Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142563 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stella Maris Bakara
"Pemberian ASI eksklusif dapat memberikan perlindungan yang optimal pada bayi
sehingga terhindar dari berbagai penyakit yang terjadi pada tahun pertama kehidupannya.
Antenatal Care ANC diharapkan dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif karena
pelayanan ANC akan memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas antenatal care terhadap keberhasilan ASI
eksklusif. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada 169 ibu
menyusui di wilayah kerja Puskesmas Cipayung, Depok. Penelitian ini menggunakan
data sekunder dari penelitian Intervensi Peningkatan ASI dan MPASI Dalam Rangka
Penerapan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan. Hasil penelitian bivariat
menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan, pengetahuan,
kualitas ANC, dan suplementasi susu dengan keberhasilan ASI eksklusif. Analisis
multivariat menunjukkan suplementasi susu, pengetahuan, pekerjaan dan kualitas ANC
berpengaruh terhadap keberhasilan ASI eksklusif CI 95%; OR:5,460; 3,986; 3,700;
2,540. Faktor dominan yang berhubungan dengan keberhasilan ASI eksklusif adalah
suplementasi susu (OR= 5,460). Pemberian suplementasi susu pada ibu menyusui dapat
meningkatkan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan.

Exclusive breastfeeding can provide optimal protection for babies so that they have
immunities to various diseases that occur in the first year of life. Antenatal Care ANC
is expected to increase the coverage of exclusive breastfeeding because ANC services
will motivate mothers to give exclusive breastfeeding. This study aims to determine the
relationship between the quality of antenatal care and the success of exclusive
breastfeeding. This study used a cross-sectional study design on 169 breastfeeding
mothers in the work area of Cipayung Health Center, Depok. This study uses secondary
data from previous study titled Increased Breastfeeding and Breastfeeding Supplement
Intervention on Implementation of the First 1000 Days of Life Program. The results of
the bivariate study showed that there was a significant relation between work, knowledge,
ANC quality, and milk supplementation with the success of exclusive breastfeeding.
Multivariate analysis showed milk supplementation, occupation, knowledge, and ANC
quality influenced the success of exclusive breastfeeding CI 95%; OR:5,460; 3,986;
3,700; 2,540. The dominant factor associated with the success of exclusive breastfeeding
was milk supplementation OR = 5,460. Giving milk supplementation to nursing mothers
would increase exclusive breastfeeding for up to 6 months."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Maris Bakara
"Pemberian ASI eksklusif dapat memberikan perlindungan yang optimal pada bayi sehingga terhindar dari berbagai penyakit yang terjadi pada tahun pertama kehidupannya. Antenatal Care (ANC) diharapkan dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif karena pelayanan ANC akan memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas antenatal care terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada 169 ibu -.l menyusui di wilayah kerja Puskesmas Cipayung, Depok. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian "Intervensi Peningkatan ASI dan MPASI Dalam Rangka Penerapan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan". Hasil penelitian bivariat
menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan, pengetahuan, kualitas ANC, dan suplementasi susu dengan keberhasilan ASI eksklusif. Analisis multivariat menunjukkan suplementasi susu, pengetahuan, pekerjaan dan kualitas ANC berpengaruh terhadap keberhasilan ASI eksklusif (CI 95%; OR:5,460; 3,986; 3,700;
2,540). Faktor dominan yang berhubungan dengan keberhasilan ASI eksklusif adalah suplementasi susu (OR= 5,460). Pemberian suplementasi susu pada ibu menyusui dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan.

