Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yosephine Uliarta
"ABSTRAK
Perusahaan rintisan digital (startup) pada umumnya menjadi pendorong utama perkembangan ekonomi digital. Sebagai perusahaan yang mengedepankan inovasi, investasi pada startup memiliki risiko yang sangat tinggi. Salah satu pendanaan startup berasal dari investasi modal ventura. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebijakan pajak di Indonesia yang bertujuan untuk mendorong modal ventura yang berinvestasi pada startup, menggambarkan insentif pajak untuk investasi modal ventura yang diterapkan di Singapura dan Cina dan menganalisis alternatif kebijakan pajak yang dapat diterapkan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mendukung modal ventura yang berinvestasi pada startup, pemerintah Indonesia memberikan insentif pajak dalam bentuk pengecualian pengenaan pajak atas dividen. Insentif pajak yang diberikan tidak menarik investasi karena tidak sesuai dengan model investasi modal ventura. Insentif pajak untuk modal ventura yang diterapkan di Singapura diberikan dalam bentuk pengecualian pengenaan pajak atas capital gain, bunga, dan dividen, sementara Cina memberikan insentif pajak dalam bentuk pengurangan pajak. Alternatif insentif pajak yang direkomendasikan untuk diterapkan di Indonesia adalah dalam bentuk pengurangan pajak sebagaimana diterapkan di Cina.

ABSTRACT
Startups are typically at the heart of digital economy development. Startups-which mostly promote innovation-are very high risk in terms of funding. One of the startups source of funding is venture capital investment. The aims of this study were to analyze tax policy in Indonesia which is intended to encourage venture capital investment in startups, describe the tax incentives for venture capital investing in startups which are applied in Singapore and China and analyze tax policy alternative that could be applied in Indonesia. This research was conducted using qualitative approach and qualitative data analysis techniques. In this study, it was known that to support venture capital investment in startups, Indonesias government provides tax incentives in the form of tax exemption on dividends. It was known that the tax incentive given does not attract investment because it does not consider the venture capital investment model. Tax incentives for venture capital applied in Singapore are given in the form of tax exemption of capital gains, interest and dividends, while China provides tax incentives in the form of tax offsets on investment or investment allowances. The recommended tax incentive to be applied in Indonesia is in the form of a tax offset on investment or investment allowance as applied in China."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Senalasari
"Tesis ini membahas mengenai analisis pembiayaan secara bertahap staged financing yang diberikan oleh perusahaan modal ventura VCF kepada perusahaan startup di Indonesia, apakah benar pemberian pendanaan dilakukan secara bertahap atau tidak, termasuk persyaratan dari VCF ke perusahaan startup untuk dapat memperoleh pendanaan tahap berikutnya. Seiring kesadaran akan pentingnya teknologi meningkat, banyak perusahaan startup di Indonesia yang didirikan. Kebutuhan pendanaan perusahaan ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dipenuhi. Berdasarkan literatur, pendanaan secara bertahap umum dilakukan oleh VCF. Pendanaan pada startup dihadapkan pada adanya informasi asimetris yang tinggi baik terkait dengan masalah seleksi yang berpotensi merugikan maupun masalah moral hazard. VCF yang melakukan investasi pada startup yang potensial perlu mengurangi risiko ini dengan menginvestasikan dana secara bertahap.
Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam. Unit analisis penelitian ini adalah startup Indonesia yang didanai oleh VCF atau private equity. Objek penelitian berjumlah 6 startup di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa perusahaan startup di Indonesia yang dibiayai oleh VCF atau investor lainnya diberikan pendanaan secara bertahap, atau dikenal dengan istilah staged financing. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa untuk mendapatkan pembiayaan tahap selanjutnya, VCF menetapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan startup yang mereka danai. Persyaratan ini bahkan melibatkan proses audit.

