Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128633 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Fachry Indianto
"Sejak diterbitkannya Asas Cabotage pada tahun 2005, jumlah armada kapal Indonesia bertambah cukup signifikan. Kapal-kapal tersebut didominasi oleh kapal general cargo tua yang diimpor ataupun yang dibuat dalam negeri dan pasangan kapal tug and barge. Berdasarkan peraturan Hong Kong Convention, umur operasi kapal dibatasi hingga 25 tahun karena kapal tersebut akan tidak ekonomis untuk dioperasikan dan harus didaur ulang. Melihat banyaknya material berbahaya di dalam kapal, proses ship recycling harus dilaksanakan dengan aman dan ramah lingkungan.
Skripsi ini bertujuan untuk membuat desain tata letak fasilitas ship recycling yang ramah lingkungan dan berdasar pada peraturan nasional dan internasional, seperti Hong Kong Convention, dengan kapasitas maksimum kapal general cargo 30.000 DWT atau tongkang 330ft beserta kapal tundanya. Limbah-limbah yang ada di kapal dipastikan tidak akan mencemari area sekitar galangan dan laut dengan menggunakan desain tata letak galangan ini. Desain tata letak galangan ini juga akan mendukung proses ship recycling yang memperhatikan keselamatan pekerja dan lingkungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yopik Indra Rosyidi
"ABSTRAK
Konektivitas antar wilayah perbatasan yang terhubung dengan Sungai khususnya di Kawasan Sungai Citarum, Jawa Barat masih dikategorikan rendah disertai operasional penyeberangan menggunakan transportasi sungai yang bernamakan Eretan tidak efektif dan tidak memenuhi standarisasi keselamatan penumpang yang memadai sehingga memerlukan adanya armada Kapal Penyeberangan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model rancangan kapal yang meliputi Lines Plan, General Arrangement, gambar 3 dimensi, dan menjadi kapal pelayaran rakyat. Kapal penyeberangan ini dirancang mengikuti perancang kapal penyeberangan penumpang pada umumnya, dengan menggunakan rumus yang ada didapatlah ukuran utama kapal dengan spsifikasi panjang kapal 29,17 meter, lebar 7,65 meter, sarat 1,94 meter dan kedalaman 3 meter dengan kecepatan 10 knot dtambah mempunyai berat DWT 25 ton. Kapal penyeberangan ini beroperasi di wilayah Muara Gembong dan Rengasdengklok dan menjadi acuan kapal penyeberangan sungai terbesar yang ada di Indonesia. Kapal ini nantinya akan menjadi kapal pelayaran rakyat, maka diperlukan kerjasama antara pemerintah dan investor melalui investasi dengan pembebanan modal 30%:70%, 40%:60%, 50%:50%, 60%:40% dan 70%:30%.

ABSTRACT
Connectivity between border regions that are connected with the river, especially in the area of Citarum River, West Java still categorized as low quality accompanied operational crossing use river transport called ?Eretan? is ineffective and have not safety standard of passenger, thus in citarum river needs to have crossing river ship as a optimal transport standard. In this research aims to get ship design include lines plan, general arrangement, 3-dimensional images, and becoming a ?Ship of Pelayaran Rakyat?. This ship is designed following by Naval Architect in general, then uses formula exist that we have main dimension of ship with specification LOA 29.17 meters, breadth 7.65 meters, draft 1.94 meters and depth 3 meters with velocity 10 knots plus it has deadweight 25 tonnes. This ship will be operating in the area Muara Gembong and Rengasdengklok and it could be a reference of river transport in the largest river in Indonesia. Goal of this ship is it will be a ship of pelayaran rakyat, it would require collaboration between the government and investors through capital investment by the composition of payment are 30%: 70%, 40%: 60%, 50%: 50%, 60%: 40% and 70%: 30%."
2015
S59803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadlika
"ABSTRAK
Dalam melakukan perancangan suatu kapal, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah besarnya daya penggerak kapal rancangan tersebut. Untuk melakukan perhitungan daya penggerak tersebut, terlebih dahulu perancang harus menghitung besarnya hambatan total yang akan diperoleh kapal tersebut dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Hambatan adalah gaya yang menahan kapal ketika melaju dengan kecepatan operasionalnya. Salah satu metode untuk mendapatkan nilai hambatan pada kapal adalah dengan melakukan uji tarik kapal model. Hasil uji tarik pada kapal model ini akan dikonversikan dengan perhitungan matematis sehingga hambatan kapal dengan ukuran yang sebenarnya dapat ditentukan.