Exclusive breastfeeding can provide optimal protection for babies so that they have
immunities to various diseases that occur in the first year of life. Antenatal Care (ANC)
is expected to increase the coverage of exclusive breastfeeding because ANC services
will motivate mothers to give exclusive breastfeeding. This study aims to determine the
relationship between the quality of antenatal care and the success of exclusive breastfeeding. This study used a cross-sectional study design on 169 breastfeeding
mothers in the work area of Cipayung Health Center, Depok. This study uses secondary
data from previous study titled "Increased Breastfeeding and Breastfeeding Supplement
Intervention on Implementation of the First 1000 Days of Life Program". The results of
the bivariate study showed that there was a significant relation between work, knowledge,
ANC quality, and milk supplementation with the success of exclusive breastfeeding. Multivariate analysis showed milk supplementation, occupation, knowledge, and ANC
quality influenced the success of exclusive breastfeeding (CI 95%; OR:5,460; 3,986;
3,700; 2,540). The dominant factor associated with the success of exclusive breastfeeding
was milk supplementation (OR = 5,460). Giving milk supplementation to nursing mothers
would increase exclusive breastfeeding for up to 6 months.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Diah Permatasari
"Latar Belakang: ASI eksklusif telah terbukti memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk bayi, tetapi juga untuk ibu, keluarga, dan masyarakat. Pemberian ASI eksklusif juga memberikan manfaat di bidang sosial ekonomi. Meskipun demikian, cakupan ASI eksklusif masih rendah. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, persentase bayi berusia di bawah 6 bulan di Indonesia yang mendapat ASI eksklusif baru mencapai 52%, persentase tersebut masih di bawah target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024, yaitu 60%. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, ibu yang memiliki frekuensi kunjungan antenatal care (ANC) lebih banyak cenderung lebih berpeluang untuk memberikan ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi kunjungan ANC terhadap pemberian ASI eksklusif di Indonesia berdasarkan hasil analisis data SDKI tahun 2017.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, dengan data sekunder yaitu SDKI tahun 2017. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak terakhir berusia 4-6 bulan dan tinggal bersama yang menjadi responden dalam SDKI 2017. Analisis multivariabel digunakan untuk mengetahui pengaruh frekuensi kunjungan ANC terhadap pemberian ASI eksklusif dengan beberapa variabel kovariat, yaitu usia ibu, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, status perkawinan, jenis tempat tinggal, kesejahteraan, dan paritas.
Hasil: Ibu yang melakukan kunjungan ANC minimal 8 kali memiliki nilai odds pemberian ASI eksklusif yang lebih besar 1,60 kali dibandingkan nilai odds pemberian ASI eksklusif pada ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 8 kali setelah dikontrol oleh variabel confounder.
Kesimpulan: Cakupan ASI eksklusif yang masih di bawah target menjadi salah satu tantangan kesehatan di Indonesia. Adanya pengaruh dari frekuensi kunjungan ANC terhadap pemberian ASI eksklusif dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi institusi kesehatan untuk mengemb angkan program kesehatan di Indonesia.

Background: Exclusive breastfeeding has been proven to have many benefits, not only for the baby, but also for the mother, family, and society. Exclusive breastfeeding also gives benefits in socioeconomics. However, the coverage of exclusive breastfeeding is still low. Based on the results of the Indonesian Health Demographic Survey (IDHS) in 2017, the percentage of infant under 6 months of age in Indonesia who received exclusive breastfeeding has only reached 52%, this percentage is still below the Ministry of Health's Strategic Plan target for 2020-2024, that is 60%. Based on several previous studies, mothers who had more antenatal care (ANC) visit frequency were more likely to give exclusive breastfeeding. The aim of this study is to determine the effect of ANC visits frequency on exclusive breastfeeding in Indonesia based on the results of the 2017 IDHS data analysis.
Method: This study is using cross-sectional method, with secondary data, 2017 IDHS. The sample of this study was mothers who had their last child aged 4-6 month and lived together who were respondents in 2017 IDHS. Multivariable analysis will be used to determine the effect of ANC visits frequency on exclusive breastfeeding with several covariate variables, which is mother's age, mother's education level, mother's employment status, marital status, type of residence, wealth index, and parity.
Result: Mothers who made ANC visits at least 8 times had an odds value of exclusive breastfeeding that was 1.60 times greater than the odds value of exclusive breastfeeding for mothers who had ANC visits less than 8 times after controlling for the confounder variable.
