Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59905 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Ayu Ridhani
"Daya dukung fondasi dapat dihitung dengan perhitungan direct method CPT. Dikarenakan direct method yang bervariasi, diperlukan evaluasi untuk mengetahui metode manakah yang paling mendekati dengan kondisi aktual di lapangan. Dalam penelitian ini, digunakan 8 metode direct method CPT, yaitu: Schmertmann, De Ruiter dan Beringen, LCPC, Aoki De Alencar, Penpile, Price dan Wardle, Philipponnat, dan Wesley. Jumlah data yang digunakan 55 tiang dengan jenis fondasi tiang bor dan fondasi tiang pancang. Hasil perhitungan direct method CPT dan hasil loading test, hasil loading test yang diinterpretasi dengan metode Chin dan Decourt dan hasil PDA, kemudian dianalisis menggunakan persamaan best-fit line, rata-rata dan standar deviasi, dan log distribusi normal dengan keakuratan 20%. Berdasarkan analisis tersebut, dapat diketahui bahwa metode LCPC merupakan metode yang paling cocok digunakan di wilayah Jakarta karena hasil perhitungannya yang cenderung mendekati hasil interpretasi loading test, dengan nilai rank index terkecil di antara direct method lainnya. Direct method CPT lebih direkomendasikan untuk digunakan sebagai perhitungan daya dukung fondasi tiang pancang.

There are several direct methods to estimate bearing capacity of pile foundation using cone penetration test (CPT). Hence, it is interesting to evaluate which method that suitable for a certain condition or specific locations. In this study, 55 foundation piles, which consisted of bored piles and driven piles, are used in order to determine the bearing capacity using the following methods: Schmertmann, de Ruiter dan Beringen, LCPC, Aoki and De Alencar, Penpile, Price and Wardle, Philipponnat and Wesley. The pile capacities will be compared to the measured pile capacities, from static pile load tests, which interpreted by Chin method and Decourt method, and the results from PDA testing. The statistical analyses used in this paper are the best fit line, mean and standard deviation, and log distribution with 20% of accuracy. Result shows that LCPC method is the most suitable direct method used in studied location as it has the best agreement among the seventh methods. The cone penetration test direct method is more suitable used for driven piles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Haryadi
"Pemancangan sistem tekan untuk pekerjaan pondasi dalam sering banyak dipilih di wilayah perkotaan. Dampak getaran yang dihasilkan, suara bising yang ditimbulkan dan mudahnya pemantauan kapasitas aksial tekan melalui manometer, menjadi penyebab metode pemancangan ini sebagai alternatif yang dipilih. Namun dalam pengawasannya tetap diperlukan uji PDA Test yang dilanjutkan dengan analisa CAPWAP untuk memverifikasinya. Berdasarkan hasil uji PDA dan analisa CAPWAP yang kami peroleh sejak tahun 2020 hingga tahun 2022, dijumpai beberapa hasil pemancangan dengan sistem tekan mengalami kegagalan kapasitas aksial. Penggunaan analisis regresi linear sederhana dan multivariate dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mengetahui hubungan antara masing-masing variabel. Hasil analisis regresi linear biasa untuk tiang SQ25 dan SQ30 menunjukkan bahwa panjang tiang, final set dan tahanan gesek berpengaruh secara signifikan. Dan hasil analisis multivariate pada data No Problem Pile SQ25 dan SQ30 terlihat bahwa Y (𝑅𝑢) terhadap X2 (Lp) serta Y (𝑅𝑏) terhadap X1 (DFN) secara parsial yang memiliki korelasi secara tidak signifikan dan untuk variabel lainnya memiliki korelasi yang signifikan. Diperoleh nilai error untuk tingkat keakuratan pada No Problem Pile SQ25, Y (𝑅𝑢)=17.70%, Y (𝑅𝑠)=37.47%, Y (𝑅𝑏)=31.75% dan pada No Problem Pile SQ30, Y (𝑅𝑢)=20.39%, Y (𝑅𝑠)=34.46%, Y (𝑅𝑏)=33.39%. Dari korelasi penelitian lain diperoleh informasi kegagalan diduga tiang bertumpu pada lapisan tanah berjenis kerikil. Persentase besar kegagalan kapasitas aksial tiang didasarkan pada data yang ada pada interval tiang tertanam (Lp) (0-6 m) sebesar 20.24% dan (30-36 m) sebesar 33.33% untuk SQ25 serta (0-6 m) sebesar 46.154% dan diikuti interval (6-12 m) sebesar 3.704% untuk SQ30.

