Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130255 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anang Wirdianto
"

Seiring dengan meningkatnya persaingan dan tantangan teknologi dalam industri konstruksi yang semakin kompleks di Indonesia, perusahaan-perusahaan nasional Indonesia perlu memiliki indikator kinerja kunci (IKK) yang merupakan tolok ukur keberhasilan untuk menghadapi persaingan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan indikator kinerja teknik yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Analisis kualitatif dilakukan untuk mendapatkan indikator kinerja dan melanjutkan dengan metode pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 7 kinerja diukur untuk menngetahui kinerja Divisi Enjiniring berdasarkan tahapan proses kerja enjiniring. 

 

 

 


Along with the increasing competition and technological challenges in the increasingly complex construction industry in Indonesia, Indonesian national companies need to have a key performance indicators (KPIs) which is a measure of success in facing competition. The purpose of this study is to obtain technical performance indicators that are in line with the company`s objectives. Qualitative analysis is carried out to get performance indicators and continued with the measurement method. The results showed that there were 7 performance measures to determine the performance of the Engineering Division based on the stages of the engineering work processes.

 

 

 

"
2019
T53048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Agus Nugroho
"ABSTRAK
Untuk mencapai keberhasilan proyek dibutuhkan site manager handal sebagai
seorang pemimpin proyek dan mempunyai persyaratan kompetensi yang
dibutuhkan. Kompetensi site manager diukur oleh tiga aspek yaitu knowledge,
skill serta attitude. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh kompetensi
site manager terhadap keberhasilan kinerja proyek. Penelitian dilakukan pada
salah satu perusahaan kontraktor BUMN. Pengumpulan data melalui survey
menggunakan kuesioner dan wawancara. Pengolahan data dilakukan dalam empat
tahapan, yaitu analisis faktor, uji asumsi klasik, uji korelasi, dan analisis regresi
linier berganda. Hasil dari penelitian ini diperoleh 10 kompetensi dominan dan 5
diantaranya merupakan gap competency, yang disertakan dengan rekomendasi
modul pelatihannya.

ABSTRACT
Site manager as a project leader and has the necessary competency requirements
is needed to achieve the success of the project. The competence of site manager
measured by three aspects: knowledge, skill and attitude. This research analyze
the relationship between site manager competencies and project performance. The
study was conducted in one of the public contractor company. Data was collected
through questionnaire survey and interview. Data was analyzed in four stages,
factor analysis, classic assumption test, correlation test, and multiple linear
regression analysis. The results of this study were obtained 10 dominant
competency and 5 of them are gap competency, that is included with traning
modules recommendation."
2016
T46008
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Syafii
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27233
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dimas Prawita Komandan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Kinerja Karyawan Divisi K3 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Variabel Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) diukur dengan perencanaan, penerapan, audit, sertifikasi, pembinaan dan pengawasan, sedangkan variabel kinerja karyawan diukur dengan kualitas kerja, kuantitas kerja, pengetahuan pekerjaan, kerjasama, inisiatif, dapat dipercaya atau diandalkan, dan kualitas personal. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang menggunakan teknik Total Sampling terhadap karyawan divisi K3 PT. Adhi Karya yang berjumlah 35 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

This research aims to know the Influence of The Management System of Occupational Safety and Health Division Employee Performance Against K3 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Variable management system occupational safety and health (SMK3) measured by planning, implementing, auditing, certification, coaching and supervision, while the variable performance of employees is measured by the quality of work, the quantity of work, job knowledge, cooperation, initiative, can be trusted or relied upon, and the quality of the personal. This research used quantitative approach with survey method using the technique of Total Sampling of employees Division K3 PT Adhi Karya, which totaled 35 respondents. The results of this study indicates the Management system of occupational safety and health has a positive and significant impact on the performance of employees."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Bagus Ramadhan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel job embeddedness terhadap kinerja karyawan (individual work performance). Adapun teori yang digunakan pada variabel independen adalah teori job embeddedness dari Mitchell et. al (2001) dan variabel dependen adalah teori dari Koopmans et al (2014). Di dalam pengukuran menggunakan dimensi job embeddedness yang terdiri dari 6 dimensi pengukuran yaitu on the job embeddedness dan off the job embeddedness yang masing-masing terdiri dari fit, links, sacrifice terhadap variabel kinerja karyawan menggunakan dimensi dari individual work performance yaitu task performance, contextual performance dan counterproductive work behaviour. Penelitian ini tidak menggunakan ketiga dimensi off the job embeddedness dikarenakan konsep yang kurang relevan dengan objek penelitian. Penelitian ini mengadaptasi kuesioner job embeddedness dari penelitian Jackson (2010) yang berdasarkan teori Mitchell et al (2001) dan kuesioner individual work performance questionnaire dari Koopmans et al (2014). Penelitian dilakukan terhadap 53 karyawan tetap dan kontrak PT. Adhi Karya (Persero).Tbk kantor divisi I Pasar Minggu yang diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan analisis regresi liner sederhana untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, serta uji validitas dan realibitas untuk item kuesioner. Hasil dari penelitian adalah terdapat pengaruh dari job embeddedness terhadap kinerja karyawan dengan nilai signifikan 0,03, dan pengaruhnya hanya sebesar 40,6% terhadap kinerja karyawan.