Conclusion: Exclusive breastfeeding coverage which is still below the target is one of the health challenges in Indonesia. The influence of ANC visits frequency on exclusive breastfeeding can be one of the considerations for health institutions to develop health programs in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apit Nopiyanti
"ABSTRACT
Pemberian ASI eksklusif dapat mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembanganpada bayi serta risiko berbagai masalah kesehatan di masa depan. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan lamapemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectionalpada 151 ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Cipayung, Depok. Penelitian inimenggunakan data sekunder dari penelitian ldquo;Intervensi Peningkatan ASI dan MPASIDalam Rangka Penerapan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan rdquo;. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat 70,2 ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara status bekerja ibu,pengetahuan ibu, suplementasi susu, asupan energi, dan asupan karbohidrat selamamenyusui dengan pemberian lama pemberian ASI eksklusif. Analisis multivariatmenunjukkan suplementasi susu pada ibu menyusui sebagai faktor dominan yangberhubungan dengan lama pemberian ASI eksklusif OR= 4,096 . Terlihat bahwasuplementasi susu pada ibu menyusui dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusifhingga 6 bulan.

ABSTRACT
Exclusive breastfeeding could prevent child rsquo s growth and development disorders andalso prevent the risk of health problems occurring later in life. The purpose of this studywas to determine the dominant factor that related to exclusive breastfeeding duration.A cross sectional design study was used with 151 breastfeed mothers at working areaof Puskesmas Cipayung, Depok as participants. This study used secondary data from ldquo Intervensi Peningkatan ASI dan MPASI Dalam Rangka Penerapan Program 1000Hari Pertama Kehidupan rdquo research. In this study, 70,2 mothers were found to give 6months exclusive breastfeeding. Bivariate analysis found that mother rsquo s working status,mother rsquo s knowledge, milk supplementation, energy intake and carbohydrate intakeduring breastfeeding were significantly related to exclusive breastfeeding duration.Multivariate analysis resulted that milk supplementation was the dominant factor thatrelated to exclusive breastfeeding duration OR 4,096 . Milk supplementation forbreastfeed mothers was found to increase the duration of exclusive breastfeeding up to6 months."
2017
S69364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Nurlaili
"Upaya untuk menurunkan kematian neonatal merupakan kunci utama dalam keberhasilan penurunan kematian bayi. Meningkatkan status kesehatan bayi dengan pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif merupakan upaya penurunan AKB. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif, diantaranya pemahaman dan motivasi adalah faktor utama keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Untuk menanamkan pemahaman pentingnya ASI eksklusif seluruh ibu setidaknya harus mendapat informasi tentang ASI eksklusif dimulai sejak masa kehamilan Dengan memperoleh konseling tentang ASI diharapkan ibu hamil akan memperoleh pengetahuan tentang manfaat ASI sehingga bila ibu memahaminya maka ia akan termotivasi untuk memberikan ASI pada bayinya
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kualitas pelayanan antenatal dan pelaksanaan ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel IMD, berat bayi lahir, umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, kontrasepsi dan dukungan suami/keluarga. Desain yang dipakai adalah Crossectional terhadap 143 ibu yang memiliki bayi umur 6-24 bulan di wilayah Kota Cirebon tahun 2013. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 41,3% ibu memberikan ASI eksklusif/predominan. Ibu yang mendapat kualitas pelayanan antenatal baik dalam hubungannya dengan ASI eksklusif sebanyak 48,3%. Hasil analisis bivariat yang terbukti berhubungan secara bermakna adalah pekerjaan (0,004) dan IMD (0,15). Hasil analisis multivariat menjelaskan bahwa, ibu yang bekerja (OR 0,250) memiliki kemungkinan empat kali untuk melaksanakan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak bekerja dikontrol oleh variabel IMD, berat bayi lahir, umur, pendidikan, paritas, kontrasepsi dan dukungan suami/keluarga.