ABSTRACT
In doing design of a ship, one aspect to consider is the size of the main power of the ship. To perform the calculation of the main power, the designer should first calculate the value of the resistance of the ships in its operational activities. The resistance is the force that holds the ship when it drives with its operational speed. One method to get the value of the resistance of the shio is to do a pull-test on ship model. Its result on this model will be converted with the mathematical calculations so that the resistance of the ship with the actual size can be determined."
[;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S59816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Jihbidz Sinina
"ABSTRAK
Selama ini distribusi hewan ternak menggunakan transportasi darat maupun laut. Truck sebagai tansportasi darat masih kurang memadai untuk distibusi ternak termasuk kapal sebagai transportasi laut juga kurang memadai karena alat transportasi tersebut tidak mempunyai fasilitas, infrastruktur, serta perlakuan tehadap hewan yang kurang layak. Karena pendistribusian yang kurang layak menimbulkan stress serta penurunan berat badan pada hewan ternak. Pada skripsi ini, dilakukan penganalisisan kelayakan pada pengadaan kapal ternak atau liivestock carrier agar dapat menjadi alternatif transpotasi distribusi hewan ternak. Yang termasuk didalamnya adalah investasi, biaya operasional, dan biaya pemasukan atau penghasilan. Hasil analisis kelayakan dikatakan layak karena Net Present Value > 0 dan Profitabilty Index > 1 dengan break event point terjadi pada 3,83 tahun dan pada trip ke 148 atau pelayaran ke 296.

ABSTRACT
The distribution of livestock using ground transportation as well as the sea. Truck as transportation by land is still inadequate for the distribution of livestock includes ship as sea transport was also inadequate because they do not have transportation facilities, infrastructure, as well as taking action against treatment of animals that are less worthy. Because the distribution of livestocks was less worthy causing stress and weight loss in livestock. In this final task, carried out an analysis of the feasibility on the procurement of the ship cattle or livestock carrier so that it can be an alternative transportation distribution of farm animals. That is including investment, operating costs, and the cost of revenue or earnings. The results of the feasibility analysis is said to be feasible because Net Present Value > 0 and Profitability Index > 1 with break event point occurred at 3.83 years and on a trip to 148 or 296 cruises."
2015
S59815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Adi Setiawan
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya merupakan wilayah kelautan. Transportasi laut merupakan hal yang sangat penting untuk mobilitas perdagangan. Sapi merupakan salah satu komoditas pangan yang paling diminati oleh penduduk Indonesia. Untuk itu dibutuhkan suatu transportasi yang dapat mengankut sapi-sapi tersebut dalam jumlah banyak. Kapal ternak menjadi jawaban untuk mengatasi masalah jasa angkut sapi. Untuk mendapatkan perancangan kapal ternak yang optimal dari segi stabilitas, maka diperlukan inclining test. Dalam penerapannya, proses inclining test ini wajib dilakukan untuk mendapatkan izin berlayar dengan mengacu pada perataturan internasional IMO.

