Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Friska Lirenzsa
"Menurut BPS 2017, Tambora merupakan salah satu area terpadat di Jakarta dengan jumlah penduduk 260.100 orang di dalam area seluas 5,4 km2. Salah satu hal yang menonjol di Tambora adalah keberadaan industri konfeksi berbasis hunian sebagai salah satu aktifitas ekonomi informal yang lazim ditemukan. Di dalam satu gang, kita dapat menemukan beberapa hunian yang melakukan kegiatan industri konfeksi di dalamnya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para aktor dalam industri konfeksi berbasis hunian menegosiasi ruang untuk memenuhi kegiatan bekerja dan bertinggal dalam ruang yang terbatas. Mereka menegosiasi ruang dengan cara melakukan satu kegiatan di area yang sama terus-menerus, membagi-bagi fungsi ruang, dan meletakan objek-objek tertentu yang mendefinisikan kegiatan. Para pemilik usaha membangun rumah bertingkat dan secara ukuran lebih besar untuk menginjeksi aktifitas bekerja tanpa mengganggu privasi yang dibutuhkan oleh tiap keluarga. Proses negosiasi diekspansi hingga ke ruang publik sebagai respon dan adaptasi terhadap kesesakan di dalam hunian. Studi dilakukan untuk menonjolkan hubungan antara proses interupsi domestik dengan industri konfeksi berbasis hunian hingga ke area publik yang membentuk respon serupa sebagai karakteristik satu permukiman. Karakteristik yang terbentuk dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola permukiman dan memperbaikinya dengan menonjolkan industri konfeksi berbasis hunian sebagai salah satu kekhasan Tambora.

With the population is 260.100 (BPS 2017) and covers the area of 5.4 km2, Kampung Tambora was one of the highest density urban areas in Jakarta. This settlement is well known for its confection home-based industry that supports the livelihood of the community. In one alley, we can find several houses run the business of confection industry. Inside the house, women and men work and live together by means of negotiation with the limited space. This study aims to understand how all actors in confection home-based industry negotiate the space, as they have to fulfill both the domestic and working needs in a limited space. The study shows how they negotiate using spatial practice, placement of space function, and arrangement of objects to define the activities. They also create multi-stories house to inject working activities without interrupting the privacy of domestic needs. The negotiation process expanded into the communal alley as their way to adapt and cope with crowding. Therefore, this study also reveals how the domestic activities inside the house spatially interrupted the alley, which is considered as the public domain. As similar response done by other houses, this process of negotiation characterized the way of living at Kampung Tambora. The finding of this study in Kampung Tambora can be used to identify the pattern of home-base industry settlement and improve the living condition of similar type of settlements in other high dense kampungs in Jakarta.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Adji Priatna
"Skripsi ini membahas mengenai peran penghuni atau pemilik home-based enterprise dalam memberikan evaluasi dan respon terhadap kondisi rumah sehingga menghasilkan pengaturan ruang domestik dan home-based enterprise. Kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur saya jadikan studi kasus karena selain kawasan ini merupakan tempat tinggal saya, saya melihat adanya ketertarikan pemilik rumah di tepi jalan ini untuk membuka tempat usahanya di rumah. Pelanggan menjadi salah satu faktor pembeda dari HBE di tepi jalan dibandingkan dengan di dalam pemukiman. Adanya kegiatan pelanggan membuat intervensi terhadap kebutuhan keamanan ruang domestik. Dalam pembahasan, saya mengelompokan HBE berdasarkan jenis komoditas dan kepemilikan. Saya memilih 3 kasus yang dapat mewakili pengelompokan tersebut dan memiliki karakteristik HBE yang unik. Saya mengamati dan menganalisis kondisi pengaturan ruang kegiat an yang terjadi pada saat ini untuk mengetahui strategi adaptasi apasaja yang dilakukan penghuni rumah. Setelah itu saya menganalisis alasan penghuni rumah melakukan strategi adaptasi tersebut. Hasil pembahasan ini selain menambah pengetahuan mengenai home-based enterprise, juga dapat memahami pentingnya HBE bagi pemilik sehingga pemilik mengatur ruangnya agar HBE tetap berjalan dan berdampingan dengan kegiatan domestik.

