Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201844 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rainy Elmira Monalisa
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana terjadinya konstruksi citra milenial pasangan penantang Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pada khalayak milenial followers akun Gerakan Milenial Indonesia dalam kampanye politik di media sosial Instagram. Obyek penelitian ini adalah sejumlah followers akun Instagram GMI @gerakanmilenialindonesia dengan latar belakang sosial budaya dan preferensi politik yang berbeda-beda pada Pemilu 2014. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data didapatkan melalui observasi, studi literatur, dan juga wawancara mendalam.  Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana sejumlah followers tersebut terkonstruksi oleh citra milenial pasangan penantang  Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Citra milenial yang tidak hanya berarti terikat pada batasan usia identitas milenial, tetapi menyangkut juga hal-hal lain seperti penampilan fisik yang masih terlihat muda, dengan segala atribut yang biasa digunakan oleh anak muda, kemudian nilai-nilai sosial budaya dan perilaku mencerminkan milenial yang biasa dilakukan oleh milenial seperti berolahraga, aktif dalam media sosial, serta yang paling penting adalah janji politik dalam visi misi pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam mengembangkan potensi milenial.

This study aims to see how the construction of the millennial image of the challenger couples Prabowo Subianto and Sandiaga Uno to the millennial audience followers of the Indonesian Millennial Movement in political campaigns on Instagram social media. The object of this research is number of followers of the GMI Instagram account gerakanmilenialindonesia, with different socio-cultural backgrounds and political preferences in the 2014 election. The approach taken in this study is a qualitative approach with a case study research strategy. Data collection techniques are obtained through observation, literature study, and in-depth interviews. The results of this study show how a number of these followers were constructed by the millennial image of the challenger couples Prabowo Subianto and Sandiaga Uno. Millennial image that does not only mean being bound by the age limit of millennial identity, but also concerning other things such as physical appearance that still looks young, with all attributes commonly used by young people, then socio-cultural values and behavior reflect ordinary millennial conducted by millennials such as exercising, being active in social media, and the most important is political promises in the vision and mission of the pair Prabowo Subianto and Sandiaga Uno in developing the millennial potential."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Dhea Audry
"

Penelitian ini membahas tentang strategi pemenangan suara milenial dalam Pemilihan Presiden 2019 dengan aktivisme politik. Studi kasus penelitian ini adalah Kita Satu sebagai kelompok relawan milenial pendukung Jokowi – Maruf Amin dan Gerakan Milenial Indonesia sebagai kelompok relawan milenial pendukung Prabowo –Sandiaga Uno. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang perbandingan strategi pemenangan suara milenial yang dilakukan oleh Kita Satu dan Gerakan Milenial Indonesia dalam Pemilihan Presiden tahun 2019. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis fenomena aktivisme politik Kita Satu dan Gerakan Milenial Indonesia. Norris (2002) menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek utama dalam aktivisme politik, yaitu agensi, repertoar, dan target. Secara lebih lanjut peneliti akan mengelaborasi tiga aspek aktivisme politik ini untuk membandingkan strategi pemenangan suara milenialKita Satu dan Gerakan Milenial Indonesia. Peneliti juga menggunakan konsep cyberactivism dalam membangun penelitian ini. Temuan dari penelitian ini adalah perbedaan strategi pemenangan yang dijalankan oleh Kita Satu dan Gerakan Milenial Indonesia menghasilkan basis relawan milenial yang berbeda.


