehatan bayi setelah satu minggu dilahirkan, ibu menjaga kebersihan rumah, ayah turut mengasuh bayi, keputusan bersama ibu dan nenek dalam pemberian makanan pada bayi.

This dissertation aims to determine the factors that influence the occurrence of a positive deviation of growth until the age of five months and experience the positive deviant behavior in families with low economic status. The research type is a combination of quantitative research (prospective cohort) with qualitative research (Rapid Assessment Procedure). The sample size was 61 infants of low birth weight (2000-2499 g) were born at term. Samples were obtained from 5 hospitals 7 midwife clinics in the city of Pekanbaru. The results showed that at the age of five months of positive growth deviation of 65.6%. Factors that influence breastfeeding, infant health and caring environment. Positive Deviants behavior is the frequency of breastfeeding within 24 hours more than 12 times, check the health of babies born after one week, mother to keep the house, father helped care for infants, a decision with his mother and grandmother in infant feeding."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Fitria Zain
"Di Indonesia proporsi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) <2500 gram pada bayi umur 0-59 bulan masih cukup tinggi, yaitu 6,2% di tahun 2013-2018. Padahal kondisi BBLR memiliki risiko lebih besar untuk mengalami morbiditas dan mortalitas dari pada bayi dengan berat badan normal. Salah satu masalah terbesar yang sering dialami BBLR adalah peningkatan risiko untuk terserang infeksi maupun sepsis, sehingga obat yang paling banyak digunakan di unit perawatan intensif neonatus adalah dari golongan antibiotik. Oleh sebab itu, diperlukannya peran Apoteker dalam melakukan praktik profesi berupa Pemantauan Terapi Obat (PTO) dalam proses pengobatan agar dapat membantu dalam mengoptimalkan efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki sehingga prognosisnya dapat menjadi lebih baik. Pelaksanaan PTO dilakukan pada tanggal 15-24 September 2020 bertempat di ruang perinatologi 2B di gedung bougenville RSUP Fatmawati berdasarkan laporan kasus yang bersifat kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi. Data yang diperoleh kemudian diidentifikasi terkait Drug Related Problems (DRPs) menurut Cipolle dan dianalisis rasionalitasnya pada domain antibiotik dengan metode Gyssens. Dari analisa yang dilakukan ditemukan beberapa masalah DRP menurut Cipolle yaitu terkait lama pemberian obat meropenem yang terlalu panjang; pemberian dosis yang terlalu rendah pada obat fluconazole dan ketorolac; pemilihan obat bactesyn yang tidak rasional; adanya interaksi obat fluconazole dengan omeprazole yang bersifat moderat, serta interaksi obat gentamicin dengan bactesyn yang bersifat minor jika digunakan secara bersamaan. Sementara hasil evaluasi menggunakan metode Gyssens pada penggunaan antibiotik menunjukkan obat meropenem termasuk kategori IIIa (penggunaan antibiotik terlalu lama); gentamicin termasuk kategori 0 (penggunaan antibiotika tepat/bijak); bactesyn termasuk katagori IVa (ada antibiotik lain yang lebih efektif) dan katagori IIa (penggunaan antibiotik tidak tepat dosis) apabila tetap dipertahankan penggunaannya.

