Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149886 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roydatul Zikria
"

Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dampak preferensi risiko dan penyuluhan pertanian terhadap kelebihan penggunaan pupuk (urea) oleh rumah tangga petani padi. Dengan menggunakan data Survei Panel Petani Nasional (Patanas) Tahun 2010 dan Tahun 2016, dampak preferensi risiko dan penyuluhan pertanian terhadap kelebihan penggunaan urea diestimasi menggunakan model tobit dengan left censoring sebesar 250 kg/ha. Preferensi risiko rumah tangga petani dihitung dengan model non-parametrik dimana marginal efek penggunaan urea terhadap output diestimasi dengan fungsi mean production sedangkan marginal efek penggunaan urea terhadap risiko diestimasi dengan fungsi output risk. Preferensi risiko diperoleh berdasarkan marginal efek penggunaan urea baik terhadap output maupun risiko di masing-masing observasi. Hasil empiris menunjukkan rata-rata preferensi risiko rumah tangga petani adalah risk averse. Tingkat risk aversion berkorelasi negatif dan signifikan terhadap kelebihan penggunaan urea oleh rumah tangga petani padi. Kenaikan satu unit tingkat risk aversion mengakibatkan rumah tangga petani mengurangi kelebihan penggunaan urea sebanyak 0,63 kg/ha. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa penyuluhan pertanian berdampak signifikan dalam mengurangi kelebihan penggunaan urea pada rumah tangga petani padi di Indonesia.


This study aims to estimate the effect of risk preference and agricultural extension on overuse of nitrogen fertilizer by rice farmers. Using Patanas Survey in 2010 and 2016, the effect of risk preference and agricultural extension are estimated with Tobit model using 250 kg/ha as left censoring. Farmer’s risk preference is estimated by non-parametric model which contains mean production function and output risk function. Those risk preference are estimated based on marginal effect of nitrogen on output and risk on each observation. This study shows empirically that farmer’s risk preference on average is risk averse. Degree of risk aversion correlates negatively and significantly on overuse of nitrogen fertilizer. If degree of risk aversion increases by one unit then overuse of nitrogen fertilizer decreases by 0.63 kg/ha. Furthermore this study finds that agricultural extension significantly reduces overuse of nitrogen fertilizer by rice farmers in Indonesia.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Ningrum
"Studi ini fokus pada pemberdayaan petani karena petani masih dihadapi pada berbagai masalah seperti kepemilikan lahan yang kecil, ketidakmampuan petani di dalam memperoleh nilai tambah di pasar, berkurangnya kesuburan tanah, dan isu perlunya
sertifikasi mengenai mutu suatu produk pangan yang dianggap memberatkan petani skala
kecil. Dengan demikian, pemberdayaan petani menjadi perhatian penting di dalam studi
kesejahteraan sosial sebagai upaya memberikan kekuatan bagi petani untuk
meningkatkan kualitas hidupnya. Tujuan pertama penelitian ini menganalisis secara
mendalam proses pemberdayaan di dalam model pertanian organik dan model
penjaminan organik dengan sistem Participatory Guarantee System (PGS). Tujuan kedua
adalah menganalisis keberdayaan yang diperoleh petani organik melalui model PGS.
Penelitian dilakukan dengan mengambil kasus kelompok tani yang tergabung di dalam
Unit Pamor Claket di Desa Claket Kecamatan pacet Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa
Timur. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data
melalui wawancara mendalam kepada petani, konsumen, pendamping pamor, dan aparat
desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses pemberdayaan petani dilakukan
melalui pertanian organik dan mendirikan Unit Pamor. Di setiap proses pemberdayaan
diperlukan stimulus dari luar untuk mendorong petani melakukan perubahan yang lebih
baik secara mandiri. Sementara itu, keberdayaan yang diperoleh petani dari model unit
pamor pacet mencakup keberdayaan dari dimensi personal, relasional, dan kolektif. Di
setiap dimensi pemberdayaan terdapat kekuatan dalam bentuk power to, power with, dan
power over untuk meningkatkan keberdayaan petani organik.

