Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188983 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Hot Raja Martin
"ABSTRAK
Area pesisir seperti Jakarta Utara merupakan daerah yang pembangunanya sangat cepat dalam segi konstruksi. Hal ini mengakibatkan penurunan lapisan tanah dengan tingkat kompresibilitas yang tinggi, contohnya adalah lapisan tanah lempung pesisir. Daerah Jakarta Utara umumnya memiliki jenis tanah lempung dengan kompresibilitas yang tinggi. Konsolidasi merupakan proses pemadatan yang terjadi pada tanah akibat kemampuan tanah tersebut untuk terkompresi. Tanah normally consolidated (NC) merupakan jenis tanah yang belum pernah mengalami pengurangan tegangan lapisan tanah di atasnya, sedangkan tanah over-consolidated merupakan jenis tanah yang menerima tegangan yang jauh lebih besar dari tegangan yang diterima pada masa sekarang. Kecepatan konsolidasi sangat bergantung pada parameter kompresibilitas. Penurunan tanah di daerah pesisir Jakarta Utara dapat diestimasi menggunakan kecepatan konsolidasi tanah di daerah tersebut. Maka dari itu, penelitian untuk mengidentifikasi parameter karakteristik disertai perbandingan dengan indeks plastisitas (IP) perlu dilakukan. Penelitian ini diawali dengan melakukan pengujian laboratorium terhadap sampel tanah tak terganggu yang diambil sampai kedalaman 50 meter di Kecamatan Kamal Muara, Jakarta Utara. Metode yang digunakan adalah pengujian konsolidasi dengan oedometer untuk mendapatkan nilai cc dan P c. Setelah mendapatkan nilai parameter konsolidasi selanjutnya dilakukan pengujian triaxial CU untuk mendapatkan hubungan tegangan-regangan dan stress path untuk menentukan kondisi yield menggunakan Critical State Method, Nilai parameter yang didapat dari CSM dapat diaplikasikan untuk design menggunakan software karena lebih detail daripada modul mohr-coulomb. Adapun hasil penelitian ini yaitu tanah memiliki nilai plastisitas tinggi dengan PI 33-50%. Tanah permukaan sampai kedalaman 13 m memiliki nilai indeks kompresibilitas cc yang tinggi yaitu berkisar antara 0.46-0.77. Sedangkan tanah pada kedalaman di bawah 13 m memiliki nilai cc yang rendah. Tanah mengalami yield pada saat =144-159 kPa dan q=53-76 kPa dengan nilai Г sebesar 73 cm3.

ABSTRACT
Northern Jakarta coastal area has rapid development in construction segment. This case affected land subsidence with high compressibility, due to residual clay found on the coastal area. Northern Jakarta covered by clay with high compressibility index. Consolidation is compacting proccess occurred by soil ability to be compressed caused by loss of pore water pressure. Rate of consolidation based on the compressibility parameters. Land subsidence at Northern Jakarta coastal area can be estimated by rate of consolidation in that area. Based on that, the research to idedntified characteristic parameters compared with plasticity index is needed to be held. This research is started by doing laboratory research by testing undisturbed and disturbed sample of soil from that area taken to 50 m depth in Kamal Muara district, Northern Jakarta. Consolidation test using oedometer has be done to get parameters cc and P c. After consolidation parameters are identified, triaxial CU test is done to identify the correlation between stress-strain and stress path to identify yield condition using Critical State Method. Parameters from CSM can be applied in design using software because its more accurate than mohr-coulomb modul3. The result of this research is the soil has a very high plasticity index around 33-50 persen. From surface layer to 13 m depth has compressibility number cc around 0.46-0.77. Therefore layers below 13 m has lower cc number. Soils got yielding at p=144-159 kPa and q=53-76 kPa with Г number is 73 cm3."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hermansyah
"Penelitian Indeks Kepekaan Lingkungan (IKL) terhadap potensi tumpahan minyak di pesisir utara Teluk Tolo difokuskan kepada evaluasi model-model IKL yang banyak digunakan oleh berbagai pihak. Model yang dijadikan bahan evaluasi adalah model yang dikembangkan oleh Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB), model dari Det Norske Veritas (DNV), dan model dengan Metode Penjumlahan. Komponen-komponen penyusun IKL diperoleh dari analisis citra ALOS AVNIR dan PRISM tahun 2009 dan 2010. Hasil analisis citra diperoleh 16 komponen penyusun IKL yang kemudian dilakukan skoring untuk dimasukan ke dalam setiap model IKL. Setiap model ternyata memberikan hasil yang bervariasi dalam memberikan informasi wilayah kelas IKL. Variasi tersebut terutama terjadi pada wilayah daratan dengan ketinggian lebih dari 5 meter dan jarak dari garis pantai lebih 1 km ke arah darat. Kondisi ini dijumpai hampir di sepanjang garis pantai. Uji dengan ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95 % menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara ketiga model tersebut. Uji lanjutan dilakukan dengan menghitung indeks sensitivitas model untuk menentukan model terbaik dalam memberikan informasi IKL. Berdasarkan indeks tersebut diperoleh hasil bahwa Model Penjumlahan mempunyai nilai rata-rata (mean) terbesar yang berarti model tersebut adalah model terbaik untuk memberikan informasi spasial IKL.

