Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Mujiati
"Berdasarkan penelitian sebelumnya telah ditemukan bahwa kepribadian proaktif dan atribusi berkorelasi dengan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karier (CDSE). Kepribadian proaktif dan atribusi merupakan dua variabel yang dapat membantu individu mengatasi hambatan-hambatan eksternal yang dihadapi dalam mengambil keputusan kariernya. Namun demikian belum ada penelitian yang mencoba membandingkan keduanya dan menelitinya pada siswa SMK kelas 12.
Siswa SMK memiliki karakteristik yang berbeda dengan siswa SMA dan mahasiswa yang menjadi partisipan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk memperluas penelitian sebelumnya dengan melihat bagaimana pengaruh kepribadian proaktif dan atribusi terhadap CDSE siswa SMK kelas 12 kemudian membandingkan di antara keduanya, variabel mana yang memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap CDSE.
Berdasarkan hasil penelitian pada 858 siswa SMK kelas 12 diketahui bahwa kepribadian proaktif dan atribusi memengaruhi CDSE siswa SMK kelas 12 di mana kepribadian proaktif memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan atribusi. Hasil penelitian nantinya dapat dijadikan sebagai landasan dalam menyusun program intervensi.

Proactive personality and attribution, based on previous research that has been found, are correlated with career decision self-efficacy (CDSE). Proactive personality and attribution are two variables that can help individuals overcome external barriers needed in making career decisions. However there are no studies comparing the variables and examining them in senior year vocational high school students.
Vocational high school students have different characteristics compared to high school and college students who are involved in previous studies. Therefore this study aims to gain new findings besides the result from the previous research by looking at how the effect of proactive personality and attribution on senior year vocational high school students CDSE then determining which variables have greater effect on CDSE.
Based on the results of the study on 858 senior year vocational high school students it is known that proactive personality and attribution affect senior year vocational high school studentsCDSE in which proactive personality have greater effect than attribution. The results of the study may later be used as a foundation in developing an intervention program.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Amirah Fatin
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek mediasi kepribadian proaktif dalam pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri keputusan karier siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Siswa SMK diketahui mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karier di akhir masa studinya, padahal mereka telah menentukan kejuruan mereka sejak memasuki SMK. Salah satu penyebabnya adalah siswa kurang memiliki efikasi diri keputusan karier. Untuk menanggulangi hal tersebut, efikasi diri keputusan karier siswa perlu ditingkatkan melalui faktor lain yang memengaruhinya, seperti kecerdasan emosi. Kepribadian proaktif dipilih sebagai variabel mediator. Studi kuantitatif ini dilakukan terhadap 833 orang siswa SMK kelas 12 di sembilan sekolah wilayah Depok dan Jakarta Selatan, dengan menggunakan metode non-probability sampling jenis accidental sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF), serta Proactive Personality Scale (PPS), dengan masing-masing alat ukur memiliki reliabilitas > 0,7. Analisis mediasi dilakukan menggunakan PROCESS oleh Hayes, dengan hasil kepribadian proaktif mampu memediasi pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri keputusan karier secara partial (ab = 0,10, c' = 0,12, p<0,01). Hasil studi ini dapat digunakan pada program intervensi untuk meningkatkan efikasi diri keputusan karier siswa, dengan memperhatikan faktor kecerdasan emosi dan kepribadian proaktif pada siswa.