Disarankan untuk bidan sebagai tenaga kesehatan yang terbanyak dipilih ibu untuk memberikan pertolongan kesehatan harus meningkatkan kualitas KIE terutama tentang ASI eksklusif dan IMD disamping informasi kesehatan lainnya. Bagi Dinas Kesehatan mengadakan pelatihan konselor ASI, dan setiap Puskesmas harus memiliki Pojok ASI beserta kelengkapannya serta ruang bimbingan laktasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui.

Efforts to reduce neonatal mortality is the main key to successfully reducing infant mortality. Improving the health status of infants with breastfeeding (breast milk) exclusively, is an efforts to reduce IMR. There are many factors that affect the success of exclusive breastfeeding, including the knowledge and motivation which were the key factors of successfully mother’s breastfeeding. To embed the knowledge about the importance of exclusive breastfeeding, mothers should be informed about exclusive breastfeeding during pregnancy by obtaining the counseling about breastfeeding. The more they understand about breastfeeding, the more motivations they will get to give exclusive breastfeeding to their babies.
This study aims to look at the relationship between the quality of antenatal care and the implementation of exclusive breastfeeding after it controlled by the IMD variable, birth weight, age, education, occupation, parity, contraception and support from her husband/family. The design of this research are using Cross-sectional design to 143 mothers of infants aged 6-24 months in the city of Cirebon in 2013. To analyze the data, the researcher used chi square test and logistic regression.
The results of research shows 41.3% of mothers are giving breastfeed xclusively/predominantly. Mothers who received antenatal care quality related to exclusive breastfeeding are 48.3%. Results of the bivariate analysis are proven to be significantly related to employment (0.004) and IMD (0.15). Multivariate analysis explains that working mothers (OR 0.250) had four times the possibility to carry out exclusive breastfeeding than mothers who are not working is controlled by the IMD variable, birth weight, age, education, parity, contraception and support from her husband/family.
Recommended for midwives as the most selected health workers by mothers to provide health aid should improve the quality of KIE, especially on exclusive breastfeeding and IMD, besides other health information. The Health Department have to held a breastfeeding counselor training, and each Health Center should have a breastfeeding corner along with the equipment as well as a lactation counseling for pregnant and nursing mothers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrida Fitri
"Kecamatan Limo merupakan kecamatan di Kota Depok dengan cakupan ASI eksklusif terendah pada tahun 2015 dan mengalami penurunan pada tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan pelaksanaan inisiasi menyusu dini IMD terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah keraja UPT. Puskesmas Kecamatan Limo tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data laporan KP-ASI yang dikumpulkan oleh kader masing-masing posyandu sepanjang tahun 2017 dan register kohort ibu yang dikumpulkan oleh Puskesmas Kecamatan Limo sejak tahun 2015 - 2017.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa ibu yang melaksanakan IMD 5,03 kali lebih berpeluang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan dibandingkan ibu yang tidak melaksanakan IMD OR = 5,03 : 95 CI 2,8 ndash; 8,4. Serta terdapat perbedaan peluang pada masing-masing kategori variabel usia ibu, wilayah tempat tinggal, paritas, kunjungan ANC dan penolong persalinan dengan melaksanakan inisiasi menyusu dini IMD terhadap pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Dimana peluang terendah pada ibu berusia < 20 tahun OR = 2,7 : 95 CI 0,28 ndash; 26,6 dan peluang tertinggi pada ibu yang tinggal di Kelurahan Limo OR= 6,5 : 95 CI 2,2 ndash; 19,4, ibu primipara OR= 5,7 : 95 CI 1,6 ndash; 9,8 , ibu dengan kunjungan ANC ge; 4 kali OR= 8,5 : 95 CI 2,1 ndash; 33,8, dan ibu dengan persainan di tolong oleh Dokter OR= 36,8 : 95 CI 3,4-396,7.

Limo sub district is a sub district in Depok City with the lowest coverage of exclusive breastfeeding in 2015 and decreased by 2016. The purpose of this study was to examine the relationship of early breastfeeding initiation IMD to exclusive breastfeeding in the Heath Center District of Limo in 2017. This study used cross sectional study design with data source of KP ASI report collected by each posyandu cadre during 2017 and mother cohort register collected by Limo District Health Center since 2015 2017.