This study aims to examine the effects of job embeddedness as the independent variable on employees performance (individual work performance) as the dependent variable. This study using the theory from Mitchell et. al (2001) about the job embeddedness and the theory from Koopmans et. al (2014) about individual work performance. The measure uses 6 dimensions from job embeddedness consists of on the job & off thejob whereas each of them contains fit, links, sacrifice on employees performance (individual work performance) consists of task performace, contextual performance, & counterproductive work behaviour. The study didn?t use the off the job dimensions as the concept seems to be irrelevant to the study objects. This study adapt job embeddedness questionnaire from Jackson?s research (2010) based on Mitchell et. al (2001) and individual work performance questionnaire form Koopmans et. al (2014). It conducted on 53 PT. Adhi Karya (Persero).Tbk division I office Pasar Minggu employees, both of permanent employees & contract employees using total sampling. This study use simple regression analysis for testing the effects from independent variable to dependent variable, also validity & reliability test for the questionnaire item. The result define that job embeddedness affect individual work performance with significancy 0,03 and only affecting 40,6% to individual work performance."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Suryaning Oktalianto
"ABSTRAK
Pengukuran kinerja penting bagi organisasi karena dapat diketahui keselarasan antara pencapaian organisasi dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja yang berkala akan memastikan bahwa TI dapat berjalan sesuai dengan ekspektasi top management dan membantu organisasi bertahan serta sukses dalam persaingan bisnis di masa kini dan yang akan datang. pengukuran kinerja antara lain harus verifiable yaitu menyediakan informasi yang menjadi patokan pencapaian, kemudian sebisa mungkin pengukuran kinerja ini mendekati tujuan dari maksud pengukuran serta harus komprehensif yaitu memenuhi semua aspek penting dalam pengukuran kinerja.
PT PGN yang diwakili SBU I merasa pencapaian Divisi TI belum sesuai dengan ekspektasi stakeholder yang mungkin disebabkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan belum efektif untuk mengukur kinerja Divisi TI secara komprehensif. IKU saat ini menggunakan pendekatan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul yang diadopsi dari Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence dan penggunaannya disyaratkan oleh Kementerian BUMN. Terdapat pendekatan lain untuk menyusun IKU yaitu berdasarkan kerangka Balanced Scorecard yang memiliki keunggulan pengukuran yang seimbang antara aspek finansial dan operasional.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif, peneliti melakukan in-depth interview terhadap pihak terkait untuk mempelajari lebih dalam tentang IKU saat ini dan mengetahui ekspektasi dari pihak-pihak tersebut dalam proses penyusunan IKU berdasarkan kerangka IT BSC dan COBIT 5 yang digunakan sebagai panduan untuk menyusun sasaran strategis berdasarkan visi Divisi TI. Penelitian ini diakhiri dengan analisis perbandingan IKU berdasarkan ketujuh kriteria KPKU dan IKU berdasarkan keempat perspektif IT BSC. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa IKU saat ini belum mampu mengukur kinerja TI secara komprehensif karena belum mengikutsertakan aspek pengukuran kontribusi perusahaan dan orientasi pengguna. Sebagai solusi dalam hal ini, pengukuran kedua aspek tersebut tercakup dalam IKU berdasarkan IT BSC. Kedua perspektif tersebut menjadi IKU saat ini yang menjadi perrmasalahan terkait domain pengukuran kinerja dalam tata kelola TI.

