Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167718 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri
"ABSTRAK Bising merupakan dampak yang timbul mengikuti kemajuan industri yang dapat dirasakan termasuk oleh ibu hamil. Pajanan bising saat kehamilan diketahui dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Sebaliknya musik dapat memberikan efek positif dalam berbagai reaksi fisiologis, yaitu kognisi, emosi, dan imunitas. Akan tetapi, belum diketahui dampak gabungan pajanan keduanya saat prenatal, serta pengaruhnya terhadap fungsi otak, khususnya hippocampus yang berperan dalam kognisi dan memori spasial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pajanan suara gabungan (musik dan bising) dapat mengkompensasi dampak negatif bising pada perkembangan hippocampus. Penelitian dilakukan dengan membandingkan pengaruh pajanan suara musik, bising dan kombinasinya selama perkembangan prenatal terhadap fungsi hippocampus neonatus Gallus gallus domesticus. Telur yang telah difertilisasi diinkubasi dalam mesin tetas yang dilengkapi pengeras suara untuk tiga jenis suara, yaitu musik, bising dan gabungan, serta sebuah kelompok kontrol. Pajanan suara diberikan sejak embrio berusia 10 hari sampai menetas. Selanjutnya dilakukan penilaian memori spasial menggunakan labirin T, penimbangan berat otak, penghitungan jumlah neuron dengan pewarnaan Hematoxylin eosin, serta penilaian ekspresi protein BDNF pada hippocampus dengan pewarnaan imunohistokimia. Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna berat otak pada masing-masing kelompok. Selain itu, pajanan musik dapat memfasilitasi pembentukkan memori spasial didukung dengan peningkatan jumlah neuron dan ekspresi protein BDNF pada hippocampus; sebaliknya pajanan bising menginhibisi konsolidasi memori spasial, menurunkan jumlah neuron dan ekspresi BDNF di hippocampus. Pajanan gabungan memberikan hasil yang tidak berbeda dengan kelompok kontrol pada tiap parameter. Disimpulkan bahwa pajanan gabungan dapat mengkompensasi

ABSTRACT
Noise has become a critical issue following industrial evolution, especially pregnant women. Noise exposure during prenatal period may disrupt fetal growth and development. Otherwise, music gives various positive physiological responses to the development of cognition, emotion, and immunity. However, the effect of combination of both sound during prenatal to brain, especially hippocampus that manage cognition and spatial memory has never been studied. This research aimed to know whether combination of music and noise exposures can compensate negative effect of noise in hippocampus development. Research conducted by comparing the effect of music, noise and combination of both exposures during prenatal development to the function of Gallus gallus domesticus neonate hippocampus. Fertilized eggs were incubated in hatchery machine equipped with a loud speaker for three exposures groups, i.e. music, noise and combination, and a control group; given from E10 until hatching. Data collected for evaluation were spatial memory assessment that was done using T-maze, brain weight, total hippocampus neuron number and BDNF expression in hippocampus. As result, there was no significant difference in brain weight among these groups. Furthermore, prenatal music stimulus enhanced spatial memory formation supported by the increasing number of total neuron and BDNF expression in hippocampus. Besides, prenatal noise stimulus elicited spatial memory inhibition, decreased of total neuron number and BDNF expression in hippocampus. Combination group showed no significant result compare to control group in each measurements. In conclusion, combination of both music and noise stimulus during prenatal period could compensate the negative effect of prenatal noise exposure.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frisca Angreni
"Ibu hamil yang bekerja di tempat yang bising dapat secara langsung merasakan efek dari kebisingan tersebut. Kebisingan tersebut bukan hanya mempengaruhi ibu hamil tetapi juga janin yang dikandungnya. Terdapat banyak studi yang membuktikan efek negatif bising terhadap janin. Studi tersebut menjelaskan bahwa pajanan suara dari gelombang monoton (bising) yang terus menerus berpengaruh negatif terhadap neurogenesis. Sedangkan suara dari gelombang ritmis (musik) dapat meningkatkan neurogenesis dan sinaptogenesis yang nantinya akan berpengaruh langsung terhadap fungsi memori. Maka akan dilihat apakah efek positif dari gelombang ritmis dapat meredam atau menjadi terapi bagi bagian otak yang sudah mendapat efek negatif dari gelombang monoton tersebut. Studi ini mennggunakan telur ayam yang sudah difertilisasi dibagi kedalam empat kelompok, yaitu kelompok yang dipajan suara ritmis, monoton, gabungan suara monoton dan ritmis, dan kelompok yang tidak mendapat pajanan (kontrol). Pajanan suara ritmis memiliki intensitas 65 dB dan suara monoton 110 dB. Hasil yang didapat yaitu terdapat perbedaan bermakna densitas optik protein postsynapticddensity 95 dan Waktu Uji T-Maze antara kelompok suara ritmis, monoton dan gabungan. Serta tidak terdapat perbedaan bermaknaprotein postsynapticddensity 95 dan Waktu Uji T-Maze antara kelompok suara gabungan dan kelompok kontrol.

