Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurseto Nugroho
"

Tesis ini membahas proses pembentukan ruang dalam keseharian dengan menggunakan kacamata narasi dalam arsitektur. Narasi dalam keseharian disebut sebagai spatial trajectories. Hasil penelusuran menyarankan bahwa yang perlu dilihat dalam proses pembentukan ruang adalah bridge yang terbentuk oleh spatial trajectories. Semakin banyak bridge yang hadir berarti spatial trajectories yang terlibat semakin banyak. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah persinggungan antar spatial trajectories yang terjadi dalam ruang tersebut karena hal tersebut mengindikasikan berbagai macam narasi yang terlibat.

Tesis ini juga menelusuri berbagai macam bentuk narasi dan bagaimana cara membongkar narasi tersebut, seperti narasi tertulis dan narasi film. Teknik-teknik seperti diagram, collage, kamera, dan separatrix banyak dibahas sebagai intrumen penelusuran dalam tesis ini.

Tesis ini mendemonstrasikan strategi perancangan berbasis spatial trajectories. Untuk dapat merepresentasikan spatial trajectories diperlukan sebuah teknik representasi yang dapat mewakili ketepatan data empiris sebuah narasi yang dalam hal ini bisa dengan menggunakan teknik proyeksi, namun tetap dapat memunculkan imajinasi keseharian yang lebih abstrak dengan menggunakan teknik scenography yang dapat merepresentasikan sebuah performance.

Melalui penggunaan spatial trajectories sebagai pendekatan dalam perancangan, arsitektur yang hadir merupakan arsitektur yang ingin menyampaikan cerita mengenai ruang-ruang keseharian dalam sebuah konteks. Tesis ini berusaha untuk membuka peluang-peluang spasial dengan memanfaatkan teknik-teknik representasi untuk dapat memunculkan makna-makna dalam ruang-ruang keseharian kita.


This thesis discusses the production of space inside everyday using the narrative lens in architecture. The narrative in everyday is referred to as spatial trajectories. The inquiry results suggest that what is important in the production of space process is the bridge formed by the spatial trajectories. The more bridges that are present means, the more spatial trajectories are involved. It becomes important to consider the overlapping between spatial trajectories that occur in that space because it indicates various kinds of narratives involved.

This thesis also explores various forms of narrative and how to dismantle these narratives. Techniques such as a diagram, collage, camera, and separatrix are widely discussed as instruments of inquiry in this thesis.

This thesis demonstrates a spatial trajectories-based design strategy. To be able to represent spatial trajectories, a representation technique should represent the accuracy of empirical data in a narrative in the way of projection technique, but the representation should also bring up more abstract of everyday imagination in a way scenography technique to represent the performance

Through the use of spatial trajectories as an approach in design, the architecture that is present is an architecture that wants to convey stories about everyday spaces in a context. This thesis seeks to open up spatial opportunities by utilizing representational techniques to be able to give meaning in our everyday spaces.

"
2019
T53972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ladifta Arindra Chandra
"Kajian perancangan ini bertujuan memaparkan proses eksplorasi terhadap memori terkait dengan bau (odour-linked memories) untuk mengkonstruksi arsitektur yang puitis melalui sebuah proses reproduksi imaginatif. Kajian ini melihat bahwa bau sebagai pemicu memori berperan kuat sebagai sebuah substansi pembentuk arsitektur yang puitis, bergerak dari arsitektur yang menekankan pada visual. Perancangan ini melihat bagaimana satu pemicu bau bisa menciptakan lintasan bau dan memori yang hadir diantaranya sehingga bisa dilakukan eksplorasi terhadap fragmentasi memori berbasis bau. Operasi pembentukan ruang pada arsitektur ini juga tidak hanya mempertimbangkan karakternya yang puitis, tetapi juga mengambil esensi dari majas puisi yang biasa digunakan dalam merangkai kata-kata. Rangkaian fragmentasi ruang memori yang sudah terkonstruksi disusun berdasarkan majas puisi akan menghasilkan bau yang berbeda dari bau awal sehingga tercipta pengalaman bau yang baru dan puitis. Konsep ini menghadirkan dunia virtual yang bisa dikunjungi dan sistem yang bekerja sebagaimana memori dalam bentuk bau bisa disimpan, dicampur, diekstraksi, dan ditarik kembali. Sistem dari dunia memori bau ini menjadi dasar bagaimana memori bisa disimpan dalam bentuk bau hingga divisualisasikan kembali menjadi bentuk yang puitis. Perancangan ini menunjukkan bahwa arsitektur tidak hanya terbentuk dari lintasan bau sebagai substansi, tetapi juga membentuk lintasan puitis dan sebuah puisi spasial dari sistem dunia memori bau.

