Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 238312 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Myranda Zahrah Putri
"Diare adalah salah satu penyakit infeksi saluran cerna dengan gejala buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari dalam bentuk cair. Prevalensi diare pada anak balita di Indonesia 2017 adalah 14,3%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang terkait dengan inang dan lingkungan yang terkait dengan diare pada anak di bawah lima tahun di Indonesia pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Desain penelitian ini adalah analitik cross-sectional dengan sampel penelitian ini adalah semua anak berusia 0-59 bulan di Indonesia dari SDKI 2017. Variabel independen dari penelitian ini adalah faktor tuan rumah seperti usia anak, berat lahir, status vaksinasi campak, suplementasi vitamin A, perilaku mencuci tangan dan faktor lingkungan seperti fasilitas toilet dan sumber air minum. Sedangkan variabel dependennya adalah prevalensi diare pada anak balita.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor inang yang terkait dengan diare pada anak balita adalah usia anak (p = 0,000; 95% CI = 1,92-2,72); status vaksinasi campak (p = 0,003; POR = 1,17; 95% CI = 1,05-1,32), pemberian ASI eksklusif (p = 0,000; POR = 1,37; 95% CI = 1,24-1, 52) dan suplementasi Vitamin A (p = 0,000; POR = 1,37; 95% CI = 1,23-1,58). Oleh karena itu, faktor lingkungan yang terkait dengan diare pada anak balita adalah sumber air minum (p = 0,017; POR = 1,19; 95% CI = 1,03-1,37). Kita perlu meningkatkan kesadaran di antara orang-orang untuk memberikan ASI eksklusif, Vitamin A dan imunisasi; juga meningkatkan cakupan program pengendalian dan pencegahan diare oleh pemerintah sehingga kami dapat mengurangi jumlah kasus diare di Indonesia.

Diarrhea is a digestive tract disease with symptoms of bowel movements three or more times a day in liquid form. The prevalence of diarrhea in children under five in Indonesia 2017 is 14.3%. The purpose of this study is to identify what factors are related to the host and environment associated with diarrhea in children under five in Indonesia in 2017. This study uses secondary data from the Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2017. Design This study is a cross-sectional analytic with the sample of this study are all children aged 0-59 months in Indonesia from SDKI 2017. The independent variables of this study are host factors such as the child's age, birth weight, measles vaccination status, vitamin A supplementation, behavior hand washing and environmental factors such as toilet facilities and drinking water sources. While the dependent variable is the prevalence of diarrhea in children under five.
The results of the bivariate analysis showed that the host factors associated with diarrhea in children under five were the age of the child (p = 0,000; 95% CI = 1.92-2.72); measles vaccination status (p = 0.003; POR = 1.17; 95% CI = 1.05-1.32), exclusive breastfeeding (p = 0,000; POR = 1.37; 95% CI = 1.24-1 , 52) and Vitamin A supplementation (p = 0,000; POR = 1.37; 95% CI = 1.23-1.58). Therefore, the environmental factors associated with diarrhea in children under five are drinking water sources (p = 0.017; POR = 1.19; 95% CI = 1.03-1.37). We need to increase awareness among people to provide exclusive breastfeeding, Vitamin A and immunizations; also increasing the scope of diarrhea control and prevention programs by the government so that we can reduce the number of cases of diarrhea in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Purwanto
"Angka kesakitan dan kematian diare di Indonesia masih tinggi. Golongan umur terbanyak adalah pada balita. Dalam jangka panjang upaya menurunkan angka kesakitan dilakukan dengan pencegahan penyakit. Upaya pencegahan akan lebih efektif apabila faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare diketahui dan diperhatikan.
Penelitian ini bermaksud mempelajari hubungan faktor sosial ekonomi keluarga yang meliputi pengeluaran rumah tangga, kepemilikan barang, pendidikan ibu, pendidikan bapak, status kerja ibu, pekerjaan bapak, keterpaparan ibu terhadap media informasi dan umur balita dengan kejadian diare. Serta mempelajari faktor lingkungan yang meliputi penggunaan sumber utama air minum keluarga dan jenis kakus yang digunakan.