Pregnant women who work in noisy places can directly feel the effects of the noise. The noise not only affects pregnant women but also the fetus they contain. There are many studies that prove the negative effects of noise on the fetus. The study explained that continuous exposure to sound from monotonous (noisy) waves negatively influences neurogenesis. While the sound of rhythmic waves (music) can increase neurogenesis and synaptogenesis which will directly affect the memory function of. Then it will be seen whether the positive effects of rhythmic waves can reduce or be a therapy for the part of the brain that has gotten the negative effects of these monotonous waves. Methode tha used in this study is Fertilized chicken eggs were divided into four groups, namely groups that were exposed to rhythmic, monotonous sounds, combined monotonous and rhythmic sounds, and groups that did not receive exposure (control). Rhythmic sound exposure has an intensity of 65 dB and a monotone sound of 110 dB. The results is there were significant differences optical density postsynapticdensity-95 and T-Maze time between rhythmic, monotonous and combined sound groups. And there is no significant differenceoptical density postsynapticdensity-95 and T-Maze time between the combined sound group and the control group."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Z
"

Latar Belakang : Pajanan musik dan bising memiliki efek yang berkebalikan terhadap neurogenesis otak yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif. Pajanan musik yang diberikan saat prenatal berpengaruh positif terhadap morfologi dan biokimiawi perkembangan otak namun, pajanan bising memberi pengaruh negatif.  Belum terdapat penelitian mengenai efek pemberian pajanan musik setelah terpapar pajanan bising pada masa prenatal. Maka,  penelitian ini mencoba menggabungkan pajanan bising dan musik pada prenatal untuk melihat pengaruh terhadap perkembangan korteks auditorik otak ayam (Gallus gallus domesticus).

Metode : Penelitian ini menggunakan 24 telur ayam yang telah difertilisasi. Diinkubasi menjadi 4 kelompok yaitu : kelompok kontrol kelompok yang tidak diberikan perlakuan, kelompok musik kelompok yang diberikan pajanan auditorik berupa musik klasik, kelompok bising kelompok yang diberikan pajanan auditorik berupa kebisingan mesin penggiling daging bakso dan kelompok gabungan kelompok yang diberikan pajanan auditorik berupa kebisingan mesin penggiling daging bakso dan musik klasik secara bergantian.

Hasil : Terdapat perbedaan bermakna antara rerata jumlah neuron korteks auditorik, rerata ekpresi synaptophysin korteks auditorik dan memori spasial antara kelompok bising dibandingkan dengan kelompok kontrol, musik dan gabungan. Namun, tidak ada perbedaan bermakna antara rerata ekspresi synaptophysin korteks auditorik dan memori spasial antara kelompok musik dibandingkan dengan kelompok gabungan.

Kesimpulan : Pajanan auditorik prenatal gabungan ternyata memberi pengaruh positif terhadap perkembangan korteks auditorik. Jumlah neuron, ekspresi protein synaptophysin dan memori spasial kelompok yang diberikan pajanan bising dan musik secara bergantian lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini mengindikasikan pajanan musik yang diberikan mampu meminimalisasi efek dari bising yang didapatkan.