In Indonesia, the proportion of Low Birth Weight Babies (LBW) <2500 grams in infants aged 0-59 months is still quite high at 6.2% in 2013-2018. In fact, LBW conditions have a greater risk of experiencing morbidity and mortality than babies with normal weight. One of the biggest problems that are often experienced by LBW is the increased risk for infection and sepsis, so the most widely drugs used in neonatal intensive care units are from the antibiotic class. Therefore, a pharmacist's role is needed in carrying out professional practice with Drug Therapy Monitoring (DTM) in order to help optimize the effect of therapy and minimize unwanted effects, so the prognosis can be better. The implementation of DTM was carried out on September 15-24, 2020 at the perinatology room 2B in the bougenville building of RSUP Fatmawati based on qualitative case reports by direct observation. Then the data was identified using the Drug Related Problems (DRPs) classification according to Cipolle and analyzed their rationality in the antibiotic domain using the Gyssens method. From the analysis conducted, it was found that several DRP problems were related to the the long duration of administration of meropenem; too low a dose of fluconazole and ketorolac; irrational choice of bactesyn; There is a moderate drug interaction between fluconazole and omeprazole, as well as a minor drug interaction between gentamicin and bactesyn when used concurrently. Meanwhile, the results of the evaluation using the Gyssens method on antibiotic use showed that meropenem was included in category IIIa (the use of antibiotic is too long); gentamicin was included in category 0 (the use of antibiotics is appropriate/wise); bactesyn was included category IVa (there are other antibiotics that are more effective) and category IIa (the use of antibiotics is not in the right dose) if its use is maintained."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nenty Septiana
"ABSTRAK
Nama : Nenty SeptianaProgram Studi : Magister Ilmu Keperawatan Anak Fakultas Ilmu KeperawatanJudul : Pengaruh Perawatan Metode Kanguru yang Dilakukan oleh Ayah dan Ibu terhadap Lama Tidur Tenang Bayi Berat Lahir Rendah Gangguan tidur yang dialami oleh BBLR akibat banyaknya stimulus selama perawatan akan menggangu proses perkembangan dan kematangan otak bayi. Selama ini perawatan metode kanguru PMK hanya dilakukan oleh ibu. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh PMK yang dilakukan oleh ayah dan ibu terhadap lama tidur tenang bayi berat lahir rendah BBLR . Rancangan penelitian ini menggunakan post test-only nonequivalent control group dengan 16 BBLR yang dirawat di tiga rumah sakit di Banda Aceh. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Analisis menggunakan uji Paired t-test. Tidak terdapat perbedaan lama tidur tenang BBLR selama dilakukan perawatan metode kanguru oleh ibu dan ayah dengan nilai p=0,77. PMK bisa dilakukan oleh ibu ataupun ayah sehingga keterikatan antara ibu/ayah dan anak akan meningkat, tidur tenang BBLR akan lebih lama, dan PMK dapat dilanjutkan di rumah dengan adanya dukungan keluarga.

ABSTRACT
Name Nenty SeptianaStudy Programme Postgraduate Programme Faculty of NursingTitle The Effect of Kangaroo Care Performed by Fathers and Mothers on Length of Quiet Sleep on Low Birth Weight BabiesSleep disturbances experienced by low birth weight baby may disrupt the process of neural development and maturity of the babies rsquo brain due to various stimuli during their care. To date, kangaroo care is only performed by the mothers. The purpose of this study to identify the effect of kangaroo care performed by fathers and mothers on length of quiet sleep of low birth weight LBW babies. The research design was post test only nonequivalent control group using a consecutive sampling technique with 16 respondents of low birth weight babies hospitalized in three hospitals in Banda Aceh. Statistical analysis using Paired t test. There is no significant difference between the duration of quiet sleep of LBW babies given kangaroo care performed by fathers and mothers p value 0,77 . Kangaroo care can be done by either fathers or mothers so that the emotional attachment between babies and their mother or father will be deepened, quiet sleep period of LBW babies will be extended, and can be continued at home with their family support. "
2016
T47492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muthoharoh
"Metode kanguru telah terbukti mampu meningkatkan berat badan bayi dengan berat lahir rendah dan mempersingkat lama hari rawat, akan tetapi dua hal tersebut juga dipengaruhi oleh pemberian nutrisi yang optimal khususnya ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas perawatan metode kanguru terhadap kenaikan berat badan dan lama rawat bayi dengan berat lahir rendah yang disusui langsung dan tidak disusui langsung. Penelitian ini menggunakan crossover design dengan 32 BBLR di ruang Perinatologi pada tiga rumah sakit di Tangerang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah bayi berat badan < 2500 gram, bayi yang menerima nutrisi ASI maupun susu formula, bayi dapat menghisap walaupun masih lemah, tidak dipuasakan, tidak terdapat masalah pernafasan, dan bayi tidak mendapatkan produk penambah berat badan atau Human Milk Fortifier. Teknik pengambilan sampel dengan random sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada berat badan bayi yang diberikan intervensi PMK dengan disusui langsung dan PMK tanpa disusui langsung (p=0,451, α<0,05). Hasil penelitian dari lama hari rawat menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada kedua grup (p=0,096). Intervensi ini diharapkan dapat dilanjutkan di ruang rawat Perinatologi dengan durasi lebih dari 60 menit.