Study on Environmental Sensitivity Index (ESI) related to potential of oil spill was conducted in the northern coast of the Tolo Bay, Central Sulawesi. This study focused on the comparative evaluation of ESI models widely used by various parties. The models included in this study are those developed by the Centre for Coastal and Marine Resources Studies, Bogor Agricultural University (IPBPKSPL), used by Det Norske Veritas (DNV), and a model using Summation Method. The ESI components are obtained from image analysis done by ALOS AVNIR and PRISM 2009 and 2010. Upon the production of 16 ESI components, scoring is performed into each ESI model. It turns out that spatially each model give various results in providing the information on ESI-class areas. Variations occurred mainly on inland areas with altitude of more than 5 meters and those with distance over 1 km landward from the shoreline. These conditions are found almost along the shoreline of study areas. ANOVA Test (with 95% confidence interval) suggested a difference is occured between the three given models. Further tests were performed by calculating the sensitivity index models to determine the best model. Based on these calculations, the Summation Model produced the highest mean, which suggest it is the best model to provide an ESI spatial information.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanin Anggraini
"ABSTRAK
Wilayah pesisir Jakarta Utara terancam bencana akibat fenomena kenaikan muka air laut dan penurunan permukaan tanah. Dampak kerusakan yang ditimbulkan dari kedua fenomena ini sangat merugikan bagi masyarakat di wilayah tersebut. Tujuan penelitian adalah menganalisis kerentanan wilayah pesisir dan memprediksi kerusakan lingkungan akibat kenaikan muka air laut di Jakarta Utara. Informasi kerentanan adalah hasil integrasi kondisi fisik (informasi pasang surut, gelombang, penggunaan lahan, ketinggian pantai, skenario B2 SRES IPCC, penurunan permukaan tanah) dengan sosial ekonomi (usia balita, usia lanjut, penduduk wanita, kepadatan penduduk, dan penduduk miskin) dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG). Penelitian menggunakan data QuickBird dan DEM SRTM X-C band tahun 2000 untuk menghasilkan informasi penggunaan lahan dan ketinggian pantai. Hasil integrasi menunjukkan willayah pesisir yang sangat rentan pada kenaikan muka air laut adalah Penjaringan, Warakas, Kalibaru, Kebon Bawang, dan Rawabadak Utara. Prediksi total kenaikan muka air laut hingga tahun 2030 mencapai 6,45 m sehingga diprediksikan 1054 ha pemukiman, 551 ha industri, 181 ha tambak, dan 66 ha lahan sawah akan tergenang dan menyebabkan kerugian ekonomi mencapai Rp 277.270.766.595,00. Diketahuinya tingkat kerentanan serta prediksi kerugian akibat kenaikan muka air laut, diharapkan perencanaan pembangunan di wilayah pesisir akan lebih memperhatikan hal tersebut.