ABSTRACT
This study was conducted to examine proactive personality as mediator in the influence of emotional intelligence on vocational high school student's career decision self efficacy. Vocational high school students are known to have difficulty in making career decisions because they have lack on career decision self-efficacy. To overcome this, students career decision self-efficacy needs to be improved through other factors, such as emotional intelligence. Proactive personality chosen as a mediator variable. This quantitative study was conducted on 833 vocational high school students from Depok and Jakarta Selatan, and were recruited using non-probability sampling method with the type of accidental sampling. The measuring instruments are Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF), and Proactive Personality Scale (PPS), with a reliability of > 0.7. Mediation analysis was used as the data analysis technique, using PROCESS by Hayes. The results showed that proactive personality was partially mediate the effect of emotional intelligence on career decision self efficacy (ab = 0.10, c' = 0.12, p <0.01). The results of this study can be used in intervention programs to improve students career decision self-efficacy, taking into account emotional intelligence and proactive personality factors in students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeth Deminiz
"Lulusan SMK menyumbangkan angka pengangguran tertinggi di Indonesia. Penyebab tingginya angka pengangguran tersebut adalah rendahnya keyakinan diri pada siswa SMK dan kebingungan dalam menentukan karir yang tepat sehingga menyebabkan kesulitan dalam pengambilan keputusan karir. Fenomena ini berkaitan dengan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir (CDSE) yang dimiliki seseorang. CDSE dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dua diantaranya adalah kecerdasan emosional (EI) dan kepribadian proaktif (PP).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah EI dan PP berpengaruh terhadap CDSE pada siswa SMK kelas 12. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 866 siswa kelas 12 yang berasal dari 9 SMK di Jakarta dan Depok. Pengukuran dilakukan dengan Career Decision Self-Efficacy Scale Short Form, Trait Emotional Intelligence Questionnaire, dan Proactive Personality Scale.
Analisis regresi berganda yang dilakukan dengan mengkontrol variabel jenis kelamin dan usia menunjukan hasil bahwa EI dan PP memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap CDSE (F(1,865) = 65,510, p=0,000, <0,001) dengan koefisien determinan sebesar 0,229. Hal ini menunjukan bahwa 22,9% varians CDSE dapat dijelaskan oleh EI dan PP. Hasil analisis juga menunjukan bahwa PP (β=0,406) diketahui memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap CDSE dibandingkan dengan EI (β=0,160).

Vocational high school graduates contribute the highest unemployment rates in Indonesia. Some of the cause of high unemployment rate are the low self-confidence in vocational students and confusion in determining the right career which causes difficulties in making career decisions. This phenomenon is related to career decision making self-efficacy (CDSE) that someone has. CDSE can be influenced by various factors, two of which are emotional intelligence (EI) and proactive personality (PP).
This study aims to find out the effect of EI and PP on CDSE in 12th grade vocational high school students. Participants in this study were 866 12th grade students from 9 vocational high schools in Jakarta and Depok. The measurements used are Career Decision Self-Efficacy Scale Short Form, Trait Emotional Intelligence Questionnaire, and Proactive Personality Scale. Multiple regression analysis conducted to see the effect of EI and PP on CDSE with gender and age as control variables.
The result showed that the EI and PP had a positive and significant contribution to CDSE (F (1,865) = 65,510, p = 0,000, <0,001) with determinant coefficient of 0,229. This shows that 22.9% of CDSE variants can be explained by EI and PP. The results of the analysis also showed that PP (β = 0.406) was known to have a greater effect on CDSE compared to EI (β = 0.160).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudia Popy Sesilia
"Penelitian sebelumnya menemukan korelasi kecil pada  hubungan antara kepribadian proaktif dan kreativitas karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki peran mediasi perilaku menyuarakan pendapat dalam hubungan antara kepribadian proaktif dan kreativitas karyawan berdasarkan pendekatan trait activation theory. Survei dilakukan terhadap 289 karyawan dan 24 supervisor yang bekerja di divisi marketing dari 7 organisasi (manufaktur, perbankan, layanan fasilitas, dan ritel) di Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan self-report untuk variabel prediktor dan supervisor-rating untuk variabel kriterion. Analisis mediasi sederhana menggunakan macro PROCESS dari Hayes pada program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek utama dari kepribadian proaktif pada kreativitas tidak signifikan. Selanjutnya, perilaku suara secara signifikan memediasi hubungan antara kepribadian proaktif dan kreativitas karyawan. Efek tidak langsung dari kepribadian proaktif pada kreativitas melalui perilaku suara signifikan. Implikasi teoretis dan praktis dari studi ini dibahas lebih lanjut.