The application of the kangaroo method has been shown to be able to weight gain for low birth weight infants and shorten the length of hospitalization, but these two things are also influenced by optimal nutrition, especially breast milk. This study aims to determine the effectiveness of the kangaroo method of care for weight gain and length of stay of infants with low birth weight who are breastfed directly and not directly breastfed. This study used a crossover design with 32 LBW in the Neonatology room at three hospitals in Tangerang. The inclusion criteria in this study were body weight <2500 grams, infants who received both breast milk and formula milk, babies could suck even though they were still weak, not fasted, no respiratory problems, and the baby's mother was willing to take part in the study. Sampling technique with random sampling. The results showed that there was no significant difference in the weight of infants who were given the FMD intervention with direct breastfeeding and FMD without direct breastfeeding (p=0.451, <0.05). The results of the study of length of stay showed that there was no significant difference between the two groups (p=0.096). This intervention is expected to be continued in the Neonatology ward with a duration of more than 60 minutes."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Dwi Astuti
"[ABSTRAK
Pengambilan darah vena merupakan prosedur yang menimbulkan nyeri pada bayi
berat lahir rendah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perbandingan antara
Perawatan Metode Kanguru dan pemberian empeng terhadap respon nyeri selama
pengambilan darah vena. Desain penelitian adalah eksperimen acak terkontrol
pada 21 bayi berat lahir rendah dengan teknik consecutive sampling. Penilaian
respon nyeri menggunakan instrumen Premature Infant Pain Profile. Analisis uji t
independen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna rerata respon nyeri
pada kelompok Perawatan Metode Kanguru (rerata = 8,94) dan pemberian
empeng (rerata = 5,08) dengan p value = 0,005. Pemberian empeng dapat
dijadikan sebagai intervensi keperawatan dalam asuhan atraumatik saat prosedur
invasif minor.

ABSTRACT
Venous blood collection is the procedures which cause pain on low birth weight
infants. This study aimed to identify the comparison between Kangaroo Mother
Care and pacifier for pain response during venous blood collection. The research
design was randomized controlled trial on 21 low birth weight infants with
consecutive sampling. Pain response was assessed by Premature Infant Pain
Profile instrument. Independent t-test analysis showed that there were significant
differences in mean pain response between Kangaroo Mother Care group (mean
= 8.94) and pacifier group (mean = 5.08) with p value = 0.005. Pacifier can be
used as a nursing intervention in atraumatic care with minor painful procedures, Venous blood collection is the procedures which cause pain on low birth weight
infants. This study aimed to identify the comparison between Kangaroo Mother
Care and pacifier for pain response during venous blood collection. The research
design was randomized controlled trial on 21 low birth weight infants with
consecutive sampling. Pain response was assessed by Premature Infant Pain
Profile instrument. Independent t-test analysis showed that there were significant
differences in mean pain response between Kangaroo Mother Care group (mean
= 8.94) and pacifier group (mean = 5.08) with p value = 0.005. Pacifier can be
used as a nursing intervention in atraumatic care with minor painful procedures]"
2015
T43597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Oktaviani
"Bayi berat lahir rendah memiliki kesulitan dalam penambahan berat badan diawal kehidupannya. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh nyanyian ibu selama pelaksanaan metode kanguru terhadap kenaikan berat badan pada bayi berat lahir rendah. Desain penelitian adalah quasi experimental dengan nonequivalent control group pretest-posttest design. Tiga puluh bayi pada sampel penelitian dibagi menjadi dua kelompok; kelompok intervensi (n=15) dengan perawatan metode kanguru disertai nyanyian ibu dan kelompok kontrol (n=15) dengan perawatan metode kanguru saja, diambil secara consecutive sampling. Analisis menggunakan uji Repeated Anova dan Mann Whitney. Tidak ada perbedaan signifikan rerata kenaikan berat badan harian dan total antara kedua kelompok. Terdapat perbedaan signifikan rerata berat badan harian dan total pada kelompok intervensi. Nyanyian ibu saat PMK bisa diterapkan sebagai bagian dari asuhan perkembangan bayi yang mendukung pelayanan keluarga.