This study focuses on empowering farmers because they are still facing various problems.
In terms of small land ownership, farmers' inability to obtain added value in the market,
reduced soil fertility, and the need for certification regarding the quality of a food product
is considered burdensome for small-scale farmers. Indeed, farmer empowerment is an
essential concern in social welfare studies to provide strength for farmers to improve
their quality of life. The first research objective is to examine the empowerment process
in organic farming and the Participatory Guarantee System (PGS) model. The second
objective is to analyse the empowerment obtained from organic farmers through the PGS
model. The study was conducted in the Unit Pamor Pacet in Claket Village, Mojokerto
Regency, East Java Province, using qualitative methods with data collection techniques
through in-depth interviews with farmers, consumers, pamor assistants, and village
officials. The results showed that the farmer empowerment process was carried out
through organic farming and setting up a Pamor Unit. Every empowerment process
requires an external stimulus to encourage farmers to make better changes
independently. Meanwhile, the empowerment obtained from the Pamor Pacet model unit
includes empowerment from the personal, relational, and collective dimensions. In every
dimension, there is some power in terms of "power to," "power with," and "power over,"
to increase farmer’s empowerment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kholidin
"Beberapa perilaku yang merusak lingkungan adalah merusak tanaman, menebang
pohon, boros penggunaan air, dan membuang sampah sembarangan. Masalah riset
adalah terdapat siswa yang belum berkarakter peduli lingkungan padahal alam
sebagai media belajarnya telah diberikan. Tujuannya adalah mengukur perubahan
tingkat kepedulian lingkungan peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran
pertanian organik, menganalisis hubungan antara varibael, dan membuat konsep
pembangunan karakter peduli lingkungan pada materi pembelajaran pertanian
organik. Pendekatan risetnya adalah kuantitatif. Metode, teknik, dan pengambilan
data menggunakan metode campuran. Hasil menunjukkan bahwa terjadi perubahan
tingkat kepedulian lingkungan pada indikator hemat dalam penggunaan air, yaitu
sebesar 49,16%. Korelasi yang cukup antara pertanian organik dan pembangunan
karakter peduli lingkungan sebesar 0,412 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000
pada α=0,01. Korelasi yang cukup antara proses pembiasaan dan pertanian organik
terhadap pembangunan karakter peduli lingkungan sebesar 0,430 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,000 pada α=0,01. Konsep membangun karakter peduli
lingkungan terdiri dari tiga komponen, yaitu proses pembiasaan, integrasi
pembelajaran, dan penanaman nilai-nilai peduli lingkungan. Kesimpulannya adalah
membangun karakter peduli lingkungan dapat dilakukan melalui pertanian organik,
proses pembiasaan, perubahan tingkat kepedulian lingkungan, integrasi
pembelajaran, dan penanaman nilai-nilai peduli lingkungan. Karakter peduli
lingkungan dibangun adalah menyayangi tanaman, hemat penggunaan air, memilah
dan membuang sampah pada tempatnya, menggunakan kembali sampah yang
dihasilkan, dan memanfaatkan bahan organik.

Some of the behaviours that damage the environment are damaging plants, cutting
trees, wasteful use of water, and littering. The research problem is that a few
students do not have the character to care about the environment even though nature
has given as a learning medium. The goal is to measure changes in the level of
environmental awareness of students before and after learning organic agriculture,
analyze the relationship between variables, and create a concept of character
building that cares about the environment in organic farming learning materials.
