Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176552 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Titiek Kartika Hendrastiti
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2019
305 JP 24:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
E.J Ardanehwari
"Sebagai salah satu rujukan penting untuk memahami pikiran sesama perempuan, majalah perempuan merupakan sarana potensial untuk memberdayakan perempuan. Tesis ini meneliti gagasan pemberdayaan perempuan dalam editorial rubrik Glamour News Majalah Glamour USA yang dimaksudkan Redaksi Glamour sebagai sarana untuk menyatakan keberpihakan Glamour terhadap isyu-isyu perempuan. Penelitian ini bertujuan menunjukkan bagaimana gagasan pemberdayaan perempuan direpresentasikan dalam editorial Glamour sepanjang tahun 2007 serta bagaimana editorial Glamour berperan sebagai diskursus tentang pemberdayaan perempuan. Penelltian bersifat kualitatif dan menggunakan metode analisis framing.
Hasil analisis memperlihatkan, Glamour memaknai pemberdayaan perempuan Amerika Serikat sebagai hak penuh untuk mengendalikan tubuhnya sendiri; rasa percaya diri dalam bekerja; kemampuan mengatasi diskriminasi di tempat kerja; kemampuan untuk memenuhi kriteria perempuan ideal versi Glamour; pengetalman menyeluruh tentang masalah kesehatan perempuan; kemampuan mclakukan tindakan kongkret untuk menolong sesama perempuan pada khususnya dan terhadap dunia pada umunmya. Hubungan antara Glamour dengan pembacanya merupakan hubungan hegemonik. Hal itu lercermin dari earn Glamour dengan memosisikan diri sebagai penentu makna sebagai pengetahuan yang harus diikuti oleh pembacanya. Secara umum, editorial Glamour mencerminkan nilai-nilai budaya Amerika seperti sikap pragmatis, orientasi pada keunggulan, dan sense of mission untuk "menyelamatkan dunia", termasuk sifat paradoks budaya Amerika dengan rnemperHhatkan inkonsistensi dalam memaknai pemberdayaan perempuan Amerika Serikat.

As one of the important references for women to better understand each other, women's magazines are a potential means to empower women. This thesis analyzes the idea of women's empowerment in the editorials of Glamour News in Glamour magazine USA that are intended by the Glamour editorial team as a means to affirm Glamours taking sides in female issues. This research aims to show how the idea of women's empowerment is represented in Glamour editorials throughout 2007 and how the Glamour editorials played a role as a place of discourse on the empowerment of women. This thesis is qualitative in character and uses the framing analysis method.
The results of this analysis show that Glamour gives meaning to women's empowerment in the United States of America: to own the full right to control one's own body; self-confidence in carrying out a profession; the ability to formulate what being a woman is; the ability to overcome discrimination in the work place; the ability to fulfill the criteria of Glamour's version of the ideal woman; broad knowledge of female health problems; and the ability to take tangible action to express empathy toward other women specifically and the world in general The relationship between Glamour and its readers is a hegemonic relationship. This is reflected in the manner Glamour positions itself as the determiner of knowledge that should be followed by its readers. In general, Glamour editorials reflect the cultural values of America, such as pragmatism, orientation to win. and a sense of mission "to save the world” including the paradoxical character of American culture in its inconsistent way of giving meaning to American womens empowerment.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2008
T 25443
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Susilowati
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2019
305 JP 24:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Kartika
"Tesis ini membahas mengenai proses pemberdayaan perempuan melalui kredit mikro sistem Grameen Bank yang dilaksanakan oleh KMUM Cabang Jatiragas Karawang, Jawa Barat. Tujuannya adalah untuk menggambarkan proses pemberdayaan perempuan melalui kredit mikro sistem Grameen Bank dan faktorfaktor yang mendukung dan menghambat proses pemberdayaan perempuan tersebut. Lokasi penelitian ini dilakukan di 3 desa, yaitu Desa Barugbug, Situdam dan Jatiwangi yang berada dalam lingkup Kecamatan Jatisari Karawang. Tiga desa ini dipilih karena dapat mewakili karakter anggota KMUM Jatiragas. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Studi literatur, wawancara mendalam dan pengambilan foto-foto untuk memperkaya data yang diperoleh melalui wawancara dalam pengumpulan data. Hasil penelitian ini menggambarkan perempuan anggota KMUM Cabang Jatiragas, Karawang dikatakan berdaya jika: (1) usaha yang dijalankan mengalami kemajuan, (2) berkembangnya jenis usaha menjadi beragam, (3) bertambahnya aset yang dimiliki, (4) semakin meningkatnya kesejahteraan komunitas yang tergabung sebagai anggota KMUM Cabang Jatiragas Karawang.