This thesis concerns analysis of the staged financing given by Venture Capital firms VCFs to the Indonesian start ups they financed, whether or not the staging exists, including the requirement from VCFs to the start ups in order to get the next stage of financing. As awareness of the importance of technology increased, many Indonesian start ups was established, most of them are technology based companies. These companies needs of funding are not something very easy to met. Funding on start ups encounter high information asymmetric both adverse selection problem as well as moral hazard problem. VCFs investing in potential start ups need to mitigate this risk by gradually invest its fund. Based on the literature, staged financing is widely used by VCFs.
This qualitative research run by conducting in depth interviews. The unit of analysis are Indonesian start ups funded by VCFs or private equity fund. Object of analysis are 6 Indonesian startups. We found that Indonesian start ups financed by VCFs or private equity funds are given the fund in stages, or also known as staged financing. We also found that to get the next stage of financing, VCFs set some requirements for start ups they financed to fulfil. These requirements even involve audit process followed strictly.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mashitha Pelangi Firlana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan.untuk mengetahui apakah akuisisi, jumlah kunjungan bulanan, jumlah investor utama, dan jumlah anggota direksi pada perusahaan startup digital berpengaruh pada besaran pendanaan yang diterima dan jumlah babak pendanaan. Penelitian ini menggunakan data sampel 300 startup dengan ranking tertinggi di seluruh dunia. Dengan menggunakan regresi linear berganda metode OLS Ordinary Least Square, hasil penelitian ini menujukkan bahwa keempat variabel yang diteliti signifikan memengaruhi besaran pendanaan dan jumlah babak pendanaan pada perusahaan startup digital dengan arah hubungan positif. Penelitian ini juga membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal pendanaan pada startup digital yang berasal dari negara maju maupun negara berkembang.

ABSTRACT
This study aims to determine whether the acquisition, the number of monthly visit, the number of lead investor, and the number of board member at the digital startup companies affect the amount of funding received and the number of funding round. This study used data sample of 300 startups with the highest ranking worldwide. By using multiple linear regression of OLS Ordinary Least Square, the results of this study showed that the four variables studied significantly affect the amount of funding and the number of funding round at the digital startup company with positive relationship. This study also proves that there is no significant difference in funding on digital startup from emerging and high income countries. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endrik
"ABSTRAK
Tingkat kegagalan perusahaan digital startup masih tinggi yaitu 90 pada tingkat global. Melihat potensi Indonesia dalam bisnis digital dan dampak positif bagi perekonomian yang diberikan oleh startup, pemerintah pun melalui Badan Ekonomi Kreatif menargetkan penurunan tingkat kegagalan sampai dengan 70 . Digital startup dipengaruhi oleh faktor yang dapat membuatnya bertahan dan berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor apa saja yang memengaruhi keberlangsungan bisnis digital startup di Indonesia dan rekomendasi apa yang tepat berdasarkan faktor yang teridentifikasi. Penelitian menggunakan pendekatan campuran. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengkonfirmasi faktor yang diusulkan dan mengembangkannya jika ada faktor lain yang tidak teridentifikasi. Pendekatan yang sama juga dilakukan untuk menyusun rekomendasi. Pendekatan kuantatif dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang diterima dengan analilsis PLS-SEM dengan SmartPLS. Kuesioner diberikan kepada responden yang terlibat dalam industri digital startup. Penelitian menunjukkan sepuluh hipotesis yang diterima. Faktor tersebut meliputi aspek penelitian dan pengembangan, pendanaan, pendapatan, sistem manajemen, evolusi model bisnis, pelanggan, produk, ekosistem startup, regulasi, dan prototipe produk berbentuk MVP minimum viable product . MVP yang berfungsi dan fleksibel dalam pengembangannya merupakan faktor yang diterima dan signifikan yang dapat memengaruhi keberlangsungan bisnis startup. Dengan MVP, startup dapat menguji apakah model bisnis yang ditawarkan diterima oleh pasar.