The research approach is quantitative. Methods, techniques, and data collection
using mixed methods. The results show that there is a change in the level of
environmental awareness on the indicator of saving water use, amounting to
49.16%. A sufficient correlation between organic farming and environmental care
character development is 0.412, with a significant level of 0.000 at α = 0.01. A
sufficient correlation between the habituation process and organic farming on the
character building of environmental care is 0.430, with a significant level of 0.000
at α = 0.01. The concept of building a caring character for the environment consists
of three components, namely the habituation process, the integration of learning,
and the inculcation of environmental care values. The conclusion is that building a
caring character for the environment can do through organic farming, the process
of habituation, changes in the level of environmental awareness, integration of
learning, and planting values of environmental care. The character of caring for the
environment is built by loving plants, saving water use, sorting and disposing of
waste in its place, reusing the generated waste, and utilizing organic materials
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiska Noviliyanti
"Perubahan lingkungan yang semakin nyata saat ini memiliki dampak yang cukup serius terhadap pertanian di Indonesia, tak terkecuali pertanian jahe di Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Hal ini merangsang para petani untuk melakukan adaptasi dalam teknik budidayanya sebagai bentuk penyesuaian dan penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dinamika lingkungan terhadap pertanian jahe di Kecamatan Mande dan menganalisis upaya adaptasi dalam menghadapi dinamika lingkungan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan Social-Ecological System (SES) yang memiliki sudut pandang bahwa perilaku adaptif yang dilakukan dapat dipengaruhi oleh ikatan sosial dan sosial-ekologis yang mengikat hubungan antar-manusia dan lingkungan. Analisis yang dilakukan adalah analisis perbandingan dan deskriptif spasial yang didapatkan dari hasil pengolahan data jenis tanah, topografi, curah hujan, suhu, dan kodifikasi dari hasil wawancara mendalam. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa perubahan curah hujan menyebabkan tanaman jahe menguning dan rimpang jahe menjadi busuk, sedangkan perubahan suhu yang terjadi menyebabkan pertumbuhan jahe terhambat dan kualitas jahe menurun. Jenis tanah gleisol yang tersebar di wilayah timur Kecamatan Mande merupakan tanah yang paling tidak sesuai untuk ditanami jahe karena sifatnya yang selalu jenuh air sehingga jahe mudah busuk. Sedangkan faktor topografi yaitu wilayah dengan ketinggian kurang dari 200 Mdpl dan lereng yang sangat curam atau lebih dari 30% juga dapat menghambat pertumbuhan jahe karena ketinggian yang sangat rendah memiliki suhu yang terlalu tinggi, sedangkan lereng yang sangat curam tidak dapat menahan air yang cukup untuk tanaman jahe. Selain itu, Terjadinya dinamika lingkungan fisik yang termanifestasikan pada perubahan curah hujan dan suhu menyebabkan terjadinya dinamika pada lingkungan sosial melalui kegiatan adaptasi yang dilakukan oleh petani. Dari enam jenis adaptasi, terdapat dua jenis adaptasi yang paling banyak dilakukan oleh para petani jahe di Kecamatan Mande, yaitu adaptasi berbasis pasar dan adaptasi reaktif, sedangkan jenis adaptasi yang paling sedikit dilakukan yaitu adaptasi institusional.

Environmental changes that are increasingly evident today have a serious impact on agriculture in Indonesia, including ginger farming in Mande District, Cianjur Regency. This stimulates farmers to make adaptations in their cultivation techniques as a form of adjustment and resolution to the problems that occur. This study aims to analyze the impact of environmental dynamics on ginger farming in Mande District and analyze adaptation efforts in the face of environmental dynamics using qualitative methods. This research uses the Social-Ecological System (SES) approach, which has a point of view that adaptive behavior can be influenced by social and social-ecological ties that bind human and environmental relationships. The analysis conducted was a comparative and descriptive spatial analysis obtained from the results of processing data on soil type, topography, rainfall, temperature, and codification of the results of in-depth interviews. The results of this study reveal that changes in rainfall cause ginger plants to turn yellow and ginger rhizomes to rot, while changes in temperature cause ginger growth to be inhibited and ginger quality to decline. The gleisol soil type in the eastern part of Mande sub-district is the least suitable for ginger cultivation because it is always water-saturated, making ginger easily rotten. Topographical factors such as areas with altitudes of less than 200 meters above sea level and very steep slopes of more than 30% can also inhibit the growth of ginger because very low altitudes have too high temperatures, while very steep slopes cannot retain enough water for ginger plants. In addition, the dynamics of the physical environment manifested in changes in rainfall and temperature cause dynamics in the social environment through adaptation activities carried out by farmers. Of the six types of adaptation, there are two types of adaptation that are most widely practiced by ginger farmers in Mande District, namely market-based adaptation and reactive adaptation, while the least type of adaptation is institutional adaptation."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Theresanti Muslimah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi dampak kebijakan subsidi raskin di Indonesia dengan mengelompokkan rumahtangga menurut jumlah kuantitas beras yang dikonsumsi. Dampak subsidi raskin berupa diskon harga dan subsidy amount terhadap konsumsi beras, kalori dan total kalori rumahtangga yang dikelompokkan berdasarkan jumlah konsumsi beras sebelum ada kebijakan subsidi raskin level rendah 15 kg.
