Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61037 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuvie Miftah Huda
"Transparent heater berbasis Indium Tin Oxide (ITO) memiliki figure-of-merit yang tinggi tetapi masih rapuh ini menginspirasikan pengembangan bahan konduktif transparan yang fleksibel seperti pada silver nanowires (Ag NWs). Dalam penelitian ini, Ag NWs disintesis melalui metode kimia basah dan dideposisi pada substrat kaca dengan metode spin-coating. Untuk meningkatkan kinerja transparent heater, dilakukan annealing treatment pada suhu 200oC dengan tiga periode waktu yang berbeda yaitu 10, 20 dan 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ag NWs telah berhasil disintesis dengan diameter 40-50 nm dengan panjang beragam yaitu 5~15 µm yang hasil purifikasinya belum maksimal sehingga tetap didapatkan partikel Ag dalam jumlah besar. Pemberian annealing treatment menghasilkan gumpalan partikel Ag dan banyak nanowire yang berkurang panjangnya, mengalami pelelehan hingga bentuknya semakin pipih. Spektrum XRD pun menunjukkan munculnya fasa Ag2O yang diduga berasal dari Ag yang mengalami oksidasi selama proses annealing treatment. Hal ini menyebabkan transmitansi menurun dari 87,2 persen menjadi 63,3 persen dan penurunan sheet resistance dari 122,19 Ω/sq menjadi 319,23 Ω/sq yang berakibat nilai Figure-of-Merit (FoM) turun dari menjadi. Hasil karakterisasi termal juga menunjukkan bahwa annealing treatment menyebabkan suhu berkurang dari 76,7oC menjadi 31,8oC ketika diberikan tegangan 20 volt dalam waktu 200 detik.

The indium tin oxide-based transparent heaters has a remarkably high figure-of-merit but brittle has inspired the development of new flexible transparent conductive material such as silver nanowire (Ag NWs). In this study, Ag NWs were synthesized via a wet chemistry method and deposited on glass substrates by spin-coating method. In order to enhance the performance of transparent heater, the annealing treatment at 200oC was applied in three different periods of times (10, 20 and 30 minutes). This study has successfully synthesized Ag NWs with a diameter of 40-50 nm with a variety of lengths of 5 ~ 15 µm which have the purification aren tt maximal so Ag nanoparticles are still in large quantities The annealing treatment seemed to produce agglomerates of Ag particles and many nanowires decrease in length, melt until became more flat. The XRD spectrum also showed the appearance of the Ag2O phase coming from Ag oxidation during the annealing treatment process. This caused the transmittance to decrease from 87.2 persen to 63.3 persen and the decrease in sheet resistance from 122.19 Ω/sq to 319.23 Ω/sq. Inconsequence, the Figure of Merit (FoM) value was decreasing from 20.91 ∙ 10-3Ω-1 to 0.83 ∙ 10-3Ω-1. The result of thermal characterization also showed that annealing treatment caused the temperature to decrease from 76.7oC to 31.8oC at a voltage of 20 volts in 200 seconds."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Septiningrum
"Dalam beberapa tahun terakhir, silver nanowires AgNWs telah menarik perhatian karena berpotensi untuk diaplikasikan pada transparent electrodes, surface-enhanced raman scattering, sensor dan penjernihan air. Beberapa metode pendekatan sederhana digunakan untuk menghasilkan AgNWs. Dalam penelitian ini, kami mengusulkan sintesis AgNWs menggunakan metode poliol konvensional. Prekursor yang digunakan dalam metode ini adalah perak nitrat AgNO3, polivinilpirolidon PVP sebagai capping agent dan NaCl sebagai control agent di mana semua bahan dilarutkan dalam etilen glikol EG yang bertindak sebagai agen pereduksi dan pelarut. Hal yang diamati dari pembentukan silver nanowires AgNWs ini adalah pengaruh suhu yaitu pada 150°C dan 170°C dan waktu reaksi pada 10, 15, 40, 80, dan 120 menit. Morfologi AgNWs dikarakterisasi menggunakan SEM dan TEM, sementara struktur kristal dan sifat optik dievaluasi menggunakan X-Ray diffractometer XRD dan spektroskopi UV-VIS. Dengan mengamati kinetika nukleasi dan pertumbuhan kristal AgNWs, ditemukan suhu dan waktu reaksi sintesis optimal yaitu pada 170°C dengan waktu 80 menit yang menghasilkan AgNWs dengan rata-rata panjang 7,1 m dan diameter 43,3 nm.