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan memanfaatkan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan tahun 1994 (SDK] 1994). Sampel Penelitian adalah wanita telah kawin usia 15-49 tahun (ibu balita), dengan unit analisis balita, dalam penelitian ini data balita membentuk data ibu. Analisis data terhadap 16.218 balita dilakukan dengan bantuan komputer PC menggunakan paket software SUDAAN. Uji Hubungan secara statistik dilakukan dengan kai kuadrat, dan logistik regresi multivarite.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dari 11 variabel yang dipelajari diketahui 6 variabel sebagai variabel prediktor terhadap kejadian diare pada balita. Enam variabel tersebut adalah: pemilikan alat transport, pendidikan ibu, status kerja ibu, jenis pekerjaan bapak, jenis sumber utama air minum digunakan, dan umur balita. Serta variabel pekerjaan bapak yang berinteraksi dengan pendidikan bapak.
Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara faktor sosial ekonomi dan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita, khususnya pada enam variabel tersebut diatas. Dalam upaya pencegahan penyakit diare pada balita dalam jangka panjang hendaknya dilakukan dengan memperhatikan faktor sosial ekonomi keluarga dan faktor lingkungan. Upaya ini antara lain dengan meningkatkan pendidikan ibu, pendidikan bapak, meningkatkan penghasilan keluarga, meningkatkan penggunaan sumber air minum. Upaya-upaya tersebut hams dilakukan secara lintas sektor.

Diarrhea morbidity and mortality causes in Indonesia still high, most aged group is under five years (young children). In long period, the effort to decrease such morbidity by disease prevention. The effort are more effective if the factors that influenced of diarrhea have been found and paid attention to.
The research is intended to study the relation social economic of family factor which includes household expenditure, having goods, mother's education, father's education, mother's job, mother 's clarification against communication media and child age of under five years old. Also to study the relation environmental which includes using drinking water resources and using latrine with diarrhea disease.
This research shall mean a cross-sectional study by utilizing the secondary data of 1994 Demographics and Health Survey. The sample of this research are married women aged 15-49 years (mother of children under five years), the unit analysis are children under five years old. The data of child under five years old used mothers data. The analysis of 16.218 child under five years old data used by personal computer with SUDAAN software. The relationship trial with statistics using Chi Square and Multivariate Logistic Regression.
Data processing result shows that that from 11 variables use to study, 6 variables are predictors of diarrhea of child under five years old. The 6 variables are having vehicle, mother's education, mother's job status, father's job, using drinking water resources, and age of child under five years old, with variables interaction between fathers job and fathers education.
There is any relation between social economic of family factor and environmental factor against diarrhea of child under five years old, particularly for 6 variables above. In order to prevent diarrhea of child underfive years old in long period, it should pay attention to social economic of family and environmental factor. The effort means by increasing mother's education, father's education, family income and increasing using drinking water resource. This effort must be done by many sectors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Anindita Rahmawati
"Pendahuluan: Diare merupakan penyakit pembunuh kedua pada balita dengan prevalensi sebesar 14,3 dan berpotensi terjadi Kejadian Luar Biasa KLB di Indonesia. Lebih dari 100.000 balita meninggal akibat diare dengan estimasi hilangnya biaya ekonomi sebesar Rp. 7,2 Triliun.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Indonesia berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012.
Metode: Desain penelitian adalah cross sectional. Populasi studi pada penelitian ini adalah seluruh balita Indonesia usia 0-59 bulan pada SDKI 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kemudian dilakukan sampling dengan metodesistem random sampling dengan jumlah sampel 5.961 balita.
Hasil: Prevalensi kejadian diare pada balita yang mengalami diare 2 minggu sebelum survei SDKI 2012 adalah sebesar 15,2 907 balita dan secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara usia balita 6-35 bulan POR: 1,977; 95 CI: 1,500-2,518; p 0,001, jenis kelamin POR: 1,298; 95 CI: 1,125-1,497; p 0,001, pendidikan ibu POR: 1,365; 95 CI: 1,180 ndash; 1,576; p 0,001 , sosial ekonomi menengah POR: 1,309; 95 CI: 1,064 ndash; 1,610; p 0,011, sosial ekonomi bawah POR: 1,623; 95 CI: 1,376 ndash; 1,913; p 0,001, sumber air minum POR: 1,326; 95 CI: 1,134-1,551; p 0,001, ketersediaan jamban POR: 1,424; 95 CI: 1,228-1,650; p 0,001, ketersediaan tempat cuci tangan POR: 1,248; 95 CI: 1,062-1,465; p 0,008, dan daerah tempat tinggal POR: 1,250; 95 CI: 1,085=1,440; p 0,002 dengan kejadian diare pada balita di Indonesia tahun 2012. Dalam menurunkan angka kejadian diare pada balita, perlu adanya kesadaran bersama baik pemerintah, petugas kesehatan, masyarakat, maupun orang tua dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS.