The low birth weight infant has serious problem for weight gaining in early periode of life. The aim of the present study was to identify the effect of maternal singing during kangaroo mother care for weight gaining in low birth weight infant. The study design was quasi experimental with nonequivalent control group pretest-posttest design. Thirty babies were divided in two groups; the intervention groups (n=15) who received maternal singing during kangaroo mother care and the control group (n=15) with only kangaroo mother care, which were collected with consecutive sampling technique. Statistical analyses used were Repeated Anova and Mann Whitney. No differences in the infants? daily and total weight gaining were found between two groups. There are significant mean differences daily and total weight gaining at intervention group. This finding has implication for developmental care neonates, encourage focus family centered care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asyifa
"Bayi prematur dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) lahir dengan berbagai masalah kesehatan. Masalah yang sering terjadi adalah terkait dengan lemahnya refleks hisap dan menelan sehingga mengakibatkan masalah pada pemberian nutrisi. Masalah pemberian nutrisi pada kelahiran bayi prematur akan menyebabkan nutrisi tidak adekuat sehingga terjadi malnutrisi, gagal tumbuh, dan kegagalan perkembangan otak. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis intervensi Premature Infant Oral Motor Intervention (PIOMI) untuk meningkatkan kemampuan menghisap dan menelan pada bayi Ny. A I. PIOMI merupakan salah satu metode baru dengan metode pijitan untuk meningkatkan kemampuan motorik pada bayi prematur. PIOMI bertujuan untuk meniru pengalaman oral in-utero yang memperkuat dan mengembangkan mekanisme makan. Delapan langkah memberikan gerakan yang dibantu untuk mengaktifkan kontraksi otot dan memberikan gerakan melawan resistensi untuk membangun kekuatan pada area yang dibutuhkan untuk minum secara oral. Hasil dari intervensi ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menghisap dan menelan setelah 2 kali diberikan intervensi. Oleh karena itu, karya tulis ini merekomendasikan intervensi PIOMI pada bayi prematur dengan BBLR yang memiliki masalah menghisap.

Premature babies with Low Birth Weight (LBW) are born with various health problems. Problems that often occur are related to weak sucking and swallowing reflexes, resulting in problems with feeding. Problems with nutrition in premature babies will cause inadequate nutrition, resulting in malnutrition, failure to thrive, and failure of brain development. This paper aims to analyze the Premature Infant Oral Motor Intervention (PIOMI) intervention to improve the sucking and swallowing ability of Ny. A I. PIOMI is a new method with massage method to improve motor skills in premature babies. PIOMI aims to mimic the in-utero oral experience that reinforces and develops feeding mechanisms. Eight steps provide assisted movement to activate muscle contractions and provide movement against resistance to build strength in the areas required for oral drinking. The results of this intervention showed an increase in the ability to suck and swallow after 2 times the intervention was given. Therefore, this paper recommends PIOMI intervention in premature infants with low birth weight who have sucking problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Dwi Insani
"Latar Belakang: Bayi sangat prematur adalah kelompok bayi risiko tinggi yang rentan terhadap luaran neurodevelopmental yang buruk. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian nutrisi secara dini dan agresif dapat mengurangi kejadian malnutrisi pada bayi sangat prematur. Saat ini, RSUP Fatmawati belum mempunyai protokol nutrisi yang standar untuk bayi prematurnya dan ingin melakukan perubahan dengan menerapkan protokol standar nutrisi bayi prematur dari RSCM. Tujuan: Untuk mengetahui beda waktu kembali ke berat lahir dan pola pemberian nutrisi bayi sangat prematur/BBLSR yang lahir dan dirawat di Unit Neonatologi RSUP Fatmawati sebelum dan sesudah penerapan protokol standar nutrisi bayi prematur RSCM. Metode: Dilakukan penelitian quasi eksperimental terhadap 23 bayi sangat prematur/berat lahir sangat rendah di Unit Neonatologi RSUP Fatmawati pada bulan Juli – November 2019. Bayi dieksklusi bila orangtua menolak berpartisipasi atau mempunyai kelainan kongenital yang mempengaruhi status nutrisi. Sampel pada kelompok intervensi diberikan nutrisi sesuai protokol standar nutrisi bayi prematur RSCM dan diikuti hingga kembali ke berat lahir dan mencapai fullfeed. Pola pemberian nutrisi yang juga dievaluasi sebagai luaran sekunder (waktu dimulainya nutrisi enteral dan mencapai fullfeed, waktu dimulainya pemberian protein dan lipid, waktu tercapainya protein, lipid dan kalori tertinggi serta jumlah protein, lipid, kalori dan GIR tertinggi). Data pasien pada kelompok kontrol diambil dari data rekam medik bayi sangat prematur/berat lahir sangat rendah yang sudah pulang dari RSUP Fatmawati dari Januari 2016 – Juni 2019 dan dibandingkan dengan kelompok intervensi. Hasil: Penerapan protokol standar nutrisi bayi prematur RSCM dapat mempercepat waktu kembali ke berat lahir (kontrol vs intervensi: 16,7 (5,1) vs 7,4(3,5) hari, p= 0,00) dan mempercepat growth velocity (kontrol vs intervention: 8,9 (6,9) vs 14,6 (6,0), p=0,002) pada bayi sangat prematur/BBLSR yang dirawat di Unit Neonatologi di RSUP Fatmawati. Kesimpulan: Penerapan protokol standar nutrisi bayi prematur RSCM dapat mempercepat waktu kembali ke berat lahir dan growth velocity pada bayi sangat prematur/BBLSR yang dirawat di Unit Neonatologi RSUP Fatmawati. Kata kunci: nutrisi bayi prematur, nutrisi agresif dini, waktu kembali ke berat lahir, growth velocity.