The result of this research found that mother who carried out IMD 5,03 times more likely to give exclusive breastfeeding to her infant for 6 months than mother who did not implement IMD OR 5,03 95 CI 2,8 8,4. There was also difference of opportunity in each category of variable maternal age, residence area, parity, ANC visit and birth attendant by initiation u early IMD against exclusive breastfeeding 6 months. Where the lowest probability was for mothers aged.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Nurti
"Pelayanan antenatal bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik, dapat melahirkan bayi yang sehat dan mempersiapkan ibu untuk pemberian ASI eksklusif. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus. Kehamilan walaupun merupakan peristiwa yang normal namun bersifat dinamis yang secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko termasuk ancaman terhadap kelangsungan hidup ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas layanan antenatal pada Puskesmas di Kota Jambi. Sampel penelitian ini adalah delapan Puskesmas yang melaksanakan pelayanan antenatal. Karena Kota Jambi terdiri atas delapan kecamatan, maka dari setiap kecamatan dipilih secara acak satu Puskesmas dari Puskesmas yang ada. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Metode pengumpulan data mencakup: (1) pengamatan terhadap 96 spot kegiatan pelayanan antenatal ; (2) wawancara terhadap 96 klien segera setelah selesai menerima pelayanan (exit interview); (3) penilaian terhadap kegiatan manajemen pelayanan antenatal berdasarkan keberadaan perangkat dan produk manajemen; dan (4) pengamatan terhadap sarana penunjang.
Hasil pengamatan terhadap spot pelayanan kualitasnya masih kurang terlihat pada puskesmas yang diteliti penyediaan pelayanan TT dan Fe hanya 78%, pemberian informasi kesehatan ibu hamil hanya 55%, 60% mempunyai tenaga terampil, 49% responsif terhadap klien, ulang kepada klien dan 35% menggunakan waktu lebih dari 10 menit untuk pemeriksaan kehamilan kepada klien.
Berdasarkan wawancara dengan klien sebagian besar merasa "puas" terhadap pelayanan yang telah diberikan. Kepuasan disini didasarkan kepuasan dari pelayanan TT dan Fe 65%, pemberian informasi 71%, kompetensi teknis petugas 97%, interaksi petugas-klien 96%, melaksanakan tindak lanjut 93%, waktu tunggu kurang dari 10 menit 64%. Walaupun pengetahuannya tentang pelayanan antenatal masih rendah hanya 23%. Dari aspek manajemen, hanya 13% puskesmas yang melaksanakan manajemen pelayanan antenatal dengan baik. Namun 88% Puskesmas mempunyai kelengkapan sarana dasar pelayanan antenatal.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kualitas layanan yang diberikan masih kurang, walaupun mayoritas klien mengatakan "puas" dengan pelayanan yang diberikan. Namun pengetahuan klien pada umumnya masih kurang. Manajemen pelayanan antenatal masih belum baik, walaupun sarana pelayanan antenatal relatif lengkap.
Untuk memperbaiki kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas disarankan sebagai berikut: Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi untuk membuat kebijakan tertulis tentang pelayanan antenatal dan menggunakan waktu pada saat pertemuan bidan bulanan sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta melaksanakan pelatihan konseling pelayanan antenatal. Kepada Kepala Puskesmas meneruskan kebijakan kepala dinas dengan membuat prosedur kerja secara tertulis tentang pelayanan antenatal serta melengkapi sarana yang masih kurang. Kepada petugas pelayanan antenatal agar melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, mengikuti pertemuan bulanan dan pelatihan konseling serta memberikan informasi (konseling) kepada klien tentang pelayanan antenatal. Kepada institusi pendidikan Poltekkes Jambi diharapkan dapat menambahkan materi kuliah tentang mutu layanan kesehatan sebagai muatan lokal. Kepada peneliti lain dapat meneruskan penelitian ini dengan pendekatan kualitatif untuk menggali lebih mendalam variabel kualitas pelayanan dan kepuasan klien dalam pelayanan antenatal.