This thesis discusses the role of occupants or owners of home-based enterprise in providing evaluation and response to the condition of the house so as to produce domestic and home-based enterprise space arrangement. Halim Perdanakusuma area, East Jakarta as a case study because besides this area is where I live, I saw the interest of homeowners on this roadside to open their businesses at home. The customer is one of the distinguishing factors of roadside HBE compared to settlement. The existence of customer activities to intervene in the security needs of domestic space. In the discussion, I group HBE by commodity type and ownership. I chose 3 cases that can represent the grouping and have unique HBE characteristics. I observe and analyze the condition of the spatial arrangement that is happening at the moment to find out what adaptation strategies the occupants of the house are doing. After that, I analyzed the reasons why the residents did the adaptation strategy. The results of this discussion in addition to increasing knowledge about home-based enterprise, can also understand the importance of HBE for the owner so that the owner arranges his space so that HBE continues to run and side by side with domestic activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasyfina Aflah Widyarini
"Studi kasus ini bertujuan untuk mempelajari resiliensi permukiman informal urban dengan fokus pada keberlanjutan dan adaptasi Home Based Enterprises (HBE) dalam menghadapi risiko ekonomi dan lingkungan. Para operator HBE di permukiman tersebut menerapkan berbagai strategi resiliensi sehingga ruang HBE dapat berperan sebagai wujud pemenuhan kebutuhan ekonomi dan adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang kerap kali dilanda banjir rob. Data diambil melalui pendekatan kualitatif dengan mengamati dan menganalisis tiga hunian dengan HBE di Blok Empang. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa ruang HBE berkontribusi dalam menghasilkan pendapatan bagi rumah tangga dan memperkuat jaringan ekonomi komunitas melalui hubungan sosial yang kuat di permukiman padat informal. Masyarakat juga melakukan upaya kreatif dalam mempertahankan hunian melalui strategi makro dan mikro terhadap banjir. Studi kasus ini merekomendasikan perlunya perhatian terhadap aspek-aspek bahwa hunian perlu dirancang sebagai ruang multidimensi sebagai upaya manusia dalam kegiatan menghuni, di mana hunian tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk beristirahat, namun juga sebagai tempat untuk bekerja.

This case study aims to investigate the resilience of urban informal settlements with a focus on the sustainability and adaptation of Home Based Enterprises (HBE) in the face of economic and environmental risks. The HBE operators in these settlements implement various resilience strategies, allowing the HBE spaces to serve as both economic necessities and adaptations to the frequently occurring flood hazards. The data was collected through a qualitative approach by observing and analyzing three residential units with HBE in Blok Empang. The results of the case study indicate that HBE spaces contribute to household income generation and strengthen the community's economic network through strong social relationships within the dense informal settlement. The community also engages in creative efforts to maintain their residences through macro and micro flood strategies. This case study recommends the need to consider aspects that housing should be designed as multidimensional spaces to fulfill human activities, where housing serves not only as a place to rest but also as a place to work."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Ainina Balqis
"Penelitian ini membahas mengenai adaptasi yang dilakukan oleh perempuan pekerja rumahan kupas bawang di Kelurahan Kebon Pala, Jakarta Timur terhadap perubahan-perubahan yang dialami selama pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan teknik purposive sampling sebagai teknik pemilihan informan. Pemilihan informan tersebut menyasar pada perempuan peekrja rumahan kupas bawang yang sudah berkeluarga di Kelurahan Kebon Pala sebagai informan utama dan anggota keluarga dari perempuan pekerja rumahan kupas bawang sebagai informan triangulasi untuk meningkatkan kualitas penelitian. Pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, wawancara semi-terstruktur (wawancara mendalam), dan observasi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perempuan pekerja rumahan kupas bawang di Kelurahan Kebon Pala melakukan pola strategi adaptasi di masa pandemi Covid-19 dengan menambah penghasilan seperti dengan membuka usaha dan mencari pekerjaan lain, berhemat, dan mendaftarkan diri pada bantuan pemerintah yang mana pada prosesnya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menghambat maupun mendukung. Perempuan pekerja rumahan kupas bawang yang melakukan adaptasi selama pandemi Covid-19 menghasilkan perubahan yang terjadi pada keluarga mereka baik perubahan yang signifikan maupun tidak yang membuat keluarga mereka dikategorikan sebagai Keluarga Sejahtera II. Hal tersebut sama dengan kondisi keluarga mereka sebelum pandemi Covid-19 yang juga dikategorikan sebagai Keluarga Sejahtera II.