Silver nanowires AgNWs attracts more attentions in recent years due to its potential applicationsfor transparent electrodes, surface enhanced raman scattering, sensors and water purifucation.Some simple approach methods are used to generate AgNWs. In this study, we propose the synthesisof AgNWs using conventional polyol methods. The precursors used in this method are silver nitrate AgNO3, polyvinylpyrrolidone PVP as capping agent and NaCl as a control agent in which all the materials are dissolved in ethylene glycol EG acting as reducing agent and solvent. The observed thing from the formation of silver nanowires AgNWs is temperature influence at 150°C and 170°C and reaction time at 10, 15, 40, 80, and 120 minutes. AgNWs morphology was characterized using SEM and TEM, while crystal structure and optical properties were evaluated using X Ray diffractometer XRD and UV VIS spectroscopy. By observing the nucleation kinetics and crystal growth of AgNWs, it was found that the temperature and reaction time of the optimum synthesis was at 170°C with 80 minutes yielding AgNWs with an average length of 7.1 m and a diameter of 43.3 nm. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Rizki Fareza
"Ag nanowires AgNW merupakan salah satu kandidat kuat untuk menggantikan peran dari indium tin oxide ITO yang mahal dan langka sebagai material utama dari transparent conducting electrodes TCE. TCE merupakan komponen penting dalam perangkat optoelektronik, seperti organic light-emitting diode OLED , touch screen, dan solar cells. Sifat unik dari transmitansi optik dan konduktivitas listrik memungkinkan untuk mengalirkan elektron sembari mentrasmisikan cahaya melalui lapisan. Pada penelitian ini, AgNW disintesis menggunakan metode wet chemistry dan dideposisi diatas substrat kaca dan PET menggunakan metode spin coating. Untuk meningkatkan performa dari TCE, diberikan post-treatment annealing pada suhu 200 oC pada substrat kaca dan pressing 1 kg pada substrat PET. Hasil karakterisasi Hall Effect dan UV-Vis Spectroscopy menunjukkan jika Figures of Merit FOM dari AgNW yang dihasilkan sebesar 6,273^10-3 ohm^-1, sebanding dengan ITO komersial yaitu sebesar 7,158^10-3 ohm^-1. Morfologi dan struktur kristal juga diobservasi menggunakan FESEM, HRTEM, dan XRD. Hasil dari penelitian ini memungkinkan untuk mendesain dan memfabrikasi material alternatif baru penyusun TCE dengan biaya relatif rendah.

