Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Krisna Murti
"Fraud merupakan fenomena yang sangat merugikan banyak pihak. Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara keterikatan orangtua-anak dan perselingkuhan. Akan tetapi, sebagai faktor eksternal, keterikatan orang tua-anak tidak cukup menjelaskan mengapa ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Identitas moral karena posisinya sebagai faktor internal diduga berperan dalam memediasi hubungan kedua variabel tersebut. Penelitian ini memiliki dua tujuan, (1) apakah keterikatan orang tua-anak mempengaruhi identitas moral dan (2) apakah identitas moral memediasi pengaruh keterikatan orang tua-anak terhadap kecurangan. Penelitian yang dilakukan pada 213 siswa di Jabodetabek ini menunjukkan pengaruh keterikatan orang tua-anak terhadap identitas moral. Namun, tidak ditemukan adanya peran mediasi yang signifikan dari identitas moral dalam pengaruh keterikatan orangtua-anak terhadap perselingkuhan. Diskusi dan saran akan dibahas.

Fraud is a phenomenon that is very detrimental to many parties. Previous research has found a link between parent-child attachment and infidelity. However, as an external factor, parent-child attachment does not adequately explain why there is a relationship between the two variables. Moral identity due to its position as an internal factor is thought to play a role in mediating the relationship between the two variables. This study has two objectives, (1) whether parent-child attachment affects moral identity and (2) whether moral identity mediates the effect of parent-child attachment on cheating. This study, which was conducted on 213 students in Jabodetabek, shows the effect of parent-child attachment on moral identity. However, it was not found that there was a significant mediating role of moral identity in the influence of parent-child attachment to infidelity. Discussions and suggestions will be discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debi Zahirah Hariwijaya
"Kecurangan pada mahasiswa erat kaitannya dengan konteks kecurangan akademik. Namun, terdapat kecurangan pada konteks lain yang juga bisa terjadi pada mahasiswa. Dengan berbagai peranan yang dimiliki mahasiswa, munculnya kecurangan dapat menimbulkan banyak dampak buruk dalam jangka pendek ataupun di masa yg akan datang. Trait kepribadian menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya kecurangan pada konteks akademik, di mana konteks ini cukup banyak terjadi pada mahasiswa. Identitas moral diduga memoderasi hubungan antara keduanya. Peneliti ingin melihat pengaruh dari trait kepribadian terhadap kecurangan pada lingkup mahasiswa di Universitas Indonesia dengan melibatkan identitas moral sebagai moderator yang dapat memperkuat ataupun memperlemah munculnya kecurangan pada mahasiswa. Penelitian mengambil mahasiswa yang berkuliah di Universitas Indonesia sebagai partisipan dengan jumlah 196 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan The Mini-IPIP untuk mengukur trait kepribadian, Moral Identity Questionnare (MIQ) untuk mengukur identitas moral dan Tugas Matriks Angka untuk mengukur kecurangan. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh dari trait conscientiousness terhadap kecurangan dengan arah pengaruh yang sejalan dengan munculnya kecurangan (r=0,126 p<0,05) dan identitas moral terbukti secara signifikan memoderasi hubungan antara trait conscientiousness terhadap kecurangan pada mahasiswa, di mana identitas moral melemahkan munculnya kecurangan dengan skor trait conscientiousness yang tinggi pada mahasiswa.