This research discusses the adaptation did by peel onion women home-based workers in Kelurahan Kebon Pala, Jakarta Timur towards the changes during Covid-19 pandemic. This research is a descriptive research with qualitative approach. This research also using purposive sampling technique as informants selection. The selection of these informants targeted on the peel onion women home-based workers as main informant and their family member as triangulation informant to improve the quality of the research. Data collection of this research was done by literature study, semi-structured interview (in-depth interview), and observation. The result of this research explain that peel onion women home-based workers in Kelurahan Kebon Pala have adopted a pattern of adaptation strategies during Covid-19 pandemic by increasing their income such as making a business and looking for another job, saving money, and registering for public assistances, which in process of the adaptation is inseparable of many obstacles and supports. The peel onion women home-based workers have been adapted during Covid-19 pandemic, there are many changes that peel onion women home-based workers’ families got, whether it is significant or not. The changes resulting from the adaptation of the peel onion women home-based workers made their family categorized as Keluarga Sejahtera II. This condition as same as their previous condition before Covid-19 pandemic which their families categorized as Keluarga Sejahtera II too."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadya Kanzanabilla
"Pandemi Covid-19 dianggap sebagai salah satu ancaman kesehatan global utama, Untuk meminimalkan kontak fisik antar individu dan untuk mencegah infeksi baru, banyak perusahaan menerapkan bekerja dari rumah. Namun bekerja dari rumah berdampak negatif bagi kesehatan salah satunya keluhan musculoskeletal meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran serta faktor yang dapat mempengaruhi keluhan muskuloskeletal selama bekerja dari rumah menggunakan metode literature review melalui database online ProQuest, PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar pada tahun 2020-2021. Hasil pencarian didapatkan sebanyak 10 artikel, yang berasal dari Jepang, Arab Saudi, Indonesia, Turki, Spanyol, Itali, Estonia, Kroasia dan Amerika. Hasil dari telaah Pustaka menunjukan prevalensi keluhan musculoskeletal berkisar antara 64,6%-70,5% dan secara signifikan nyeri meningkat selama bekerja dari rumah yang menunjukkan adanya hubungan bekerja di rumah dengan keluhan muskuloskeletal dan hubungan faktor individu, antara lain memiliki umur >30 tahun, jenis kelamin perempuan, indeks massa tubuh gemuk, stres psikososial sedang-berat, penurunan aktivitas olahraga. Faktor pekerjaan, antara lain postur kerja yang tidak ergonomis dan durasi kerja >8jam/hari mempengaruhi keluhan muskuloskeletal.