The quality of Antenatal care at Community Health Center of Jambi in 2002The purpose of antenatal care is to keep the pregnant woman safe during pregnancy, experiences proper labor and healthy postpartum, delivers a healthy baby and prepares mother to give exclusive breast feeding. Pregnancy is a reproduction process that needs some special treatment. Even though pregnancy is normal process, it is dynamic which is risky to mother live.
The research objective is to obtain the description on antenatal care quality at Community Health Center (CHC) in Jambi Municipality. The samples of this research are taken from 8 CHC. Jambi Municipality has eight sub districts then each sub district was considered for one CHC randomly. This research design is cross sectional. Its method covers : observation of 96 spot services which gives antenatal care, interview to the 96 clients after receiving the service (exit interview), assessment on antenatal service management in view of facility and product management availability and supervision on supporting facility.
On the spot supervision of CHC reveals that the quality is quantity low, there are 78% of CHC providing TT immunization and Fe tablet, 55% giving the information of the health pregnancy, 60% having skilled antenatal care provider, 49% responsive to the client, 95, 8% reminding client to go visiting CHC again, and only 35% using more than I0 minutes to examine pregnant woman.
Based on the interview, most of respondents satisfied with the services. This satisfaction is based on TT immunization and Fe tablet (65%), giving information (71 %), provider technical competency (97%), and provider-client interaction (96%), doing the follow up (93%), waiting time less than 10 minutes (64%). However, only 23% of the respondent knows the antenatal care. From management view, only 13% of CHC has conducted good antenatal care management. However, 88% of CHC has good basic facility of antenatal care.
It is concluded that antenatal care is still unqualified although most patients are satisfied with the service. Generally, client's knowledge about antenatal care is limited. The management of antenatal care is not fair enough while its facility is much more complete.
To improve antenatal care quality, it is recommended that the Head of Jambi Health Department to make a written procedure of antenatal care and to hold a monthly meeting with the midwife to maintain their skill and knowledge and also to give counseling training of antenatal care. To the Head of CHC is suggested to continue that policy by providing written standard of recommended antenatal service and to make the facility much more complete. To antenatal care provider, it is recommended to follow` the standard operational procedure, to give monthly meeting and counseling training, as well as to inform the client about antenatal care. To Health Polytechnic Jambi, hopefully can provide a lecture about public health service quality as a local load. To the other researchers, it is advised great fully to follow up this study based on qualitative approach to explore the service quality variable and client satisfaction of antenatal care."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 5074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Oktaviana
"Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, namun ibu mungkin menghadapi penyulit. Kematian ibu bisa menjadi hasil akhirnya bila tidak tertangani dengan baik. Hal ini dapat dicegah apabila pelayanan antenatal dilakukan secara rutin dan terpadu yang melibatkan suami, sehingga kesehatan ibu terpantau serta persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi dijalankan. Pemerintah telah mengupayakan pelayanan kesehatan ibu, namun belum dimanfaatkan optimal, berdasarkan hasil cakupan pelayanan kehamilan dan persalinan yang belum memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan 2010-2014.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan partisipasi suami dengan pemanfaatan layanan kunjungan antenatal di Indonesia. Penelitian dengan pendekatan cross sectional, menggunakan data SDKI 2012. WUS yang melahirkan anak lahir hidup satu tahun sebelum survei menjadi populasi. Besar sampel 504 responden. Partisipasi suami dalam masa kehamilan diukur berdasarkan pendampingan suami saat kunjungan antenatal, diskusi tentang kehamilan, dan persiapan persalinan serta pencegahan komplikasi. Sedangkan kunjungan antenatal didasarkan atas jadual kunjungan rekomendasi WHO. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Pemanfaatan layanan kunjungan antenatal lengkap sesuai jadwal rekomendasi minimal (1-1-2) di Indonesia Tahun 2012 75,8% dan partisipasi suami tergolong tinggi sebesar 94,8%.