This design study aims to explain the process of exploring odour-linked memories to construct poetic architecture through a process of imaginative reproduction. This study sees that smell as a memory trigger plays a strong role as a substance that forms poetic architecture, moving from architecture that emphasises the visual. This design looks at how a single odour trigger can create a path of odours and the memory present between them so that exploration of odour-based memory fragmentation can be carried out. The operation of creating space in this architecture also not only takes into account its poetic character, but also takes the essence of the poetic figures of speech that are usually used in arranging words. The series of fragmentation of the memory space that has been constructed based on the figure of speech of poetry will produce a smell that is different from the initial smell, thereby creating a new and poetic smell experience. This concept presents a virtual world that can be visited and a system that works as memories in the form of smells can be stored, mixed, extracted and recalled. This system of the world of smell memory is the basis for how memories can be stored in the form of smells until they are visualised again into a poetic form. This design shows that architecture is not only formed from the trajectory of smell as a substance, but also forms a poetic trajectory and a spatial poetry from the world system of smell memory."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Vandhya Bachtiar
"Dalam mengalami ruang, manusia bergerak secara spontan dan selama pergerakannya ini akan ada kondisi berhenti sejenak yang disebut sebagai pause moment. Pause moment merupakan sebuah konsekuensi dari proses datang dan pergi manusia di dalam ruang yang terjadi karena kehadiran objek. Karena pergerakan ini, narasi yang ingin disampaikan di sebuah ruang tidak sama dengan yang dipersepsikan oleh manusia. Sementara, penyamaan pemahaman ini diperlukan untuk menegaskan makna kehadiran ruang. Skripsi ini selanjutnya akan membahas kehadiran pause moment dalam membentuk narasi dari berbagai ruang dengan melihat peran tubuh manusia dan objek di dalam ruang. Hal ini bertujuan untuk melihat relasi antara objek dan pause moment dalam membentuk narasi ruang. Sehingga, penyusunan objek untuk menciptakan pause moment di dalam ruang dapat terlihat. Studi kasus yang dilakukan melihat bagaimana tiap pause moment ini tersusun di dalam ruang pamer yang menempatkan posisi manusia sebagai traveler.

In experiencing space, human moves spontaneously where during this movement there will be a condition where human stops for a while which it referred as pause moment. A pause moment is a consequence of human arriving and leaving process which caused by the existence of objects. This spontaneous movement caused the narration to be conveyed in space is not the same as what human perceived. While this perception should be equal in order to understands the meaning of the presence of space. Furthermore, this thesis will discuss about the presence of pause moment in forming a narratives of various spaces by looking at the role of human body and object in space. The aim is to see a relation between object and pause moment in forming a narrative space. Thus, the arrangement of objects to create pause moments in space can be seen. Case studies conducted to investigate at how each pause moment is arranged in a exhibition space with human as a traveler.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Narratology mostly concerns with the 'cutting-edge' narrative found in literary works on one end the formulatics folklores on the other. What is left in between is a huge span of gray area where popular fictions reside...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Egy Indra Pangestu
"Ruang pemakaman yang dimaknai sebagai ruang peristirahatan terakhir bagi manusia yang telah meninggal kini mengalami produksi pemaknaan lain akibat dari adanya fenomena kontestasi praktik spasial yang terjadi di dalamnya. Tempat pemakaman Umum Prumpung menjadi ruang pemakaman yang menyajikan kondisi pertarungan praktik spasial antara mereka yang telah “tiada” dengan praktik keseharian masyarakat kampung kota yang berada di sekitar TPU Prumpung sehingga menarik untuk dikaji dengan pendekatan produksi sosial ruang. Kontestasi praktik spasial pada TPU Prumpung memperlihatkan aktor kontestasi yang dipicu oleh “kehadiran orang lain” serta berbagai upaya pengalihan spasial properties sebagai taktik yang dilakukan dalam memproduksi ruang publik sehari-hari atau everyday public space milik mereka. Dengan “hidup” nya everyday public space di dalam ruang milik mereka yang telah “tiada” menjadi fenomena yang akan diamati melalui metode etnografi spasial serta pemetaan aktivitas, ruang dan waktu untuk menelusuri bentuk taktik kontestasi praktik spasial yang membawa narasi baru ke dalam TPU Prumpung.