This research discusses the strategy of winning millennial votes in the 2019 Presidential Election with political activism. The case study of this research are Kita Satu as a millennial volunteer group supporting Jokowi - Maruf Amin and Gerakan Milenial Indonesia as a millennial volunteer group supporting Prabowo - Sandiaga Uno. This research aims to explain comparisons of millennial voting strategies undertaken by Kita Satu and Gerakan Milenial Indonesia in the 2019 Presidential Election. Researcher used a qualitative approach to analyze the phenomenon of political activism between Kita Satu and Gerakan Milenial Indonesia. Norris (2002) explained that there are three main aspects of political activism, namely agency, repertoire, and target. More details, researcher will elaborate the three aspects of political activism to compare the millennial voting strategies by Kita Satu and Gerakan Milenial Indonesia. Researcher also use the concept of cyberactivism in building this research. The results of this study are the different millennial voting strategies carried out by Kita Satu and Gerakan Milenial Indonesia produce a different millennial voluntary base.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Musthofal Akhyar
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan diksi yang digunakan pada akun Instagram kampanye Pemilu 2024 dengan nama akun sahabat.alkhansa. Selain itu, penelitian ini juga akan menjelaskan seberapa efektif penggunaan diksi yang digunakan terhadap perolehan suara Al Khansa Mujahidah dalam Pemilu tahun 2024. Diksi merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kampanye di media sosial untuk memudahkan pembaca agar mudah memahami ide dan gagasan yang ingin disampaikan oleh peserta Pemilu. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjelaskan dan mendeskripsikan berdasarkan kata-kata dari data yang diperoleh berdasarkan fokus dan tujuan penelitian ini. Dalam penelitian ini, akan dijelaskan diksi berdasarkan Gorys Keraf berupa, pemakaian kata bersinonimi, pemakaian kata bermakna denotasi dan konotasi, pemakaian kata umum dan kata khusus, pemakaian istilah asing, pemakaian jargon, dan slang yang digunakan dalam unggahan pada akun Instagram sahabat.alkhansa. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan masyarakat agar lebih kreatif dalam menggunakan diksi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam menggunakan media sosial. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat diksi yang digunakan dalam unggahan Instagram sahabat.alkhansa. Diksi yang digunakan yaitu, pemakaian kata bersinonimi, pemakaian kata bermakna denotasi dan konotasi, pemakaian kata umum dan kata khusus, pemakaian istilah asing, pemakaian jargon, dan slang.
This research was conducted with the aim of describing the diction used on the 2024 Election campaign Instagram account with the account name Sahabat.alkhansa. Apart from that, this research will also explain how ef ective the use of diction was in Al Khansa Mujahidah's vote acquisition in the 2024 elections. Diction is one of the things that must be considered when carrying out a campaign on social media to make it easier for readers to easily understand the ideas and thoughts they want. submitted by election participants. The author uses a qualitative descriptive method to explain and describe based on words the data obtained based on the focus and objectives of this research. In this research, diction based on Gorys Keraf will be explained in the form of, the use of synonymous words, the use of words with meanings of denotation and connotation, the use of general words and special words, the use of foreign terms, the use of jargon and slang used in uploads on the Sahabat.alkhansa Instagram account. This research is useful for increasing people's insight to be more creative in using diction in everyday life and in using social media. Based on the research that has been carried out, there is diction used in the Instagram uploads of Sahabat.alkhansa. The diction used is the use of synonymous words, the use of words with meanings of denotation and connotation, the use of general words and special words, the use of foreign terms, the use of jargon and slang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Anugerah Tri Hantari
"Tesis ini membahas tentang teori retorika baru yang masih jarang dibahas dalam ilmu komunikasi, Retorika baru sendiri berusaha untuk menambah teori retorika sebelumnya dengan menekankan pentingnya substansi, identifikasi, dan konsubstansialitas. Awal retorika baru muncul karena adanya kritik terhadap retorika lama yang digagas oleh Aristotles. Retorika lama memiliki premis bahwa kebenaran adalah absolut dan akan membuat argumen menjadi persuasif, terutama dengan menggunakan logika formal. Akan tetapi, para pengkritik melihat bahwa kebenaran sesungguhnya bisa dikonstruksi hingga tampak meyakinkan dan tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Pengkonstruksian ini didukung oleh kesadaran dari komunikan melihat khalayaknya. Selain dari aspek ethos, pathos, dan logos; komunikan juga diharapkan dapat melihat khalayaknya dari aspek substansi pidato yang ingin disampaikan, mengidentifikasi bagaimana khalayaknya, dan menerapkan aspek konsunstansialitas dengan melihat nilai-nilai yang dipercaya oleh para khalayak. Melalui ketiganya, komunikan dapat menyusun strategi dengan memilih kata-kata. Upaya penyusunan ini untuk menciptakan komunikasi simbol antara komunikan dengan khalayaknya dan di sinilah munculah proses dramatisasi atau dikenal dengan konsep dramatisme. Untuk memberikan gambaran dramatisme ini penulis menggunakan pidato-pidato Prabowo Subianto sebagai kandidat penantang dalam pemilihan presiden Pemilu 2019 dengan menganalisis bahasa yang digunakan serta membedah tujuan apa yang ingin dicapai oleh Prabowo Subianto dalam kampanye politiknya karena banyak hal yang terjadi selama waktu itu berlangsung dan bagaimana peristiwa-peristiwa ini dapat mempengaruhi elektabilitas Prabowo.

