Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122073 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Zaenab
"Setiap tahun jemaah haji indonesia pergi ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji. Hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh jemaah haji Indonesia yang berangkat ke tanah suci. Provinsi Banten merupakan provinsi dengan jumlah jemaah terbanyak ke empat di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran kejadian hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada jemaah haji reguler Provinsi Banten tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 9.510 orang. Prevalensi jemaah haji Provinsi Banten tahun 2018 yang menderita hipertensi adalah 24,8%. Jemaah kelompok umur >80 tahun berisiko 20 kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada jemaah haji kelompok umur <40 tahun (p= 0,00 OR 20 dan 95% CI 11,58-34,56), jemaah haji perempuan berisiko 1,10 kali lebih besar untuk terkena hipertensi (p= 0,00 OR 1,10 dan 95% CI 1,00-1,21), jemaah pada kelompok pensiunan berisiko 26,38 kali lebih besar untuk terkena hipertensi dari pada jemaah pada kelompok pelajar/mahasiswa (p= 0,00, OR= 26,38 dan 95% CI 11,3-61,4), jemaah kelompok pekerjaan pegawai swasta berisiko 13,5 kali lebih besar untuk terkena hipertensi dari pada jemaah pada kelompok pekerjaan pelajaar/ mahasiswa (p= 0,000, OR 13,5 dan 95% CI 5,99-30,57), jemaah dengan tingkat pendidikan rendah 1,164 kali lebih besar menderita hipertensi (p= 0,014, OR 1,164 dan 95% CI 1,03-1,32), jemaah dengan tingkat pendidikan sedang 0,88 lebih rendah untuk terkena hipertensi dari pada orang dengan pendidikan tinggi (p=0,026, OR 0,88 dan 95% CI 0,79-0,98), jemaah yang merokok berisiko 0,69 kali lebih rendah untuk terkena hipertensi (p=0,00, OR 0,69 dan 95% CI  0,60-0,78), jemaah haji yang obesitas berisiko 1,43 kali lebih besar untuk terkena hipertensi (p=0,00, OR 1,43, 95% CI 1,30-1,57) dan jemaah haji yang menderita diabetes berisiko 1,98 kali lebih besar untuk terkena hipertensi (P=0,00, OR 1,98 dan 95% CI 1,68-2,33). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadi hipertensi terdiri atas umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, status merokok, IMT dan status diabetes. Bagi calon jemaah yang sudah memiliki karakteristik yang berhubungan dengan hipertensi dianjurkan untuk melakukan pola hidup sehat guna meminimalisir peluang untuk terkena hipertensi. 

Every year Indonesian pilgrims go to Saudi Arabia. Hypertension is the most common disease suffered by Indonesian pilgrims who go to the holy land. Banten Province is the fourth largest number of pilgrims in Indonesia. The purpose of this study is to describe the incidence of hypertension and the factors associated with the incidence of hypertension in Banten Province regular Hajj pilgrims in 2018. This study used a cross sectional design samples of 9,510 people. The prevalence of Banten Province pilgrims in 2018 who suffer from hypertension is 24.8%. pilgrims at age >80 years old 20 times more likely to suffer from hypertension than pilgrims age <40 years old (p= 0.00 OR 20 and 95% CI 11.58-34.56), female pilgrims had risk 1.10 times greater of being affected hypertension (p= 0.00 OR 1.10 and 95% CI 1.00-1.21), retirees pilgrims were 26.38 times more likely to develop hypertension than students (p= 0 , 00, OR= 26.38 and 95% CI 11.3-61.4), private employees pilgrims has risk 13.5 times greater to develop hypertension than students (p= 0,000, OR 13.5 and 95% CI 5.99-30.57), pilgrims with a low education level 1.164 times more likely to suffer from hypertension (p= 0.014, OR 1.164 and 95% CI 1.03-1.32 ), pilgrims with medium education level had 0.88  lower risk to develop hypertension than pilgrims with higher education level (p = 0.026, OR 0.88 and 95% CI 0.79-0.98), the pilgrims who smoked had 0.69 times lower risk to develop hypertension (p = 0.00, OR 0.69 and 95% CI 0.60-0.78), obese pilgrims were 1.43 times more likely to develop hypertension (p= 0.00, OR 1.43 , 95% CI 1.30-1.57) and pilgrims who suffered from diabetes had 1.98 times greater risk to develop hypertension (P= 0.00, OR 1.98 and 95% CI 1.68-2.33). Factors that associated with hypertension include age, sex, type of work, level of education, smoking status, BMI and diabetes status. For pilgrims who already have characteristics related to hypertension, it is recommended to make a healthy lifestyle in order to minimize the chance for getting hypertension. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudini
"Jumlah jamaah haji Indonesia yang menunaikan haji di Arab Saudi setiap tahun adalah yang terbanyak. Jumlahnya adalah seperlima dari seluruh jamaah didunia yang berhaji di Arab Saudi dengan rata-rata per tahun setidaknya lebih dari 200.000 jamaah haji. Banyaknya jumlah jamaah haji diikuti juga tingginya insiden kematian dibandingkan dengan negara islam lainnya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui insiden kematian jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H beserta faktor risikonya.