Pandemic Covid-19 is considered as one of the major global health problems. To establish physical contact between individuals and to prevent new infections, many companies are implementing work from home. However, work from home has a negative impact on health, one of which is increased musculoskeletal disorders. This study aims to determine the description and factors that can affect musculoskeletal disorders while work from home using a literature review method through the online databases ProQuest, PubMed, ScienceDirect, and Google Scholar in 2020-2021. The search results obtained 10 articles, which came from Japan, Saudi Arabia, Indonesia, Turkey, Spain, Italy, Estonia, Croatia and America. The results of the literature review show that prevalence musculoskeletal disorders ranging from 64,6%-70,5% and significally pain increased during work from home which indicated there is an association between work from home and musculoskeletal disorders and factors that influence is individual factors, including having age > 30 years, female gender, fat body mass index, moderate-severe psychosocial stress, decreased physical activity. And occupational factors, including non ergonomic work posture and work duration >8 hours/day affect musculoskeletal disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revita Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana para penghuni permukiman informalmembentuk jaringan sosial dalam mengembangkan kegiatan ekonomi yang dijalankan.Menggunakan konsep informalitas perkotaan serta pemikiran terkait dengan proses pembentukanjaringan sosial, tesis ini berusaha untuk menjelaskan informalitas sebagai proses, bukan sekedarproduk dari urbanisasi dan globalisasi. Metode kualitatif dengan pendekatan Actor NetworkTheory dipilih untuk dapat menjawab bagaimana proses pembentukan jaringan sosial pada 10keluarga penghuni permukiman informal dalam membangun sektor ekonomi berbasis hunianatau Home Based Enterprises HBE sebagai sumber penghidupan. Melalui penelitian ini,diperlihatkan bahwa jaringan sosial para penghuni informal dibentuk melalui proses panjang.Dalam proses pembentukan HBE, transformasi hunian menjadi suatu kesempatan bagi parapenghuni informal untuk meningkatkan pendapatan dengan menjadikan keluarga sebagai modaproduksi utama. Tidak hanya itu, transformasi hunian memperlihatkan bagaimana proseskegiatan produksi yang dilakukan, dapat mempengaruhi fungsi peran anggota keluarga dalammenjalankan kegiatan ekonomi. Melalui penelitian ini, HBE tidak hanya membangun jaringansosial para pelaku usahanya, namun juga dapat membentuk jaringan pasar yang lebihprofessional dengan mengaitkan antara sektor ekonomi informal dengan sektor ekonomi formalkota. HBE menjadi strategi bertahan hidup bagi para penghuni informal untuk mencapailivelihood.

The rapid growth of cities quickly results in greater challenges, not only for the government butalso for urban planners. The dramatic changes in socio spatial aspects as a consequence of hyperurbanization has become the major cause of the urban informality to surface. Today, informaleconomy activities has become an important issue within the urban planning study. Despite theminimum political power from its illegality, it has been found that there is a major power andpotential of urban informality actors who succeed to created huge impact on the city planningand development processes. Home based enterprises HBE as a component of urban informalityhas become an alternative economic sector that is able to support citizens needs. There is a needto reconsider HBE activities from their positive contributions, which offset their negative effectson urban space. Using urban informality as a main concept, this research explain how HBE ininformal settlement area of Pejompongan Central Jakarta successfully created their socialnetwork through the ownership of social capital and give its effect to provide the citizen rsquo s needs.Qualitative research method with Actor Network Theory ANT as an approach shows themovement of HBE rsquo s social network has not only successfully become a new surviving strategyby informal settlement dwellers to free themselves from poverty, but also has successfully ableto form a new urban spatial configuration.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naniek Widayati
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004
746.662 NAN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebuadayaan, 2014
746.662 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farrah Eriska Putri
"Home-Based Enterprise (HBE) bukanlah hal yang jarang ditemukan pada permukiman di negara berkembang. Terbatasnya dana untuk menjalankan usaha, membuat HBE sebagai satu cara paling umum yang dilakukan warga berpenghasilan rendah memenuhi kebutuhan ekonominya.  Dengan bermodalkan ruang hunian sebagai lokasi usaha berbagai kegiatan ekonomi informal dapat dimulai warga. Bagaimana HBE masuk kedalam sebuah hunian telah banyak di bahas dalam studi di ebrbagai daerhah, namun fakta di Kampung Muka, Jakarta Utara bisa jadi berbeda. Studi ini akan mengungkap cara warga beradaptasi dengan memanfaatkan ruang hunian sebagai ruang ekonomi.  Melalui proses observasi lapangan dan pengumpulan data empiris secara langsung studi ini menunjukkan bahwa posisi HBE dalam ekonomi warga Kampung Muka ternyata bukan hanya sebagai penambah penghasilan, namun bahkan merupakan sumber utama penghidupan.  Pada akhirnya juga akan terlihat cara warga Kampung Muka beradaptasi dengan ruang hunian yang sangat terbatas dan berbeda dengan studi yang pernah dilakukan sebelumnya di Indonesia.