Hasil uji regresi logistik menunjukkan ibu dengan suami yang berpartisipasi tinggi, berpeluang 2,29 kali untuk melakukan kunjungan antenatal lengkap (95% CI 0,997-5,267) dibanding ibu dengan suami berpartisipasi rendah setelah dikontrol pendidikan ibu. Namun, secara statistik tidak ada hubungan signifikan antara partisipasi suami dengan pemanfaatan layanan kunjungan antenatal di Indonesia. Pendidikan ibu merupakan determinan pemanfaatan layanan kunjungan antenatal dan berhubungan dengan partisipasi suami dalam masa kehamilan di Indonesia. Diseminasi pengetahuan yang tepat sesuai karakteristik serta upaya untuk mengoptimalkan partisipasi suami diperlukan untuk mencapai target pemanfaatan layanan kunjungan antenatal di Indonesia.

Pregnancy and labor are natural processes, but women may face complications. Maternal death can be the result if it is not handled properly. It can be prevented if antenatal care was done continuity and integrated by involving the husband. So the mother's health is monitored, also birth preparedness and complication readiness is well planned. The government has performed maternal health services, but not utilized optimally yet, based on coverage rate of pregnancy and delivery services that still well below the target set by Ministry of Health in 2010-2014.
The purpose of this study is to identify the association between husband's participation and utilization of antenatal services in Indonesia. Research done using cross sectional approach, by analyzing Indonesian Demographic and Health Survey 2012. Women which give birth one year before survey become population. Sample size was 504 respondents. Husband's participation was measured by husband's assistance during antenatal visits, discussions about pregnancy, and birth preparedness and complication readiness. Which antenatal services was determined by WHO's recommendation schedule. Data were analyzed using logistic regression test. In Indonesia, the utilization of completed antenatal visits was 75,8% and husband's high participation was 94,8% in 2012.
The logistic regression analysis revealed that mother with highly husband participation were more likely to completed antenatal visits (OR= 2,29; 95% Cl: 0,997-5,267) than mother with low husband participation, after controlled mother's education level. Mother's education level were determinants of antenatal services utilization and had association with utilization of antenatal services in Indonesia. Proper dissemination of knowledge according to the characteristics and efforts to optimize husband's participation are needed in order to reach the target of utilization in antenatal services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siane Nursianti Tanuwidjaja
"Pelayanan antenatal, merupakan salah satu komponen penting dalam program kesehatan ibu dan anak, pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu secara kualitas, dalam penelitian ini diukur dengan melihat jumlah kunjungan, umur kehamilan pada kunjungan pertama serta usia kehamilan saat penelitian dilakukan.
Komponen predisposing, enabling, need dan reinforcing diduga merupakan faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal di Kabupaten Bogor, yang mempunyai kuantitas sudah cukup baik namun kualitasnya masih kurang.
Metoda penelitian survey, dengan populasi penelitian ibu hamil dan petugas antenatal puskesmas, penarikan sampel dengan cara: Stratified Cluster Random Sampling.
Hasil yang diperoleh, ternyata derajat .pemanfaatan antenatal baik di Kabupaten Bogor baru mencapai 28%, ibu hamil yang datang ke pelayanan antenatal. 19% masih ada dalam kelompok umur resiko tinggi (<20 atau >35 tahun), dengan pendidikan kurang dari enam tahun 61%, jumlah kehamilan lebih dari tiga kali masih ada 25%, pekerjaan suami terbanyak sebagai buruh, pengetahuan ibu tentang antenatal yang baik baru 41%. Dari segi pembiayaan ternyata 56% ibu hamil mengeluarkan biaya antenatal sekali periksa >=Rp 1000, kondisi ibu waktu datang ke antenatal 46% kondisi sakit dan dilayani 80% oleh puskesmas dengan praktek petugas antenal rata-rata baik. Sumber informasi kesehatan, yang sering diterima dan dipercayai oleh ibu hamil selain petugas adalah orang tua. Faktor yang besar hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan antenatal adalah biaya antenatal, dan pengetahuan ibu.