Desain penelitian dengan cohort retrospektif dimana variabel independen berupa usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status risiko tinggi, menderita penyakit sistem sirkulasi dan respirasi. Data dianalisis dengan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel yang ada dan analisis bivariat menggunakan chi square dengan nilai pengamatan di nyatakan dalam nilai p dengan tingkat kemaknaan () 5% dan CI 95%. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H. Sampel menggunakan seluruh populasi dengan kriteria inklusi terdaftar dalam Siskohatkes Kemenkes RI pada pemeriksaan akhir di embarkasi keberangkatan serta data yang ada terisi lengkap yaitu sejumlah 148.049 jamaah haji.
Penelitian ini mendapatkan angka insiden kematian yang terjadi pada jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H sebesar 4,3 per 1.000 jamaah haji. Dimana usia lanjut (> 61 tahun) memiliki risiko 16,8 kali (95% CI: 11,6-25,5), pensiunan 14,76 kali (95% CI: 10,8-20,2), pendidikan rendah 2,13 kali (95% CI: 1,67-2,71), berusia > 60 tahun dan memiliki paling sedikit satu riwayat penyakit 9,62 kali (95% CI: 7,12-13,04), menderita penyakit sistem sirkulasi 2,52 kali (95% C: 2,12-3,00), dan menderita penyakit sistem respirasi 3,20 kali (95% CI: 2,27-4,48) untuk mengalami kematian pada jamaah haji reguler Indonesia. Untuk itu diperlukan upaya yang lebih baik lagi untuk menurunkan insiden kematian dengan optimalisasi pembinaan kesehatan jamaah haji sebelum keberangkatan terutama yang mempunyai status risiko tinggi seperti usia lanjut, pendidikan menengah kebawah, menderita penyakit sirkulasi atau respirasi. Disamping itu pentingnya edukasi agar jamaah haji mengoptimalkan pemanfaatan layanan kesehatan yang ada serta berperilaku hidup bersih dan sehat.

The number of Indonesian pilgrims who perform the Hajj in Saudi Arabia every year is the highest compare to the other countries, which is one-fifth of the total global number of pilgrims in Saudi Arabia, with an average of at least more than 200,000 pilgrims per year. A large number of Indonesian pilgrims are consequently followed by the high incidence of mortality compared to other Islamic countries. This study aimed to determine the death incidence of Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H as well as its risk factors.
This study used retrospective cohort study design with the independent variables are age, sex, occupation, education, high-risk status, health status of circulatory system diseases and respiration. Data were analyzed by univariate analysis to determine the frequency distribution of a given variable and bivariate analysis using chi square with observed values showed in the p-value of the significance level () 5% and 95% CI. The population in this study is all Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H. Samples use the entire population with the inclusion criteria listed in Computerized Integrated Hajj System for Health (Siskohatkes) Ministry of Health of Republic of Indonesia in the final inspection at the embarkation of departure which are 148.049 pilgrims.