Introduction: Diarrhea is a second killer disease in under five children with a prevalence of 14,3 and have potential to outbreak in Indonesia. More than 100,000 under five children died from diarrhea with an estimated loss of economic costs of 7.2 Trillion Rupiah.
Objective: This study aims to determine factors are related to diarrhea occurrence among under five children in Indonesia based on data Indonesia Demographic and Health Survey IDHS 2012.
Method: This is a cross sectional study with study population were all Indonesian under five children 0 59 months in SDKI 2012 that meet the criteria of inclusion and exclusion. Then sampling by simple random sampling method with the number of sample is 5.961 responden.
Results: The prevalence of diarrhea occurrence in under fives with diarrhea 2 weeks before survey was 15.2 907 and there was a statistically significant relationship between age 6 35 months POR 1,977 95 CI 1,500 ndash 2,518 p 0,001, sex POR 1,298 95 CI 1,125 ndash 1,497 p 0,001, maternal education POR 1,365 95 CI 1,180-1,576 p 0,001, middle socioeconomic POR 1,309 95 CI 1,064-1,610 p 0,011, low socioeconomic POR 1,623 95 CI 1,376 ndash 1,913 p 0,001, drinking water source POR 1,326 95 CI 1,134 ndash 1,551 p 0,001, latrine availability POR 1,424 95 CI 1,228 ndash 1,650 p 0,001, handwasher availability POR 1,248 95 CI 1,062 ndash 1,465 p 0,008, and residence area POR 1,250 95 CI 1,085-1,440 p 0,002 on the incidence of diarrhea among under five children in Indonesia 2012. To decreasing the incidence of diarrhea among under five children, need a common awareness of government, health workers, community, and parents to improving sanitation and healthy life.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edip Isna Yuana
"Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi penyebab utana morbiditas dab mortalitas bagi bayi dan anak di seluruh dunia. Di DKI Jakarta khususnya wilayah Jakarta Timur memiliki angka kasus diare tertinggi yaitu Kecamatan Cakung yaitu 5179 kasus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi kejadian diare berdasarkan faktor anak dan faktor ibu. Penelitian ini menggunakan data primer, menggunakan disain penelitian Cross sectional. Dengan jumlah sampel 96 ibu yang membawa balita berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Cakung. Hasil menunjukkan bahwa kejadian diare adalah 46,9%. Kejadian diare memiliki hubungan yang bermakna dengan riwayat pemberian ASI eksklusif (PR 3,432 (CI 95% 1,474 ? 7,991), status imunisasi campak (PR 7,692 (CI 95% 0,88 ? 66,56), pengetahuan ibu (PR 7,196 (CI 95% 2,915 ? 17,76), dan perilaku mencuci tangan ibu (PR 2,489 ( CI 95% 0,995 ? 6, 228).