Previous research found small correlation on the relationship between  proactive personality and employee creativity. The present study aims to investigate the mediating role of voice behavior in the relationship between proactive personality and employee creativity based on trait activation theoretical approach. A survey was conducted on 289 employees and 24 supervisors who were working in marketing division from 7 organizations (manufacture, banking, service facility, and retail) in Indonesia. The simple mediation analysis used Hayes PROCESS macro on SPSS program. The results revealed that main effect of proactive personality on creativity was nonsignificant. Furthermore, voice behavior significantly mediated the relationship between proactive personality and employee creativity as the indirect effect of proactive personality on creativity via voice behavior was significant. Theoretical and practical implications of the study are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrin Putra Utama
"Penelitian terdahulu menemukan hasil yang tidak konsisten terhadap hubungan proaktivitas dan kreativitas. Penelitian terdahulu juga menunjukkan terdapat interaksi antara faktor individual dan lingkungan akan memengaruhi hubungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi faktor individual yaitu proaktivitas dan perilaku pencarian umpan balik serta faktor lingkungan yaitu umpan balik tugas dalam mempengaruhi kreativitas dengan menggunakan teori impression management sebagai kerangka teori. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dari karyawan pemasaran dari tujuh perusahaan di Indonesia (N = 256) dan dianalisis menggunakan PROCESS SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencarian umpan balik berperan sebagai mediator dalam hubungan proaktivitas dan kreativitas karyawan dan umpan balik positif berperan sebagai moderator dalam hubungan proaktivitas dan perilaku pencarian umpan balik. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa umpan balik positif dan negatif tidak berperan sebagai moderator pada efek tidak langsung proaktivitas pada kreativitas melalui perilaku pencarian umpan balik.

Previous research found inconsistent results on the relationship between proactivity and creativity. Previous research also showed that the interaction between individual and environmental factors determined Employee creativity. Thus, the current research aimed to investigate the interaction effect between individual factor, namely proactivity and feedback-seeking behaviour, and environmental factor, namely task feedback, on employee creativity. Impression Management Theory was employed as the framework theory. Data were collected using paper-and-pencil survey from seven companies in Indonesia (N = 256). Data were analysed using Hayes' PROCESS macro on SPSS.
The results indicated that feedback-seeking behavior mediated the relationship between proactivity and creativity. Moreover, positive task feedback moderated the relationship between proactivity and feedback-seeking behavior. However, task feedback did not moderate the indirect effect of proactivity and creativity through feedback-seeking behavior. Theoretical and practical implications were further discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51957
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di tengah serbuan arus informasi pada era globalisasi sekarang ini, manusia
dihadapkan pada tingginya kompetisi. Kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
yang demikian cepat dapat membuat manusia tertinggal oleh perubahan yang ada.
Karenanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dibarengi dengan
kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang juga kian kompleks. Di sini
terlihat arti penting pengembangan kreativitas , sejalan dengan upaya untuk
menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh.
Bagi bangsa Indonesia, upaya pengembangan kreativitas menjadi hal yang
mendesak. Ini berkaitan dengan adanya kenyataan akan lemahnya kreativitas
masyarakat Indonesia (Supriadi, 1994). Kesenjangan antara hal yang ideal dengan
kenyataan di lapangan , mendorong penulis untuk meneliti bagaimana hubungan
antara kreativitas, dalam hal ini sikap kreatif dengan sejumlah variabel.
Dalam Alisjahbana (1983), dikatakan bahwa rendahnya kreativitas di
Indonesia antara lain diduga karena masih dominannya sikap santai. Selain sikap
tersebut, dalam budaya kolektivis individu juga kurang tampil sebagai pribadi yang
utuh, mereka terlalu melebur (Alisjallbana, 1983). Konformitas semacam ini
menghalangi munculnya kreativitas individu. Di sisi lain, budaya individualis yang
mengutamakan kebebasan indiyidu diduga akan ikut menunjang kreativitas. Dalam
penelitian ini ingin dilihat apakah ada hubungan antara nilai idiosentrisme dengan
sikap kreatif. Idiosentrisme adalah sebutan lain untuk konsep individualisme pada
tataran individu.