This research obtained 4.3 per 1,000 pilgrims of death incidence that occurred in Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H, with the elderly (> 61 years) had a risk of 16.8 times (95% CI: 11.6 to 25.5), retired 14.76 times (95% CI: 10.8 to 20.2), low education 2.13 times (95% CI: 1.67 to 2.71), aged > 60 years and had at least one history of disease 9.62 times (95% CI: 7.12 to 13.04), suffered from circulatory system diseases 2.52 times (95% C: 2.12 to 3.00), and suffered from respiratory system diseases 3.20 times (95% CI: 2.27 to 4.48) for the death in Indonesian regular pilgrims. It is required a great effort to decrease the death incidence by optimizing health coaching pilgrims before departure, especially the pilgrims who have the high risk status such as the elderly, low and medium educational level pilgrims, and pilgrims with the circulatory or respiratory disease. In addition, the importance of education in order to optimize the utilization of the existing health services for pilgrims as well as clean and healthy life behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Oetama
"Pada periode sepuluh tahun terakhir, angka kejadian hipertensi pada jema'ah haji Indonesia berfluktuasi pada kisaran 10-12 persen pada setiap musim haji. Jumlah kejadian hipertensi pada JHI pada tahun 1428 H adalah 11,8 persen masih dalam rata-rata pada populasi umum yaitu 6 - 15 persen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan status hipertensi pada calon jema?ah haji Indonesia pada musim haji 1428 H.
Penelitian ini dilakukan pada 197.365 orang jema?ah haji Indonesia, metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Sumber data dasar untuk analisis digunakan pada penelitian ini adalah data sistem komputerisasi terpadu (Siskohat) 2008 dan Siskohatkes 2008, data buku laporan TKHI kloter tahun 1428 H. Data dianalisis menggunakan analisis logistik ganda.
Faktor yang berhubungan dengan status hipertensi jema?ah haji Indonesia adalah umur dan jenis kelamin. Umur 40 sampai dengan 50 tahun memiliki risiko 3,17 kali lebih tinggi (95 % CI : 2,88 ? 3,49), jema?ah haji berumur 51 ? 60 tahun memiliki risiko 6,33 kali lebih tinggi( 95 % CI : 5,76 ? 6,94), Jema'ah berumur ≥ 61 tahun memiliki risiko 9,00 kali lebih tinggi ( 95 % CI : 8,20 ? 9,89)untuk hipertensi dibandingkan umur jema'ah haji < 40 tahun.
Jema'ah haji wanita mempunyai risiko 0,92 kali lebih rendah (95 % CI : 0,82 ? 1,03) untuk menderita hipertensi dibandingkan jema?ah haji pria. Kontribusi hipertensi terbesar pada jema?ah haji Indonesia disumbangkan umur ≥ 61 tahun sebesar 21,7 %. Kontribusi terbesar lainnya umur 51 ? 60 tahun sebesar hampir 15,6 %, umur 40 ? 50 tahun sebesar 8,4 % dan umur < 40 sebesar 2,86 %.
Pekerjaan pedagang dan petani sebesar 14,0 %, jenis kelamin laki laki sebesar 12,5 %, pendidikan rendah 12,6 % untuk menyebabkan hipertensi pada jema?ah haji Indonesia. Sebaiknya umat Islam menunaikan ibadah haji sebelum berusia 40 tahun, memberi perhatian yang lebih besar pada jema?ah berusia diatas 40 tahun dan berjenis kelamin pria.

In the last decade, the hypertension incidence rate on the Indonesian Hajj Pilgrim (IHP/JHI) is fluctuated in a ange of 10 to 12 percent, in every pilgrimage season. The incidence number of hypertension on IHP at the year of 1428H is 11.8% and it is still on the average of general population, which is at 6-15%.
The study has aim on exploring factors realted to hypertension status of the IHP at the hajj pilgrimage season 1428H. The study is carried out on 197,365 people of IHP with a cross sectional study design. The data used in this study has sourced from the integrated computerized system (ICS/Siskohat) 2008 and Sikohatkes 2008, Report Book of TKHI at the year 1428H, and analyzed by the multiple logistic analysis.