 

 


Background: Exposure to music and noise has the opposite effect on neurogenesis of brain which influences cognitive function. Exposure to music during prenatal periods positively modifies morphological and biochemical of brain development but, noise exposure has a negative effect. There wasn’t research on the impact of music exposure after exposure to noise. So, this study tries to combine noise exposure and music exposure during prenatal periods to see the effect on the development of the auditory cortex  and spatial memory of the chicken brain (Gallus gallus domesticus).

Method: This study used 24 fertilized chicken eggs. Incubated into 4 groups: control group not given treatment, music group that was given auditory exposure in the form of classical music, noise group given auditory exposure in the form of meatball meat grinding machine and combined group given noise auditory exposure even though the grinder meatballs and classical music alternately

Results: There were significant differences in the mean number of auditory cortex neurons, mean synaptophysin expression of auditory cortex, learning ability and spatial memory between noise groups compared to control, music and combined groups. However, there was no significant difference between the mean synaptophysin expression of auditory cortex, learning ability and spatial memory between music groups compared to the combined group.

Conclusion: Combined prenatal auditory exposure has a positive influence on the development of auditory cortex. The number of neurons, expression of synaptophysin protein and spatial memory of the combined group were higher than the control group. This indicates that the exposure to music provided is able to minimize the effects of noise exposure.

 

 

 

"
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Purnama Dewi
"ABSTRAK
BDNF merupakan neurotrophin yang berperan dalam fungsi memori dan pembelajaran. Hippocampus banyak mengekspresikan BDNF, yang penting dalam mengatur fungsi memori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan aerobik ringan terhadap ekspresi BDNF, jumlah total sel piramidal di area CA3 hippocampus, fungsi memori dan rasio luas area CA3 terhadap total area CA1, CA2 dan CA3 hippocampus.
Penelitian eksperimental ini menggunakan 12 ekor tikus jantan wistar (berusia 8-10 minggu, berat badan 200- 250 gram), dibagi menjadi kelompok aerobik ringan dan kontrol. Latihan aerobik menggunakan animal treadmill (kecepatan 12m/mnt, 2x/minggu, 11 minggu) dan diuji dengan water E-maze (jumlah kesalahan dan waktu tempuh) untuk fungsi memorinya. Ekspresi BDNF diarea CA3 dinilai dengan pewarnaan immunohistokimia, jumlah total sel piramidal area CA3 hippocampus dan rasio luas area CA3 terhadap total area CA1, CA2, CA3 area hippocampus dinilai dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin.
Hasil pengamatan ini menunjukkan ada kecenderungan peningkatan ekspresi BDNF dan jumlah total sel piramidal area CA3 hippocampus, walaupun secara statistik tidak bermakna. Rasio luas area CA3 terhadap total area CA1, CA2, CA3 antara kelompok aerobik ringan dan kontrol, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Terdapat penurunan jumlah kesalahan dan waktu tempuh pada kelompok aerobik ringan. Perbaikan fungsi memori ini berkorelasi kuat dengan peningkatan ekspresi BDNF pada kelompok aerobik ringan. Disimpulkan, terdapat pengaruh positif latihan aerobik ringan terhadap fungsi memori melalui peningkatan ekspresi BDNF.