This thesis discussed on the process of women empowerment through micro credit using Grameen Banks System, which is managed by Koperasi Mitra Usaha Mandiri (KMUM) Branch of Jatiragas Karawang, West Java. It was aimed to describe women empowerment process through micro credit using Grameen Bank System and to the factors that support and blockage in the process of women empowerment. Purposive sampling was used in selecting informants based on certain criteria. Data collection used literature study, in depth interview and taken some pictures to enrich data. This research was conducted in 3 villages because the characters of members were various which were represented all members. They were involved as informants purposively because they knew and felt the benefit of becoming KMUM members. The result described that women empowerment were seen as the effect of joining in micro credit with Grameen Bank System were: (1) the business they run was succeed, (2) business commodities were various and expand to others, (3) the assets were increased, and (4) the community who joining in KMUM Cabang Jatiragas Karawang can increase their family welfare, especially in economy?s life. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25967
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Lockley
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2019
305 JP 24:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ida Ruwaida
"ABSTRAK
Studi ini berangkat dari anggapan bahwa jika partisipasi ekonomi perempuan dipandang sebagai hak dasar (basic right), maka persoalan demokrasi ekonomi dalam konteks Otoda menjadi pertanyaan yang relevan dan signifikan dengan isu keadilan gender. Artinya, kebijakan desentralisasi diharapkan mampu mendorong demokratisasi ekonomi yang berkeadilan gender sekaligus memberdayakan perempuan sebagai subyek/aktor pembangunan.
Permasalahannya, setelah kebijakan desentralisasi berjalan lebih dari 5 (lima) tahun, apakah gagasan normatif diatas terealisasi dalam tataran empiris?. Secara sosiologis, studi ini menggambarkan dinamika lokal dalam mengagendakan perempuan dalam pembangunan, juga menunjukkan bagaimana perempuan berpartisipasi di dalamnya. Studi dengan pendekatan kualitatif ini dilakukan di kabupaten Lombok Timur dan kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, yang kemudian dilakukan analisis komparatif pada kedua kasus. Analisis bersumber pada data kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam, wawancara kelompok terfokus (FGD), pengamatan, serta data sekunder. Adapun data kuantitatif dikumpulkan dengan metode survey melalui wawancara berstruktur terhadap perempuan pelaku usaha.
Berdasar hasil kajian di kabupaten Lotim dan Bima, NTB, terindikasi masih terbatasnya respon lokal karena tidak banyak inisatif lokal dalam merancang kebijakan atau program yang bertujuan memberdayakan perempuan sebagai pelaku ekonomi. Kebijakan/program yang ada masih cenderung mereplikasi upaya penguatan kapasitas usaha dan pelaku usaha, namun belum membangun kesadaran kritis dan keberdayaan/kemampuan perempuan untuk bersuara dan melakukan pilihan tindakan dalam tatanan ekonomi yang tidak berkeadilan. Artinya, merujuk pada terminologi Chafetz (1988), belum terjadi pemberdayaan sebagai upaya transformasi struktural, yang mana transformasi ini hanya dimungkinkan apabila kebijakan ekonomi lokal tanggap terhadap perempuan dengan hak ekonominya serta kemarginalannya, baik secara individu maupun sebagai kelompok sosial.