Dishonesty in college student is closely related to academic dishonesty. Personality trait often associated as one of the factors that influence the emergence of academic dishonesty. However, there is another dishonesty contexts that can also occur in students. With the various roles that college student have, the emergence of dishonesty can cause many effects in the short term or in the future. Personality trait is one of the factors that influence the emergence of dishonesty in the academic context, where this context occurs quite a lot in college student. Moral identity is alleged to moderate the relationship between the two variables. The study was conducted to find the effect of personality traits to dishonesty among college student with moral identity as moderator in Universitas Indonesia. The Participant consist of 196 Universitas Indonesia students. This study used The Mini-IPIP to measure personality traits, Moral Identity Questionnare (MIQ) to measure moral identity and Matrix Task to measure dishonesty. The result showed that there was an effect between conscientiousness and dishonesty with positive relationship (r=0,124; p<0,05) and moral identity proved to significantly moderate the relationship between conscientiousness and dishonesty among college student, where moral identity weaken the emergence of dishonesty."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Septiana
"Kecurangan akademik merupakan fenomena yang dampaknya merugikan bagi pengembangan karakter mahasiswa karena akan memengaruhi perilaku mahasiswa selanjutnya di masyarakat. Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh emosi moral yang terdiri dari emosi malu, emosi bersalah, dan emosi bangga hubris yang dimoderasi oleh identitas moral terhadap kecurangan akademik pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan 189 mahasiswa dari seluruh fakultas di Universitas Indonesia. Partisipan diminta untuk mengisi emosi yang dirasakan setelah membaca skenario emosi malu, emosi bersalah dan emosi bangga hubris, Moral Identity Questionaire dan tugas matriks angka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa emosi bersalah berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akademik, semakin merasa bersalah maka mahasiswa semakin tidak melakukan kecurangan. Hasil lain juga menunjukkan bahwa identitas moral berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akademik mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki identitas moral yang tinggi, tidak akan melakukan kecurangan. Selain itu ditemukan hasil bahwa identitas moral berperan sebagai moderator pada pengaruh antara emosi bersalah terhadap kecurangan akademik mahasiswa.
Penelitian ini memiliki keterbatasan teoritik karena peneliti tidak memperhitungkan faktor eksternal yang memengaruhi kecurangan akademik. Padahal secara teori, perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Penelitian ini memiliki implikasi praktis bahwa yang perlu didahulukan adalah pendidikan kepedulian dan empati. Dengan pendidikan ini sedari dini, bila keduanya hadir/bisa dididik, maka seseorang akan merasa bersalah bila melakukan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Selain itu nilai-nilai kejujuran, keadilan dan tanggung jawab juga perlu ditanamkan sejak kecil. Dengan identitas moral yang kuat, individu akan menampilkan dirinya secara konsisten sebagai orang yang bermoral.
Saran penelitian ini antara lain instansi pendidikan perlu memantapkan standar moral yang berlaku, kesamaan persepsi mengenai kecurangan akademik, penerapan peraturan tentang kecurangan akademik secara konsisten, penghargaan perlu diberikan pada mahasiswa yang menerapkan kejujuran, serta hukuman perlu mengandung aspek emosi bersalah, yang berisi nilai-nilai yang sudah terinternalisasi.

Academic dishonesty is a phenomenon whose impact is detrimental to the development of student character as it will affect the behavior of subsequent students in the community. This study aims to examine the influence of moral emotions consisting of shame, guilt, and hubris pride emotions that are moderated by the moral identity of academic dishonesty on the college students. This research is an experimental research involving 189 students from all faculties at Universitas Indonesia. Participants were asked to fill the perceived emotion after reading the shame, guilt and hubris pride scenario, the Moral Identity Questionaire and the numerical matrix assignment.
The results showed that the guilty emotions have a significant effect on academic dishonesty, the more guilty the students are the less the cheating. Other results also show that moral identity has a significant effect on student academic dishonesty. Students who have a high moral identity, will not commit cheating. In addition, it was found out that moral identity acts as a moderator on the influence of emotion of guilt against student academic dishonesty.
This study has theoretical limitations because researchers do not take into account the external factors that affect academic dishonesty. Whereas in theory, human behavior is influenced by internal and external factors. This study has practical implications that what needs to come first is education of care and empathy. With this education early on, if both are present/can be educated, then someone will feel guilty when doing that is not in accordance with prevailing norms. In addition, the values ?? ??of honesty, fairness and responsibility also need to be instilled since childhood. With a strong moral identity, the individual will present himself consistently as a moral person.
Suggestions of this research include educational institutions need to strengthen applicable moral standards, common perceptions of academic dishonesty, the application of rules on academic dishonesty consistently, awards need to be given to students who apply honesty, and punishment needs to contain aspects of emotional guilt, which contains the values which has already been internalized.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
D2456
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tracy Maria Putri Nauli
"Mahasiswa yang diharapkan memiliki penalaran moral yang baik pada kenyataannya sering melakukan kecurangan akademik dalam kehidupan seharihari. Blasi (1993; 2004) mengatakan bahwa penalaran moral saja tidak cukup untuk memotivasi perilaku moral. Dibutuhkan peran diri melalui identitas moral untuk memotivasi perilaku moral. Identitas moral akan memunculkan tanggung jawab pribadi untuk melakukan putusan moral dan kebutuhan psikologis untuk tetap konsisten melakukan prinsip moral. Seseorang yang memiliki identitas moral yang kuat seharusnya tidak terlibat dalam kecurangan akademik karena hal tersebut akan mengkhianati dirinya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin melihat apakah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara identitas moral dengan kecurangan akademik pada mahasiswa. Partisipan penelitian ini terdiri dari 568 mahasiswa yang tersebar pada 54 universitas di Indonesia. Kecurangan akademik diukur menggunakan Kuesioner Kecurangan Akademik yang dikembangkan oleh Septiana tahun 2016, sedangkan identitas moral diukur dengan Moral Identity Questionnaire yang dikembangkan oleh Black dan Reynolds tahun 2016. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara identitas moral dengan kecurangan akademik pada mahasiswa di Indonesia (r = -0.245, n = 568, p< 0.001, one tailed). Namun, angka korelasi antara identitas moral dan kecurangan akademik tergolong rendah. Pembahasan dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan.