Saran: pengembangan dana sehat untuk menanggulangi masalah biaya pelayanan, dan peringkatan pengetahuan ibu melalui penyuluhan dengan penajaman sasaran (pendidikan kurang dari enam tahun, jumlah kehamilan lebih dari tiga), oleh sumber yang efektif misalnya oleh orang tua."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willyana Syafriyanti
"Kabupaten Lampung Utara menjadi salah satu kabupaten penyumbang AKI tertinggi di Provinsi Lampung. Laporan profil kesehatan Lampung Utara menyebutkan bahwa terjadi trend kenaikan AKI pada 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2017-2021. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 sebagai upaya penguatan dalam pelayanan kesehatan ibu guna mencegah kematian ibu maupun bayi, termasuk didalamnya mengatur terkait pelayanan kesehatan masa hamil (antenatal). Disisi lain, Puskesmas sebagai layanan primer diharapkan mampu melaksanakan pelayanan antenatal tersebut sesuai standar sebagai penguatan upaya preventif. Dinas Kesehatan Lampung Utara telah mendistribusikan alat USG kepada Puskesmas di Kabupaten Lampung Utara, guna mendukung pelakanaan pelayanan antenatal di Puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi kebijakan pelayanan antenatal di Puskesmas Negara Ratu dan Puskesmas Cempaka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pelayanan antenatal sudah berjalan, namun pelayanan antenatal terpadu dengan program kesehatan jiwa serta pencatatan dan pelaporan belum optimal dilaksanakan. Komunikasi sudah dilakukan dengan baik. SDM dan fasilitas masih kurang. Para pelaksana kebijakan bersikap mendukung namun belum terdapat mekanisme pemberian reward yang diberikan. Sudah terdapat SOP terkait pelayanan antenatal dan koordinasi antar Puskesmas dengan BPM sudah berjalan dengan baik. Mayoritas ibu hamil mendukung dan ikut berpartisipasi dalam melakukan pelayanan antenatal, namun masih ditemukan kendala dan tantangan dalam mendorong partisipasi ibu hamil dalam melakukan pelayanan antenatal. Kesimpulannya, implementasi kebijakan pelayanan antenatal sudah berjalan, namun belum optimal. Diperlukan upaya optimaliasi pada implementasi kebijakan pelayanan antenatal dan juga peningkatan pada sumber daya dan dukungan masyarakat guna mendukung proses impelementasi.

Lampung Utara is one of the districts with the highest MMR contribution in Lampung Province. Lampung Utara health profile report states that there has been an increasing trend of MMR in the last 5 years, namely from 2017-2021. The Ministry of Health has issued Permenkes Number 21 of 2021 as an effort to strengthen maternal health services to prevent maternal and infant deaths, including regulating health services during pregnancy (antenatal). On the other hand, the Public Health Center (Puskesmas) as the primary service is expected to be able to carry out the antenatal service according to standards as a strengthening of preventive efforts. Lampung Utara Health Office has distributed ultrasound kits to Public Health Center in Lampung Utara Regency, to support the implementation of antenatal care at the Public Health Center. The purpose of this study was to determine the implementation of antenatal care policies at the Public Health Center of Negara Ratu and Public Health Center of Cempaka. This research was a qualitative research. Data collection was carried out through in-depth interviews, observation and document review. The results of the study showed that the implementation of antenatal care policies has been running, but integrated antenatal care with mental health programs and recording and reporting have not been optimally implemented. Communication has been done well. Human resources and facilities were still lacking. Policy implementers were supportive but there was no reward mechanism yet. There were already SOPs related to antenatal care and coordination was going well. The majority of pregnant women support and participate in conducting antenatal care, but there were still obstacles and challenges in encouraging the participation of pregnant women in conducting antenatal care. In conclusion, the implementation of antenatal care policies has been running, but not optimal. Efforts are needed to optimize the implementation of antenatal care policies and also increase the resources and community support for support the implementation process."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>