Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135984 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilin Eva Putrisari
"ABSTRACT
Naskah Klempakan Cathetan Warni-Warni merupakan koleksi Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3-A Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1997) dengan nomor kode PR 139. Naskah ini berisi teks-teks, antara lain Kabudidayan Manisharja, Wurdenbuk, Prang Eropah, Kumingsen Kagungan Dalem Arta, Mardi Lagu, Jarwaning Kawi-Kawi, dan Katuranggan. Penelitian filologis ini hanya berfokus pada dua teks, yakni teks Kabudidayan Manisharja dan Prang Eropah yang memiliki aspek kesejarahan mengenai laporan perusahaan gula Manisharja yang didirikan oleh Belanda dan keterlibatan Belanda dalam Perang Dunia I. Penerapan metode pada penelitian ini, yakni menggunakan Edisi Naskah Tunggal dengan penerbitan teks edisi diplomatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi gula di Pabrik Gula Manisharja meningkat dari masa panen pertama ke masa panen kedua dan Belanda berperan sebagai kerajaan yang netral dalam masa Perang Dunia I.

ABSTRACT
The Klempakan Cathetan Warni-Warni manuscript that has number code PR 139 is one of many collections of Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3-A Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1997). This manuscript contains a few numbers of texts, among them Kabudidayan Manisharja, Wurdenbuk, Prang Eropah, Kumingsen Kagungan Dalem Arta, Mardi Lagu, Jarwaning Kawi-Kawi, and Katuranggan. This philological writing only focuses on two texts, to be specific Kabudidayan Manisharja and Prang Eropah. Those texts have historical aspects regarding the report of the Manisharja sugar factory founded by the Dutch and the Dutch involvement in World War I. The method that applied in this writing is Edisi Naskah Tunggal with the diplomatic edition on the text publishing. The writing discloses that the production of sugar in Manisharja sugar factory in one harvest season to another has become greater, and the Dutch itself has an impartial role in World War I."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi kumpulan catatan R.T. Arungbinang, pejabat tinggi di Keraton Surakarta pada awal abad ke-20. menurut catatan pada h.i, buku ini merupakan jilid 34 dalam sebuah seri buku. Antara lain berisi (dalam bentuk tembang macapat), tentang: laporan perusahaan gula Manisharja, daftar kata Belanda dengan penjelasan bahasa Jawa, berita perang dunia I, laporan keuangan kas kraton, antara lain oleh R.M.A. Suryaningrat dan R.M.A. Pringadiningrat (ketua-ketua komisi kas kraton), katuranggan kuda, dan riwayat asal-usul kuda. Menurut penyunting, teks ini kemungkinan besar merupakan sebagian dari seri serat sri pustaka madyapada (atau babad prang Eropa), karangan amat panjang oleh Arungbinang sekitar tahun 1915. Bandingkan dengan N. Florida 1993: 113-117 tentang SMP/KS.148-158, dan Behrend 1990: 83 tentang MSB/S.152."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.139-A 40.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi 4 (empat) terks, yaitu: 1. Seh Subakir; 2. Wedhatama Piningit; 3. Daftar susunan silsilah Sri Susuhunan Paku Buwono X (disertai sedikit keterangan riwayat hidupnya); 4. Jumenengan dalem Susuhunan Paku Bowono XI. Asal koleksi naskah milik R. Tanojo. Daftar pupuh sebagai berikut: Teks 1 (Seh Subakir): 1. Asmaradana; 2. Sinom; 3. Pangkur. Teks 2 (Wedhatama Piningit): 1. Sinom; 2. Kinanthi; 3. Sinom; 4. Asmaradana; 5. Asmaradana; 6. Gambuh; 7. Sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WW.8-KT 23