ABSTRACT
More than 90 of digital startups fail, since they are not proper with the market and their cash ran out, it rsquo;s also the same number in Indonesia. Due to their importance to increase national economy, Agency of Creative Economy Indonesia BERKRAF set a target to decrease the failure rate into 70 . There are many factors influencing the sustainability and growth of digital startup. The purpose of this research is to find and analyze these factors that can affect to sustainability of startup. Individual interview with startup rsquo;s executive has been conducted to develop and confirm proposed conceptual model. Eleven hypotheses synthesized based on expert opinion and literature related. Questionnaire distributed to the people who actively involved in startup industry as respondents. After analysis process using PLS-SEM through SmartPLS, this research conducts the interviews with startup rsquo;s executive to compare the finding and gain recommendations. As the result, ten hypotheses are accepted while the another one is rejected. Ten hypotheses include: product development, funding, revenue, management system, model business evolution, customer, market, regulation, ecosystem, and MVP minimum viable product . MVP is one of the factor that accepted significantly influencing business sustainability of digital startup. MVP could help digital startup to test the business model whether accepted or rejected by market. Hypothesis on cash was rejected because most of respondent work at early stage startup that focus on developing innovated product. Contrast with the result, startup rsquo;s executive thought that cash is very important to support day-to-day operational and run the business. Recommendation provided based on finding, hope could increase successful startup in Indonesia."
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kenedi Binowo
"Startup digital yang sukses dapat meningkatkan taraf hidup kesejahteraan banyak orang. Namun, bagi yang ingin merintis startup-nya, faktor kunci kesuksesan perintisan startup digital masih kompleks diketahui. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor kunci kesuksesan yang berperan penting dalam tahap perintisan. Thematic Analysis (TA) adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan perintisan startup digital, sedangkan metode Interpretive Structural Modelling (ISM) digunakan untuk alat analisis penelitian kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan dari 10 studi literatur terkait, wawancara dari 12 narasumber sebagai Founder/Co-Founder, dan ppengisian hasil kuesioner dari 6 pakar yang berpengalaman dalam bidang bisnis startup. Hasil identifikasi TA menunjukkan bahwa terdapat 17 faktor kunci yang menjadi faktor keberhasilan dalam perintisan startup digital, yaitu berupa: Peluang bisnis (problem), ide bisnis, tim startup, model bisnis, modal atau funding, produk/jasa, inkubator, validasi, kompetitor, marketing, penguasaan teknologi, analisis market, Founder & Co-Founder, mitra, passion, eksekusi ide, dan empati. Sedangkan temuan analisis ISM menunjukan bahwa faktor tim startup adalah faktor yang paling penting dan paling berpengaruh terhadap kesuksesan perintisan startup digital karena, berada di lingkungan independen, dan top level model hirarki kesuksesan perintisan startup digital, serta mempunyai pengaruh nilai driving power yang lebih besar dalam perintisan startup digital. Memiliki tim startup yang solid akan membuat startup digital berhasil karena, melalui tim startup-lah segala faktor terkait dapat dieksekusi dengan cepat dan mudah. Sehingga bisa berakibat pada kesuksesan perintisan dan keberlanjutan hidup startup. Temuan penelitian ini diharapkan menjadi fondasi bagi siapa saja yang tertarik untuk merintis startup digital.