Salah satu akar persoalannya adalah desentralisasi ternyata belum menumbuhkan komitmen pemerintah lokal dalam membuka ruang partisipasi masyarakat. Dalam konteks ekonomi lokal, partisipasi perempuan masih bersifat instrumental bahkan nominal, belum mengarah pada partisipasi yang transformatif. Fasilitasi pemerintah masih sangat terbatas, khususnya pada upaya peningkatan potensi dan partisipasi ekonomi perempuan. Pengorganisasian perempuan masih terbatas, tercermin dari lemahnya aksi kolektif perempuan. Keterbatasan fasilitasi ini merefleksikan bagaimana relasi negara dan perempuan. (Moore, 1988). Untuk itu, perlu pemaknaan ulang atas asumsi-asumsi dasar yang menjadi sumber kebijakan dan parameter ekonomi yang merugikan perempuan. Selain itu, diperlukan upaya pengembangan strategi pengorganisasian perempuan.

ABSTRACT
This study have started from an assumption if women economic participation perceived as basic right, then economic democracy in relation to gender equity in the context of regional autonomy raised relevant and significant questions. It means decentralization is expected to push gender equity in economic democratization and empowering women as development actor at once. After 5 years of Otoda implementation, whether this normative notion can be realized in the empirical level? Sociologically, this study describes the local dynamics in putting women in the development agenda, and how women participate on its. Using qualitative approach, the study carried out in West Lombok and Bima districts. This studi tried to do a comparative analytical on both cases which relies on quanitative as well as qualitative data. Indepth interview, FGD, observation and secondary data were carried out to collect qualitative data. Quantitative data were collected through survey to women entrepreneurs. Data were managed and analysed intercases by looking at similarities and differences among them.
This study revealed that local response to design policy or program to empower women as economic actor still weak. The program focuses more on empowering business capacity and actor, but not increasing critical consciousness and women?s capacity to voice and to choice action in the economic inequity context. Referring to Chafetz (1988), empowerment as structural transformation effort -- which only possible if local economy policy responsive to women?s economic right and its marginality, individually or socially -- is not take place yet.
One of the root problems is local government commitment in opening community participation is still weak. In the context of local economy, women?s participation remains instrumental for it is not lead to transformative participation yet. Limited facilitating from government particularly in the effort to enhance women?s economic potency and participation. Another research finding reveals constraint in organizing women and commitment to do collective action. It reflects how relation between state and women (Moore 1988). It needs reinterpretation over policies basic assumptions which become various economic blinkers that disadvantaging women. Moreover, it?s needed developing a strategy for women?s organizing to enhance their roles."
Depok: 2010
D1000
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah Jasmine
"Banyak penelitian dalam literatur kewirausahaan tertarik pada pertanyaan tentang mengapa seseorang memiliki atau tidak memiliki niat untuk membuat usaha mereka sendiri, terutama pada generasi muda seperti Gen Z dengan seperangkat nilai dan kreativitas baru. Dengan jumlah bisnis yang terus meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan jumlah wanita di industri bisnis yang semakin meningkat. Meningkatnya jumlah perempuan pengusaha dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah munculnya pemberdayaan perempuan di kalangan generasi baru. Teori perilaku terencana juga telah dipelajari dalam banyak studi bisnis sosial mengenai niat kewirausahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberdayaan dan niat berwirausaha di kalangan perempuan Generasi Z. Ini juga berfokus pada pemeriksaan peran efikasi diri, norma subjektif, dan sikap terhadap pengambilan risiko dalam membentuk niat kewirausahaan. Untuk mendukung penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada 202 perempuan yang lahir antara tahun 1997-2004 di Indonesia. Kuesioner yang disebarkan memiliki jenis pertanyaan tertutup, pertanyaan skala Likert. Software SEM-PLS digunakan untuk menganalisis penelitian ini.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa subjective norm dan attitude toward risk-taking yang dimiliki perempuan di Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap entrepreneurial intention. Namun, empowerment dan self-efficacy telah ditemukan memiliki pengaruh negatif dalam niat kewirausahaan dimana penelitian ini menemukan bahwa memiliki empowerment dan self-efficacy tidak selalu mengarah terhadap kegiatan berusaha. Analisis data menunjukkan bahwa subjective norm memiliki pengaruh terbesar terhadap entrepreneurial intention. Artinya, wanita di kalangan Gen Z menunjukkan kecenderungan tertinggi untuk memulai usaha mereka sendiri ketika mereka mendapat dukungan dari orang-orang di sekitar mereka atau yang pendapatnya mereka hargai yang juga menyarankan mereka untuk mempunyai bisnis sendiri.

