Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruth Amelia
"Musik mampu menjadi penguat identitas suatu ruang melalui atmosfer yang dibangun. Salah satu ruang yang memanfaatkan musik sebagai penguat identitas spasial adalah toko buku Gramedia dan Ak.'sa.ra. Kedua toko buku tersebut menjadikan musik sebagai pendukung identitas ruang melewati beberapa proses yaitu melalui pendengaran, disimpan dalam memori, lalu berpeluang membentuk perceptual schemata yang mampu merepresentasikan identitas kedua toko buku tersebut.
Skripsi ini akan menelusuri bagaimana elemen-elemen musik mampu membentuk atmosfer dan memperkuat identitas toko buku dengan mengusung pendekatan secara kualitatif menggunakan metodologi literature review, mencari teori yang berkaitan sebagai dasar melakukan observasi dan juga wawancara guna memahami keberhasilan musik dalam menyampaikan identitas spasial melalui metode komparatif Gramedia dan Ak.'sa.ra. 

Music is able to be an enhancer of space’s identity through the built atmosphere. One of the spaces that utilizes music as an enhancer of its spatial identity is Gramedia and Ak.'sa.ra bookstores. The two bookstores use music to supporter its spatial identity through several processes, that is listening to the music, stored it in memory, then have the opportunity to make a perceptual schema capable of representing the identity of the two bookstores.
This thesis will explore how musical elements are able to form the atmosphere and strengthen the identity of a bookstore by carrying out a qualitative approach using literature review methodology, seeking related theories as a basis for conducting observations and interviews to understand the success of music in conveying spatial identity through the comparative method on Gramedia and Ak.’sa.ra.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahdyah Amna Syukur
"Analisis Situasi:
  1. Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040 yang menyebabkan 60% masyarakatnya berada pada rentang usia produktif.
  2. Indonesia membutuhkan rencana besar untuk menjadikan fenomena bonus demografi ini sebagai peluang.
  3. Dalam cakupan dunia internasional, tahun 2030 nanti 16% populasi merupakan anak muda sehingga dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sebagai calon pemimpin dunia.
  4. IGN memiliki berbagai macam program yang dapat mendukung pengembangan kualitas pemuda.
  5. Namun, posisi IGN sebagai brand induk masih belum terlalu diketahui oleh target audiens.
  6. Muncul kompetitor yang berusaha untuk meniru acara IGN dan mengecohkan target audiens.

Situation Analysis:
  1. Indonesia will experience a demographic bonus in 2030-2040 which will cause 60% of its population to be in the productive age range.
  2. Indonesia needs a big plan to make this demographic bonus phenomenon an opportunity.
  3. In the international scope, in 2030, 16% of the population will be young people. That is why, the need for a good quality in youth as a potential leader of the nation is very needed.
  4. IGN has a variety of programs that can support the development of youth quality.
  5. However, IGN Brand as the 'parent' of its events is still not well-known/ widely recognized by the target audience.
  6. There are competitors who are trying to emulate the IGN program(s) and outwit the target audience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Bhatara Bharan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis loyalitas konsumen dengan mengintegrasikan pengaruh identitas merek baik secara langsung ataupun secara tidak langsung dengan framework tradisional loyalitas merek dengan variabel yang menjadi mediasi yaitu perceived value, kepercayaan konsumen dan brand trust pada industri perawatan wajah pria. Penelitian ini menemukan bahwa identitas merek memberikan peran penting terhadap loyalitas merek dengan memberikan pengaruh positif. Penelitian ini juga mengkonfirmasi keberadaan pengaruh identitas merek secara langsung dan tidak langsung yang signifikan terhadap loyalitas merek. Penelitian ini menggunakan model yang telah dikembangkan oleh He, Li & Harris (2011).

This paper aims to analyze the consumer's brand loyalty by integrating the brand identity effect both direct and indirect into the brand loyalty traditional framework along with the effects that mediates it such as perceived value, consumer satisfaction and brand trust in male grooming industry. The study found that brand identity provides a significant role towards brand loyalty by providing a positive influence. The study also confirmed the existence of the brand identity significant direct and indirect influences against brand loyalty. The paper use a model that had been developed by He, Li & Harris (2011).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veramutia Dahlan
"ABSTRAK
Penggunaan celebrity endorser sebagai strategi untuk mempromosikan dan membangun citra produk sudah menjadi hal yang sering ditemui. Selain keuntungan yang diberikan terdapat risiko yang dimilik dalam penggunaan celebrity endorser seperti, publisitas negatif yang mampu mempengaruhi pembentukan presepsi negatif terhadap celebrity endorser. Dalam makalah ini akan membahas pengaruh dari presepsi negatif yang terdapat pada celebrity endorser apakah mampu membentuk presepsi negatif terhadap citra produk yang diwakilinya. Kesimpulan dari makalah ini adalah presepsi negatif yang dimiliki celebrity endorser dapat berpengaruh terhadap citra produk apabila celebrity endorser memiliki credibility expertise yang tinggi terhadap produk.