Ag nanowires AgNW is one of the great candidates to replace the role of expensive and relatively rare indium tin oxide ITO as the primary material for transparent conducting electrodes TCE. TCE are essential components in many optoelectronic devices, such as organic light emitting diode OLED, touch screen, and solar cells. Their unique attribute of both optical transmittance and electrical conductivity provides the possibility to extract electrical carriers while transmitting light through the layer. In this study, AgNW was synthesized using a wet chemistry method and deposited on glass and PET substrates by spin coating method. In order to enhance the performance of TCE, the post treatment annealing at 200 oC on glass substrate and 1 kg pressing on PET substrate was then applied. The Hall Effect and UV Vis Spectroscopy characterization results show that the Figures of Merit FOM of AgNW in this study reaches 6.273 10 3 ohm 1 that is comparable with FOM of commercial ITO of 7.158 10 3 ohm 1. The morphological and crystal structural were also observed by using FESEM, HRTEM, and XRD. The present results provide a possible way to design and fabricate a new alternative material for TCE with relatively low cost."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Anom Guritno
"ABSTRAK
Limbah lumpur di lapangan minyak bumi dikategorikan sebagai limbah B3 dan berbahaya bagi lingkungan hidup. Air terproduksi yang merupakan aliran limbah dalam produksi minyak bumi mengandung polutan non-biodegradable seperti senyawa fenolik yang memiliki toksisitas tinggi pada perairan. Lumpur memiliki potensi besar untuk diubah menjadi karbon aktif berpori yang dapat disuspensikan dengan fotokatalis TiO2 untuk digunakan dalam degradasi senyawa fenolik melalui reaksi fotokatalisis. Dengan memodifikasi ukuran pori karbon aktif dan ukuran partikel TiO2 aktifitas fotokatalisis dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, perlu dikaji suatu metode untuk sintesis karbon aktif berpori dan suspensinya dengan fotokatalis TiO2 dalam usaha mendegradasi senyawa fenolik yang terkandung dalam air terproduksi di lapangan minyak bumi. Pada penelitian ini, lumpur dikonversi menjadi karbon aktif berpori menggunakan metode hard template dengan MCM-41 sebagai template silika mesopori, karbonasi dilakukan dalam atmosfert inert. MCM-41 disintesis dengan metode hidrotermal menggunakan TEOS dan CTAB. TiO2 Nanowire disintesis dengan metode hidrotermal dalam larutan KOH dan dikalsinasi pada suhu berbeda untuk mengetahui bentuk partikel terbaik. Aplikasi reaksi degradasi senyawa fenolik dilakukan dengan fotokatalis TiO2 Degussa P25, TiO2 Nanowirei dan Suspensi TiO2-PAC, untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel TiO2 dan keberadaan karbon aktif dalam reaksi degradasi senyawa fenolik. Limbah lumpur, karbon aktif berpori, TiO2 nanowire, MCM-41 dan suspense katalis TiO2-PAC hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan CS Analyzer, FTIR, EDX, SEM, BET, XRD, PSA dan TEM. Hasil karakterisasi menunjukkan karbon aktif berpori dan MCM-41 yang dihasilkan memiliki diameter pori 3.0 dan 2.2 nm (mesopori), sesuai dengan yang diharapkan. TiO2 nanowire yang dipilih adalah hasil kalsinasi pada suhu 600 oC karena memiliki kristalinitas terbaik dibanding lainnya. Aplikasi degradasi Fenol dilakukan pada rentang waktu reaksi tertentu dan dianalisis kadar Fenol, TOC dan COD menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil reaksi degradasi senyawa fenolik menunjukkan suspensi katalis TiO2-PAC menghasilkan degradasi Fenol, TOC dan COD terbesar dengan keberhasilan degradasi (% Degradasi) sebesar 64.06 %, 49.81 % dan 24.65%. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa limbah lumpur dapat dikonversi menjadi karbon aktif berpori yang dapat berperan dalam degradasi senyawa fenolik setelah disuspensikan dengan TiO2 Nanowire.