Piling of pressure systems for deep foundation work is often chosen in urban areas. The resulting vibration impact, the noise generated and the ease of monitoring the axial compressive capacity through a manometer, are the causes of this piling method as the chosen alternative. However, under supervision, a PDA test is still required, followed by CAPWAP analysis to verify it. Based on the PDA test results and CAPWAP analysis that we obtained from 2020 to 2022, it was found that several piles with a pressure driving system experienced axial capacity failure. Therefore a simple and multivariate linear regression analysis was performed to solve the problem of capacity failure by knowing the relationship between each variable. The results of the simple linear regression analysis for the SQ25 and SQ30 piles show that the pile length, final set and frictional resistance have a significant effect. And the results of multivariate analysis on the No Problem Pile SQ25 and SQ30 data, it can be seen that Y (𝑅𝑢) to X2 (Lp) and Y (𝑅𝑏) to X1 (DFN) partially have no significant correlation and for other variables have significant correlations. Obtained error values for the level of accuracy on No Problem Pile SQ25, Y (𝑅𝑢)=17.70%, Y (𝑅𝑠)=37.47%, Y (𝑅𝑏)=31.75% dan pada No Problem Pile SQ30, Y (𝑅𝑢)=20.39%, Y (𝑅𝑠)=34.46%, Y (𝑅𝑏)=33.39%. From the correlation of other studies, information was obtained on the failure of suspected piles resting on gravel soil. The large percentage of pile axial capacity failure is based on existing data on embedded pile intervals (Lp) (0-6 m) of 20.24% and (30-36 m) of 33.33% for SQ25 and (0-6 m) of 46.154% and followed by intervals (6-12 m) of 3.704% for SQ30.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Calista Mutia Gunandar
"Tingginya kebutuhan akan hunian layak dan keterbatasan dalam menyediakan infrastruktur dasar adalah faktor utama dalam terbentuknya permukiman kumuh di perkotaan. DKI Jakarta, sebagai salah satu wilayah dengan tingkat urbanisasi yang tinggi, mengalami tantangan serius terkait penanganan permukiman kumuh, terutama di permukiman pesisir. Permukiman pesisir memerlukan penanganan khusus karena karakteristiknya yang rentan terhadap banjir akibat perubahan iklim dan penurunan muka tanah. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kondisi penduduk dan kondisi permukiman pasca penataan permukiman, menganalisis kerentanan permukiman pasca penataan permukiman berdasarkan keterpaparan, sensitivitas, dan kapasitas adaptif, dan menyusun konsep penataan permukiman pesisir berkelanjutan. Metode penelitian adalah metode campuran dengan metode perolehan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara. Metode analisis menggunakan analisis skoring, analisis statistik, analisis spasial, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi permukiman dan penduduk pasca penataan termasuk dalam kategori sedang. Tingkat kerentanan permukiman terhadap banjir termasuk kategori rendah, yang mana kapasitas adaptif adalah unsur yang signifikan dalam menentukan kerentanan banjir. Konsep penataan permukiman yang diusulkan adalah penataan permukiman berbasis masyarakat yang berfokus pada perbaikan kondisi permukiman kumuh. Pendekatan ini membahas aspek lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi, mempertimbangkan kriteria permukiman kumuh, dan mencakup upaya mitigasi dan adaptasi banjir.