Penelitian ini menggunakan teori demand function yaitu permintaan konsumsi beras yang diteliti dampak subsidi raskin terhadap konsumsi beras, kalori beras dan total kalori. Selain itu diteliti juga substitution effect dipoxy dengan diskon harga dan income effect diproxy dengan subsidy amount terhadap masing-masing kelopok rumahtangga.
Hipotesis dampak subsidi raskin terhadap konsumsi kalori adalah positif, dengan menggunakan pendekatan panel data dan regresi dua tahap 2SLS diestimasi koefisiennya, apakah terjadi substitution effect atau income effect. Diduga adanya hubungan endogen antara konsumsi beras dan subsidi maka digunakan interaksi kepemilikan kartu perlindungan sosial dan Post waktu kebijakan KPS sebagai instrument variable.
Hasil studi menunjukkan bahwa dampak subsidi terhadap kalori lebih meningkat dikelompok rumahtangga dengan level konsumsi beras rendah, sedangkan level rumahtangga beras tinggi dampak subsidi raskin dapat menurunkan konsumsi kalori karena income effect yang terjadi digunakan untuk mengkonsumsi barang yang tidak bergizi atau tetap mengkonsumsi beras tapi dengan kualitas gizi yang rendah.
Saran dari hasil studi ini adalah subsidi raskin dapat ditujukan kepada rumahtangga yang mengkonsumsi beras rendah, sedangkan untuk rumahtangga yang mengkonsumsi beras tinggi dapat diberikan subsidi bahan pangan lain yang lebih bergizi dan menggunakan pangan lokal.

In this study I estimate the impact of the Raskin subsidy policy in Indonesia by grouping households according to the quantity of rice consumed. The impact of raskin subsidy is the price discount and subsidy amount on the consumption of rice, calories and total household calories grouped based on the amount of rice consumption before the Raskin subsidy policy low level 15 kg .
This research uses demand function theory that is consumption demand of rice which examined the impact of raskin subsidy on rice consumption, rice calorie and total calorie. Also examined substitution effect price discount and income effect subsidy amount to each household group.
The hypothesis of Raskin subsidy impact on calorie consumption is positive, using panel data approach and two stage regression 2SLS is estimated coefficient, whether there is substitution effect or income effect. Suspected of endogenous relationship between rice consumption and subsidy then used the interaction of ownership of social protection card and Post time of rice subsidy policy as an instrument variable.
The results of the study showed that the impact of subsidies on calories is increasing in household groups with low rice consumption level, while the high level of calories consumption is reduced. It heppened because the income effect from the rice subsidy is used to consume non nutritious food or keep consuming rice but with the low quality of calories.