Many researches in entrepreneurial literature have been interested in the question regarding why an individual has or has not the intention to generate their own venture, especially in the young generation such as Gen Z with their own new set of values and creativity. With the number of businesses continuously increasing over the years, along with the number of women in the business industry has increased. The rising number of women entrepreneurs can be caused by many factors, one of them being the rise of women empowerment among the new generations. The theory of planned behavior has also been studied in many social business studies regarding entrepreneurial intentions.
The purpose of this study is to investigate the relationship between empowerment and entrepreneurial intention among Generation Z females. It also focuses on examining the role of self-efficacy, subjective norm, and attitude toward risk-taking on shaping entrepreneurial intention. To support this study, a questionnaire is distributed to 202 females that are born between the years 1997-2004 in Indonesia. The questionnaire that is spread is a close-ended type of question, the Likert scale questions. SEM-PLS Software is used to analyze this study.
The results revealed that the subjective norm and attitude toward risk-taking of young women in Indonesia have a significant influence on their intention to pursue entrepreneurial endeavors. However, empowerment and self-efficacy has been found to have a negative influence in entrepreneurial intention as this research found that having empowerment and self-efficacy does not specify towards the act of entrepreneurship. The data analysis shows that subjective norm have the biggest impact on entrepreneurial intention. That is to say, female Gen Z showed the highest propensity to launch their own enterprise when they have the support from the people around them or whose opinions they value that also have a preference for them to have their own business.
"
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuridistya Primadhita
"Tesis ini membahas proses penguatan institusi pemberdayaan ekonomi perempuan miskin melalui kooperasi simpan pinjam perempuan suara ibu peduli di kelurahan cilandak barat, kalibata, dan pejaten timur jakarta selatan. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan metode PRA dan analisis SWOT. tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang mempengaruhi perbedaan perkembangan koperasi, faktor penunjang, dan penghambat koperasiserta strategi pemberdayaan yang tepat untuk pengembangan koperasi.
Hasil penelitian menympulkan bahwa diperlukan tindakan penguatan kelompok untuk meningkatkan kualitas koperasi suara ibu peduli di kelurahan Cilandak Barat, sedangkan koperasi suara ibu kelurahan Kalibata dan Pejaten timur memerlukan penguatan sistem kaderisasi guna pengembangan kelompok koperasi.

This thesis discusses the process of strengthening the institutions of economic empowerment of poor women through savings and loan cooperation for women who care about mothers in the West Cilandak Village, Kalibata, and Pejaten Timur South Jakarta. This research is qualitative descriptive with the PRA method and SWOT analysis. The purpose of this study was to determine the factors that influence the differences in the development of cooperatives, supporting factors, and inhibitors of cooperatives and empowerment strategies that are appropriate for cooperative development.
The results of the study concluded that group strengthening actions were needed to improve the quality of maternal voice cooperatives in the West Cilandak village, while the mother voice cooperative in Kalibata and East Pejaten needed a strengthening of the regeneration system for the development of cooperative groups.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29371
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>