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berjudul Pethikan Serat Centhini (h.i, sampul, punggung), namun dalam teks petikan itu hanya ditemukan dalam beberapa pupuh saja. Naskah ini adalah naskah majemuk yang berisi bermacam-macam teks, seperti petikan beberapa tulisan tertentu, primbon, sejarah dan lain-lain. Rincian isinya adalah sebagai berikut: I petikan Serat Centhini (h.1-9). Teks ini mengisahkan ajaran Jamal Jamil kepada penghulu Basarudin agar betah sahwat, mendapat keturunan, dan berbagai persyaratan mengolah sawah. Petikan terdiri atas tiga pupuh, sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) girisa; (3) pucung. 2. Teks pawukon (h.52-60), menerangkan watak Wuku 30 beserta bahaya dan cara menghindarinya. Teks ini terdiri atas 32 bait tembang dhandhanggula, dimulai dengan 'Wasi Wregasana ambadhidhig, mathemumuk mesem sarwi mojar.'' 3. Teks primbon (h.61-65) berisi hitungan mengenai cara membuat berbagai macam pagar (petangan). Teks ini terdiri dari 15 bait tembang dhandhanggula, dimulai dari 'Sinekaraning wong kang akardi, ing pomahan dipun estokena yen garap pager. 4. Petikan Serat Rama (h.68-112), menceritakan ketika Rama mengajari Wibisana tentang bagaimana menjadi pemimpin yang bijaksana. Cerita berlanjut hingga Dewi Sinta membakar diri. Cerita berakhir dengan dialog Rama dengan dua orang raja tentang kedudukan dan arti empat macam tekad, yakni brata, sopana, yakti, waskitha. Teks terdiri atas 7 pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) kinanthi; (4) asmarandana; (5) sinom; (6) pangkur; (7) dhandhanggula. 5. Teks primbon (h.115-117), berisi perhitungan mengenai kedudukan rijal pada tiap-tiap hari (petangan). Teks ini menggunakan tembang maskumambang yang terdiri dari 14 bait, dimulai dengan 'Lamun dinten Ngakat Rijalolah gaib, kidul leres genya. 6. Petikan Serat Centhini (h. 117-164), menceritakan saat Amongraga memberi wejangan kepada istrinya Ken Tambangraras dan adiknya Jayengraga. Cerita berlanjut hingga Amongraga mengajarkan berbagai ilmu rasa. Petikan terdiri atas empat pupuh, sebagai berikut: (1) jurudemung; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) dhandhanggula. 7. Petikan Serat Menak (h.165-176), menceritakan saat Raja Gulangge bertempur dengan Wong Agung. Dua pupuh, yaitu: (1) gambuh; (2) sinom. 8. Teks Sejarah Dalem Pakubuwana X (h. 177-194), menceritakan garis keturunan PB X dimulai dari Raja Majapahit terakhir Prabu Brawijaya. Teks terdiri atas jiga pupuh, Sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) dhandhanggula. 9. Teks Musyawaratan Para Wali (h. 195-235), berisi berbagai hal perdebatan filosofis Islam, diawali oleh Seh Malaya dilanjutkan oleh Sunan Giri, Sunan Geseng, Sunan Cirebon, Sunan Ampel, Sunan Kudus, Sunan Prawata dan Seh Maulana Magribi. Teks terdiri atas delapan pupuh, sebagai berikut: (1) sinom; (2) dhandhanggula; (3) maskumambang; (4) durma; (5) kinanthi; (6) pangkur; (7) pucung; (8) dhandhanggula. 10. Teks primbon dikutip dari Serat Centhini (h.235-237), berisi ajaran Nabi Muhammad kepada anaknya Siti Fatimah dan Sayidina Ali tentang saat baik dan buruknya bersanggama. Teks ini dimulai dengan tembang sinom terdiri dari 14 bait, cuplikan bait awalnya sebagai berikut, 'Kadis saresmi sekar sinom, sinekaran roning kamal.'' Menurut keterangan pada h.l 14, disebutkan bahwa Serat Pethikan Warni-warni ini merurjakan milik R.M.Ng. Brajakusuma, seorang panewu kabayan di Surakarta, namun keterangan mengenai penyalin atau saat penyalinan tak ditemukan. Naskah disalin dalam dua jenis kertas yang berbeda namun tampaknya berasal dari kertas produksi awal abad ke-20. Teks pemah diringkas oleh Mandrasastra pada bulan April 1932. Pigeaud menda-patkan naskah ini dari seorang Tn. van der Gracht pada tanggal 16 Desember 1929. Ringkasan teks yang dibuat oleh Mandrasastra juga dimikrofilm, sebagai lampiran keterangan naskah. Pada sampul luar juga terdapat keterangan mengenai isi teks, berikut halamannya. Selain teks-teks pokok di dalam naskah ini juga terdapat beberapa catatan tambahan. Di antaranya menyebutkan tentang keinginan seorang bernama Mangunwiharja untuk masuk dalam perkumpulan Sukalegawa (h.i), catatan menge-nai laporan rapat dan pengeluarannya (h.ii,iii), dan catatan jalannya persidangan (h.242, 244-245). Semua keterangan itu menyebutkan bahwa R.M.Ng. Brajakusuma adalah pemimpin dari perkumpulan Sukalegawa."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.75-NR 65
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1983