The high demand for suitable housing plays a major role in the emergence of urban slums Slum areas are usually located in geographically vulnerable regions prone to disasters. Jakarta is one of the areas with a high rate of urbanization, facing serious challenges in addressing slum settlements, particularly in coastal areas. The slums in Jakarta’s coastal regions face flooding problems due to rising sea levels and land subsidence. Improving the quality of these slum areas must integrate flood protection efforts. This study was conducted in Kalibaru Subdistrict, a priority location for slum improvement with high flood risk. The study aimed to identify the conditions of residents and settlements post-improvement, analyze the vulnerability of settlements post-improvement based on exposure, sensitivity, and adaptive capacity, and develop a sustainable coastal settlement improvement concept. This research used a quantitative approach with mixed methods. Data collection was done through questionnaires and interviews. Data were analyzed using scoring analysis, statistics analysis, spatial analysis, and descriptive analysis. The results show that after the post-improvement initiative, the conditions of the settlements and residents have improved to a moderate level. Flood vulnerability is at a low level, with adaptive capacity being a significant factor in determining this vulnerability. The proposed settlement improvement concept is a community-based strategy focused on enhancing slum conditions. It addresses physical, social, and economic environmental aspects, considers slum criteria, and includes efforts for flood mitigation and adaptation."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nintyo Tri Haryono
"Jakarta dengan multiperan dituntut untuk dapat mengakomodasi kebutuhan akan bangunan baru. Salah satu perangkat teknis dalam merancang bangunan baru adalah penyelidikan tanah. Penyelidikan tanah ini diantaranya adalah Uji Cone Penetration Test (CPT) dan Uji Standard Penetration Test (SPT). Penelitian ini hadir untuk menyederhanakan data tanah yang sudah ada sebelumnya berupa kedalaman lapisan hard layer dalam bentuk visualiasi berupa peta. Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan peta ini adalah program seperti ArcView (GIS) dan Surfer. Diharapkan hasil penilitian ini dapat membantu untuk memberikan parameter awal dalam perancangan sebelum dilakukan penyelidikan tanah yang sebenarnya.

Jakarta with many roles required to accommodate the need for new buildings. One technical tool in designing new buildings is soil investigation. These soil investigation include Cone Penetration Test Test (CPT) and Standard Penetration Test Test (SPT). This research exists to simplify the soil investigation data that is the depth of hard soil layer onto the form of a map visualization. The software used in the manufacture of this map is a program such as ArcView (GIS) and Surfer. Expected results of this research can help to provide initial parameters in the design before actual soil investigation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50598
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Misfa
"Pondasi tiang bor merupakan salah satu alternatif pondasi dalam yang banyak dan umum digunakan untuk menyokong bangunan bertingkat tinggi terutama di daerah yang telah padat dengan bangunan. Kelebihan tiang bor dibandingkan tiang lainnya adalah penurunan pada permukaan tanah sangat kecil, metoda konstruksi tidak mengganggu telinga, amat mungkin menembus lapisan batuan atau gravel dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
Penggunaan tiang bor lebih dari satu tiang pada satu pile cap dikarenakan beban yang dipikul oleh pondasi Iebih dari daya dukung satu tiang bor. Beberapa tiang diatur berjajar membentuk grup tiang dengan memperhatikan faktor eiisiensi yang sangat mempengaruhi daya dul-mug ijin grup tiang bor, yang nilainya didapat dari daya dukung grup tiang dibandingkan dengan jumlah daya dukung tiang tunggal.
Dalam melakukan analisis kelompok tiang bor pada proyek ini pertama-tama dilakukan pengumpulan data dan permasalahazmya. Setelah pennasalahannya dideiinisikan dengan jelas, dikembangkan dengan tinjauan kepustakaau dilakukan analisis kasus terhadap daya dukung dan penurunan tiang. Dari analisis kasus yang ada dibandingkan dengan hasil loading test dan desain yang ada disiapkan saran-saran sebagai bahan pertimbangan dan diajukan sebagai rekomendasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Samuel R.B.
"Pengujian fondasi tiang dengan metode Pile Driving Analyzer (PDA) telah digunakan secara luas dan diakui American Society for Testing and Materials dengan ASTM Standard D4945-89 sebagai alternatif lain pengujian untuk mendapatkan daya dukung fondasi tiang selain pengujian dengan metode statik.