Diarrhea is one of the health problems are a major cause of morbidity and mortality for infants and children around the world. In Jakarta, especially East Jakarta has the highest number of cases of diarrhea Puskesmas Cakung ie 5179 cases. This study aims to determine the distribution of the incidence of diarrhea by factors child and maternal factors. The research using a cross sectional study design. With a total sample 96 mothers carrying toddlers visiting Puskesmas Cakung. Results showed that the incidence of diarrhea was 46.9%. The incidence of diarrhea has a significant relationship with a history of exclusive breastfeeding (PR 3.432 (95% CI 1.474 to 7.991), measles immunization status (PR 7.692 (95% CI 0.88 to 66.56), knowledge of mothers (PR 7.196 (CI 95 % 2.915 to 17.76), and the mother's hand washing (PR 2.489 (95% CI 0.995 to 6, 228)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mida Arafina Nurdita
"Penyakit Diare merupakan penyakit menular dan menempati urutan kedua penyebab kematian anak balita di dunia. Di Indonesia, khususnya Jawa Barat adalah wilayah endemis untuk diare, Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dengan prevalensi diare balita yang cukup tinggi. Puskesmas Purwasari merupakan puskesmas dengan kasus diare balita tertinggi di Kabupaten  Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko (karakteristik balita, karakteristik ibu, dan sarana sanitasi) kejadian diare balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purwasari Kabupaten Bogor tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kasus-kontrol dengan sampel 53 kasus dan 53 kontrol. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik model prediksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pemberian ASI Eksklusif (0,28; 0,11-0,67), pemberian imunisasi campak (0,18; 0,08-0,42), pengetahuan (0,16; 0,07-0,38), perilaku pembuangan tinja balita (0,18; 0,07-0,46), dan sarana jamban (0,32; 0,14-0,72) dengan kejadian diare pada balita. Variabel yang diprediksi paling berpengaruh terhadap terjadinya diare balita di wilayah kerja Puskesmas Purwasari adalah variabel pengetahuan (9,76; 2,78 - 34,21).

Diarrhea is an communicable disease and ranks the second cause of death for children under-five in the world. In Indonesia, especially West Java, which is an endemic area for diarrhea, Bogor is one of the districts with a fairly high prevalence of diarrhea in children under-five. Purwasari Community Health Center is a health center with the highest cases of diarrhea in children under-five in Bogor Regency. This study aims to analyze the risk factors (characteristics of children under-five, characteristics of mothers, and sanitation facilities) for the incidence of diarrhea in children under-five in the Purwasari Public Health Center, Bogor Regency in 2022. This study used a case-control research design with a sample of 53 cases and 53 controls. Data analysis was performed using chi-square test and logistic regression predictive model. The results showed that there was a relationship between exclusive breastfeeding (0,28; 0,11-0,67), measles immunization (0,18; 0,08-0,42), knowledge (0,16; 0,07-0,38), toddler stool disposal behavior (0,18; 0,07-0,46), and latrine facilities (0,32; 0,14-0,72) with the incidence of diarrhea in children under-five. The variable that is predicted to have the most influence on the occurrence of diarrhea under five in the working area of ​​the Purwasari Health Center is the knowledge variable (9,76; 2,78 - 34,21)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraeni
"Angka kesakitan dan kematian akibat diare di Indonesia masih tinggi, prevalensi tertinggi pada balita (1-4 tahun). Kejadian diare pada balita (1-4 tahun) di wilayah Kecamatan Ciawi persentasenya selalu lebih tinggi dan setiap tahun mengalami kenaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan, faktor ibu, dan faktor balita dengan kejadian diare di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian kuantitatif dengan desain case control. Populasi penelitian adalah balita usia 12-59 bulan yang berada di Wilayah Kecamatan Ciawi.
Hasil penelitian menunjukkan: ada hubungan antara sumber air bersih (2,405; 1,23-4,69), sarana jamban keluarga (1,994; 1,07-3,73), pengelolaan sampah rumah tangga (5,920; 3,05-11,5), saluran pembuangan air limbah (4,195; 2,32-7,60), dan perilaku ibu (5,44; 2,97-9,97), dan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu (1,67; 0,78-3,58), pengetahuan ibu (1,64; 0,93-2,89), dan status gizi (4,85; 1,02-4,69) dengan kejadian diare balita di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Variabel yang diprediksi paling berpengaruh adalah pengelolaan sampah rumah tangga (5,399; 2,58-11,29).

Morbidity and mortality from diarrhea in Indonesia is still high, the highest prevalence in young children (1-4 years). Incidence of diarrhea in young children (1-4 years) in the percentage is always higher in Sub Ciawi and each year has increased. This study aims to know the associated of environmental factors, maternal factors, and toddler factor with the incidence of diarrhea in children under five years in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Province 2012. The studied was a quantitative study with case control design. The population in this study are all of the childrens aged 12 month until 59 month are lived in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Proviance.