Factors related to hypertension status of the IHP are age and sex. Compare to IHP age less than 40 years old, IHP who are in 40 to 50 years old have a risk 3.17 times higher (95% CI: 2.88 ? 3.91), those who age 51 ? 60 has a risk 6.33 times higher (95% CI: 5.76 ? 6.94), and IHP age more than and equal to 61 years old has a risk 9.00 times higher (95% CI: 8,20 ? 9.89) to acquire hypertension.
Women pilgrim has a risk on 0.92 lower (95% CI: 0.82 ? 1.03) than men to become hypertension. Most contribution for hypertension is from those who age > 61 years old 21.7%, from age 51-60 is about 15.6%, age 40-50 is 8.4% and from age less than 40 is only 2.86%. Contribution of IHP who has occupation as a merchant and farmer is around 14%, male 12.5%, and low education 12.6%, to become hypertension.
It is suggested that IHP should do their pilgrimage before the age of 40, more attention should be given to those who are age more than 40 and men IHP.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41254
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hasibuan, Anshari Saifuddin
"ABSTRAK
Eksaserbasi asma masih menjadi masalah pada jamaah selama periode ibadah haji. Terdapat banyak faktor yang berkontribusi terhadap eksaserbasi asma selama ibadah haji. Asma yang terkontrol penuh dan pencegahan sebelum keberangkatan haji menjadi penting untuk menurunkan risiko eksaserbasi.
Metode
Metode penelitian berupa cross sectional analitik yang dilakukan pada jamaah haji DKI Jakarta tahun 2018. Jamaah haji dengan asma diseleksi dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes). Subjek dievaluasi lebih lanjut di Puskesmas melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan spirometri dan diikuti selama ibadah haji. Terdapat tujuh faktor yang diteliti, yaitu riwayat eksaserbasi asma, obesitas, komorbid, fungsi faal paru, tingkat kebugaran, merokok dan vaksinasi influenza. Kriteria eksklusi dalam pengambilan sampel yaitu memiliki kontraindikasi melakukan spirometri, menderita penyakit paru bukan asma bronkial (TB paru, kanker paru), kesulitan untuk berkomunikasi (penurunan kognitif), tidak bersedia ikut dalam penelitian dan gangguan jantung yang membuat pasien harus membatasi aktivitas fisik
Hasil
68 jamaah haji dengan asma didapatkan untuk penelitian ini yang terdiri atas 46 subjek perempuan (67,6%) dan usia median sebesar 56 tahun. Eksaserbasi akut terjadi pada 27 subjek (39,7%). Pada analisis multivariat dengan uji regresi logistik, didapatkan bahwa riwayat eksaserbasi asma dan obesitas grade II menjadi faktor yang berperan signifikan terhadap eksaserbasi dengan odd ratio (OR) 4,27 (95%IK: 1,156-15,829,p=0,029) dan 4,02 (95%IK: 1,151-14,097, p=0,029).
Kesimpulan
Proporsi eksaserbasi sebesar 39,7%. Dari tujuh faktor yang diteliti pada studi ini, riwayat eksaserbasi asma sejak satu tahun sebelum keberangkatan haji dan obesitas grade II menjadi faktor paling penting yang berperan terhadap eksaserbasi asma pada jamaah haji.

ABSTRACT
Background
Asthma exacerbation still become problem in pilgrims during hajj period. There are many factors that contribute in asthma exacerbation. Well controlled asthma and prevention before hajj was important to reduce risk of exacerbation.
Method
This is a cross sectional study among asthma hajj pilgrims year 2018 from Jakarta. Hajj pilgrims with asthma were selected from Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes). Subjects were evaluated in primary facility (Puskesmas) through anamnesis, physical examination and spirometry and followed during pilgrimage. There were seven factors that examined in this research, including history of exacerbation, obesity, comorbid, lung physiology function, smoking, fitness level, and influenza vaccination. Exclution criteria includes contraindicated in spirometry test, had lung disease except asthma (tuberculosis, lung cancer), hard to communicate, refused to enter the study and cardiac problems that made patients restricted their activity.