Pengujian dengan PDA mempunyai kelebihan dapat dilakukan selain pada saat tiang selesai dipancang juga dapat dilakukan pada saat pemancangan (during driving) untuk tiang pancang. Dengan PDA, dapat diketahui daya dukung selama pemancangan, juga dapat dievaluasi pekerjaan pemancangan (energi pemancangan, efisiensi pemancangan, dan lain-lain) dan bagaimana perilaku tiang pancang selama pemancangan (apakah terjadi kerusakan, berapa gaya-gaya yang bekerja dalam tiang, dan lain-lain)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Intan Suri
"Penerapan pengetahuan dan pengalaman konstruksi diperlukan untuk memperbaiki efektifitas pelaksanaan di lapangan. Salah satu bentuk untuk menyederhanakan usaha konstruksi dilakukan dengan memprediksi kinerja pelaksanaan lebih awal. Dalam kasus pondasi tiang franki standar, akan diperoleh perkiraan berapa jumlah tiang yang dapat diproduksi oleh kontraktor pelaksana dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan tesis ini melakukan analisis berkenaan dengan membuat model perkiraan jumlah Tiang Franki Standar (Standard Franki Pile) yang bisa diproduksi pada proyek gedung bertingkat.
Metode penelitian yang digunakan adalah interview, studi kepustakaan dan melakukan survey dengan kuesioner kepada para kontraktor yang melaksanakan pekerjaan pondasi Tiang Franki Standar pada proyek gedung bertingkat di Jakarta Bogor.
Data yang berhasil dikumpulkan akan dianalisa secara kuantitatif untuk mengetahui korelasi dan membuat model regresi antara faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tiang franki standar dan pengaruhnya terhadap jumlah Tiang Franki Standar (Standard Franki Pile) pada proyek gedung bertingkat.
Hasil penelitian dari 32 sampel mendapatkan temuan-temuan, setelah dianalisa dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) menghasilkan persamaan regresi berganda linear yang sudah lulus uji model. Selain itu, dihasilkan adanya korelasi positif antara faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tiang franki standar dengan jumlah Tiang Franki Standar (Standard Franki Pile) yang bersifat linier dengan nilai Adjusted R2 = 0.907. Ditemukan pula variabel-variabel yang memberikan konstribusi dalam meningkatkan Jumlah Tiang Franki standar yaitu yang pertama mobilisasi dan yang kedua penyediaan material.
Kemudian sampel berjumlah 32 buah yang dianalisa dengan SPSS diatas, diolah kembali untuk mendapatkan suatu persamaan polinomial dimana dalam persamaan ini hari dinyatakan sebagai variabel bebas dan jumlah tiang sebagai variabel terikat. Dengan bantuan program HTBasic didapatkan persamaan polinomial dengan pangkat 2 dan pangkat 3, dimana pangkat dilihat selisih terkecil antara hasil perhitungan teoritis dengan aktual.
Dengan mengabaikan dimensi dari kedua bentuk persamaan tersebut dan dengan mengasumsikan bahwa jumlah tiang adalah sama untuk kedua persamaan yang didapat pada hari kerja pemancangan yang sama, maka kedua persamaan tersebut dapat dikombinasikan menjadi satu persamaan saja yang mana variabel bebasnya adalah faktorfaktor yang mempengaruhi pelaksanaan tiang dan hari kerja pemancangan sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah tiang. Kemudian kedua persamaan tersebut digabung menjadi satu dimana jumlah tiang franki standar ditentukan oleh variabel kualitas mobilisasi dan penyediaan material dan hari pelaksanaan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmanda Ramadhani
"Pondasi tiang didesain berdasarkan karakteristik tanah terkait. Untuk mengetahui karakteristik tanah, maka dilakukan investigasi geoteknik. Salah satu investigasi geoteknik yang menjadi fokus adalah uji CPT (Cone Penetration Test). Meskipun sudah dilakukan investigasi, 'ketidakpastian' akan karakteristik tanah masih membayangi. Karena 'ketidakpastian' inilah, maka dilakukan uji pembebanan pondasi tiang.
Dari uji ini, akan dihasilkan (salah satunya) kurva siklik antara beban terhadap penurunan. Kurva ini akan menjadi acuan untuk uji balik yang dilakukan menggunakan program berbasis finite element analysis, yaitu PLAXIS- 2D. Uji balik dimaksudkan untuk menemukan korelasi nilai E (modulus elastis) tanah dan c (kohesi tanah) dengan nilai qc (tahanan konus) dari uji CPT.