ABSTRACT
The use of celebrity endorser as the part of the strategy to promote and build a brand image is a common practice to find. Along with the known advantages, there is also a risk of such practice affecting the perception of the brand to its consumers, turning it into a negative perception. This paper will discus the effect of the image of the celebrity endorsers towards the product 39 s image, such as the influence of a negative publicity of the celebrity endorsers towards the brands they represent. In the end, this paper concludes that negative publicity will influence the product 39 s brand image if the celebrity endorser has a high credibility expertise of the product."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rufiatika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peranan brand hearsay dan brand evidence terhadap satisfaction dan brand attitude dalam membentuk brand loyalty. Studi kasus yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah pengguna jasa penerbangan maskapai AirAsia. Hipotesis pada model penelitian diuji menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dengan software SmartPLS. Hasil analisa dari penelitian ini menyatakan bahwa brand hearsay memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan brand loyalty. Demikian pula dengan variabel lainnya seperti brand evidence, satisfaction dan brand attitude memiliki pengaruh terhadap pembentukan brand loyalty.

This research aims to identify brand hearsay and brand evidence influence to satisfaction and brand attitude in shaping the brand loyalty. Case study explained in this research takes AirAsia airline users as subjects. Hypotheses used are tested using Partial Least Square method with SmartPLS program. This research finds that brand hearsay has significant effect on brand loyalty. Other variables explained before like brand evidence, satisfaction and attitude also has some correlation on brand loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diego Jason Setianto
"ABSTRAK
Ekstensi merek vertikal adalah strategi dari perusahaan untuk mengekspansi merek mereka dengan cara membentuk sesuatu yang baru, termasuk merek maupun produk baru. Di dalam ekstensi merek vertikal, terdapat ektensi secara ke atas dan ke bawah. Ekstensi merek biasanya digunakan untuk menambah brand equity atau untuk masuk ke dalam pasar baru, dengan tetap memiliki konsumen yang sekarang dan mendapatkan konsumen baru. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengerti perbedaan pada segmenting, targeting and positioning yang digunakan oleh Lexus dan Toyota untuk menemukan kunci perbedaan di dalam komunikasi yang mereka gunakan. Data yang digunakan akan dikumpulkan melalui YouTube untuk mencari iklan dan kampanye dari Lexus-Toyota. Metode analisis konten akan digunakan untuk melihat bagaimana Toyota dan Lexus menerapkan segmenting, targeting and positioning merek mereka dan akan dibandingkan untuk melihat perbedaan antara komunikasinya. Penelitian ini menemukan dari iklan yang telah disusun dan dianalisis bahwa iklan dari Harrier lebih menuju kepada sisi buas dan petualangan, dibandingkan dengan RX yang lebih mewah, dengan teknologi yang paling top dan kekuatan mobil yang kuat. Terlebih lagi, perbedaan mendasarnya ialah bagaimana Toyota
menggunakan differentiated marketing dan Lexus menggunakan concentrated (niche) marketing. Kesamaannya ialah bagaimana kejelasan dari ide- ide kedua merek tersebut telah direpresentasikan dengan sangat jelas dengan kekuatan dan konsistensi di dalam bagaimana ide tersebut diwujudkan.

ABSTRACT
Vertical Brand Extension is a strategy of a company to extend their brand by making a new line, including brand or products. In vertical brand extension, there are upward product line extension and downward product line extension. Line extensions usually are used by the company in order to enhance parent brand equity or to tap into a new market, retaining its current consumer and getting the new consumer. Having said that, this descriptive research would like to understand the difference between segmenting, targeting and positioning used by Lexus and Toyota in order to find the key difference in the communication that they use. The data will be collected through scraping the information on YouTube for advertising and campaign event for Lexus-Toyota.
Content analysis method will be used for the data by seeing how both Toyota and Lexus segmenting, targeting, and positioning their brand and compare them to the outcome of their communication. The Research found that from the advertisement that has been compiled and analysed, it is generally seen that Harrier s advertisement is more about how it got a wild side and about adventure, while RX s is generally about being luxurious, state-ofart technology and also the powerful ability of the car. Moreover, the main difference is that Toyota uses differentiated marketing while Lexus uses concentrated (niche) marketing. The similarity is that the clarity of
their idea is presented clearly with strength and the consistency in how the idea is portrayed."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Buyung Lukmanul Hakim
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Purnomo
"ABSTRAK
Dunia otomotif merupakan industri yang selalu memiliki inovasi dan menghasilkan produk-produk terbaru, setiap brand berlomba-lomba menghadirkan produk yang terbaik bagi konsumen. Segala hal dilakukan untuk meningkatkan penjualan dan membuat konsumen setia pada brand. Mulai dari membangun citra hingga menonjolkan karakter dari brand merupakan strategi yang dilakukan untuk mendapatkan perhatian dan meningkatkan loyalitas dari konsumen.