This thesis is about new rhetoric theory which is still extinct to be discussed in communication studies. The new rhetoric attempts to update the previous theory, the old rhetoric with emphasizing substance, identification, an consubstansiality. The recent theory emerges due to the critiques toward the old one. It highlight that the reality no longer relevant with the claim and facts or could be said that the truth could be constructed so that an argument can be persuasive, even though it doesn`t depict the rightness. The construction is supported by the awareness of the communicator in seeing the audiences. Not only being attentive to ethos, pathos, and logos aspects, the communicators could acknowledge the audiences from the substances they are conveying and identifying them, and applying consubstantiality with considering  the internal values that lie in each person with as well. From those three, the communicator is able to establish strategies by choosing the diction. The purpose is crafting symbolic communication among the communicator and its audiences thus the dramatization process would be created or can be called as dramatism. In this thesis, the author is using Prabowo Subianto`s speeches as a challenger candidate in Indonesia presidential election 2019 by analyzing the language and his purposes in his campaign, especially with taking the events that occurred into accounts which can affecting to his electability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aphrodita Julia Saraswati
"Penelitian ini menggambarkan bagaimana proses dramaturgi Goffman terjadi pada pasangan milenial yang menikah di masa pandemi Covid-19, yang menggunakan Instagram Live untuk menayangkan acara pernikahannya. Penelitian ini berupa studi kasus kualitatif dengan paradigma interpretif, dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara mendalam dan dianalisis secara tematik (thematic analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembatasan selama Covid-19 menyebabkan proses dramaturgi pernikahan termediasi melalui siaran pernikahan di Instagram Live. Proses dramaturgi dimulai dari panggung belakang, di mana pengantin mempersiapkan berbagai rencana termasuk bagaimana mereka berperan, kemudian membangun kerja sama tim. Manajemen impresi yang dilakukan pasangan pengantin antara lain pemisahan penonton livestreaming, mengumumkan status baru, mementaskan tradisi dan identitas budaya, serta berperan sesuai ekspektasi. Panggung belakang dan manajemen impresi menghasilkan panggung depan dimana pengantin melaksanakan peran pernikahan untuk menampilkan impresi diri melalui acara pernikahan di hadapan penonton. Di saat yang sama, terdapat pula dramaturgi yang tereduksi oleh karena situasi pandemi yang membatasi, antara lain keterbatasan dalam physical setting, personal front, teknis livestreaming, pertunjukan yang gagal, dan momen silaturahmi yang hilang.

This research describes how Goffman's dramaturgical process manifests for millennial couples who married during the COVID-19 pandemic and used Instagram Live to broadcast their wedding events. As a qualitative case study with an interpretive paradigm, this research utilized thematic analysis of data collected through in-depth interviews. The results reveal that pandemic restrictions necessitated mediation of wedding dramaturgy through Instagram Live broadcasts. The dramaturgical process commenced backstage as couples made plans, including impression management details, before building teamwork with vendors. Impression management by brides and grooms involved segmenting audiences, declaring new marital statuses, exhibiting cultural traditions and identities, and meeting expected roles. This backstage preparation and impression curation ultimately produced front stage performances to audiences through Instagram Live. At the same time, couples experience redacted dramaturgy with limitations in physical setting, personal front, livestreaming itself, also cancelled performances, and loss of bonding moments."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komala Sari
"Media Sosial (Instagram) merupakan satu dari sekian banyak media sosial yang dapat dimanfaatkan kegunaannya untuk berbagai kepentingan seperti penyebaran informasi, menambah pertemanan bahkan untuk kampanye. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana Strategi Kampanye yang di lakukan K.H. Ma’ruf Amin selama masa kampanye pilpres pada tahun 2019. Penelitian ini dimulai dengan memperlihatkan bahwa penggunaan media sosial dalam kampanye politik sudah menjadi fenomena new politics. Untuk mengkajinya penelitian ini menggunakan teori web campaign serta konsep politik, Adapun metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder antara lain observasi dan wawancara mendalam. Strategi kampanye yang dilakukan K.H. Ma’ruf Amin di media sosial resminya mampu menjadi sarana alternatif kampanye politik untuk memperkenalkan visi, misi, program kerja, dan menjadi salah satu instrument penting dalam memobilisasi pemilih melalui isu-isu yang dibangun dan di sebarluaskan melalui akun media sosial resmi. Tentunya kondisi tersebut juga menjadi peluang yang dapat menguntungkan bagi K.H. Ma’ruf Amin dalam mendongkrak namanya di media sosial yaitu instagram.