ABSTRACT
Performance measurement is important for organizations because it can be seen between the achievement of organizational alignment with the business strategy that has been set. Periodic performance measurement will ensure that IT can be run in accordance with the expectations of the top management and to help organizations survive and succeed in a competitive business in the present and future. performance measurement, among others, must be verifiable that provide information that is to be the benchmark of achievement, then as much as possible the performance measurement approach and objectives of intent must be comprehensive measurement that meets all the important aspects of performance measurement.
PT PGN which represented by SBU I felt the achievement of IT Division has not been in accordance with the expectations of stakeholders that may be due to the Key Performance Indicators (KPI) that have not been effectively used to measure the performance of IT department in a comprehensive manner. KPI is currently using the Assessment Criteria for Performance Excellence approach adopted from the Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence and its use is required by the Ministry of SOEs. There is another approach to prepare KPI is based on the Balanced Scorecard framework which has the advantage of measuring the balance between the financial and operational aspects.
This study was included in the qualitative research, researchers conducted in-depth interviews with relevant parties to learn more about the current KPI and knowing the expectations of the parties are in the process of preparation of KPI based IT BSC framework and COBIT 5 is used as a guide for preparing strategic goals based on the vision of the IT Division. This study concludes with a comparative analysis based on the seven criteria KPKU KPI and KPI based on the four perspectives of BSC IT. This study resulted in the conclusion that the KPI has not been able to comprehensively measure the performance of IT because it has not included the measurement aspects of corporate contributions and user orientation. As a solution in this case, the measurement of these two aspects are included in the KPI based IT BSC. With the addition of this KPI is a solution for problems related to IT governance domains.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Adi Mijaya
"Manajemen pemeliharaan dalam industri minuman sangat berhubungan dengan produktivitas perusahaan sehingga dibutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja. Dalam melakukan pengukuran dibutuhkan indikator pengukur kinerja agar dapat memberikan acuan terhadap proses pengukuran kinerja manajemen pemeliharaan. Metodologi yang dilakukan dalam menetapkan indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan adalah survey kuesioner. Responden survey merupakan praktisi ekspert bidang pemeliharaan di perusahaan minuman.
Hasil kuesioner merupakan data rating responden terhadap indikator kinerja pemeliharaan. Berdasarkan pengolahan data hasil survey kuesioner di 6 perusahaan minuman didapatkan 30 indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan. Kelompok indikator yang memiliki indikator kinerja kunci terbanyak adalah tipe kehandalan, sedangkan kriteria kunci dalam melakukan pengukuran adalah pencatatan data.

Maintenance management in the beverage industry is related to productivity so that the company needed a system of performance measurement. In measurements needed to gauge the performance indicators that can provide a reference to the performance measuring process of maintenance management. The methodology in setting key performance indicators of maintenance management is the questionnaire survey. Survey respondents are practitioners ekspert field maintenance in the beverage company.
The result is a data questionnaire respondents rating the indicators of performance maintenance. Based on the data processing results of the questionnaire survey in 6 beverage company established 30 key performance indicators of maintenance management. Indicator groups that have key performance indicators was the type reliability, while the key criteria in the measurement is the recording of data.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52140
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Setiadi Sediarto
"ABSTRAK
Dilihat dari beberapa indikator keuangan, tidak dapat dipungkiri bahwa kinerja BUMN di Indonesia masih memprihatinkan. Kontribusi BUMN terhadap keuangan negara dalam bentuk dividen/dana pembangunan semesta/bagian laba pemerintah di luar Bank Indonesia masih tergolong kecil. Relatif rendahnya sumbangan dan tingkat return yang dicapai BUMN salah satunya adalah karena terdapat aset BUMN yang idle atau yang pemanfaatannya belum produktif. Selain itu kinerja BUMN yang kurang memuaskan tersebut juga disebabkan oleh adanya misi-misi normatif yang diembannya sebagai public server yang lebih bernuansa makro selain misinya sebagai unit bisnis yang berkewajiban memupuk laba.
Pada karya akhir ini dilakukan evaluasi kinerja keuangan PT Wijaya Karya (WIKA), salah satu BUMN di bawah pembinaan Departemen Pekerjaan Umum tetapi terbatas pada . divisi produksi furniture, sehingga dapat ditentukan strat~gi yang har:.Js dilakukan untuk perbaikan kinerja divisi (perusahaan) secara keseluruhan. Analisa yang digunakan dalam Karya Akhir ini adalah Analisa Laporan Keuangan, Analisa Rasio, Analisa DuPont dan Analisa Stratejik Perusahaan.
Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa kinerja keuangan divisi produksi furniture PT Wijaya Kary.a masih berada di bawah kinerja rata-rata industri. Rendahnya kinerja keuangan WIKA ini lebih disebabkan ketidakmampuan perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan tingkat penjualan yang dari tahun ke tahun terus menurun. Penjualan yang terus menurun ini disebabkan makin berkurangnya mutu produk WIKA yang kurang tahan terhadap perubahan cuaca pada saat pengiriman, sehingga banyak produk yang dikembalikan oleh para importir. Penurunan penjualan ini juga disebabkan kurang efisiennya kegiatan operasi perusahaan dimana perencanaan produksi tidak disesuaikan dengan jumlah permintaan dari konsumen sehingga sering terjadi keterlambatan dalam delivery time karena kapasitas produksi pabrik tidak bisa memenuhi permintaan konsumen dan jumlah bahan baku tidak mencukupi. Selain itu banyaknya jumlah piutang tak tertagih (bad debts) juga turut memperburuk kinerja keuangan WIKA.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, perusahaan perlu melakukan upaya-upaya perbaikan melalui beberapa alternatif stratejik untuk meningkatkan keunggulan bersaing (competitive advantage) dengan mempertahankan building block yang meliputi superior quality, superior innovation, superior customer responsiveness dan superior efficiency yang diarahkan untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan efisiensi operasi perusahaan dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Alternatif strategi untuk mencapai superior quality antara lain menambah alat produi"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Fikri Ramadhan
"ABSTRAK
Pekerjaan engineering memiliki tingkat pengaruh yang paling tinggi pada proyek. Proses dalam fase engineering (desain rekayasa) dilakukan dengan pendekatan beberapa tahap, dimulai dari tahap konseptual, pengembangan desain sampai detail engineering. Kesalahan desain, minimnya informasi, minimnya pengalaman engineer (perekayasa), dan tidak adanya manajemen yang baik dalam penegelolaan proyek merupakan sebagian permasalahan yang muncul dalam proyek engineering yang dapat membuat keterlambatan suatu proyek. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi proses manajemen proyek engineering eksisting dan faktor risiko pada setiap aktivtias proses. Selanjutnya adalah mengembangkan proses manajemen proyek engineering berbasis PMBOK untuk meningkatkan sasaran kinerja waktu. Metode penelitian menggunakan analisis risiko kualitatif untuk menentukan risiko tertinggi. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 11 level risiko yang tinggi dan berpengaruh, yang kemudian ditindaklanjuti. Adapun hasil penelitian yaitu pengembangan pada struktur organisasi, RACI, bagan alir aktifitas, dan checklist item.