Selain faktor individualisme di atas, penulis juga menduga bahwa faktor
kepribadian mempunyai peran terhadap sikap kreatif. Dalam hal ini penulis
rnengangkat konsep harga diri. Secara teoritis respon individu akan berbeda
tergantung tingkat harga dirinya. Berdasarkan hal tersebut maka diduga sikap kreatif
sebagai respon seseorang juga akan beragam tergantung tingkat harga dirinya.
Mengenai harga diri, dikatakan bahwa individu yang mampu mengembangkan
harga diri yang positif maka akan mencapai taraf aktualisasi diri atau berfungsi
sepenuhnya (dalam Schultz, 1991). Salah satu ciri mereka adalah adanya
kemampuan untuk mengekspresikan diri secara otonom serta dimilikinya keyakinan
diri yang kuat. Selain itu mereka juga lebih ulet (Leary, dkk, 1995). Penulis
menduga, sejumlah ciri tersebut akan berhubungan dengan sikap kreatif.
Penelitian ini melibatkan sampel remaja. Hal ini didasari oleh kenyataan
bahwa dari segi kuantitas, jumlah mereka adalah satu per lima dari seluruh
penduduk Indonesia. Jadi mereka melupakan aset yang besar bagi bangsa Selnin itu, adanya temuan yang memperlihatkan hubungan yang negatif antara
proses berpikir remaja dengan kreativitas ikut mendorong penulis (Wolf dalam
Rice, 1990).
Sebanyak 52 orang subyek dilibatkan dalam penelitian, di mana mereka
diambil dengan cara non probability sampling. Alat ukur yang dipergunakan
berupa kuesioner Skala Sikap Kreatif (Singgih, 1990), Indcol 1994 (Triandis, 1994)
dan Culture Free Self Esteem Inventory (Battle, 1981).
Dengan menggunakan teknik perhitungan multiple regression, penulis
mendapatkan sejumlah hasil. Secara keseluruhan ditemukan adanya hubungan
yang signifikan antara idiosentrisme dan harga diri dengan sikap kreatif. Variabilitas
SK yang dipengaruhi oleh interaksi ke dua variabel adalah sebesar 14,235 %.
Sementara dengan mengontrol salah satu variabel, ternyata hanya variabel harga diri
yang berhubungan secara signifikan dengan sikap kreatif pada los 0,05 ; dengan
sumbangan varians sebesar 39,9 %. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
skor harga diri maka makin tinggi pula skor sikap kreatif subyek. Sedangkan
idiosentrisme tidak secara signifikan berhubungan dengan sikap kreatif. Dari hasil
tambahan juga terlihat bahwa mayoritas subyek memiliki Sikap Kreatif (SK)
sedang (73,1 %). Mean skor SK subyek yang antara lain dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin, jabatan dalam kegiatan Ekstra Kurikuler di Sekolah,
kegiatan membaca di waktu luang, , temyata juga tidak berbeda secara signifikan.
Sehubungan dengan hasil yang tidak signifikan antara idiosentrisme dengan
sikap kreatif dapat dikatakan bahwa idiosentrisme tidak selalu berhubungan
dengan sikap kreatif. Dalam hal ini dapat muncul dugaan baru, yakni alosentrisme
lah yang ternyata berhubungan dengan sikap kreatif. Diduga teori yang dijadikan
kerangka analisis dalam penelitian ini kurang sesuai dengan keadaan di Indonesia,
atau dunia Timur (kolektivis/alosentris) pada umumnya. Artinya, bisa saja kondisi
sosial yang dituntut unluk tumbuhnya kreativitas manusia Timur dan Barat tidak
seluruhnya sama. Ini dituniang oleh sejumlah fakta yang diduga mempengaruhi
kreativitas , yakni antara lain adalah adanya persepsi bahwa kerja merupakan
sebuah pengabdian, adanya daya tahan dan kegigihan untuk menghasilkan prestasi
yang maksimal, tidak cepat puas (ada delay gratification) , kemauan untuk bekerja
keras dalam waktu yang lama, adanya wawasan ke depan (orientasi futuristik) yang
mendorong mereka untuk gigih , tabah dan percaya diri. Penulis juga memandang
ada faktor lain yang ikut berperan, yakni pengalaman sejarah, ketidak pastian masa
depan dan kondisi alam.