ABSTRACT
Indonesia is an archipelago country that 2/3 of its territory is sea. Sea transportation is very important for mobility. Beef is one of the food commodities of interest by the people of Indonesia. Therefore, it takes a transport that can carry the cows in large quantities. Livestock carrier is the answer to overcome the problem of transportation services. To get an optimal livestock ship design in terms of stability, inclining test is required. In its application, the process of inclining test is required to get a permit to sail with reference to international rules, IMO."
2015
S59806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yose Satyanegara
"Galangan Penutuhan Kapal di Indonesia merupakan industri yang dapat berpotensi menutupi kekurangan scrap baja di dalam negeri serta mengurangi kapal-kapal yang sudah berusia tua dan mulai tidak ekonomis lagi. Namun secara aktual, kondisi galangan penutuhan di Indonesia belum sesuai dengan standar penerapan Green Ship Recycling yang menjadi standar internasional untuk suatu fasilitas penutuhan. Minimnya penerapan pedoman Green Ship Recycling pada Galangan Penutuhan Kapal di Indonesia, mendorong penulis untuk melakukan peninjauan karena belum adanya galangan penutuhan kapal yang berhasil mendapatkan Green Ship Recycling Certification yang artinya belum maksimal dalam menerapkan standar-standar peraturan Internasional khususnya Hong Kong Convention dan International Labor Organization. Penerapan Green Ship Recycling pada galangan penutuhan di Indonesia juga akan membuka potensi penutuhan untuk kapal asing. Dari hasil tinjauan yang akan dilakukan penulis, maka akan dirancang suatu pedoman Standard Operational Procedure (SOP) yang diharapkan akan diterapkan galangan penutuhan kapal di Indonesia. Maka dari itu, penulis memilih topik tersebut untuk dijadikan penelitian skripsi “Perancangan Standard Operational Procedure (SOP) dalam Penerapan Green Ship Recycling pada Fasilitas dan Pelaksanaan K3 Industri Penutuhan Kapal di Indonesia”. Metode yang digunakan untuk melakukan peninjauan antara lain metode studi literatur pada pedoman Green Ship Recycling dan Kualitatif pada kondisi aktual kelengkapan fasilitas dan pelaksanaan K3 galangan penutuhan di Indonesia dalam merancang suatu Standard Operational Procedure (SOP). Metode yang digunakan untuk merancang SOP antara lain yaitu analisis kesenjangan (Gap Analysis)
Ship Recycling Yards are an industry that can potentially cover the shortage of steel scrap in Indonesia and reduce an old-aged ships that starting to become uneconomical. However, in actual fact, the condition of the fulfillment shipyards in Indonesia is not in accordance with the standards for implementing Green Ship Recycling which is the international standard for a filling facility. The lack of implementation of Green Ship Recycling guidelines in Shipyard Shipyards in Indonesia, encourages the author to conduct a review because there are no shipyards that have succeeded in obtaining Green Ship Recycling Certification, which means that they have not been optimal in applying international regulatory standards, especially the Hong Kong Convention and the International Labor Organization. . The implementation of Green Ship Recycling in Indonesian Shipyards will also open the potential for loading for foreign ships. From the results of the review that will be carried out by the author, a Standard Operational Procedure (SOP) guide will be designed which is expected to be applied to shipyards in Indonesia. Therefore, the authors chose this topic to be used as a thesis research "Designing Standard Operational Procedures (SOP) in the Implementation of Green Ship Recycling in Facilities and Implementation of K3 Shipbuilding Industry in Indonesia". The methods used to conduct the review include the literature study method on the Green Ship Recycling and Qualitative guidelines on the actual condition of the completeness of facilities and the implementation of K3 shipyards in Indonesia in designing a Standard Operational Procedure (SOP). The method used to design SOPs includes gap analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Puspita
"Aktivitas pada kegiatan ship recycling menjadi sebuah labor-intensive industry dan menjadi sumber daya yang penting bagi kebutuhan logam untuk konstruksi meskipun aktivitas ini kotor dan berbahaya bagi lingkungan sekitar. Proses penutuhan kapal lazim di Indonesia, dengan tenaga buruh yang dilakukan secara manual di pinggiran pantai dengan kurangnya fasilitas yang mumpuni dan mengenyampingkan keselamatan diri bahkan lingkungan. Hal ini tetap berlaku meskipun galangan tersebut sudah dianggap modern, karena memiliki risiko yang tinggi. Skripsi ini bertujuan untuk melakukan analisa dan evaluasi sistem K3LL pada galangan penutuhan kapal yang berkelanjutan berdasarkan studi literatur dari regulasi yang ada seperti Hong Kong Convention, Basel Convention, hingga Peraturan dan Undang-Undang nasional untuk melihat kondisi ship recycling yang ada di Indonesia terutama dengan galangan yang dirancang untuk berkelanjutan. Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi adalah Formal Safety Assessment (FSA), dengan hasil akhir adalah mampu membuat SOP untuk galangan yang berkelanjutan.

Activities in ship recycling have become a labour-intensive industry and become an important resource for metal needs for construction although these activities are dirty and dangerous for the surrounding environment. The process of recycling ships is common in Indonesia, with manual labour on the coast with a lack of adequate facilities and neglecting personal and environmental safety. It applies although the shipyard is modern because of the high risk. This study aims to analyze and evaluate the HSE system in sustainable shipyards based on literature studies from existing regulations such as the Hong Kong Convention, Basel Convention, to national regulations and laws to see the condition of recycled ships in Indonesia, especially with ship recycling yards which designed to be sustainable. The method for this study used Formal Safety Assessment (FSA), with the final result being able to make SOPs for sustainable ship recycling yards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Hussein
"Sejak diberlakukannya asas cabotage pada tahun 2005, jumlah armada kapal di Indonesia meningkat. Dengan adanya peningkatan tersebut maka pada tahun ini terdapat banyak armada kapal yang berusia diatas 20 tahun yang didominasi kapal barang, kapal tongkang dan kapal tunda. Sedangkan berdasarkan Hong Kong Convention, umur operasi kapal dinilai ekonomis hanya sampai 25 tahun. Hal ini membuka peluang bisnis ship recycling di Indonesia. Salah satu model bisnisnya berbentuk model 3 In 1. Model dengan membeli, memproses dan menjual sendiri hasil produksi. Apabila ingin melakukan suatu bisnis maka perlu menyusun sebuah studi kelayakan bisnis agar mengetahui layak atau tidaknya bisnis ini dijalankan. Pada penelitian ini berfokus pada studi kelayakan bisnis pada aspek keuangan. Hasil studi kelayakan bisnis galangan ship recycling model 3 in 1 di aspek keuangan yaitu payback period selama 12 tahun 9 bulan 30 hari, average rate of return sebesar 17%, net present value sebesar Rp 34.778.749.935, profitability index sebesar 1,35, internal rate of return sebesar 8%. Dari hasil studi kelayakan tersebut bisnis galangan ship recycling dinyatakan layak karena telah memenuhi syarat kriteria investasinya.