Successful digital startups can improve the standard of living and well-being of many people. However, for who want to start their own startup, the key success factors in pioneering digital startups are still difficult to determine. The purpose of this research is to identify and analyze the key success factors that play an important role in the digital startup pioneering stage. Thematic Analysis (TA) is used to identify success factors for digital startup pioneering, whereas the interpretive structural modeling (ISM) method is used as a quantitative research analysis tool. Data for this study were gathered from a variety of sources, including 10 related literature studies, 12 interviews with Founders/Co-Founders of digital startups, and the results of questionnaires completed by 6 experts with startup experience. The results of TA identification show that there were 17 key success factors in pioneering digital startups, which take the form of: business opportunities (problems), business ideas, startup teams, business models, capital or funding, products/services, incubators, validation, competitors, marketing, technology mastery, market analysis, Founder & Co-Founder, partners, passion, idea execution, and empathy. While the ISM analysis findings show that the startup team factor is the most important and influential factor on the success of digital startup pioneering because, it is in an independent environment and the top-level model of the digital startup success hierarchy, it also has a greater driving power value influence in digital startup pioneering. A solid startup team is essential for the success of a digital startup because it is through the startup team that all related factors can be executed quickly and easily. As a result, startup teams have the potential to influence the success pioneering and sustainability of startup life. These findings were expected to be ground-breaking for anyone interested in launching an innovative digital startup."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afrida Aullia
"ABSTRAK
Artikel ini fokus membahas mengenai struktur organisasi pada perusahaan rintisan sebagai sebuah wujud dari birokrasi inovatif.Perusahaan rintisan sebagai salah satu organisasi bisnis membutuhkan struktur yang ideal bagi perusahaan untuk menghadapi lingkungan yang lebih dinamis dan tidak terduga. Studi-studisebelumnya mengatakan bahwa organisasi inovatif tidak dapat berjalan dengan birokrasi karena dianggap akan menghambat inisiatifdan perkembangan organisasi. Namun, studi lainnya menemukan bahwa permasalahan birokrasi ini dapat diatasi dengan kepemimpinan yang tersebar dan keterlibatan yang tinggi dari anggota organisasi yang dikenal sebagai birokrasi inovatif. Berbeda dengan studi-studi sebelumnya,melalui kajian ini, peneliti mencoba menunjukkan bahwa birokrasi dapat menyesuaikan dengan keadaan suatu organisasi. Peneliti melihat fenomena ini dalamstruktur organisasi pada perusahaan rintisan menarik untuk dibahasmengedepankan pengetahuan dan kolaborasi yang mendorong organisasi untuk berinovasi. Penelitian ini menemukan bahwa struktur organisasi organik yang diterapkan oleh perusahaan rintisan merupakan wujud dari birokrasi inovatif. Pendekatan penelitian dalam studi ini adalah kualitatif dengan jenis studi kasus pada perusahaan rintisan PT. AP.Kata kunci: struktur organisasi, birokrasi inovatif, perusahaan rintisan, struktur organik
ABSTRACT
This article focuses on the organizational structure of startups as a form of innovative bureaucracy. Start-up companies as one of the business organizations need an ideal structure for companies to cope with a more dynamic and unpredictable environment. Previous studies found that business organizations can not run with traditional bureaucracy because it is considered to obstructorganizational initiatives and developments. However, other studies find that this bureaucratic problem can be overcome with scattered leadership and high involvement from members of the organization known as innovative bureaucracies. In contrast to previous studies, through this study, researchers tried to show that the bureaucracy can adjust to the circumstances of an organization. Researchers see this phenomenon in the organizational structure of startup firms to be discussed putting forward the knowledge and collaboration that drives organizations to innovate. This study found that the organic organizational structure in startups company is a manifestation of innovative bureaucracy. The research approach in this study is qualitative with case study of PT. AP.Keywords: organizational structure, innovative bureaucracy, start-ups company, organic structure"
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Natalia Malau