College student who are expected to have good morality, in fact often engage in academic dishonesty on daily basis. Blasi (1993; 2004) argues that moral reasoning is not enough to motivate moral behavior. It requires the role of self through moral identity to motivate moral behavior. Moral identity will bring sense of responsibility to do what someone decides as moral and the psychological needs to make one?s actions consistent with one's ideals. Individual who has strong moral identity should not commit academic dishonesty because it would betray their self. The purpose of this study is to see if there is a significant negative relationship between moral identity and academic dishonesty of college students. Participants of this study consisted of 568 college student spread in 54 universities in Indonesia. Academic dishonesty
is measured using Academic Dishonesty Questionnaire developed by Septiana (2016), while moral identity is measured by Moral Identity Questionnaire developed by Black and Reynolds (2016). Result of this study show that there is significant negative relationship between moral identity and academic dishonesty of college student (r = -0.245, n = 568, p <0.001, one tailed).
However the correlation score is low. Discussion and suggestion for future research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asyrul Maulana
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimanakah peran dari moral disengagement pada mahasiswa-mahasiswa di Indonesia dalam pengaruh dari religiusitas mereka pada munculnya perilaku kecurangan akademis. Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Partisipan dari penelitian ini adalah 286 mahasiswa program Sarjana dan Diploma di Indonesia, dimana mereka berpartisipasi dalam penelitian ini melalui suatu survey online menggunakan tiga alat ukur berbeda, yaitu self-report scale untuk kecurangan akademik oleh Lin & Wen (2007), centrality of religiosity scale oleh Huber & Huber (2012), dan self report scale untuk moral disengagement oleh Detert, Trevino & Sweitzer (2008). Hasil penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa bahwa moral disengagement memiliki dampak yang signifikan sebagai moderator pada pengaruh dari religiusitas mahasiswa terhadap munculnya perilaku kecurangan akademis, namun hasil penelitian ini dapat mendukung adanya korelasi antara moral disengagement dan kecurangan akademis, dan juga mendukung bahwa religiusitas memiliki peran yang negatif terhadap munculnya perilaku kecurangan akademis. Peneliti menduga bahwa hasil penelitian ini masih terbatas dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti korelasi yang dekat antara variabel moral dan religiusitas itu sendiri, ataupun adanya faktor social desirability dalam pengisian tes. Sebagai saran, penelitian kedepannya perlu untuk melihat apakah faktor social desirability memiliki peran yang signifikan dalam penelitian mengenai kecurangan akademik seperti ini.