ABSTRACT
The coastal areas in North Jakarta threatened disaster due to sea level rise and land subsidance phenomenon. The aims of this study is to analyze the coastal vulnerability due to sea level rise as part as adaptation to reduce the inundation impact in North Jakarta. Vulnerability information obtained from the integration between the physical conditions (tidal, wave, land use, coastal elevation, IPCC SRES B2 scenario, land subsidence) and socioeconomic (age of the children, elderly, female population, population density, and the poor) using Geographic Information System (GIS). This study using remote sensing information from DEM SRTM X-C band in year 2000 with spasial resolution 30 m to generate coastal elevation and QuickBird satellite data for generate land use information. The result show that the coastal areas with very high vulnerability to sea level rise is Penjaringan, Warakas, Kalibaru, Kebon Bawang, and Rawabadak Utara. Besides vulnerability analysis, the study also predicted total sea level rise in 2030 which reached 6.45 m, causing a lot of damage, especially in the settlement and industrial areas. The prediction of settlement areas that stagnant is 1054 ha, industrial 551 ha, fishpond 181 ha, and field 66 ha. According to economic analyze, the extent damage will cause losses of Rp 277,270,766,595.00. Therefore, the knowledge level of vulnerability as well as losses due to sea level rise, expected development planning in coastal areas will pay more attention to it."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Oktaviani
"Tujuan tesis ini dilakukan untuk mengevaluasi kebijakan pengembangan kawasan pesisir di Kabupaten Karimun. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kuantitatif dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penelitian dilaksanakan dengan cara menyebar kuesioner kepada para “expert” sebanyak 12 responden yang terdiri dari pelaksana kebijakan, pemerhati kebijakan dan dianggap paling tahu permasalahan kegiatan pengembangan kawasan pesisir di Kabupaten Karimun.
Fokus penelitian ini adalah memberikan penilaian pada bobot stakeholder dan kriteria proyek yang telah disusun secara sistematis dalam suatu hirarkis melalui skala perbandingan. Stakeholder yang menjadi pemerhati pelaksanaan pengembangan kawasan pesisir terdiri dari : DPRD, LSM, Asosiasi Kelompok Nelayan, Media Massa dan Dosen, Kriteria evaluasi dalam pengembangan kawasan pesisir yaitu : Efektifitas, Efisiensi dan Responsivitas dengan Objek kriteria untuk melihat evaluasi terdiri dari : Input, Output dan Benefits. Adapun proyek yang menjadi fokus dalam pelaksanaan pengembangan kawasan pesisir adalah : Coastal Road, Pemukiman Nelayan Sei. Ayam, dan Pengembangan Kawasan Mangrove.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan pengembangan kawasan pesisir di Kabupaten Karimun lebih menonjol pada sisi stakeholder Media Massa, hal tersebut ditunjukan dengan bobot prioritas tertinggi dalam analisis (0,236) dibandingkan dengan 4 stakeholder lainnya. Secara umum pada setiap stakeholder kebijakan, kriteri efektifitas merupakan kriteria yang paling penting dalam pelaksanaan kebijakan. Objek kriteria pada kriteria evaluasi yang paling penting dan mendapatkan bobot tertinggi yaitu benefits dengan bobot (0,559). Hasil sintesa hirarki dan analisis keseluruhan menunjukan bahwa rekomendasi alternatif proyek yang disarankan di masa yang akan datang adalah pelaksanaan proyek Coastal Road dengan bobot tertinggi sebanyak 0,529.

The aim of this thesis to evaluate the development of coastal policy in the Karimun Regency. This research was conducted by quantitative methods approach Analytical Hierarchy Process (AHP). The research was conducted by way of questionnaires to spread the "expert" as many as 12 respondents consisting of policy implementation, and policy observers deemed most problems of coastal development activities in Karimun Regency.
This research focused an assess project focus and criteria which sistematically arranged in a hierarchy with pairwise comparison. Stakeholders become observers of the implementation of coastal development consists of: Parliament, NGOs, Association of Fishermen Group, Mass Media and Lecturers, the evaluation criteria in the development of coastal areas, namely: effectiveness, efficiency and responsiveness of the attractions to see evaluation criteria consists of: Input, Output and Benefits. The project was the focus in the implementation of the development of coastal areas are: Coastal Road, Settlement Fishermen Sei. Chicken and Mangrove Area Development.