"Ekonomi digital Indonesia telah menunjukkan tingginya pertumbuhan perusahaan-perusahaan startup. Fenomena ini didukung dengan besarnya populasi yaitu jumlah pengguna telepon pintar mencapai ratusan juta. Jumlah perusahaan-perusahaan startup di Indonesia mencapai 2143 perusahaan pada tahun 2019. Namun, 93% dari mereka adalah startup kecil. Tingkat perusahaan startup diukur berdasarkan nilai valuasinya. Semakin besar valuasi dari perusahaan startup dipercaya akan mendorong pengembangan ekonomi digital. Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia memiliki program 1000 startup digital sebagai langkah untuk mencapai beberapa tujuan pemerintah untuk memiliki lebih banyak Unicorn dan menjadi "The Digital energy of ASIA". Merespon keadaan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memahami secara sistemik pengembangan perusahaan startup dan valuasinya dengan menggunakan pendekatan sistem dinamis

Indonesia's digital economy has shown a high growth of startup companies. This phenomenon is supported by large population where the number of mobile phone users have reached a hundred million. The number of startup companies in Indonesia reached 2143 in 2019. However, 93% of them are small startups. The leveling of the startup company is measured by its valuation size. The bigger the valuation of a startup company is believed will help the digital economy development. The Ministry of Communication and Informatics of Indonesia has 1000 digital startups program as a step to reach government goal to have more unicorns and be the digital energy of Asia. In response to that, this research aims to understand the systemic impact of Indonesia's startup companies development and their valuation by using system dynamics approach."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dysan Ismi Aufar
"ABSTRAK
Hak kekayaan intelektual HKI adalah salah satu aset terbesar yang sebenarnya dimiliki oleh banyak perusahaan rintisan startup , yang kini juga kebanyakan berbentuk Perseroan Terbatas PT dikarenakan bentuknya yang dianggap sebagai bentuk badan usaha badan hukum yang paling aman untuk menjalankan usaha. Saat Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Bekraf mengutarakan niatnya untuk mendorong agar kemudian HKI dapat dijadikan sebagai objek jaminan pinjaman yang aman bagi para pemilik perusahaan rintisan tersebut, Penulis merasa perlu untuk kemudian dikaji terlebih dahulu beberapa aspek dari segi koridor hukumnya untuk dapat mengukur apakah secara hukum program demikian sebenarnya saat ini sudah dapat dilakukan, baik itu dari segi posisi HKI sebagai aset dalam suatu PT hingga ke pengaturan mengenai masalah valuasinya, mengingat valuasi adalah suatu komponen yang begitu penting jika kita kemudian membicarakan mengenai masalah objek jaminan. Penelitian dalam dalam skripsi ini sifatnya adalah adalah yuridis normatif dengan menggunakna pendekatan kualitatif hingga menghasilkan suatu data yang sifatnya deskriptif analitis. Penelitian penulis kemudian menemukan bahwa pada dasarnya saat ini beberapa peraturan mengenai HKI di Indonesia sebenarnya sudah menunjang untuk dilakukannya penjaminan meskipun masih terbatas hanya untuk beberapa HKI saja. Ditambah dari segi pengaturan mengenai PT pun secara tersirat mengakui bahwa obyek seperti HKI dapat disertakan sebagai permodalan. Namun permasalahannya adalah ketika saat ini di Indonesia belum ada pedoman valuasi yang secara normatif dapat digunakan untuk menilai suatu obyek HKI. Penulis juga menemukan bahwa sebenarnya terdapat suatu pengaturan mengenai valuasi di Indonesia untuk suatu bidang tertentu yang sebenarnya dapat diterapkan secara universal untuk penilaian obyek lainnya, termasuk HKI.

ABSTRACT
Intellectual property rights IPR is one of the greatest assets that was actually owned by a startup, which now mostly operating in the form of Limited Liability Company LLC in Indonesia due to its benefits which is considered as the safest legal entitiy to run business within Indonesia rsquo s territory. When the Creative Economy Body of the Republic of Indonesia Bekraf expressed its intention to push IPR to be an object that could be served as a collateral for startup owners, the Author felt the need to review in advance some aspects within the law corridor to be able to measure whether such program could already be implemented, noth in terms of IPR position within the capitals of a LLC until the regulation regarding the valuation methods to value an object like IPR, given that the valuation is an essential component in relation with the issuance of collateral object. Hasil in this thesis is a normative juridical research that as done through qualitative approach to produce an analytical descriptive data. The Author found out that several current regulations regarding IPR in Indonesia has actually acknowledge that some of the IPRs could be collateralized although it is still limited only to a few parts of the IPR. Plus, in terms of regulations regarding LLC also implying that objects like IPR could also be included as a capital to be reckoned with. But the problem is there is no normative valuation guideline that could be used to assess objects like IPR. The Author also found out that that in fact, there rsquo s a regulation that regarding valuation in Indonesia for a particular field that was theoritically could be applied universallyto assess other objects, including IPR."