Result
Sixty eight asthma patients were recruited comprising 46 female subjects (67,6%) and median age for this study is 56 years. Acute exacerbation occurred in 27 subjects (39,7%). In multivariate analysis with logistic regression test, history of exacerbation and grade II obesity were factors that have significant effect on asthma exacerbation with odd ratio 4,27 (95% CI: 1,156-15,829, p=0,029) and 4,02 (95%CI: 1,151-14,097, p=0,029) respectively.
Conclusion
Proportion of exacerbation is 39,7%. From seven factors researched in this study, obesity grade II and history of asthma exacerbation one year before hajj period were the most important factors that contribute on asthma exacerbation among hajj pilgrims."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafikhatul Khikmah
"Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia pada penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 25,8% dan mengalami kenaikan pada tahun 218 menjadi 34,11%. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan prevalensi hipertensi tertingi keempat di Indonesia pada tahun 2018 dengan angka prevalensi sebesar 37,57% dan angka tersebut melebihi angka nasional. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubugan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 62.482 responden. Uji statistik yang dilakukan yaitu uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018 sebesar 38,6%. Terdapat 11 variabel yang mempunyai hubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi. Variabel tersebut, yaitu usia (PR=2,44; 95% CI: 2,37-2,50), jenis kelamin (PR=0,87; 95% CI: 0,85- 0,89), pendidikan (PR=1,44; 95% CI: 1,40- 1,47), status pekerjaan (PR=1,18; 95% CI: 1,16- 1,21), perilaku merokok (PR=0,78; 95% CI: 0,76- 0,80), konsumsi alkohol (PR=0,70; 95% CI: 0,63-0,77), aktivitas fisik (PR=1,20; 95% CI: 1,17- 1,23), konsumsi makanan manis (PR=0,89; 95% CI: 0,87- 0,90), konsumsi minuman manis (PR=0,89; 95% CI: 0,87- 0,92), konsumsi makanan asin (PR=0,93; 95% CI: 0,92-0,95), dan konsumsi makanan berlemak/ berkolesterol/gorengan (PR=0,91; 95% CI: 0,89- 0,93). Kesimpulan penelitian ini yaitu bahwa terdapat hubugan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan; perilaku merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik; konsumsi makanan manis, minuman manis, makanan asin, makanan berlemak/ berkolesterol/ gorengan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah.

Based on Riskesdas data in 2013, the prevalence of hypertension in Indonesia in people aged ≥ 18 years was 25.8% and increased in 2018 to 34.11%. Central Java Province was the province with the fourth highest prevalence of hypertension in Indonesia in 2018, with a prevalence rate of 37.57%, and this figure exceeds the national rate. This research was conducted to determine the factors associated with the incidence of hypertension in residents aged ≥ 18 years in Central Java Province in 2018. This research was conducted using a cross-sectional study design using secondary data from Riskesdas 2018 in Central Java Province, totaling 62.482 respondents. The statistical test performed was the chi-square test. The results showed that the prevalence of hypertension in residents aged ≥ 18 years in Central Java Province in 2018 was 38.6%. There are 11 variables that have a significant relationship with the incidence of hypertension. These variables are age (PR=2.44; 95% CI: 2.37-2.50), gender (PR=0.87; 95% CI: 0.85-0.89), education (PR=1.44; 95% CI: 1.40-1.47), employment status (PR=1.18; 95% CI: 1.16-1.21), smoking behavior (PR=0.78; 95% CI: 0.76-0.80), alcohol consumption (PR=0.70; 95% CI: 0.63-0.77), physical activity (PR=1.20; 95% CI: 1.17- 1.23), consumption of sweet foods (PR=0.89; 95% CI: 0.87- 0.90), consumption of sweet drinks (PR=0.89; 95% CI: 0.87- 0.92), consumption of salty (PR=0.93; 95% CI: 0.92- 0.95), and consumption of fatty/cholesterol/fried foods (PR=0.91; 95% CI: 0.89- 0.93). This study concludes that there is a relationship between age, gender, education, employment status; smoking behavior, alcohol consumption, physical activity; consumption of sweet foods, sweet drinks, salty foods, and fatty/cholesterol/fried foods with the incidence of hypertension in people aged ≥ 18 years in Central Java Province."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Ramadhani