The results showed that the policy of coastal development in the District Karimun more prevalent in the mass media stakeholders, it is indicated by the weight of the highest priorities in the analysis (0.236) compared with 4 other stakeholders. In general, at each stakeholder policy, kriteri effectiveness is the most important criterion in the implementation of the policy. Attractions on the criteria most important evaluation criteria and get the benefits with the highest weight is the weight (0.559). The synthesis and analysis of the overall hierarchy shows that the recommended project alternative recommendations in the days to come is the implementation of the Coastal Road project with the highest weight as much as 0.529.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T33193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Zulfitri
"Resort Cubadak Paradiso Village dalam pengelolaan wisata bahari pada wilayah pesisir di Pulau Cubadak selama 23 tahun telah melakukan pembatasan akses masuk ke dalam Pulau serta membatasi wilayah perairan laut sejauh 60 meter dari bibir pantai Pulau Cubadak. Padahal tanah yang dikelola tersebut berstatus sebagai tanah ulayat kaum Masyarakat Hukum Adat. Sehingga menciptakan konflik kepentingan antara masyarakat di sekitar Pulau dengan pengelola. Padahal wilayah pesisir dan laut merupakan wilayah terbuka yang seharusnya dapat diakses oleh masyarakat. Secara yuridis, peraturan perundang-undangan tidak menghendaki adanya penguasaan atas sumber daya alam oleh pengelola selaku investor. Sementara kontrak antara pemilik tanah kaum dengan investor terkait sewa tanah juga tidak mengatur mengenai pembatasan tersebut. Oleh sebab itu, penelitian ini ditujukan untuk mengkaji mengenai hak menguasai Negara atas sumber daya alam di atas tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat melalui pendekatan socio-legal. Ditujukan agar pengelolaan sumber daya alam khususnya wisata bahari oleh investor tetap berjalan selaras dengan perlindungan terhadap hak-hak Masyarakat Hukum Adat.

The Cubadak Paradiso Village Resort in running its marine tourism business along a stretch of the coast of Cubadak Areas for 23 years has restricted access into the island and 60 meters out of the beach front. Meanwhile, the land that the resort manages is communal land owned by the indigenous community. The situation has created a conflict between the community on the island and the business operator. The coastal area and sea beyond is an open area and should accessible to the people. The law has not intended for control of a natural resource to be controlled by business operator as investor. The contract between communal land owner and the investor with regard to lease also does not authorize such restriction. Therefore, this study is aimed at examining the right of the state to control natural resources situated on communal land of the indigenous community using a social-legal approach. The research is conducted with the aim of ensuring that the management of natural resources, in this case marine tourism, by the investor is in line with the protection of the rights of the indigenous communities."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
T46196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kay, Robert
"Provides a comprehensive toolkit for both coastal professionals and students of coastal management, drawing on examples of coastal planning and management from around the world"
London : Routledge, 2005
333.917 KAY c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York : John Wiley, 1972
304.2 COA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Talita Rahma Camila
"Kota Balikpapan adalah kota yang berada di sepanjang pantai timur Pulau Kalimantan. Kota dari Balikpapan berbatasan langsung dengan Selat Makassar. Masalah yang dihadapi Balikpapan Kota adalah fungsi tanah, yaitu reklamasi pembangunan belanja pusat-pusat yang menghasilkan perubahan bentuk pantai sehingga berpotensi mengalami abrasi. Di kota Balikpapan selama 6 tahun terakhir telah ada abrasi 40 meter yang menghasilkan penurunan Pendapatan Asli Daerah (BANTALAN). Penelitian tentang kerentanan pantai timur Kota Balikpapan terhadap perubahan dalam garis pantai pada tahun 2005 dan 2018 difokuskan pada perhitungan kerentanan sosial dan perubahan garis pantai dianalisis menggunakan tab silang. Penelitian ini membagi area berdasarkan bentuk pantai, yaitu pantai pasir halus, pantai pasir kasar, dan pantai tebal. Berdasarkan hasil analisis ada tiga tingkat kerentanan, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Daerah dengan tingkat kerentanan tinggi ditemukan di pasir kasar segmen. Tingkat kerentanan di sepanjang segmen pantai pasir halus dan tingkat rendah kerentanan di sepanjang segmen pantai.