ABSTRACT
Petroleum sludge waste categorized as toxic waste and harmful to the environment. Produced water which is the flow of waste in petroleum production, containing non-biodegradable pollutant such as phenolic compound which have high aquatic toxicity. Sludge has great potential to be converted into a porous activated carbon (PAC) which can be suspended with TiO2 photocatalyst to degrade phenolic compound through photocatalytic reaction. By modifying pore size of the activated carbon and particle size of TiO2, photocatalytic activity can be improved. Therefore, it is necessary to study for the synthesis of activated carbon and the suspension with TiO2 photocatalyst in attempt to degrade phenolic compound contained in produced water of petroleum field. In this research, sludge is converted into PAC using hard template method with MCM-41 as template of silica mesopore, carbonization is conducted in stream of inert atmosphere. MCM- 41 synthesized by hydrothermal method using TEOS and CTAB. Nanowire TiO2 synthesized by hydrothermal method in solution of KOH and calcined at different temperatures to determine the best form of particles. Applications of phenolic compound degradation reactions performed with photocatalysts of TiO2 Degussa P25, Nanowire TiO2, and suspension of TiO2-PAC, to determine the effect of particle size of TiO2 and the presence of PAC in the reaction of phenolic compound degradation. Sludge waste, PAC, Nanowire TiO2, MCM-41, and suspension of TiO2-PAC synthesized were characterized using CS Analyzer, FTIR, EDX, SEM, BET, XRD and PSA. The results shows PAC and MCM-41 produced has a pore diameter of 3,0 and 2,2 nm (mesopore) as expected. Nanowire TiO2 chosen is the result of calcinations at temperature of 600 oC, because it has the best cristallinity than others. Phenolic compound degradation performed at certain time intervals and analyzed the content of total phenol, TOC, and COD using spectrometer UV-Vis. The results shows suspension of TiO2-PAC has largest degradation of phenolic, TOC and COD with the phenolic, TOC, and COD degradation of 64,06%, 49,81%, and 24,65%, respectively. It can be concluded that petroleum sludge waste can be converted into PAC which can play a role in the degradation of phenolic compound after suspended with Nanowire TiO2.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T45333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Kurniawan
"Pada thesis ini telah dilakukan studi dinamika domain wall (DW) magnetik pada nanowire Permalloy dengan notch simetris yang terinduksi oleh pulsa arus listrik terpolarisasi. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan mikromagnetik menggunakan perangkat lunak OOMMF berdasarkan persamaan Landau-Lifshitz- Gilbert (LLG) yang dimodifikasi. Dalam persamaan LLG tersebut diperkenalkan besaran tambahan berupa kecepatan spin (u) dan konstanta non-adiabatik (β) yang menunjukkan suku transfer spin. Sebuah defek pada nanowire Permalloy dibuat berbentuk notch segitiga simetris sebagai potensial pinning untuk DW. Penelitian dilakukan dengan mengamati efek lebar wire, ukuran notch, dan variasi konstanta non-adiabatik terhadap sifat depinning DW di sekitar pusat notch. Berdasarkan hasil simulasi ditunjukkan bahwa penurunan nilai arus depinning (Jd) dipengaruhi oleh peningkatan lebar wire yang sesuai dengan fenomena yang terjadi pada kasus induksi medan magnet. Pada ukuran notch 40 nm, nilai Jd menurun secara drastis namun berfluktuasi sebanding dengan peningkatan ukuran notch. Diketahui juga bahwa lebar wire tidak berpengaruh terhadap waktu depinning untuk ukuran notch kurang dari 70 nm. Secara umum, proses depinning pada DW diikuti oleh perubahan struktur dari transverse wall menjadi anti-vortex wall. Berdasarkan hasil simulasi diketahui bahwa efek konstanta non-adiabatik tidak signifikan pada ukuran notch kurang dari 70 nm. Namun pada ukuran yang lebih besar terjadi fluktuasi pada karakteristik depinning DW. Hasil yang menarik diamati pada β = 0.04 yaitu ukuran notch tidak mempengaruhi waktu depinning DW. Hal ini dapat dipahami bahwa perubahan struktur DW berperan penting terhadap karakteristik depinning DW.