Suggestion from the result of this study is raskin subsidy can be directed to households that consume low rice, while for households that consume high rice can be given other food subsidy program which more nutritious and using local food.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Padi gogo banyak ditanam pada lahan masam yang umumnya miskin hara, terutama fosfor (P) (De data 1980) dalam Nasution 1989 untuk perluasan areal pertanian di Indonesia sebagian besar adalah Podsolik Merah Kuning. Arealnya mencakup sekitar 51 juta ha dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian (Mulyadi 1977 dalam Nasution 1989)"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nur Fadlan
"Potensi zakat petani padi yang seharusnya terhimpun adalah sangat besar, akan tetapi fakta di lapangan tidak demikian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik petani padi Kabupaten Demak dengan intensi dan preferensi membayar zakat pertanian, untuk mengetahui apakah faktor pengetahuan zakat, tingkat keyakinan dan religiusitas berpengaruh terhadap intensi petani padi Kabupaten Demak dalam membayar zakat pertanian, serta untuk mengetahui alasan preferensi petani padi Kabupaten Demak tidak membayar zakat pertanian mereka melalui BAZ/LAZ. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis distribusi frekuensi, tabulasi silang, regresi logistik dan deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh temuan bahwa variabel pengetahuan zakat, tingkat keyakinan dan tingkat religiusitas berpengaruh secara signifikan terhadap intensi petani padi dalam membayar zakat pertanian, akan tetapi dari sisi preferensi petani padi Kabupaten Demak lebih banyak yang tidak membayar zakat pertanian mereka melalui BAZ/LAZ dengan alasan di lingkungan banyak yang lebih membutuhkan.

Zakat potential should be collected rice farmers is very large, but facts are not. This study aims to determine relationship characteristic of rice farmers Demak with intention and preference to pay agriculture zakat, to determine whether factor of zakat knowledge, level of conviction and religiosity affect the intentions of rice farmers Demak district in paying agriculture zakat, to find out the reason for the preference of rice farmers Demak not pay zakat their agriculture zakat through BAZ LAZ. This research type is quantitative, while the analysis is the frequency analysis, cross tabulation analysis, logistic regression analysis and quantitative descriptive analysis. Based on the analysis, it is found that the variable knowledge of zakat, the level of conviction and the level of religiosity significantly affect the intentions of rice farmers in paying agriculture zakat, but preferences Demak rice farmers do not pay zakat their agriculture zakat through BAZ LAZ with environmental reasons many more needy.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dela Maria Ardianti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara empiris dampak penggunaan internet terhadap kerawanan pangan rumah tangga pertanian di Indonesia. Data yang digunakan bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Pendataan Potensi Desa (Podes) tahun 2018. Variabel kerawanan pangan diukur dengan menggunakan raw score dan rasch score berdasarkan Food Insecurity Experience Scale (FIES). Sementara itu, variabel penggunaan internet merupakan variabel binari. Estimasi dampak penggunaan internet terhadap kerawanan pangan menggunakan instrumental variable model dengan instrumental variable yaitu topografi untuk mengatasi masalah endogenitas dalam menjelaskan hubungan sebab akibat antara penggunaan internet dengan kerawanan pangan. Dalam penelitian ini juga memeriksa salah satu mekanisme potensial yaitu melalui pendapatan per kapita rumah tangga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan internet berpengaruh negatif terhadap kerawanan pangan rumah tangga pertanian baik itu raw score dan rasch score, artinya penggunaan internet mampu menurunkan kerawanan pangan rumah tangga pertanian. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa dampak penggunaan internet menurunkan kerawanan pangan rumah tangga pertanian bisa melalui jalur pendapatan.

This study aims to analyze the impact of internet use on agricultural household food insecurity in Indonesia. This study uses data from the National Socio-Economic Survey (Susenas) 2018 and Village Potential Census (Podes) 2018. The food insecurity variable is measured using a raw score and a rasch score based on the Food Insecurity Experience Scale (FIES) question item. Meanwhile, the internet usage variable is a binary variable. Estimation the impact of internet use on food insecurity uses an instrumental variable model with an instrumental variable, namely topography to overcome endogeneity in explaining the causal effect between internet use and household food insecurity. This study also exemines one potential mechanism, namely through household per capita income. The results of this study indicate that the internet use has a negative effect on food insecurity of agricultural households, both raw scores and rasch scores. It means that the internet use can reduce food insecurity in agricultural households. The further analysis shows that the internet use can reduce food insecurity in agricultural households through income"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>