Pemilihan lokasi untuk penelitian ini adalah pembangunan gedung world class university, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Berdasarkan uji lapangan dan laboratorium, karakteristik tanah di lokasi ini didominasi oleh jenis lanau berlempung. Pada model PLAXIS-2D, nilai E dan c tanah pada tipe material Mohr-Coulomb diatur sampai memenuhi kriteria kecocokan kurva. Dari pemodelan ini, didapatkanlah korelasi nilai antara qc dengan nilai E dan c, sehingga kedepannya desain pondasi pada jenis tanah yang identik dengan lokasi penelitian dapat dilakukan lebih baik.

Pile foundation is designed based on the characteristics of the soil concerned. Geotechnical investigation was carried out to determine soil characteristic. CPT (Cone Penetration Test) is a geotechnical investigation that often done. Despite the investigation has been carried out, 'uncertainty' of soil characteristics is still exist.
Based on this thing, pile load testing needs to be done. One of the results of this test is a cyclic curve between load and settlement. This curve will be a reference to perform a back analysis using finite element based program, called PLAXIS-2D. The purpose of this analysis is to find correlation between E (elastic modulus), c (cohesion) and qc value from CPT test.
Site selection for this research is World Class University Building Project, Universitas Indonesia, Depok, West Java. During the construction, eight pile load testing were carried out. Based on field and laboratory testing, soil characteristic was dominated by Clayey-Silt Soil Type. In PLAXIS-2D model, E and c value of Mohr-Coulomb material type were adjusted until curve matching criteria successfully reached. Finally, the future design of pile foundation in soil types mentioned above can be more accurate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badaruddin
"Proyek pembangunan world trade center 3 (WTC 3) menggunakan pondasi pile raft lengkap dengan 5 lantai basement dan retaining structure yang mengelilinginya berupa secant pile dia. 800 mm untuk menopang 44 lantai bangunan tower serta 4 lantai podium, desain pondasi pile raft tersebut belum meperhitungkan keberadaan retaining structure serta kekakuan dari konstruksi basement. Sejatinya pondasi pile raft, retaining structure & element struktur basement terintegrasi dan bekerja secara bersama-sama dalam meneruskan beban struktur atas ke masa tanah dibawah pondasi.
Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian melalui analisa numerik dengan menggunakan software GTS Midas terhadap sejumlah model dan ditemukan bahwa keberadaan retaining structure dan elemen struktur basement dapat mengurangi settlement (maksimum settlement serta differential settlement) dan internal force (bending moment & shear force) yang terjadi pada pondasi pile raft melalui mekanisme pengekangan ujung raft dan masa tanah dibawah raft serta transfer beban vertikal dari raft ke retaining structure sehingga sebagin beban vertikal dipikul oleh retaining structure. Efek pengekangan dan mekanisme transfer beban retaining structure dapat bekerja efektif pada rasio Dw/Dt < 1.3 serta pada sistem pondasi partially pile raft.

The construction of world trade center 3 (WTC 3) project are using pile raft as a foudation to support 44 floors of tower building and 4 floors of podium building. This foundation is integrated with five floors of basement and retaining structure. The type of retaining structure used is secant pile with 800 mm diameter in which the position of retaining structure lies on the circumferences of the basement. The original design of the pile raft foundation are not consider the existence of retaining structure and the structural element stiffness of basement likes column, beam etc. In fact that pile raft, basement element structure and retaining structure are integrated and working together in transfer load from upper structucture to soil.