.....Background: Very premature infants are a group of high-risk infants who are vulnerable to poor neurodevelopmental outcomes. Research shows that early and aggressive nutrition can reduce the incidence of malnutrition in very premature infants. At present, Fatmawati Hospital does not yet have a standard nutritional protocol for premature infants and want to make changes by implementing a standard protocol for preterm infant nutrition from RSCM. Objective: To determine the difference in days to regain birth weight and the pattern of nutrition for very premature/very low birth weight infants who were born and hospitalized in the Neonatology Unit of RSUP Fatmawati before and after the application of the standard protocol of premature infant nutrition of RSCM. Methods: A quasi-experimental study of 23 very preterm/very low birth weight infants in the Neonatology Unit of Fatmawati Hospital from July to November 2019. Infants were excluded if parents refused to participate or had congenital abnormalities that affects nutritional status. Samples in the intervention group were given nutrition according to RSCM premature infant nutrition protocol and followed until they return to birth weight and achieve fullfeed. Nutritional patterns were also evaluated as secondary outcome (day to begin enteral nutrition, growth velocity, days to reach fullfeed, days to start protein and lipid, days to reach the highest protein, lipid and calorie intake and the highest amount of protein, lipid, calories and GIR given). Data of samples in the control group were taken from medical records of very premature/very low birth weight babies discharged from Fatmawati Hospital from January 2016 - June 2019 and compared with the intervention group. Results: The application of RSCM premature infant nutrition protocol can shorten the days to regain birth weight (control vs intervention: 16.73 vs 7.43 days, p = 0.00) and fasten growth velocity (control vs intervention: 8,9 (6,9) vs 14,6(6,0), p=0,002) in very premature/low birth weight infant who were treated in the Neonatology Unit of Fatmawati. Conclusion: The application of RSCM premature infant nutrition standard protocol can accelerate time to regain birth weight and growth velocity in very premature/low birth weight infant in the Neonatology Unit, Fatmawati Hospital."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Antarini Idriansari
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh developmental care terhadap fungsi fisiologis (saturasi oksigen dan denyut nadi) dan perilaku tidur-terjaga bayi berat lahir rendah (BBLR). Rancangan penelitian ini adalah quasi experimental dengan self-controlled study design. Sampel penelitian sebanyak 15 BBLR yang dirawat di ruang perinatologi RSUP Fatmawati Jakarta dan dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan paired t test dan wilcoxon test.
Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian developmental care terhadap perilaku tidur-terjaga yaitu peningkatan tidur tenang (p=0,002) dan penurunan tidur aktif (p=0,003) serta penurunan denyut nadi (p=0,020), namun tidak signifikan terhadap peningkatan saturasi oksigen (p=0,234). Developmental care dapat memfasilitasi pencapaian fase istirahat yang lebih baik (yang ditandai dengan keteraturan fungsi fisiologis dan pencapaian perilaku tidur tenang), sehingga perlu diimplemetasikan dalam perawatan BBLR di ruang rawat perinatologi.

The purpose of this study was to identify the impact of developmental care on physiological function (oxygen saturation and heart rate) and sleep-awake behavior of low birth weight (LBW) infants. This study used quasi experimental with selfcontrolled study design. The samples size were 15 LBW infants in neonatal unit in RSUP Fatmawati Jakarta and whom were choosen by purposive sampling technique. Collected data were analyzed by using paired t test and wilcoxon test.
There were significant differences of developmental care on increasing quiet sleep (p=0.002), decreasing active sleep (p=0.003) and decreasing heart rate (0.020), but there was no significant difference on increasing oxygen saturation (p=0.234). This study recommend that developmental care can be implemented in caring for LBW infants in neonatal unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>