The cemetery space, which is interpreted as the final resting space for deceased humans, is now experiencing the production of other meanings as a result of the phenomenon of contestation of spatial practices that occurs within it. The Prumpung Cemetery is a burial space that presents conditions of spatial practice contestation between those who have “passed away” and the everyday practice of Urban Kampung community around the Prumpung Cemetery, making it interesting to study using a social production of space approach. The contestation of spatial practices at TPU Prumpung shows contestation actors triggered by the "the presence of others " as well as various treatments of spatial properties as tactics carried out in producing their everyday public space. With the "life" of everyday public space in the space of those who "dead" becomes a phenomenon that will be observed through spatial ethnography methods and mapping of activity, space and time to trace the forms of contestation tactics for spatial practices that bring new narratives into Prumpung TPU."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tafia Sabila Khairunnisa
"Dalam keseharian, pengguna berperan aktif dalam mengadaptasikan arsitektur dalam ruang dan waktu, yang mana arsitektur dikatakan baik jika dapat beradaptasi dalam ruang dan waktu.. Makna yang tercermin dari arsitektur keseharian mengindikasikan bahwa pengguna membaca dan memaknai arsitektur dengan cara berbeda. Narasi menawarkan cara membaca yang penting karena dapat membaca dan memproduksi makna dari hasil pembacaannya. Skripsi ini membahas lebih lanjut bagaimana narasi menunjukkan makna di arsitektur keseharian. Pembacaan dilakukan berdasarkan parameter conceived- perceived ruang, temporalitas waktu, dan operasi ruang. Hasil analisis menunjukkan bahwa makna ditunjukkan secara parsial-keseluruhan dari hubungan sebab akibat antara ruang, waktu, dan operasi ruang. Dengan menjadikan narasi sebagai alat membaca, disimpulkan bahwa suatu praktik keseharian tidak bisa dilihat secara terpisah, melainkan harus dilihat keterhubungannya dengan berbagai sistem dalam ruang dan waktu karena ada banyak hal yang terkesan tidak bermakna ternyata sangat penting terhadap keseluruhan proses bagaimana arsitektur beradaptasi dalam ruang dan waktu.

In everyday, users have active role to adjust architecture in space and time as good architecture is defined by its capability in adapting with space and time. The meaning expressed in everyday architecture indicates that users have their own way of reading and interpreting. Narrative offers an important means of reading that is used both to read and produce meaning. This thesis discuss further how narrative produce meaning in everyday architecture. The reading is based on spatial operation and components of space and time. The result shows that meaning is presented from causality happened through spatial operation in a part whole way. Using narrative as means of reading gives an understanding that everyday practice shouldn rsquo t be seen separately, yet read by its relation to various aspects in space and time because many things that are ignored turns out important to the whole process of how architecture adapt with space and time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67214
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nailah Arjeyita Mahdiyyah
"Skripsi ini bertujuan untuk menelusuri bagaimana performing reader mensimulasikan ruang naratif berdasarkan ketidaklengkapan narasi di sebuah teks. Penelusuran dilakukan dengan melihat bagaimana performing reader memahami ruang naratif dengan mengisi celah informasi berdasarkan imajinasi, pengetahuan, dan pengalaman pribadi, yang kemudian menjadi basis rekonstruksi ruang naratif melalui pembentukan peta mental. Proyeksi tubuh performing reader terhadap peta mental tersebut akan menciptakan simulasi ruang naratif. Studi ini menganalisis buku “The Midnight Library” oleh Matt Haig melalui dua tahap, yaitu (1) identifikasi celah informasi dalam narasi “The Midnight Library” dan (2) analisis pengalaman performing reader melalui simulasi ruang naratif berdasarkan ketidaklengkapan narasi. Tahap pertama mengidentifikasi celah informasi spasial dan sensorik berdasarkan bagian narasi berbasis setting dan peristiwa. Tahap kedua menganalisis pembentukan peta mental spasial dan sensorik ruang naratif oleh performing reader, dan pengalaman performing reader melalui simulasi ruang naratif berdasarkan embodied simulation. Hasil dari studi yang dilakukan menunjukan bahwa pembaca harus mengisi celah informasi dan membentuk peta mental hingga dapat mensimulasikan ruang naratif dan mengalaminya secara fisik. Jenis deskripsi pun berpengaruh terhadap simulasi ruang naratif yakni deskripsi eksplisit yang memberikan general framework dalam pembentukan peta mental, dan deskripsi implisit beserta celah informasi yang memberikan kebebasan pembaca untuk menginterpretasikan ruang naratif secara subjektif.