The results of this study indicate that there was a significant correlation between source of clean water (2,405; 1,23-4,69), water closet medium (1,994; 1,07-3,73), household waste treatment (5,920; 3,05-11,5), waste water sewer (4,195; 2,32-7,60), and maternal behaviour (5,44; 2,97-9,97), and not correlation between maternal study (1,67; 0,78-3,58), maternal knowledge (1,64; 0,93-2,89), and nutrient status (4,85; 1,02-4,69) with the incidence of diarrhea among toddler in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Proviance. The variable that predicted the most dominant cause of diarrhea among children under five (toddler) in Sub Ciawi is household waste treatment (5,399; 2,58-11,29).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Ranto Rajadoli
"Hubungan Perilaku Sehat Ibu Terhadap Kejadian Diae Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Bogor Utara Tahun 2017Pada tahun 2015, jumlah kasus diare yang terjadi di Kota Bogor terdapat sebanyak 27.289 kasus. Kejadian diare di Kecamatan Bogor Utara sebesar 5.530 kasus. Kecamatan Bogor Utara merupakan kecamatan dengan jumlah kasus diare tertinggi se-Kota Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi, faktor perilaku dan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Sebanyak 97 ibu yang memiliki anak balita diwawancari sebagai sampel penelitian menggunakan kuesioner. Sampel diambil pada 4 RW di Kelurahan Tanah Baru, dengan menggunakan teknik quota sampling. Analisis dilakukan untuk menilai kejadian diare, faktor sosial ekonomi, faktor perilaku dan faktor lingkungan.Ditemukan sebesar 37,1 kejadian diare di wilayah puskesmas Bogor Utara.
Hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara perilaku cuci tangan, kepemilikan jamban, sarana sumber air bersih dan sarana pembuangan air limbah dengan kejadian diare.

Relationship of Healthy Behavior of Mother Towards Diarrhea Occurrence at Toddler Children Under Five In Work Area of Puskesmas Bogor Utara 2017In 2015, the number of cases of diarrhea that occurred in the city of Bogor there were 27,289 cases. While the incidence of diarrhea in North Bogor District amounted to 5,530 cases. North Bogor Sub district is the highest number of cases of diarrhea in Bogor City.
Study aim is to determine the relationship between socioeconomic factors, behavioral factors and environmental factors with the incidence of diarrhea an children under five years old in the work area of Puskesmas Bogor Utara. This study used cross sectional design. A total of 97 mothers with toddlers were interviewed as research samples using a questionnaire. Samples were taken at 4 RW in Tanah Baru Urban Village, using quota sampling technique. This study used primary data taken using a questionnaire to assess the incidence of diarrhea, socioeconomic factors and behavioral factors.This and found 37.1 of chause got diarrhea in the area of Puskesmas Bogor Utara.
The result show statistically significant a relationship between handwashing behavior, latrine ownership, clean water source and treatment of waste water disposal facility with diarrhea occurrence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sari Wanodya
"Penyakit diare pada balita merupakan salah satu masalah ancaman kesehatan global. Kematian balita di Indonesia paling tinggi disebabkan oleh diare pada tahun 2019. Berdasarkan kasus yang dilayani di fasilitas kesehatan di tahun 2019, Provinsi Jawa Barat berada di urutan pertama sebesar 347.078 diare pada balita. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui secara spasial kejadian diare balita di wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2019. Data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat open source dari Dinas Kesehatan Jawa Barat dan BPS Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan analisis spasial. Persentase diare balita tertinggi berada di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan diikuti oleh Kabupaten Garut. Faktor yang menjadi penentu diare balita berbeda di tiap wilayah meliputi faktor fasilitas pelayanan kesehatan, faktor perilaku, faktor lingkungan, dan faktor indeks pembangunan manusia. Beragamnya faktor penentu diare balita di tiap wilayah menyebabkan perlunya intervensi dan kebijakan yang berbeda-beda di tiap wilayah sesuai dengan faktor penentu yang paling berpengaruh terhadap diare balita.