In this reasearch it was examine a number of model with numerical analysis using GTS midas software and it was known that the interaction of retaining structure and basement element structure can reduce settlement (Maximum settlement and differential settlement) and internal force (bending moment & shear force) on pile raft foundation by two mechanism. The first mechanism is the retaining structure and basement element structure can restraining the end of raft and the second mechanis is vertical load transfer from raft to retaining structure. Both of the mechanisms are effective for rasio Dw/Dt less than 1.3 and for partially pile raft.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprimeno Sabdey
"Penelitian ini mengkaji perubahan kebudayaan yang dalam hal ini adalah konsep-konsep yang berkaitan dengan sistem kepercayaan yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan corak dan pola pemanfaatan dan pengelolaan ruang pemukiman desa Lubu' Hiju', Kalimantan Tengah. Penelitian ini mencoba menjelaskan kaitan antara masuknya ajaran kristen (dalam hal ini kristen protestan) ke dalam sistem kepercayaan orang Lubu' Hiju' dengan fenomena perubahan pola ruang pemukiman desa Lubu' Hiju'. Selanjutnya penelitian ini juga melihat bagaimana peran hal-hal lain seperti para pendatang, HPH dan informasi-informasi luar, pada peniscayaan perubahan-perubahan yang terjadi (tidak hanya pada persoalan pola pemukiman) pasca masuknya ajaran kristen dalam sistem pengetahuan orang Lubu' Hiju'.
Penelitian ini menggunakan pendekatan participant observation seperti yang dianjurkan oleh Spradley. Dan dalam pengurnpulan data dilakukan pengamatan terlibat, wawancara dan diskusi-diskusi kelompok. Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan diri dengan cara menjadi bagian dari masyarakat tersebut sebagai guru sekolah dasar selama masa penelitian. Dengan pendekatan seperti ini, keberadaan peneliti di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi terlalu asing dan dapat diterima dengan baik. Pendekatan participant observation dilakukan untuk menggali semua informasi yang dimiliki masyarakat berkenaan dengan sejarah yang mereka alami sendiri maupun yang mereka serap dari penuturan generasi sebelumnya. Pendekatan ini efektif karena hubungan yang dibangun antara subjek dan peneliti adalah hubungan antara anak dan orang tua yang sedang mempelajari cerita-cerita masa lalu dari kebudayaannya sendiri.
Pemukiman orang Lubu 'Hiju' selalu berkembang ke arah hilir desa. Bagian hilir ini adalah bagian yang boleh dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan lahan pemukiman mereka. Sedangkan bagian hulu adalah bagian yang dianggap sakral dan tidak boleh dibangun. Bagian ini ditandai oleh adanya seonggok batu yang dianggap mempunyai kuasa yang mampu menolong seluruh anggota kampung, selain itu juga dianggap bisa menghukum kalau hal-hal tertentu yang ditakuti dalam sistem kepercayaan mereka dilanggar. Batu ini di sebut sebagai batu panahan yang proses pelestariannya dibungkus dengan konsep pamali. Menjadi menarik ketika penelitian ini dilakukan, batu yang dibungkus dengan konsep pamali tersebut sudah tidak berada pada tempatnya dalam pola pemukiman desa Lubu' Hiju' ini. Pengembangan desa tidak lagi berjalan ke arah hilir saja, tetapi sudah berkembang juga ke arah hulu.
Penelitian ini lebih khusus berkaitan dengan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan secara teoritis disebabkan oleh 2 (dua) hal yang berasal dari dalam dan dan luar masyarakat itu sendiri. Perubahan yang terjadi pada masyarakat Lubu' Hiju' dimulai oleh adanya persentuhan mereka dengan kebudayaan lain. Masyarakat Lubu' Hiju' mengalami perubahan secara cepat terjadi setelah masuknya ajaran kristen yang secara prontal mengintervensi konsep-konsep khususnya yang berkaitan dengan sistem kepercayaan mereka. Perubahan yang diawali dari kristenisasi ini pada tahun-tahun berikutnya lebih dimantapkan lagi oleh regenerasi kepemimpinan adat dan laman yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan mereka, ditambah lagi oleh kedatangan guru-guru sekolah yang semuanya beragama kristen, ledakan penduduk yang tidak alami, pertemuan mereka dengan kebudayaan luar (dalam hal ini jawa) lewat pedagang-pedagang kain, dan kedatangan perusahan kayu (HPH) yang beroperasi di sekitar Lubu' Hiju'.
xvi + 159 halaman + glossary + gambar + peta + foto + daftar pustaka + riwayat penulis"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>