The focus of this study is to discuss the role of moral disengagement in college students in Indonesia as a moderator towards the influence of religiosity on their tendency to commit academic dishonesty. This research is a quantitative research with its research design being descriptive. The participants for this research are 286 college students from Indonesia that participated in this research through an online survey, which utilized three (3) different scales, which are the self-report scale for academic dishonesty by Lin & Wen (2007), centrality of religiosity scale by Huber & Huber (2012), and self report scale for moral disengagement by Detert, Trevino & Sweitzer (2008). The research findings did not succeed in producing any proof on the role of moral disengagement as a moderator for the influence from students' religiosity on their tendency to commit academic dishonesty, however this research managed to support the idea that moral disengagement is correlated with academic dishonesty. The researcher suggests that the result of this research might be limited due to the existence of social desirability factor during the data collection phase. It is suggested for future research in this topic that social desirability be included as an additional measure."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Rusdy Bachtiar
"ABSTRAK
Religiositas sering dianggap menjadi penentu munculnya kecurangan. Pada penelitian ini, peran variabel identitas moral diuji sebagai mediator pada pengaruh religiositas terhadap kecurangan. Sebanyak 197 mahasiswa berusia 18-25 tahun se-Jabodetabek (45 laki-laki; 152 perempuan) diambil data religiositas, identitas moral, dan kecurangannya. Berdasarkan hasil uji regresi mediasi, tidak ditemukan signifikansi pengaruh langsung dari religiositas intrinsik, religiositas ekstrinsik, dan religiositas sebagai quest terhadap munculnya kecurangan secara langsung dan identitas moral tidak memediasi pengaruh religiositas terhadap munculnya kecurangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa religiositas tidak memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung melalui identitas moral terhadap munculnya kecurangan.


ABSTRACT
Religiosity is often considered to be a determinant of cheating behavior. In this study, moral identity was tested as a mediator on the effect of religiosity on cheating behavior. 197 students aged 18-25 years in Universitas Indonesia (45 men, 152 women) were taken data on religiosity, moral identity, and cheating behavior. Mediation regression test shows that there is no significance of the direct effect of intrinsic religiosity, extrinsic religiosity, and religiosity as a quest on cheating behavior and moral identity does not mediate the effect of religiosity on cheating behavior. The conclusion is religiosity has no direct or indirect effect, through moral identity, on cheating behavior."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Citra Ningrum
"Terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa emosi moral dan identitas moral memiliki hubungan dengan tindakan moral. Keduanya dianggap memiliki hubungan yang positif dengan tindakan moral. Peran komplementer yang dipegang keduanya dalam membentuk individu yang bertindak sesuai dengan moral memicu asumsi adanya hubungan yang positif antara identitas moral dan guilt. Untuk membuktikan asumsi tersebut penelitian ini dilaksanakan dengan sampel 590 mahasiswa. Identitas moral diukur dengan menggunakan Moral Identity Questionnaire dan emosi moral diukur dengan Test of Self-Conscious Affect. Perhitungan dengan menggunakan pearson correlation menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara identitas moral dan emosi moral, khususnya guilt ( r = 0,502, p < 0,05).

Moral identity and moral emotion are often observed in respect to moral action. Both of them are considered as correlated to moral action to degree which each of them complements motivation to display morally relevant behavior. As they have identical role to moral action, I suggest there is a positive correlation between moral identity and moral emotion. This study aim to see the correlation between moral identity and moral emotion of N = 590 college students. I distributed online and offline questionnaires of Moral Identity Questionnaire to assess moral identity and Test of Self-Conscious Affect to assess moral emotion. In summary, these findings suggest that college students who experienced guilt are more likely to have an importance of being moral and to act accordingly (r = 0,502, p<0,05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishaq Mahmudil Hakim
"Kecurangan merupakan fenomena negatif yang terjadi di berbagai konteks. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apakah kecurangan dapat dipengaruhi oleh moral disengagement dan pengaruh tersebut dapat dimoderasi oleh identitas moral. Sebanyak 213 orang mahasiswa dari 7 universitas di Indonesia mengikuti penelitian ini. Peneliti mengukur kecurangan dengan Tugas Matriks Angka yang pernah digunakan oleh banyak peneliti-peneliti lain.
Moral disengagement diukur menggunakan adaptasi dari Moral Disengagement Scale yang dirancang oleh Detert, Treviño, dan Sweitzer (2008). Identitas moral diukur dengan hasil adaptasi dari Moral Identity Questionnaire yang dikembangkan Black dan Reynolds (2016).
Penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan moral disengagement terhadap kecurangan (odds ratio = 1,111; n = 213; p > 0,05; two-tailed). Lebih lanjut, identitas moral tidak memoderasi pengaruh moral disengagement terhadap kecurangan (odds ratio = -1,140; p > 0,05; two-tailed). Elaborasi dari hasil penelitian ini dibahas di dalam diskusi.