Diarrhea in children under five is one of the global health threats. The highest under-five mortality in Indonesia was caused by diarrhea in 2019. Based on cases served at health facilities in 2019, West Java Province was in first place with 347,078 diarrhea in children under five. The purpose of this study was to find out spatially the incidence of diarrhea in children under five in the district/city in West Java Province in 2019. The data in this study used opensource secondary data from the Dinas Kesehatan and BPS. This research uses an ecological study design with spatial analysis. The highest percentage of under-five diarrhea was in Bogor Regency, Sukabumi Regency and followed by Garut Regency. Factors that determine diarrhea in children under five are different in each region, including health care facilities, behavioral factors, environmental factors, and human development index factors. The various factors of toddler diarrhea in each region lead to the need for different interventions and policies in each region according to the most influential factors of toddler diarrhea."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Fikriyah
"Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena masih menjadi penyebab kematian yang cukup tinggi di Indonesia. Pada tahun 2015, prevalensi balita yang meninggal karena diare secara global sebesar 9% (UNICEF, 2016). Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2013, insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2%. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi diare di provinsi Jawa Barat sebesar 7,5%, kemudian pada Riskesdas tahun 2018 prevalensi diare di provinsi Jawa Barat meningkat menjadi sebesar 8,6%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Provinsi Jawa Barat tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Sampel yang digunakan adalah balita berusia 0-59 bulan di Provinsi Jawa Barat yang terdata di SDKI 2017, dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 1.554 balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian diare pada balita di Provinsi Jawa Barat tahun 2017 adalah sebesar 15,6% (242 balita). Hasil uji bivariat menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare adalah balita usia ≤ 1 tahun (OR 1,62; 95% CI 1,23-2,13; p=0,001), sarana sanitasi (OR 1,52; 95% CI 1,14-2,03; p=0,005), dan sumber air minum (OR 1,34; 95% CI 1,01-1,79; p=0,047). Salah satu cara untuk mencegah terjadinya diare pada balita adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Disease is still a public health problem because it is still a fairly high cause of death in Indonesia. In 2015, the prevalence of children under five years who died from diarrhea globally was 9% (UNICEF, 2016). Based on Riskesdas data in 2018 the incidence of diarrhea in Indonesia was 10,2%. Based on Riskesdas data in 2013 the prevalence of diarrhea in West Java province was 7,5%, then based on Riskesdas in 2018 the prevalence of diarrhea in West Java province increased to 8.6%. The purpose of this research is to find out the description of the factors that associated with the incidence of diarrhea in children under five years in West Java Province in 2017. This study uses a Cross Sectional study design. Data that used is secondary data based from the Demographic Survey and Indonesian Health (IDHS) in 2017. The sample used is children aged 0-59 months in West Java Province, recorded in the 2017 IDHS, and samples that meet the inclusion and exclusion criteria are 1.554 children. The research result showed that the prevalence of diarrhea in West Java province in 2017 was 15,6% (242 children). The results of the bivariate test showed that the factors associated with the incidence of diarrhea were children aged ≤ 1 year (OR 1,62; 95% CI 1,23-2,13; p=0,001), sanitation facilities (OR 1,52; 95% CI 1,14-2,03; p=0,005), and source of drinking water (OR 1,34; 95% CI 1,01-1,79; p=0,047). To prevent diarrhea in children under five years is keep the environmental clean and healthy lifestyle."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awaliah
"Diare lanjut dapat mengakibatkan dehidrasi pada balita dan saat ini merupakan penyebab kematian urutan kedua pada balita di dunia. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dehidrasi pada balita dengan diare. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dan melalui tehnik consecutive sampling didapat 110 balita dengan diare yang mengalami dehidrasi ringan/sedang dan berat yang dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian dehidrasi pada balita dengan diiare adalah usia balita p=0,023 dan status gizi balita p=0,000 . Hasil analisis berikutnya didapatkan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kejadian dehidrasi pada balita dengan diare adalah status gizi balita OR=15,22. Diperlukan perhatian khusus/lebih pada balita dengan diare yang memiliki status gizi kurang terhadap risiko dehidrasi di tatanan pelayanan primer.

Further diarrhea can lead to dehydration and is currently the second leading cause of death in children under five in the world. The aim of research to identify factors associated with the occurrence of dehydration in under five with diarrhea. This research uses cross sectional design and through consecutive sampling technique is obtained 110 children under five with diarhhea who are dehydrated mild moderate and severe, hospitalized in Jakarta Islamic Hospital Cempaka Putih.
The results showed factors that have a significant relationship with the occurrence of dehydration in children under five with diarrhea are the age of children p 0,023 and nutritional status p 0,000. The next analysis results were obtained the most dominant factor related to the occurrence of dehydration in children under five with diarrhea is the nutritional status of children OR 15,22. Special attention is required more in children under five with diarrhea who have the status of malnutrition on the risk of dehydration in the order of prymary care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>