We have investigated the magnetic domain wall (DW) dynamics in symmetrical notched Permalloy nanowires induced by nanosecond current pulse using micromagnetic approach. The public micromagnetic software OOMMF has been utilized to simulate the domain wall behavior based on modified Landau- Lifshitz-Gilbert (LLG) Equation. The spin transfer term was added to the LLG equation by introduced the spin drift velocity (u) and non-adiabatic constant (β) values. The constriction in the Permalloy nanowires was shaped as double symmetrical triangular notch and used as the DW pinning potential. We have observed the effect of wire width, notch size, and non-adiabatic constant to the DW depinning behavior around the center of notch. We observed that the increasing of wire width was influenced to the decreasing of depinning current density (Jd) as in the field driven case. At notch size of 40 nm, the Jd value was sharply decreased and yield slight fluctuation as the increasing of notch size. It also known that wire width was not much affect the DW depinning time for notch size smaller than 70 nm. Generally the DW depinning process was accompanied by the structure transition from transverse wall to anti-vortex wall. We observed that in the notch size smaller than 70 nm the effect of non-adiabatic constant was not significant, but at the larger notch size recorded a huge fluctuation of DW characteristics. The interesting result was founded at β = 0.04 which the depinning time was not affected by the increasing of notch size. It was understood that the DW inner structure stabilities play the role for the insensitivity of DW depinning behavior."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filham Pratama Kusuma
"Kawat nano berundak CoFeB pergerakan dinding domainnnya terhadap keadaan depinning dapat ditelusuri untuk mengetahui rapat arus depinning minimum yang dapat membuat penyimpanan data lebih efisien pada penyimpanan racetrack. Pergerakan dinding domain bergantung pada konfigurasi bentuk dan konstanta non-adiabatik kawat nano. Penelitian ini akan menganalisis secara simulasi mikromagnetik dengan menggunakan desain kawat nano berundak CoFeB dan dikenai pulsa arus selama 1 ns yang dapat menghasilkan transfer torsi spin sehingga menggerakan dinding domain pada kawat nano. Simulasi mikromagnetik dilakukan dengan mengamati pengaruh depinnning dinding domain pada kedalaman area berundak dan lebar kawat nano yang berbeda dan dilakukan dengan tiga nilai konstanta non-adiabatik 0, 0,01, dan 0,02. Keadaan depinning dinding domain yang dihasilkan simulasi mikromagnetik dapat dipelajari menggunakan analisa dinamika depinning dinding domain, struktur depinning dinding domain, dan densitas energi dinding domain. Kurva kecepatan depinning dinding domain dan kurva rapat arus depinning menunjukkan tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan kedalaman area berundak dan lebar kawat nano di tiga nilai konstanta non-adiabatik. Hanya sedikit perubahan di kedalaman area berundak 30 nm dan konstanta non-adiabatik 0,02. Perubahan stuktur depinning dinding domain mengalamai perubahan bentuk menjadi asimetri. Densitas energi ketika pulsa arus dikenai hasilnya didominasi oleh densitas energi demagnetisasi dan bentuk kurva terjadi kenaikan dan penurunan yang menyebabkan pergerakan dinding domain terdapat perubahan bentuk secara asimetri.

CoFeB stepped nanowire's movement of their domain walls towards the depinning state can be traced to determine the minimum depinning current density, making data storage more efficient in racetrack storage. The domain walls' motion depends on the nanowires' shape configuration and non-adiabatic constants. This study will analyze micromagnetic simulations using a stepped CoFeB nanowire design and subjected to a current pulse for 1 ns, which can produce a transfer of spin torque so that it moves the domain walls of the nanowire. Micromagnetic simulations were carried out by observing the effect of domain wall depinning at different stepped area depths and nanowire widths and were performed with three values of non-adiabatic constants 0, 0.01, and 0.02. The depinning state of the domain wall resulting from the micromagnetic simulation can be studied by analyzing the dynamics of the depinning domain wall, the depinning structure of the domain wall, and the energy density of the domain wall. The domain wall depinning velocity curve and the depinning current density curve show no significant effect on changes in stepped area depth and nanowire width at three non-adiabatic constant values. Only slight changes in the stepped depth area of 30 nm and a non-adiabatic constant of 0.02. Changes in the depinning structure of the domain wall experience changes in shape to asymmetry. The energy density when the current pulse is subjected to the result is dominated by the demagnetization energy density and the shape of the curve increases and decreases which causes the movement of the domain walls to move asymmetrically."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Aditya Mohammad
"Studi tentang nanomaterial sebagai bahan antibakteri semakin banyak digunakan, salah satunya adalah TiO2 yang dapat mengkonversi molekul organik menjadi air dan karbon dioksida. Modifikasi logam TiO2 menggunakan logam telah menarik banyak perhatian untuk membuat fotokatalis TiO2 aktif dalam penyinaran sinar tampak. Logam Ag dan ZnO yang di-doping ke permukaan TiO2 dalam bentuk nanowires meningkatkan aktivitas antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh penambahan logam Ag dan ZnO terhadap aktivitas fotokatalisis antibakteri. TiO2 nanowires (NWs) berhasil disintesis melalui metode hidrotermal. Hasil XRD didapatkan TiO2 berbentuk nanomaterial titanate. Modifikasi logam Ag untuk sintesis material Ag/TiO2NWs melalui metode sol-imobilisasi dan logam ZnO melalui metode sonokimia berhasil di sintesis yang dikonfirmasi dengan adanya penurunan band gap pada saat sampel dikompositkan yaitu Ag/TiO2NWs sebesar 2,8 eV dan ZnO/TiO2NWs sebesar 3,1 eV serta karakterisasi SEM-EDS mengindikasikan adanya komposisi senyawa Ag dan ZnO. Aplikasi untuk melihat aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan bakteri E. coli dan S. aureus yang merepresentasikan bakteri gram-negatif dan bakteri gram-positif. Aktivitas antibakteri bekerja paling baik pada material Ag/TiO2NWs pada daerah cahaya tampak.