ABSTRACT
The automotive world is an industry that always has the innovation and deliver new products, each brand competes to bring the best products for consumers. Everything is done to increase sales and make consumers loyal to the brand. From image building to highlighting the character of the brand, are the strategies pursued to gain attention and increase the consumer 39 s loyalty."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmania Anindhita Pithaloka
"Brand Love merupakan salah satu konstruk baru dalam komunikasi pemasaran untuk mengukur hubungan emosional antara brand dan konsumen. Brand Love didasarkan pada dugaan bahwa brand memiliki karakter manusia dan konsumen memiliki perasaan emosional terhadap brand. Penelitian mengenai Brand Love umumnya mengunakan pendekatan hubungan interpersonal dimana peranan identitas dan identifikasi menjadi penting. Sementara itu, adanya media baru membuat praktisi komunikasi pemasaran menciptakan komunitas brand online dengan dua aktivitas utama terkait interaktivitas adalah adalah kemampuan brand untuk menciptakan dan menanamakan nilai dalam komunitas penciptaan nilai dan bagaimana konsumen secara aktif berinteraksi di komunitas online tersebut Social Interactive Engagement.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan model bahwa komunikasi pemasaran dalam komunitas online brand melalui variable Social Interactive Engagement dan Penciptaan Nilai berpengaruh terhadap Brand Love, yang termediasi oleh social identity dan di moderasi oleh sifat self expressive dari brand. Penelitian dilakukan melalui metode survey terhadap sample yang dikumpulkan secara purposive terhadap anggota komunitas online brand berusia 20-44 tahun dan bekerja di area Sudirman-SCBD Jakarta. Hipotesis kemudian diuji menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling.
Penelitian ini menemukan adanya hubungan positif antara interaktivitas user melalui variabel Social Interactive Engagement dan penciptaan nilai terhadap Brand Love yang termediasi variabel identitas sosial dan termoderasi variabel self expressive brand. Penelitian ini memberikan sumbangsih bagi perkembangan teori Brand Love terutama pada indikator-indikatornya dan saran bagi praktisi komunikasi pemasaran untuk memanfaatkan komunitas online seabagai bagian strategi integrated marketing communication.
Rekomendasi penelitian ini adalah untuk melihat jugakonteks sosio-kultural, dan menggunakan pendekatan sampling probabilita agar hasil penelitian bisa ditarik ke populasi.

Brand Love is a new construct in marketing communications to measure emotional relationship between brand and consumer. Brand Love term was based on an allegation that brand has human characters and consumers develop an emotional feeling toward brand. Researches about Brand Love generally use interpersonal relationship approach, where the role of identity and identification matters. While the rise of new media makes marketers create virtual brand community with two of the main activity that happened with this interactivity is the ability of brand to create and seed value within the community, and how the consumer actively interact in the virtual community.
Objective of this research was to prove marketing communication model in virtual brand community with variable Social Interactive Engagement and Value Creation have effect on Brand Love that was mediated by social identity and moderated by self expressive character of the brand. Research used survey as a method toward sample that was collected by using purposive method. Samples are virtual brand community member age 20 44, working in Sudirman SCBD Jakarta. Hypothesis was tested by using Partial Least Square Structural Equation Modeling.
This research found positive correlation among user interactivity in virtual brand community through variabel Social Interactive Engagement and Value Creation toward Brand Love, mediated by Social Identity and moderated by Self Expressive Brand. This research has significance for theoretical development of Brand Love and suggestion for praktisi komunikasi pemasaran to utilize brand online community as a part of integrated pemasaran communication strategy.
The recommendation from this research is to also look at socio cultural context and using probability sampling approach, so the finding able to be applied in population.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ari Praptomo
"Alat bantu dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan kini semakin menyentuh aspek stratejik dan operasional perusahaan. Apabila sebelumnya kinerja perusahaan hanya diukur berdasarkan tingkat pengembalian dari aset yang berbentuk tangible, kini perusahaan harus lebih berfokus untuk melihat aset intangible mereka sebagai keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru dan menjadi kunci operasional mereka. Brand equity sebagai sebuah konsep, adalah aset intangible dan intelectual capital yang dapat dijadikan keunggulan kompetitif tersebut. Bagaimana metode pengukuran kinerja brand, nilai moneter yang dihasilkan, hingga risiko investasi terhadap brand adalah sesuatu yang terus dikembangkan dan menjadi perhatian para manajemen, pemegang saham, bahkan masyarakat dan pemerintah. Diharapkan dengan adanya sebuah metode yang mengintegrasikan aspek keuangan (dalam hal ini dengan menggunakan metode SVA) dengan pemasaran (dalam hal ini dilakukan survei terhadap persepsi konsumen dan infrastruktur pembentuk brand equity) dalam pengukuran kinerja dan penciptaan nilai tersebut, akan membantu pihak-pihak yang menaruh kepentingan pada brand yang diukur dalam membuat keputusan dan memberi insight berharga di masa depan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>