2017
S66718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Maya Nastiti
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran nilai Islam dalam pengembangan perusahaan startup digital. Studi-studi sebelumnya menunjukkan bahwa pengembangan perusahaan ditentukan pada nilai inovasi, modal psikologi dan pola kepemimpinan. Berbeda dari studi-studi sebelumnya dengan mengacu pada perusahaan startup digital PT. Badr Interactive penulis ingin menunjukkan bahwa faktor keberhasilan perusahaan rintisan atau startup tidak hanya ditentukan pada nilai inovasi, modal psikologi, dan pola kepemimpinan tetapi justru karena peran penting nilai Islam yang dibangun oleh perusahaan. Nilai Islam menciptakan meaning yang besar pada diri karyawan sehingga membuat mereka lebih survive dalam usaha mengembangkan perusahaan. Penelitian ini dikaji menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus pada PT Badr Interactive.

This study aims to explain the role of Islamic values in the development of digital startup companies. Previous studies show that company development is determined by the value of innovation, psychological capital and leadership patterns. Different from previous studies with reference to the digital startup company PT. Badr Interactive, the writer wants to show that the success factor of startup company is not only determined by the value of innovation, psychological capital, and leadership patterns but precisely because of the important role of Islamic values built by the company. Islamic values create a great meaning in employees so that they make them more survive in the effort to develop the company. This study was examined using qualitative research methods with case studies at PT Badr Interactive. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anestya Pramana
"Studi ini didasarkan pada analisis terhadap kriteria evaluasi yang digunakan oleh Perusahaa Modal Ventura (PMV) untuk melakukan seleksi terhadap perusahaan rintisan berbasis teknologi asal Indonesia dan mencoba membedakan kriteria seperti apa yang dianggap lebih penting oleh PMV sehingga perusahaan rintisan dapat diproyeksikan dapat memberikan pengembalian terhadap investasi awal sebesar lebih dari lima kali lipat (high-flyer investment).Dengan menggunakan data primer yang dihimpun lewat kuesioner untuk penelitian kuantitatif serta wawancara mendalam untuk penelitian kualitatif lanjutan, dilakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang termasuk dalam tiga aspek utama yang dievaluasi oleh PMV yaitu kondisi perusahaan, produk, serta pasar.
Regresi logistik mengungkapkan bahwa perusahaan dengan performa produk yang sudah melewati fase Minimum Viable Product (MVP) memiliki peluang sangat besar untuk divaluasi lebih dari lima kali valuasi pada saat investasi oleh PMV dibandingkan perusahaan rintisan yang mengusung produk atau jasa yang belum divalidasi, dan pengolahan wawancara kualitatif lanjutan menunjukkan preferensi PMV terhadap perusahan yang merupakan fast followers dibandingkan para pionir, serta faktor pendiri yang dianggap sangat penting oleh PMV dalam pengambilan keputusan investasi.

This study is based on the analysis of the criteria used by Venture Capital (VC) firms to conduct assessment of Indonesian tech startups and try to understand what criteria are considered more important than the others by VCs so that the startups evaluated can be projected to return initial investment by more than five times (high-flyer investment). By using primary data collected through questionnaires for quantitative research as well as interviews for advanced qualitative reasearch, research was carried out on variables that are considered representative of three main aspects evaluated by VC firms, which are company, product, and market factors.
Logistic regression results revealed that companies with product performance that have passed the Minimum Viable Product (MVP) phase have a significantly huge opportunity to be evaluated having the capability to be valued over five times its valuation at the time of VC investment compared to those who offer products or services that have not been validated. Sequential qualitative interview findings indicate VC preferences for companies that are fast followers over the pioneers, as well as founder factor being very important that it holds premium factor in investment decisions made by VCs.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>