Social Media (Instagram) is one of the many social media that can be used for various purposes such as disseminating information, adding friendships and even campaigning. This study wants to find out how the Campaign Strategy carried out by K.H. Ma'ruf Amin during the presidential election campaign in 2019. This research begins by showing that the use of social media in political campaigns has become a new politics phenomenon. To study this research using web campaign theory and political concepts. The method used is a qualitative research method with primary data collection techniques and secondary data, including observation and in-depth interviews. The campaign strategy carried out by K.H. Ma'ruf Amin on his official social media is able to become an alternative means of political campaigns to introduce his vision, mission, work programs, and become one of the important instruments in mobilizing voters through issues that are developed and disseminated through official social media accounts. Of course, this condition is also an opportunity that can be profitable for K.H. Ma'ruf Amin in boosting his name on social media, namely Instagram"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Tiara Maretha
"Tesis ini membahas kontruksi identitas aktor politik melalui iklan kampanye politik dalam kontestasi pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia tahun 2019. Objek penelitian adalah video iklan kampanye politik pasangan calon 01, Joko Widodo dan Maruf Amin yang diunggah oleh akun kanal Youtube Komisi Pemilihan Umum (KPU). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan multimodalitas buah pemikiran Kress dan van Leuween (2001) sebagai teknik analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa Joko Widodo selaku kandidat Presiden di Pilpres 2019 menampilkan identitas keagamaan dan sosial yang kuat pada video iklan kampanye politiknya. Selain itu iklan kampanye politik berkontribusi pada upaya aktor politik mempersuasi khalayak menggunakan emotional appeal daripada rational appeal.

This thesis discusses the construction of political actors identity through political campaign advertisements in the 2019 presidential and vice presidential election of Republic of Indonesia . This research analyzing the political campaign video for candidate 01, Joko Widodo and Maruf Amin, uploaded by General Election Commission (KPU) Youtube channel. It is a qualitative study using multimodality by Kress and van Leuween (2001) as a tool analysist. The results of research shows that Joko Widodo in his political campaign advertisements expresses the moral-ethic identity including his beliefs as well as social-self identity. Besides, the identity of political actor also contributes more to public persuasion using the emotional appeal rather than rational appeal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T55320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Themi
"Tesis ini menguji pengaruh dari keterpaparan tagar #2019GantiPresiden di tiga platform
media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter terhadap partisipasi politik
milenial DKI Jakarta baik secara online maupun offline. Pengujian tersebut berdasarkan
empat tahapan mekanisme psikologis dari teori Model Partisipasi Politik Media Sosial
dari Jonathan Knoll, Jorg Matthes, dan Raffael Heiss (2018). Metode penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa kuisioner
terhadap 400 sampel yang dipilih secara multistage random sampling. Pengujian
hipotesis berdasarkan statistik deskriptif, analisis korelasi dan analisis regresi linier
sederhana. Hasilnya menunjukkan bahwa (1) penggunaan media sosial berhubungan
dengan dan berpengaruh rendah terhadap partispasi politik online maupun offline (low
& high effort) milenial DKI Jakarta, dan (2) rendahnya partisipasi politik milenial DKI
Jakarta terkait tagar #2019GantiPresiden pada pemilu presiden tahun 2019 karena
milenial tidak menganggap tagar tersebut sebagai tujuan dominan (dominant goal
appraisal) dan menilai tidak adanya konsistensi atau pesan partisipatif (consistency
appraisal) pada tagar #2019GantiPresiden.

This thesis examines the influence of exposure of the hashtag # 2019GantiPresiden on
three social media platforms such as Facebook, Instagram and Twitter to online and
offline political participation of Millenial of DKI Jakarta in the 2019 Presidential
Election. This research based on four of psychological mechanism of Social Media
Political Participation Model theory from Jonathan Knoll, Jorg Matthes, and Raffael
Heiss (2018). The research uses a quantitative method with questionnaire method of
data collection from 400 samples selected by multistage random sampling. Hypothesis
testing is based on descriptive statistics, simple linear regression analysis. The results
show that (1) the use of social media is associated with and influenced to the online and
offline political participation (low & high effort) of millennial DKI Jakarta, and (2) the
low political participation of DKI Jakarta millennials related to the hashtag
#2019GantiPresiden in the 2019 presidential election because millennials do not
consider this hashtag to be a dominant goal appraisal and assess the lack of consistency
or participatory messages (consistency appraisal) in the hashtag # 2019GantiPresiden
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vallen Damayanti
"Advertising clutter di media sosial dapat memicu respons negatif dan mengurangi efektivitas iklan digital. Namun, nostalgia yang ditimbulkan oleh iklan di media sosial diketahui dapat membangkitkan tanggapan positif konsumen terhadap brand yang diiklankan. Nostalgia pada iklan digital telah banyak digunakan oleh brand di seluruh dunia dan telah diteliti sebelumnya. Meskipun demikian, masih belum jelas bagaimana nostalgia dapat membangkitkan tanggapan positif pada tipe media sosial yang berbeda. Penelitian ini menggunakan teori nostalgia dan consumer-brand relationship untuk menguji efek moderasi tipe media sosial pada hubungan antecedent (need to belong, nostalgia proneness, dan social media intensity) dan outcomes (self-brand connection & social media engagement) dari iklan nostalgia di Facebook dan Instagram. Data dikumpulkan dari pengguna Facebook & Instagram melalui survei online dan dianalisis menggunakan structural equation modeling dengan multiple-group analysis. Hasilnya menunjukan bahwa ada efek yang signifikan pada pengaruh need to belong terhadap nostalgia proneness, social media intensity terhadap ad-evoked nostalgia, ad-evoked nostalgia terhadap self-brand connection, serta self-brand connection terhadap social media engagement pada Instagram dan Facebook. Sedangkan efek moderasi tipe media sosial signifikan pada pengaruh need to belong terhadap ad-evoked nostalgia, need to belong terhadap nostalgia proneness, nostalgia proneness terhadap ad-evoked nostalgia, serta nostalgia proneness terhadap social media intensity.