Balikpapan City is a city located along the east coast of Kalimantan Island. The city of Balikpapan is directly adjacent to the Makassar Strait. The problem that occurs in the City of Balikpapan is the function of the land, namely the construction of shopping centers that produce changes in the shape of the beach that is supported by abrasion improvements. In the city of Balikpapan for the past 6 years there have been 40 meters abrasion which results in a decrease in Regional Original Income (PADS). Research on respecting the east coast of Balikpapan for changes in coastlines in 2005 and 2018 was agreed on the calculation of social agreement and shoreline changes were analyzed using cross tabs. This study divides the area based on the shape of the beach, namely fine sand beaches, coarse sand beaches, and thick beaches. Based on the results of the analysis, there are three levels of achievement, namely low, medium and high. Areas with high discovery rates are found in the coarse sand segment. Response rates along the fine beach segment and low levels are considered along the beach segment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, John William
"ABSTRAK
Penurunan muka tanah atau amblesan tanah land subsidence telah terjadi di berbagai lokasi di Jakarta dan dampaknya telah muncul dalam bentuk fenomena destruktif seperti meningkatnya area genangan yang dapat dilihat dari munculnya zona banjir atau area yang tenggelam, retak pada dinding bangunan, miringnya beberapa bangunan, tidak berfungsinya sistim drainase dan kanal, rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan, dan menurunnya kualitas lingkungan.Tesis ini fokus pada studi terhadap penyebab dan dampak penurunan tanah di berbagai lokasi di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akumulasi daripada keempat faktor penyebab penurunan tanah di Jakarta yaitu penurunan akibat struktur geologi, konsolidasi alamiah, beban bangunan, dan akibat pengambilan airtanah, telah menyebabkan terjadinya penurunan muka tanah yang cukup signifikan. Dalam kurun waktu 11 sebelas tahun yaitu selama periode waktu 2000 ndash; 2011, penurunan tanah di wilayah Jakarta Utara tepatnya di daerah Muara Baru telah mencapai 1,7 meter. Daerah Cengkareng Barat di Jakarta Barat juga mengalami penurunan tanah lebih dari 1 meter, dan daerah Kelapa Gading di Jakarta bagian Timur mengalami penurunan hampir 80 centimeter. Beberapa daerah di Jakarta Pusat juga mengalami penurunan, walau tidak sebesar penurunan yang terjadi di wilayah Jakarta bagian Utara dan Barat. Di daerah Gunung Sahari misalnya dengan penurunan sebesar sekitar 50 centimeter, Cikini 40 centimeter, Sarinah sekitar 30 centimeter dan daerah Monas sekitar 25 centimeter, namun hal ini juga memerlukan perhatian khusus mengingat daerah ini adalah pusat kegiatan pemerintahan dan perekonomian Indonesia.Hasil pengukuran dan pengamatan terhadapa penurunan tanah dengan menggunakan metode GPS Global Positioning System pada periode 2010- 2011, menunjukkan terjadinya penurunan tanah sebesar 15 centimeter di daerah Cengkareng Barat, Meruya, Kebun Jeruk dan Daan Mogot. Demikian pula dengan di berbagai lokasi lainnya di wialayah Jakarta. Penelitian menunjukkan bahwa penurunan tanah masih terjadi dan akan terus berlangsung. Hal ini memerlukan penanganan segera dan membutuhkan perhatian dan kesadaran seluruh stakeholder untuk mencegah terjadinya bencana ekologi yang lebih parah, bahkan bisa lebih parah daripada bencana banjir di awal January 2012, dan di akhir Desember 2013 ndash; awal 2014 yang lalu.

ABSTRACT
AbstractLand subsidence has been occurred at various location in Jakarta and the impacts has been felt lately in the form of destructive phenomenon such as the increase of inundation area due to appearance of sunken area or flood zone, cracks on building walls, tilting of building, disfunction of drainage channel and damage to the road infrastructure and degradation of environmental quality.This thesis is focusing on the study of the causes factor of the land subsidence and the impacts at various location in Jakarta. The result of research shows that the accumulated effects of the four factors causing the land subsidence in Jakarta, which are geology structures, natural consolidation, load of building structures, and groundwater withdrawal, have affected the significant subsidence. Within period of 11 years, from 2000 ndash 2011, the land subsidence at the area of Muara Baru in Northern of Jakarta has reached the value of 1.7 meter. At West Cengkareng area in Western part of Jakarta land subsidence has exceed of 1 meter drawdown, and Kelapa Gading area in Eastern part of Jakarta has an approximately 80 centimeter of subsidence. Land subsidence also occurred at some area in Central Jakarta, eventhough not as significant as occurred in Northern and Western part of Jakarta. Like what happened in Gunung Sahari, Cikini, and Sarinah with land subsidence of 50 centimeter, 40 centimeter, approximately 30 centimeter, respectively, and area of Monas with a subsidence of about 25 centimeter, but this particular case needs special attention and anticipation, considering that this area is the center of government activity as well as the place of ignition of the economic wheel of Indonesia.The result of survey and monitoring using the GPS Global Positioning method for the period of 2010 ndash 2011, shows that 15 centimeter subsidence has occurred at West Cengkareng, Meruya, Kebon Jeruk and Daan Mogot and also at various location in Jakarta. The research shows that the land subsidence is still in progress and will keep going on. Thus, immediate action and serious attention from all stakeholders is required to prevent Jakarta from a worse ecology disaster, even worsen than flooding which happened during the rainy season in beginning of January 2012, and in end of December 2013 until beginning of January 2014."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>