This study aims to explore how a performing reader simulates narrative space based on the incompleteness of a text’s narrative. The exploration is conducted by examining how the performing reader understands narrative space by filling in information gaps based on imagination, prior knowledge, and personal experience, which then becomes the basis for reconstructing narrative space through the formation of mental maps. The projection of the performing reader’s body onto this mental map creates a simulation of the narrative space. This study analyzes the book "The Midnight Library” by Matt Haid through stages: (1) identifying information gaps in the narrative of “The Midnight Library” and (2) analyzing the performing reader’s experience through the simulation of narrative space based on the narrative’s incompleteness. The first stage identifies spatial and sensory information gaps based on narrative sections related to setting and events. The second stage analyzes the formation of spatial and sensory mental maps of narrative space by the performing reader, and the performing reader’s experience through the simulation of narrative space. The type of description also affects the simulation of narrative space, with explicit descriptions providing a general framework for the formation of mental maps, and implicit descriptions along with information gaps giving readers the freedom to subjectively interpret the narrative space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Sebuah tempat yang ditinggalkan dan terbengkalai akan menimbulkan sisi negatif bagi kota. Kekosongan dari aktivitas manusia menyebabkan tempat tersebut kehilangan narasi dan kemenarikannya. Salah satu pilihan cara yaitu dengan memberi intervensi terhadap tempat terbengkalai agar tempat tersebut memiliki energi baru. Sehingga tempat tersebut akan memberikan nilai lebih bagi kota dan masya rakat sekitar.
Skripsi ini membahas bagaimana proses membangun sebuah tempat dapat dilakukan dengan perspektif narasi. Lebih detail lagi, tulisan ini membahas bagaimana narasi disisipkan untuk mencapai eventfulness. Penelusuran dilakukan dengan pengamatan langsung pada M Bloc Space, Jakarta Selatan. Dari penelusuran dan proses analisis terhadap ruang, ditemukan bahwa M Bloc Space dapat mencapai eventfulness dengan penambahan narasi Blok M dan pengaturan event linier simetri.

A place that has been abandoned will enrise negative impacts to the city. The emptiness of human activity causes loss of narrative and attractiveness of the place. One of the solution is giving interventions to abandoned place in order to enrise new energy. Therefore, the place will give value to the city and its surrounding community.
This thesis talks on how the process of designing a place could be done in perspective of narrative. In detail, talks on how narrative added to achieve eventfulness. The research was carried out by observation at M Bloc Space, South Jakarta. By the process of analyzing space, found that M Bloc Space can achieve eventfulness by added narrative, Blok M, and simetric liniear event arrangement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Evania Aditya
"Tulisan ini menelusuri dinamika place ballet sebagai interaksi spasial keseharian manusia yang berkontribusi terhadap perubahan place attachment. Place ballet dipahami sebagai rutinitas interaksi keseharian yang dialami secara unconscious yang dapat menghasilkan rasa familiaritas dan attachment terhadap situasi, elemen spasial, dan tempat tertentu. Place ballet berjalan dalam tempat yang memiliki singularitas secara tetap sehingga rutinitas kemudian berulang dalam kesehariannya dengan interaksi yang cenderung sama dan memproduksi memori sebagai landasan place attachment. Namun, replikasi interaksi spasial keseharian berjalan secara dinamis sehingga memungkinkan hadirnya disrupsi dan absensi rutinitas; menghasilkan rasa conscious yang kemudian mengubah place attachment. Tulisan ini membahas film The Truman Show (1998) karya Peter Weir sebagai penelusuran dinamika interaksi spasial keseharian dan proses perubahan dari place attachment menjadi detachment yang terjadi dalam film. Skripsi ini mengidentifikasi perkembangan kondisi consciousness yang berubah seiring dengan terjadinya dinamika place ballet. Sehingga hal ini memicu perubahan keberadaan place attachment, mengubah peran dan existential insideness manusia dalam place.

This study explores the dynamics of place ballet as the phenomenon of encounters in human’s daily life contributing to the shift in place attachment. Place ballet’s contribution as unconscious encounters in everyday routines result in a sense of familiarity and attachment towards a certain situation, elements, and place embodied in memory. In theory, place ballet achieves singularity through the repetitiveness of encounters occurring in everyday routines. However, there is a limitation on replicating everyday encounters, thus bringing disruptions in the everyday routine and evoking consciousness in the repeating of routine and the absence of place ballet. This study explores the shifting of everyday encounters, evoking the character’s consciousness of space and the shift from place attachment into detachment, as presented in the movie The Truman Show (1998) by Peter Weir. This paper identifies the shifting of a sense of consciousness as human interacts with the dynamics of place ballet, evoking shift in place attachment. The shifted perceptions of everyday encounters and place attachment on some degree indicates change in the feeling of existential insideness and human’s role in place."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>