ABSTRACT
BDNF is a neurotrophin that plays a role in memory and learning functions. The hippocampus shows the expression of BDNF which is important in regulating memory functions. This study aims to determine the effect of mild aerobic exercise on the expression of BDNF, the number of total cells CA3 area of the hippocampus, and memory functions.
This is analytic experimental using 12 male Wistar rats (8-10 weeks old, weight 200-250 mg), divided into mild aerobics and control group. The aerobic exercise using an animal treadmill (10 min twice a week, for 11 weeks). Memory test was done using water E-maze test. Used Immunohistochemistry staining to assessed the expression of BDNF and Hematoxylin Eosin staining to assessed the number of total cells CA3 area of hippocampus and CA3 area ratio to the total area CA1, CA2, CA3 hippocampal area.
The results showed the tendency in the expression of BDNF, the total number of cells and memory function between mild aerobic and control group. CA3 area ratio to the total area CA1, CA2, CA3 hippocampal area, there were no differences between mild aerobic and control groups. There was a decreased in the number of errors and time in group aerobics. Improvement of memory function is strongly correlated with increased expression of BDNF in group aerobics. Conclusion, the mild aerobic exercise has a positive influence on memory function through increased expression of BDNF.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharti
"Latar belakang: EE dan/atau latihan fisik dapat meningkatkan memori spasial dan menginduksi peningkatan ekspresi Brain-derived neurotrophic factor (BDNF) pada hipokampus tikus Wistar jantan usia 7 bulan. BDNF berikatan dengan reseptor tropomyosin receptor kinase B (TrkB) menyebabkan TrKB terfosforilasi, menghasilkan perekrutan protein yang mengaktifkan tiga kaskade transduksi sinyal. BDNF dapat meningkatkan kadar dan aktivitas reseptor NMDA sehingga terjadi perubahan jangka panjang pada aktivitas sinaps. Belum diketahui bagaimana pengaruh pemberian kombinasi EE dan latihan aerobik terhadap ekspresi pTrkB dan pNMDAR.
Tujuan: Menganalisis ekspresi reseptor pTrkB dan ekspresi pNMDAR yang dipicu oleh persinyalan BDNF pada hipokampus tikus yang diberikan model EE dan/atau latihan fisik aerobik.
Metode: Penelitian eksperimental menggunakan 24 tikus Wistar jantan usia 7 bulan, berat badan 250–350 gr, dibagi menjadi 4 kelompok: Kontrol (K), Aerobik (A) diberi latihan fisik 5x/mimggu treadmill kecepatan 20 m/menit 30 menit/hari, EE, dan kombinasi latihan fisik EE (AEE). Perlakuan diberikan selama 8 minggu dan dilakukan pengukuran ekpresi pTrkB dan pNMDAR dengan western blot, memori spasial diukur dengan forced alteration Y-maze.
Hasil: Fosforilasi TrkB pada situs Tyr705 dan fosforilasi NMDA pada situs Tyr 1336 kelompok kombinasi lebih baik dari kontrol namun peningkatan tidak bermakna secara statistik. Fungsi memori spasial jangka pendek kelompok EE lebih baik daripada kelompok kontrol.
Kesimpulan: EE kontinu dapat meningkatkan fungsi memori spasial jangka pendek tikus, kombinasi EE dan latihan aerobik cenderung meningkatkan pTrkB dan pNMDAR namun tidak bermakna secara statistik.

Background: EE and/or aerobic exercise can improve spatial memory and induce increased expression of Brain-derived neurotrophic factor (BDNF) in the hippocampus of male Wistar rats aged 7 months. BDNF binds to the tropomyosin receptor kinase B (TrkB) induce phosphorilating of TrKB, resulting the recruitment of a protein that activates three signal transduction cascades. BDNF can increase the levels and activity of the NMDA receptors, resulting in long-term changes in synaptic activity. The effect of combination of continuous EE and aerobic exercise on hippocampus pTrkB and pNMDAR expression is not yet known.
Objective: To analyze pTrkB receptor expression and pNMDAR expression induced by BDNF signaling in the hippocampus of mice given EE models and / or aerobic exercise.
Methods: Experimental study using 24 male Wistar rats aged 7 months, weight 250–350 gr, divided into 4 groups: Control (K), Aerobics (A) given 5x physical exercise/week with treadmill speed 20 m/min 30 minutes/day, EE, combination of physical exercise and EE (AEE). Treatment was administered for 8 weeks and the phosphorylation of TrkB and NMDA receptors measured with Western blot, spatial memory measured by forced alteration of Y-maze.
Result:The combination group of TrkB phosphorylation at Tyr705 site and NMDA phosphorylation at the Tyr 1336 site were better than the control group but the increase was not statistically significant. The EE group's short-term spatial memory function was better than the control group.
Conclusion: Continuous EE can improve mouse short-term spatial memory function, combination of EE and aerobic exercise tends to increase pTrkB and pNMDAR but not statistically significant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirah Yusnidar
"Penderita penyakit neurodegeneratif masih tinggi seiring pertambahan populasi manusia, diakibatkan oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan, neuroinflamasi, stress metabolik, neurovascular coupling dan genetik. Propolis telah banyak digunakan sebagai obat karena berbagai manfaatnya. Pada penelitian ini diteliti pengaruh propolis lebah yang tidak bersengat (Tetragonula sapiens) dari Sulawesi Selatan terhadap neurogenesis pada kultur primer embrio korteks serebri tikus Wistar dengan usia gestasi 17-18 hari. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dibagi menjadi kelompok Kontrol, Vehicle dan kelompok yang diberikan ekstrak propolis. Penelitian ini diawali dengan pengujian MTS assay didapatkan dosis optimal, 0,5μg/mL dan 1μg/mL, lalu dilanjutkan pemeriksaan immunostaining menggunakan antibodi primer MAP (Microtubule-Associated Protein) 2 dan pemeriksaan ekspresi mRNA BDNF melalui qRT-PCR. Pada penelitian ini menunjukkan, propolis dapat meningkatkan viabilitas sel, merangsang pertumbuhan dendrit dan menghasilkan ekspresi mRNA BDNF (Brain Derived Neurotrophic Factor) yang signifikan dibandingkan kontrol. Hal ini menunjukkan propolis dapat menjadi kandidat penghambat pada penyakit neurodegeneratif.