Advertising clutter on social media can trigger negative responses and reduce the effectiveness of digital advertising. However, nostalgia evoked by advertising on social media is known to evoke positive consumer responses to the advertised brand. Nostalgia appeal on digital advertisements has been widely used by brands around the world and has been studied before. Nonetheless, it remains unclear how nostalgia can evoke positive responses on the different social media types. The current research used the theory of nostalgia and consumer-brand relationship to examine the moderating effect of social media types on the antecedent (need to belong, nostalgia proneness, and social media intensity) and outcomes (self-brand connection & social media engagement) of ad-evoked nostalgia on Facebook & Instagram. The data were collected from Facebook & Instagram millennial users through online surveys and analyzed using structural equation modeling with multiple-group analysis. The results show that there is a significant effect of need to belong to nostalgia proneness, social media intensity to ad-evoked nostalgia, ad-evoked nostalgia to self-brand connection, and self-brand connection to social media engagement on Instagram and Facebook. Meanwhile, the moderating effect of social media type is significant on the effect of need to belong to ad-evoked nostalgia, need to belong to nostalgia proneness, nostalgia proneness to ad-evoked nostalgia, and nostalgia proneness to social media intensity."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Setya Arifina
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai citra Jokowi-JK sebagai pemimpin politik yang
ditampilkan dalam foto kolase di media sosial Instagram. Foto kolase yang
menampilkan Jokowi dan JK bersama tokoh-tokoh internasional akan dianalisa
menggunakan metode semiotika Roland Barthes untuk membedah foto kolase dan
mengetahui mitos yang dikonstruksikan dalam foto kolase tersebut. Teori yang
digunakan adalah teori konstruksi realitas sosial milik Peter L.Berger dan Thomas
Luckmann. Dalam penelitian ditemukan bentuk kepemimpinan baru yang
mengubah nilai-nilai kepemimpinan lama yang mana bentuk kepemimpinan baru
ini digambarkan melalui aspek visual, verbal, dan teknis dalam foto kolase. Proses
konstruksi realitas sosial melalui tiga tahapan yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan
internalisasi dapat menjelaskan bagaimana simbol-simbol visual dalam foto
kolase dapat mengkonstruksikan image politik seseorang.

ABSTRACT
This thesis discusses the Jokowi-JK’s image as political leaders that appeared on
the photo collages in social media Instagram. Photo collage that exposed Jokowi-
JK with international musicians and figures will be analyzed using the method of
semiotic Roland Barthes to explore photo collages and to know myths constructed
in photo collages. The theory that used in this research is the theory of social
construction of reality belongs to Peter L.Berger and Thomas Luckmann.
Researcher discovered a new form of leadership that changed the old leadership
values which form the new leadership. This kind of leadership is illustrated
through visual aspect, verbal, and technical in the photo collages. The
construction process of social reality through three stages, namely externalization,
objectivation, and internalization can explain how visual symbols in a photo
collage can construct one's political image., This thesis discusses the Jokowi-JK’s image as political leaders that appeared on
the photo collages in social media Instagram. Photo collage that exposed Jokowi-
JK with international musicians and figures will be analyzed using the method of
semiotic Roland Barthes to explore photo collages and to know myths constructed
in photo collages. The theory that used in this research is the theory of social
construction of reality belongs to Peter L.Berger and Thomas Luckmann.
Researcher discovered a new form of leadership that changed the old leadership
values which form the new leadership. This kind of leadership is illustrated
through visual aspect, verbal, and technical in the photo collages. The
construction process of social reality through three stages, namely externalization,
objectivation, and internalization can explain how visual symbols in a photo
collage can construct one's political image.]"
2015
T43751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>