The study of nanomaterials as antibacterial agents is increasingly being used, one of which is TiO2, which can convert organic molecules into water and carbon dioxide. Modification of TiO2 metal using metal has attracted a lot of attention to make TiO2 photocatalysts active under visible light irradiation. Ag and ZnO metals doped on the TiO2 nanowires surface increased the antimicrobial activity. This study aims to compare the effects of adding Ag and ZnO metals on antibacterial photocatalytic activity. TiO2 nanowires (NWs) were successfully synthesized via the hydrothermal method. From the XRD results, TiO2 was obtained in the form of a titanate nanomaterial. Modification of Ag metal for the synthesis of Ag/TiO2NWs material through the sol-immobilization method and metal ZnO through the sonication method was successfully synthesized, which was confirmed by a decrease in the bandgap when the samples were composited, namely Ag/TiO2NWs of 2.8 eV and ZnO/TiO2NWs of 3.1 eV, and SEM-EDS characterization indicated the composition of Ag and ZnO compounds. Application to see antibacterial activity using the disc diffusion method. Antibacterial activity works best on Ag/TiO2NWs material, which active in the visible light region."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Angelia
"Pemanfaatan aplikasi dengan katalisis menggunakan nanopartikel merupakan salah satu hal yang banyak dilakukan dalam bidang nanosains. Struktur nanopartikel terus dikembangkan untuk meningkatkan kinerja dalam berbagai aplikasi. TiO2sebagai katalis dilakukan dengan pembentukan TiO2nanopartikel. Metode molten saltmerupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mensintesis TiO2nanowiresdengan menumbuhkan kristal tunggal dalam jumlah banyak melalui media lelehan garam. Pada penelitian ini dilakukan sintesis TiO2nanowiresmelalui metode molten saltserta modifikasi penambahan logam perak melalui metode presipitasi, impregnasi, dan molten saltsehingga mempengaruhi sifat katalitiknya. Pencampuran dilakukan pada TiO2anatase, NaCl, dan Na2HPO4yang dikalsinasi pada suhu 825°C selama 8 jam dan kemudian didinginkan hingga suhu ruang. Modifikasi penambahan logam perak dilakukan pada metode molten saltdengan perlakuan yang sama. Modifikasi juga dilakukan pada metode presipitasi dengan penambahan larutan NaOH serta pada metode impregnasi dengan perlakuan kalsinasi pada suhu 400°C. TiO2nanowires dan Ag2O/ TiO2 yang telah disintesis dikarakterisasi dengan menggunakan XRD, FTIR, SEM, TEM, UV-Vis DRS, dan amonia TPD. Dengan adanya penambahan logam perak dapat mempengaruhi penurunan nilai energi celah pita namun tidak mempengaruhi struktur morfologinya. Masing-masing katalis yang telah disintesis digunakan dalam reaksi reduksi 4-nitrophenoldengan bantuan NaBH4. Reduksi 4-nitrophenoldapat ditandai dengan adanya perubahan warna karena adanya katalis yang digunakan dapat mempercepat proses reduksi tersebut. Kecepatan reaksi tertinggi terjadi pada reduksi 4-nitrophenol dengan katalis Ag2O/TiO2nanowiresmelalui metode impregnasi dengan waktu reaksi 30 detik. Uji reusabilitas dilakukan terhadap katalis Ag2O/TiO2nanowires impregnasi sebanyak 4 kali dan menghasilkan penurunan kecepatan reaksi sebesar 180 kali.