Mengingat gambaran di atas maka diperlukan kajian yang lebih mendalam,
antara lain dengan memperluas sampel dan ruang lingkup aspek yang dilibatkan.
Instrumen penelitian juga perlu diperbaiki. Sementara saran aplikatif yang mungkin
diwujudkan antara lain adalah perlunya pengembangan dan pemupukan harga diri."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Ramadhani
"

Penelitian ini menguji peran kepribadian proaktif sebagai mediator dalam hubungan antara keterlibatan orang tua (parental support dan parental action) dan efikasi diri dalam keputusan karier peserta didik SMA. Penelitian ini dilakukan pada 758 peserta didik SMA di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Efikasi diri dalam keputusan karier diukur dengan Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), keterlibatan orang tua diukur oleh Parent Career Behavior Checklist (PCBC), dan kepribadian proaktif diukur dengan Proactive Personality Scale (PPS). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis mediasi melalui PROCESS oleh Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian proaktif berperan secara parsial memediasi pengaruh parental support dan parental action terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Keterbatasan pada penelitian ini adalah perlu adanya perbaikan pada beberapa aitem alat ukur CDSE-SF. Penelitian ini memberikan impilikasi, untuk konselor sekolah maupun orang tua yang memiliki anak pada tahapan eksplorasi, bahwa penting orang tua dalam terlibat dalam mendorong anak untuk menjadi lebih proaktif sehingga peserta didik dapat lebih yakin dengan pilihan kariernya.


This study examines the role of proactive personality as a mediator in the relationship between parental involvement (parental support and parental action) and career decision self-efficacy among high school student. The study was conducted on 758 high school students in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (Jabodetabek). Career decision self-efficacy is measured by the Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), parental involvement is measured by the Parent Career Behavior Checklist (PCBC), and proactive personality is measured by Proactive Personality Scale (PPS). The mediation analysis technique was used PROCESS by Hayes. The results show that the proactive personality mediating partially the relationship between parental support and parental action with career decision self-efficacy among high school student. A limitation in this study need to improve several items on the CDSE-SF. Implications for school counselors and parents who have children at the exploration stage, it is important for parents to be involved in encouraging children to be more proactive. So, students can be more confident with their career choices.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Ferylina
"Penelitian ini mengukur hubungan antara planned happenstance dan career decision-making self-efficacy pada siswa Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini juga mengukur peran kepribadian proaktif sebagai moderator pada hubungan antara planned happenstance dan career decision-making self-efficacy. Partisipan penelitian ini adalah 839 siswa Sekolah Menengah Atas. Variabel penelitian ini diukur menggunakan kuisioner penelitian dari Career Decision Self-Efficacy- Short Form CDSE-SF, Planned Happenstance Career Inventory PHCI dan Proactive Personality Scale PPS, yang kemudian diadaptasi sesuai dengan konteks Indonesia. Data penelitian dianalisis menggunakan regresi ganda dan PROCESS dari Hayes dengan menggunakan model moderator sederhana Model 1. Hasil penelitian menunjukan: a planned happenstance berhubungan secara positif dan signifikan dengan career decision-making self-efficacy dan b kepribadian proaktif tidak berperan sebagai moderator dalam hubungan planned happenstance dan career decision-making self-efficacy.

This study measures relationship between planned happenstance and career decision making self efficacy on high school students. This study also measures the role of proative personality as a moderator of relationship between planned happenstance and career decision making self efficacy. Data were collected from 839 high school students. Variables were measured using a research questionnaire in the form of Career Decision Self Efficacy Short Form CDSE ndash SF, Planned Happenstance Career Inventory PHCI, and Proactive Personality Scale PPS, which were adapted to the Indonesian context. The data were analyzed using multiple regression and Hayes rsquo PROCESS 2013 simple moderator model Model 1. The result showed a Planned happenstance is positively and significantly correlated with career decision making self efficacy and b proactive personality does not act as a moderator of the relationship between planned happenstance and career decision making self efficacy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifiana Nabilah
"Dari sekian banyaknya faktor yang memengaruhi efikasi diri dalam keputusan karir, kepribadian memiliki peran yang cukup penting dalam perkembangan karir individu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepribadian proaktif dan efikasi diri dalam keputusan karir pada mahasiswa. Kepribadian proaktif adalah kemampuan individu untuk menciptakan lingkungan dan situasi yang memberikan pengaruh maupun yang dipengaruhi oleh perilaku individu.