"Skripsi ini membahas mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan hipertensi derajat 1 di Provinsi Jawa Barat berdasarkan analisis data Riskesdas 2018. Hipertensi derajat 1 menunjukkan tekanan sistolik 140-159 mmHg atau diastolik 90-99 mmHg. Sampel 38.371 anggota rumah tangga yang berusia 18 tahun ke atas yang masuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan desain studi observasional dengan rancangan cross sectional. Data dianalisis menggunakan analisis chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi. Hipertensi derajat 1 di Jawa Barat sebesar 28,9%. Variabel variabel yang berhubungan dengan hipertensi derajat 1 yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, wilayah tempat tinggal, konsumsi alkohol, diabetes melitus, dan obesitas serta faktor yang paling dominan adalah diabetes melitus dengan p value 0,000 dan PR sebesar 1,396 (95% CI;1,295-1,505). Intervensi untuk menurunkan prevalensi hipertensi derajat 1 diantaranya dengan mengoptimalkan program deteksi dini Berat Badan (BB), Tekanan Darah (TD) dan Gula Darah (GD) melalui posbindu PTM untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM.

This study discussed factors related to hypertension stage 1 in West Java Province based on the analysis of Indonesia Basic Health Research 2018 (Riskesdas 2018)  data. The hypertension stage 1 indicates systolic pressure of 140-159 mmHg or diastolic 90-99 mmHg. The sample was taken from 38,371 household members 18 years and older who were included in the inclusion and exclusion criteria. This study used an observational study design with a cross-sectional design. Data were analyzed using chi-square analysis.
The results show that the prevalence of hypertension stage 1 in West Java is 28.9%. Variables related to hypertension stage 1 are age, sex, last education, occupation, residential area, alcohol consumption, diabetes mellitus, and obesity. The most dominant factor related to hypertension stage 1 is diabetes mellitus with p value=0,000 and PR=1,396 (95% CI; 1,295-1,505). Intervention programs to reduce the prevalence of hypertension stage 1 are optimizing early detection programs for Body Weight (BB), Blood Pressure (TD), and Blood Sugar (GD) through Posbindu PTM to increase community participation in the prevention and early detection of PTM risk factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Thalibah
"

Perkiraan ada 120 juta kasus pneumonia setiap tahun di seluruh dunia, yang mengakibatkan sebanyak 1,3 juta kematian. Setiap tahun pneumonia selalu menempati peringkat atas sebagai penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita (12-59 bulan) di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian menggunakan data sekunder dari Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan proporsi kejadian pneumonia pada balita adalah 5,7%. Tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara karakteristik balita dan karakteristik ibu dengan kejadian pneumonia. Proporsi pneumonia lebih tinggi pada balita berumur 25-59 bulan (OR=1,852), berjenis kelamin laki-laki (OR=1,2), berstatus imunisasi campak lengkap (OR=1,448), berstatus imunisasi DPT-HB-HiB lengkap (OR=1,069), berstatus pemberian vitamin A lengkap (OR=1,189), dan memiliki ibu berpendidikan tinggi (OR=1,779). Oleh karena itu diperlukan pengembangan program pencegahan pneumonia pada balita berdasarkan faktor-faktor risiko tersebut, serta penyuluhan kepada masyarakat terutama ibu dan orang terdekat lain yang mengasuh balita tentang gejala dan pencegahan pneumonia