Home-Based Enterprise (HBE) is not rarely found in settlements in developing countries. Limited funds to run a business, make HBE the most common way for low-income residents to meet their economic needs. By capitalizing on residential space as a location for businesses various informal economic activities can be started by residents. How HBE has entered into a dwelling has been discussed in a variety of studies, but the facts in Kampung Muka, North Jakarta can be different. This study will reveal how people adapt by utilizing residential space as an economic space. Through the field observation process and direct empirical data collection this study shows that the HBE position in the economy of Kampung Muka residents is not only an income enhancer, but even a major source of livelihood. In the end, it will also be seen how the residents of Kampung Muka adapt to very limited and different residential spaces from studies that have been done before in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virginia Ramadhani
"

Abstrak. Bagi beberapa individu, rumah tidak hanya digunakan sebagai tempat berlindung, namun juga sebagai tempat untuk melakukan kegiatan ekonomi dan bersosialisasi (Marsoyo, 2012). Home-Based Enterprise adalah usaha yang bertumpu pada rumah tangga (Liliany, 2012)  . Dengan adanya dwifungsi rumah, kegiatan ekonomi dan domestik yang saling bercampur pada akhirnya akan mempengaruhi interioritas penghuninya. Di Indonesia, HBE menjadi salah satu badan usaha yang diterapkan dan banyak diantaranya bergerak di sektor ekonomi kreatif, salah satunya adalah produksi Batik. Studi kasus yang diambil adalah salah satu rumah HBE membatik di kawasan Trusmi Cirebon yang merupakan kawasan pusat Batik (Purwanto, 2005). Di kawasan ini terdapat banyak pengrajin batik yang menggunakan rumahnya sebagai tempat memproduksi batik. Proses pembuatan batik tulis memiliki tahapan proses dan membutuhkan ruang yang cukup luas pada tiap tahapan prosesnya. Studi kasus ini diambil dengan tujuan mengidentifikasikan adaptasi ruang pada elemen interior HBE membatik dalam menyeimbangkan kegiatan domestik dan ekonomi. Penulis mengambil sebuah sampel rumah yang melaksanakan  produksi batik tulis, yaitu jenis produksi batik yang melibatkan banyak proses yang terjadi dalam satu rumah. Dalam pembahasan, akan diidentifikasi pengaruh tahapan proses membatik terhadap adaptasi ruang yang diterapkan oleh penghuni rumah untuk menyeimbangkan kegiatan ekonomi dan domestik.

 


Abstract. For some individuals, the house is not only used as a shelter, but also as a place to carry out economic activities and socialize (Marsoyo, 2012). Home-based enterprise is a business that relies on house. With the existence of dual function at home, economic and domestic activities that are mutually mixed will ultimately affect the interiority of its inhabitants. In Indonesia, HBE is one of the implemented business entities and many of them are engaged in the creative economy sector, one of which is Batik production. The case study taken was one of the HBEs batik in the Trusmi Cirebon area which is the center of Batik (Purwanto, 2005). In this area there are many batik artisans who use their homes as places to produce batik. The process of making Batik Halus has stage processes and requires considerable space at each stage of the process. This case study was taken with the aim of identifying space adaptation to the interior elements of HBE batik in balancing domestic and economic activities. The author takes a sample of houses that carry out Batik Halus production, which is a type of batik production that involves many processes that occur in one house. In the discussion, the effects of the stages of the batik process on space adaptation applied will be identified.
 

 

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>