Penelitian ini dilakukan pada 516 mahasiswa semester empat, berusia 18 sampai 25 tahun yang tersebar di seluruh fakultas Universitas Indonesia. Alat yang digunakan untuk mengukur kepribadian proaktif adalah 17-item Proactive Personality Scale (17-item PPS) dan untuk mengukur efikasi diri dalam keputusan karir menggunakan Career Decision Self-Efficacy ? Short Form (CDSE-SF).
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepribadian proaktif dan efikasi diri dalam keputusan karir pada mahasiswa. Hasil penelitian ini berguna untuk pengembangan ilmu psikologi pendidikan dan memberikan masukan kepada pembimbing akademik maupun konselor karir untuk mempertimbangkan aspek kepribadian dalam perkembangan karir individu.

One of the factors that influence career decision self-efficacy is personality which has important role in person?s career improvement. This research aims to examine the relationship between proactive personality and career decision self-efficacy among college students. The proactive personality is the individual?s ability to create environments and situations that influence or are influenced by individual?s behavior.
This research has 516 college students as participants, which were in the fourth semester, 18-25 years old, and randomly choosen from all faculties in University of Indonesia. The research design which was used to measure proactive personality is 17-item Proactive Personality Scale (17-item PPS) and to measure the career decision self-efficacy is by using Career Decision Self-Efficacy ? Short Form (CDSE-SF).
This research shows that there is a positive and significant relationship between proactive personality and career decision self-efficacy in college students. The results of this study are useful for educational psychology?s development and to provide advice for academic counselors and career counselors to consider the aspect of personality in the development of individual careers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melly Preston
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pola asuh orangtua terhadap efikasi-diri dalam pengambilan keputusan karier melalui mediasi kepribadian proaktif pada siswa SMA. Sebanyak 949 data responden terkumpul dengan menggunakan tiga macam skala, Career Decision Self-Efficacy-Short Form, Parental Authority Questionnaire, dan Proactive Personality Scale, yang sudah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Data dianalisis menggunakan macro PROCESS dari Hayes. Secara keseluruhan, hasil uji menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif dari ayah dapat berpengaruh terhadap efikasi-diri dalam pengambilan keputusan karier secara langsung maupun tidak langsung melalui kepribadian proaktif; pola asuh otoritarian ayah dan ibu, serta pola asuh permisif ibu berpengaruh terhadap efikasi-diri dalam pengambilan keputusan karier hanya melalui mediasi kepribadian proaktif; sedangkan pola asuh permisif ayah tidak dapat berpengaruh terhadap efikasi-diri dalam pengambilan keputusan karier baik secara langsung maupun tidak langsung melalui mediasi kepribadian proaktif. Implikasi, limitasi, dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan.

ABSTRACT
This study aimed to examine the influence of parenting styles on career decision self efficacy through the mediation of proactive personality in senior high school students. A total of 949 data respondent were collected by using three scales Career Decision Self Efficacy Scale Short Form, Parental Authority Questionnaire, and Proactive Personality Scale, that have been adapted to Indonesian. The data were analyzed using macro PROCESS from Hayes. Overall, test results showed that authoritative parenting styles from father affects career decision self efficacy directly and indirectly through the proactive personality mothers rsquo authoritative parenting style affects the career decision self efficacy directly authoritarian parenting styles from both father and mother, as well as mothers rsquo permissive parenting style only affect the career decision self efficacy through the proactive personality while fathers rsquo permissive parenting style did not affect the career decision self efficacy directly or indirectly through the proactive personality. Implications, limitations, and suggestions for future study are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T50578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>