There are an estimated 120 million cases of pneumonia every year worldwide, resulting in as many as 1.3 million deaths. Every year pneumonia is always ranked as the leading cause of death of infants and toddlers in Indonesia. This study aims to determine the factors associated with the incidence of pneumonia in infants (12-59 months) in DKI Jakarta Province. The study used secondary data from Riskesdas 2018. The research design used was cross sectional. The results showed the proportion of the incidence of pneumonia in toddlers was 5.7%. There is no statistically significant relationship between toddler characteristics and mother characteristics with the incidence of pneumonia. The proportion of pneumonia is higher in toddlers aged 25-59 months (OR = 1.852), male (OR = 1.2), complete measles immunization status (OR = 1,448), complete DPT-HB-HiB immunization status (OR = 1.069), complete vitamin A status (OR = 1.189), and have highly educated mothers (OR = 1.779). Therefore it is necessary to develop a pneumonia prevention program for toddlers based on these risk factors, as well as counseling to the community especially mothers and other closest people who is taking care of toddlers about the symptoms and prevention of pneumonia

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Fernando
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63539
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Rahman Hakim
"Ibadah haji adalah ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut mampu secara fisik dan rohani agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar. Di Indonesia hipertensi dengan komplikasi 5,3 merupakan penyebab kematian nomor 5 lima pada semua umur, prevalensi hipertensi pada jemaah haji risti di Kabupaten Cirebon Pada tahun 2016 sebesar 31,6 . Berdasarkan data Riskesdas 2013 prevalensi obesitas sentral di Kabupaten Cirebon sebesar 15,2 . Dalam penelitian ini menggunakan Standar hipertensi menurut AHA/ACC tahun 2017, sedangkan obesitas sentral menggunakan ukuran lingkar pinggang menurut WHO tahun 2006. Obesitas sentral sangat berhubungan dengan resistensi insulin, intoleransi glukosa, hipertensi, dan dislipidemia.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi pada jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2017. Desain penelitian menggunakan crossectional dengan menggunakan data Siskohatkes Kabupaten Cirebon tahun 2017, analisis multivariat dengan menggunakan cox regression.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi hipertensi pada jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2017 sebesar 68,64 , sedangkan proporsi obesitas sentral sebesar 57,50. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2017 yang mengalami obesitas sentral berisiko 1,736 kali PR:1,736;95 CI:1,560 ndash; 1,932 untuk terjadi hipertensi bila dibandingkan dengan jemaah haji tanpa obesitas sentral setelah dikontrol oleh variabel umur. Rekomendasi untuk jemaah haji agar dapat berolahraga secara teratur untuk menjaga lingkar pinggang tetap normal, mengatur asupan gizi yang seimbang, berperilaku hidup bersih dan sehat.

Hajj is a physical worship, so that pilgrims of hajj are required able to physically and spiritually in order to perform the series of hajj that is good. In Indonesia, hypertension with complication 5.3 is the cause of death number 5 five at all ages, prevalence of hypertension in prospective high risk pilgrims in Cirebon district In 2016 that is 31.6 . Based on data The basic health research in 2013, prevalence of central obesity in Cirebon district amounted to 15.2 . In this study using the standard hypertension from AHA ACC in 2017, while abdominal obesity using standard waist circumference measurement from WHO in 2006. Abdominal obesity is strongly associated with insulin resistance, glucose intolerance, hypertension, and dyslipidemia.
This study aims to determine the relationship of abdominal obesity with the incidence of hypertension in pilgrims of hajj in Cirebon District 2017. The research design is cross sectional using Siskohatkes data of Cirebon district in 2017, multivariate analysis using cox regression.
The results showed that the proportion of hypertension in pilgrims of hajj in Cirebon District in 2017 amounted to 68.64 , the proportion of abdominal obesity amounted to 57.50. The results of multivariate analysis showed that Hajj pilgrims in 2017 with abdominal obesity at risk 1,736 PR 1,736 95 CI 1,560 1,932 for hypertension when compared with pilgrims without abdominal obesity after controlled by age variables. The Recommendation for pilgrims of hajj in order to exercise regularly to maintain waist circumference, regulate balanced nutrition, live clean and healthy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>