Utilizing the application with catalysis using nanoparticle is one of many substances conducted in the field of nanoscience. To form TiO2as a catalyst is by forming TiO2 nanoparticle. The structure of nanoparticle is keep on being developed to increase its productivity on various applications. The molten salt method is one of the methods that can be used to synthesize TiO2 nanowires by growing up a tremendous amount of single crystals with the medium of molten salt. In this research, there will be conducted the synthesis of TiO2nanowires using molten salt method with modification by adding silver nitrate metals with precipitation method, impregnation method, and molten salt method so that it will influence its catalytic nature. The mixing is carried out on TiO2anatase, NaCl, and Na2HPO4that are calcined at 825 degrees celsius for 8 hours and then chilled until room temperature is reached. The modification by adding molten salt is carried out on molten salt method with the same treatment. The modification is also carried out on precipitation method by adding NaOH solution, also on impregnation method with calcination at 400 degrees celsius. TiO2nanowires and Ag2O/ TiO2that has been synthesized is characterized by using XRD, FTIR, SEM, TEM, and also UV-Vis DRS. Adding silver metal can influence its band gap devaluation but can not influence its morphological structure. Each synthesized catalysts are being used in the reaction of the reduction of 4-nitrophenol with the help of NaBH4. The 4-nitrophenol reduction can be marked by the change of color because of the catalysts existence can accelerate the reduction process. The reaction’s highest speed occurs at the reduction of 4-nitrophenol with the catalyst of Ag2O/TiO2nanowires with impregnation method with the reaction speed of 30 seconds. The reusability test is conducted to the catalyst of Ag2O/TiO2nanowires impregnation for 4 times and resulted in the decrease of reaction speed by 180 times."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"Dinamika DW memiliki beragam jenis. Salah satunya adalah karakter DW depinning. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menyelidiki karakter DW depinning yang dikenai arus listrik terpolarisasi dan memakai simulasi mikromagnetik. Material yang digunakan untuk menginvestigasi hal tersebut adalah CoFeB PMA dengan bentuk kawat nano dengan notch berbentuk dua segitiga simetris yang dibuat di bagian tengahnya. Lebar notch S dan faktor nonadiabatik β divariasikan untuk melihat efeknya terhadap proses DW depinning, arus minimal untuk membuat DW depinning, dan waktu yang dibutuhkan untuk DW depinning. Hasilnya adalah semakin lebar notch S, semakin meningkat arus depinning minimal. Namun, β tidak mempengaruhi arus depinning minimal secara signifikan. Selain itu, Semakin lebar notch S, relatif semakin meningkat waktu DW depinning (S ≤ 50 nm), tapi cenderung menurun waktu DW depinning (S > 50 nm). Namun, β relatif tidak mempengaruhi waktu depinning. Kemudian, proses DW depinning disertai dengan perubahan struktur DW dari transversal menjadi asimetris dan tidak dipengaruhi β. Semua hasil ini diharapkan dapat membantu perkembangan penelitian karakter DW depinning di dalam perangkat penyimpanan berbasis momen magnetik.