ABSTRACT
Engineering has the highest influence on the project. Engineering phase contain by several stages, start by conceptual stage, basic engineering, design development to detail engineering. Wrong design, lack of information, lack of engineer experience, and improper project management are some of problems that arise in engineering project that could delay a project. Therefore, this research aims to identify the existing project management process in engineering and risk factors on each process activities. Afterwards to develop engineering project management process based on PMBOK to improve time performance. The method of this research used a qualitative risk analysis to determine the highest risk. Based on the results of the analysis, there are 11 high and influential risk levels, which are need to respons. The results are the development of organizational structure, RACI, flow chart activities, and checklist items."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rachmanto
"Perkembangan industri rumah sakit tidak hanya menuntut peningkatan pelayanan dan fasilitas namun juga menuntut pada sinergitas dari pihak manajemen untuk dapat mengelola semua hal yang akan mendukung meningkatnya kelayakan rumah sakit, termasuk dalam hal manajemen pemeliharaan.
Indikator kinerja kunci dirancang agar dapat memberikan acuan terhadap proses penilaian kinerja manajemen dalam hal ini manajemen pemeliharaan industri rumah sakit. lndikator kunci kelayakan ini disusun berdasarkan studi literature dan pengambilan data mengenai hal - hal pokok / kunci berkaitan dengan pemeliharaan rumah sakit berdasarkan skor terbesar hasil rekomendasi responden melalui kuesioner.
Dalam penelitian ini dihasilkan sebanyak 23 indikator kunci manajemen pemeliharaan RS yang terbagi dalam 8 kelompok Indikator utama. Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan acuan bagi manajemen rumah sakit khususnya bagian pemeliharaan agar dapat mengevaluasi operasi pemeliahraannya dengan lebih mudah dan tepat sebagai bagian dari penilaian kinerja pemeliharaan secara keseluruhan.

Growth of hospital industry not only claiming for the make-up of facility and service but also claim to the synergy of management to be able to manage everything that will be able to support eligibility of the hospital, included hospital maintenance management.
Key perfomance Indicators designed so that can give reference to the process assessment of management performance, in this ease discussed the performance of maintenance management in hospital industry. This Key Performance Indicators are compiled pursuant to study of literature and intake of data concerning fundamental matter relate to maintenance of hospital facilities, according to the biggest score result of respondent’s recommendation through the questioner.
This research results 23 indicators as key performance indicator of maintenance in hospital facilities which divided in 8 main indicator groups. The result of this research hopefully will become a guidance for hospital management especially maintenance unit to be able to evaluate its maintenance operations precisely and easily as the part of the maintenance performance measurements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>