Dishonest behavior is a negative phenomenon that occurs in various contexts. This study aims to find out whether dishonest behavior can be influenced by moral disengagement and whether that influence can be moderated by moral identity. 213 students from 7 universities in Indonesia participated in this study. Dishonest behavior was measured by the Number Matrix Task that had been used by many other researchers.
Moral disengagement was measured using adaptations from the Moral Disengagement Scale designed by Detert, Treviño, and Sweitzer (2008). Moral identity was measured by the adaptated Moral Identity Questionnaire developed by Black and Reynolds (2016).
This study found no significant effect of moral disengagement on dishonest behavior (odds ratio = 1.111; n = 213; p> 0.05; two-tailed). Furthermore, moral identity did not moderate the effect of moral disengagement on dishonest behavior (odds ratio = -1,140; p> 0.05; two-tailed). The elaboration of these results was discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josiana Levyadi
"Peran sesama mahasiswa, seperti sikap positif terhadap Mahasiswa Berkebutuhan Khusus (MBK) merupakan faktor penting dalam pengembangan pendidikan inklusif. Sayangnya, belum banyak penelitian mengenai karakteristik individu yang mempengaruhi sikap terhadap MBK, seperti moral. Penelitian terdahulu juga menunjukkan hasil kontradiksi pada faktor jender. Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan antara identitas moral dan sikap terhadap MBK beserta komponennya, serta perbedaan sikap terhadap MBK antara laki-laki dan perempuan. Partisipan merupakan 283 mahasiswa program sarjana (M=20,24 tahun, SD=1,24) yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Indonesia. Identitas moral diukur menggunakan Moral Identity Questionnaire dan sikap diukur menggunakan Multidimensional Attitudes Towards People with Disabilities. Hasil perhitungan pearson correlation menunjukkan terdapat hubungan positif antara identitas moral dengan sikap terhadap MBK (r=0,316, p<0,01), komponen afektif (r=0,218, p<0,01), kognitif (r=0,229, p<0,01), dan perilaku (r=0,285, p<0,01). Dapat dikatakan mahasiswa dengan tingkat identitas moral tinggi memiliki sikap lebih positif terhadap MBK daripada mahasiswa dengan tingkat identitas moral rendah, secara keseluruhan, komponen kognitif, afektif, dan perilaku (konatif). Hasil perhitungan ANOVA menunjukkan mahasiswa perempuan (M=124,93, SD=16,20) memiliki sikap yang lebih positif daripada laki-laki (M=119,31, SD=18,13) dengan signifikansi 0,009 (p<0,01). Penelitian ini memberikan manfaat untuk pengembangan pendidikan inklusif di UI yang lebih baik lagi, berkaitan dengan peningkatan moral mahasiswa dan sikap mereka terhadap MBK.

The role of peers, such as positive attitude towards Students with Special Needs is important in developing inclusive education. Unfortunately, there has not been much research on individual characteristics that influence attitudes towards special need students, such as morals. Previous studies have also shown contradictory results on gender factors. The study was conducted to examine the relationship between moral identity and attitudes towards special need students, as well as the differences between men and women. Participants were 283 undergraduate students (M=20.24 years old, SD=1.24) who are studying at Universitas Indonesia. Moral identity was measured using Moral Identity Questionnaire and attitude was measured using Multidimensional Attitudes Towards People with Disabilities. Pearson correlation calculation showed that there is a positive relationship between moral identity and attitudes towards special need students (r=0.316, p<0.01), affective (r=0.218, p<0.01), cognitive (r=0.229, p<0 0.01), and behavior component (r=0.285, p<0.01). Students with high levels of moral identity have more positive attitudes towards students with special needs than those with lower levels. ANOVA calculation showed that female students (M=124.93, SD=16.20) had a more positive attitude than males (M=119.31, SD=18.13) with a significance of 0.009 (p<0.01). This research provides benefits for the development of inclusive education at UI, related to improving students' morale and their attitude towards students with special needs."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>