DW dynamics come in various types. One of them is the depinning DW character. This study aims to investigate the depinning DW character subjected to a polarized electric current and using a micromagnetic simulation. The material used to investigate this is CoFeB PMA in the form of nanowires with a notch in the form of two symmetrical triangles made in the middle. The width of the S notch and the nonadiabatic factor β were varied to see the effect on the DW depinning process, the minimum current to make DW depinning, and the time required for DW depinning. The result is that the wider the S notch, the more minimal the depinning current increases. However, β does not affect the minimal depinning current significantly. In addition, the wider the S notch, the relatively longer the DW depinning time (S ≤ 50 nm), but it tends to decrease the DW depinning time (S > 50 nm). However, relative β does not affect depinning time. Then, the DW depinning process was accompanied by a change in the DW structure from transverse to asymmetrical and not affected by β. These results are expected to help develop DW depinning character research in magnetic moment-based storage devices."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Shinta
"

Studi mengenai katalisis dengan menggunakan nanopartikel merupakan salah satu hal yang banyak dipelajari dalam bidang nanosains modern. Aplikasi TiO2 dalam bidang katalisis dikembangkan melalui pembentukan TiO2 nanopartikel. Sintesis one-dimensional material untuk menghasilkan yield yang cukup banyak masih terus dikembangkan. Metode molten-salt digunakan untuk mensintesis single-crystalline TiO2 nanowires dalam jumlah banyak dan dimensi yang terkontrol. Pada penelitian ini dilakukan sintesis TiO2 nanowires dengan menggunakan metode molten-salt serta modifikasinya dengan penambahan logam transisi sehingga terjadi perubahan karakteristik. TiO2 anatase berbentuk bubuk, NaCl, dan Na2HPO4 dicampurkan kemudian dikalsinasi menggunakan furnace pada suhu 825 °C selama 8 jam dan didinginkan perlahan hingga mencapai suhu ruang. Penambahan logam dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap kemampuan katalisis. Sintesis dilakukan dengan cara yang sama dengan penambahan logam pada saat pencampuran dengan mortar. TiO2 nanowires dan M-O/ TiO2 nanowires yang telah disintesis dikarakterisasi dengan menggunakan XRD, SEM, TEM, serta UV-Vis DRS. Adanya penambahan logam transisi tidak mempengaruhi struktur dan morfologi dari TiO2 nanowires, namun terdapat perubahan pada ukuran kristal dan nilai ban gapnya. Katalis yang telah dipreparasi digunakan pada reaksi reduksi 4-nitrophenol dengan adanya NaBH4. Adanya katalis pada reaksi tersebut mempercepat proses reduksi 4-nitrophenol menjadi 4-aminophenol yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Penurunan kecepatan reaksi secara signifikan ditunjukkan pada penggunaan katalis Ag2O/TiO2 nanowires dengan waktu reaksi 18 detik untuk penggunaan katalis sebanyak 0,1 gram. Uji reusabilitas juga dilakukan terhadap katalis Ag2O/TiO2 nanowires.


The study of catalysis using nanoparticles is one of the things that widely studied in the field of modern nanoscience. The application of TiO2 in the field of catalysis was developed through the formation of TiO2 nanoparticles. The synthesis of one-dimensional material to produce sufficient yields is still being developed. The molten-salt method was used to synthesize large quantities of single-crystalline TiO2 nanowires and controlled dimensions. In this study, the synthesis of TiO2 nanowires was carried out using the molten-salt method and its modification with the addition of transition metals so that changes in characteristics occurred. Anatase TiO2 in the form of powder, NaCl, and Na2HPO4 mixed and then calcined using furnaces at 825 ° C for 8 hours and cooled slowly to reach room temperature. Metal addition was added to see the effect on the ability of catalysis. Synthesis was done in the same way as adding metal during mixing with mortar. The synthesized TiO2 nanowires and M-O/TiO2 nanowires were characterized using XRD, SEM, TEM, and UV-Vis DRS. The addition of transition metals does not affect the structure and morphology of TiO2 nanowires, but there are changes in the size of the crystal and the value of the band gap. The prepared catalyst was used in the 4-nitrophenol reduction reaction in the presence of NaBH4. The presence of a catalyst in the reaction accelerates the process of reducing 4-nitrophenol to 4-aminophenol which is characterized by a change in color. A significant decrease in reaction speed was shown in the use of Ag2O/TiO2 nanowires catalysts with a reaction time of 18 seconds for catalyst use of 0.1 gram. Reusability tests were also carried out on Ag2O/TiO2 nanowires catalysts.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>