899.231 IND w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan berisi beberapa primbon yang berbeda-beda, yaitu: 1) serat primbon sarat warni-warni (h.1-42); 2) serat primbon sarat (42a-86); 3) serat primbon pratelaning rakam (86a-90); dan 4) serat racikan boreh saha parem (90a-103), karangan PB IX. Naskah ini persisi sama (tembusan satu kali ketik) dengan MSB/PR.81, LOr 6794, dan PNRI/G 117. Babon asli adalah SMP/Rp.236, dan lain-lain. Lihat deskripsi naskah tersebut untuk informasi selanjutnya. Naskah ini tidak dimikrofilmkan di FSUI. Untuk salinan mikrofilm, lihat mikrofilm MSB rol 95.06."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.110-G 117
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan hadiah dari PT. Caltex Pacific Indonesia, di Jakarta pada tanggal 21 Januari 1977. Menurut keterangan pada sampul, berisi: kekidungan, wangsalan brangta, sahdat jati, sejarah aluraning para nata, Dewaruci, wahananipun aksara 20, primbon pasupenan, donga, kalatidha jinarwan, wyanjana sandi, papali Ki Ageng Sela, dan nitisastra. Kebanyakan teks ini digubah dalam bentuk tembang macapat, tetapi sebagian (Nitisastra) berbentuk kawi miring. Daftar pupuh sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) kinanthi; 3) sinom; 4) balabak; 5) maskumambang; 6) ; 7) sinom; 8) dhandhanggula; 9) pangkur; 10) sinom; 11) gambuh; 12) dhandhanggula; 13) kinanthi; 14) dhandhanggula; 15) pucung; 16) sardula; 17) bongsa; 18) wega; 19) wisal; 20) kus; 21) lebda; 22) dhandhanggula; 23) durma; 24) pangkur; 25) asmarandana; 26) mijil; 27) dhandhanggula; 28) sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.126-CT 13
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah salinan ini diterima pada bulan November 1937 dari R. Mandrasastra dan disalin dari kitab milik Mas Panewu Kudatalipraja, seorang abdidalam panekar di kraton Yogyakarta. Isi ringkas naskah salinan ini sebagai: serat praniti wakiya (h.1); rriwayat ing wekdal dinten kiamat (h.16); pralambang praja (h.39); pralambang pambekaning nata (h.49); pralambang para ingkang jumeneng K.G. Pakualam (h.53); lupiya kewan-kewan ingkang dados sasmita (h.55); pujiyan kangge wewahan dhikiran ing wekdal angiring layon (h.63). Catatan mengenai isi naskah salinan tersebut terdapat pada h.iii."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.127-A 40.10
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berupa ringkasan atau ikhtisar yang dibuat oleh Mandrasastra pada tahun 1933, di Surakarta, tentang sebuah naskah, yang dipinjamnya dari R. Wiknyatanaya, Madiun, dengan perantaraan anaknya Muhammad Ali (dari H.I. Kweekschool). Naskah yang diringkas adalah sebuah primbon, yang oleh Pigeaud atau Mandrasastra dinamakan Bezweringen en Geneesmiddelen. Bandingkan dengan FSUI/PR.103 yang berjudul mirip, yaitu primbon (Bezweringen no.2). Hanya sebagian dari naskah asli diringkas, yaitu h.42-87, berisi tentang papali Ki Ageng Sela, mantra, petangan, aksara budha, kidungan, candra sangkala. Teks-teks ini, ada yang berupa puisi maupun prosa."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.128-L 10.15
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi beberapa karangan yang umumnya ditemukan dalam kumpulan primbon, antara lain: rupacandra, jampi, papali Ki Ageng Sela. Namun isi pokok adalah teks partadewa, karangan Kusumadilaga. Dalam naskah ini juga disisipkan ringkasan berupa cuplikan mengenai pupuh-pupuh tembang yang diambilnya, susunan R. Mandrasastra. Naskah ini diterima dari Van der Gracht pada tanggal 17 Desember 1929. Teks serat partadewa, dalam naskah ini tersusun dalam 34 pupuh. Daftar pupuhnya sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) pucung; 3) pangkur; 4) sinom; 5) kinanthi; 6) ganbuh; 7) asmarandana; 8) mijil; 9) durma; 10) asmarandana; 11) asmarandana; 12) sinom; 13) kinanthi; 14) pangkur; 15) mijil; 16) sinom; 17) durma; 18) dhandhanggula; 19) asmarandana; 20) kinanthi; 21) pucung; 22) sinom; 23) gambuh; 24) durma; 25) pangkur; 26) pucung; 27) maskumambang; 28) dhandhanggula; 29) durma; 30) asmarandana; 31) kinanthi; 32) girisa; 33) sinom; 34) durma."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.129-NR 70
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>