Since the implementation of Cabotage Principal in 2005, the amount of the Indonesian flagged ship increases. With those increase, comes many ships that are over 20 years old that are dominated by cargo ships, barges, and tug. According to the Hong Kong Convention, the economical operational age of a ship is only 25 yeas old. This opens up an opportunity for a ship recycling business in Indonesia. One of the applicable business model is a 3-in-1 business model. This model works by purchasing, processing, and dealing with the processed results themselves. When bulding a business, a worthiness study must be conducted in order to see whether the business will be worthwhile or not. This study focuses on the financial aspect. The results of the 3 in 1 model for a ship recycling shipyard business yields a payback period of 12 years 9 month and 30 days, average rate of return of 17%, net present value of Rp 34,778,749,935, profitability index of 1.35, and an internal rate of return of 8%. From those results, it can be concluded that a ship recycling business is deemed worth as it has passed its investment criteria."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pahalatua, Dovan
"Kapal memiliki batas usia dalam pengoperasiannya. Galangan scrapping bisa menjadi solusi untuk industri perkapalan nasional Indonesia dan diharapkan bisa menjadi galangan scrap percontohan yang memenuhi regulasi dan menjadi bahan masukan untuk Pemerintah dan pihak PEMDA Kabupaten Tanggamus. Ship Scrapping adalah aktivitas membongkar seluruh atau sebagian suatu kapal yang bertujuan untuk mengembalikan komponen-komponen dan material untuk diproses ulang dan digunakan kembali. Perancangan galanganscrapping berkapasitas maksimum 30.000 DWT ini berdasarkanIMO (International Maritime Organization), galanganscrapping yang tidak mencemari lingkungan.Ramah lingkungan didefinisikan bahwa dengan fasilitas yang ada, limbah dari proses scrapping tidak mencemari lingkungan baik darat maupun laut. Perancangan terdiri dari fasilitas galangan scrapping dan desain layout galangan.

The ship has an age limit to operate. Scrapping shipyard could be a solution to Indonesia's national shipping industry and expected to be a pilot project that satisfies scrap yard regulation and become inputs to the Government and the Local Goverment of the Regency Tanggamus. Ship Scrapping is the activity of unpacking all or part of a ship that aims to restore the components and materials for reprocessed and reused. The design of the maximum capacity of 30,000 DWT scrapping shipyard based on IMO (International Maritime Organization), the scrapping shipyard does not pollute the environment. Environmentally friendly is defined that with existing facilities, waste from the process of scrapping is not polluting the environment both ashore and at sea. The design consists of a scrapping shipyard facilities and design layout scrapping shipyard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josafat Anhar
"ABSTRAK
Penutuhan kapal adalah kegiatan pembongkaran sebagian atau selutuh kapal yang dilaksanakan di fasilitas penutuhan kapal yang bertujuan untuk memperoleh kembali komponen dan material kapal yang dapat diproses serta digunakan kembali, seraya menangani limbah yang ada untuk diproses di fasilitas yang berbeda. Proses penutuhn kapal adalah kegiatan yang tergolong berbahaya dan memiliki dampak pencemaran lingkungan yang tinggi, jika dilakukan secara tidak tepat serta tidak mengikuti peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, penting bagi kapal-kapal tua untuk didaur ulang dengan proses yang ramah lingkungan serta memperhatikan keselamatan pekerja mereka. Ini dapat dicapai jika penutuhan kapal memiliki peraturan yang jelas dan mengatur keseluruhan baik dalam hal pelaksanaan pelatihan, tenaga kerja, dan penanganan bahan berbahaya. Studi ini akan membandingkan dan meninjau peraturan terkait persyaratan kapal di Indonesia dengan peraturan daur ulang kapal internasional, khususnya Konvensi Hongkong.

Ship recycling is a activity of partial or complete dismantling of a ship at a ships recycling facility which aims to recover components and materials of ships that can be reprocessing and re-use, while handling existing waste for processing in different facilities. The process of ship recycling is an activity that is classified as dangerous and has a high impact of environmental pollution, if done improperly and does not follow applicable regulations. Therefore, it is important for old ships to be recycled with an environmentally friendly process and pay attention to the safety of their workers. This can be achieved if this industry have clear regulations and regulate the whole both in terms of the implementation of their training, workforce, and control of hazardous materials. This reseacrh will compare and review regulations related to ship requirements in Indonesia against international ship recycling regulations, especially Hongkong Convention."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>