People with neurodegenerative disease is still high as the population increases, caused by several factors such as environmental factors, neuroinflammation, metabolic stress, neurovascular coupling and genetics. Propolis has been widely used as medicine due to its various benefits. This research investigated the effect of stingless bee propolis (Tetragonula sapiens) from South Sulawesi on neurogenesis in primary cultures of embryonic cerebral cortex of Wistar rats at 17-18 days of gestation. This research was an experimental study consisting of control group, vehicle group and propolis extract group. This research began with MTS assay testing to obtain the optimal dose, 0.5μg/mL and 1μg/mL, then continued with immunostaining examination using MAP (Microtubule-Associated Protein) 2 primary antibody and the examination of BDNF mRNA expression through qRT-PCR. The results showed that propolis can increase cell viability, stimulate dendrite growth and produce the expression of BDNF (Brain Derived Neurotrophic Factor) mRNA significantly higher than control. It is shown that propolis can be a candidate inhibitor in neurodegenerative diseases.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Elfrida
"Coronavirus 2 atau SARS-Cov-2 yang sampai saat ini masih berkembang pesat memberikan dampak kepada masyarakat termasuk ibu hamil. Pembatasan sosial skala besar yang diterapkan Pemerintah Indonesia sebagai dampak adanya pandemi COVID-19 menyebabkan beberapa tantangan kepada ibu hamil yang salah satunya kecemasan. Periode prenatal yang disertai dengan kecemasan dapat memengaruhi hubungan perlekatan antara ibu dan janin yang dapat bermanifestasi dalam bentuk emosi dan perilaku. Masa pandemi COVID-19 ini tampaknya juga telah mengubah cara interaksi masyarakat dunia dari tatap muka ke bentuk online. Prenatal yoga merupakan intervensi non-farmakologi yang bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis selama periode prenatal. Prenatal yoga menjadi strategi yang cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kesehatan selama pandemi COVID-19 yang dilakukan dalam bentuk kelas online. Desain penelitian dilakukan dengan pendekatan quasi-experiments (eksperimen semu) yang terbagi menjadi kelompok intervensi sebanyak 56 responden dan kelompok kontrol sebanyak 56 responden. Kelompok intervensi diberikan prenatal yoga online selama 4 sesi dan kelompok kontrol diberikan senam hamil selama 3 sesi. Instrument penelitian ini adalah peneliti itu sendiri sebagai guru prenatal yoga, PRAQ-R2 (pregnancy-related anxiety questionnaire-revised 2) dan MFAS (maternal-fetal attachment). Hasil penelitian ini menunjukkan MD (95%CI) = 0.256; 0.637 dan p value = 0.000 yang secara statistik ada perbedaan yang signifikan pada pregnancy anxiety sebelum dan sesudah diberikan prenatal yoga online pada kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol didapatkan hasil MD (95%CI) = 0.629 dan p value = 0.532 yang secara statistik tidak ada perbedaan pregnancy anxiety sebelum dan sesudah diberikan senam hamil. Selanjutnya, untuk maternal-fetal attachment didapatkan hasil MD (95%CI) = -0.448; -0.195 dan p value = 0.000 yang secara statistik ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan prenatal yoga online pada kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol didapatkan MD (95%CI) = -0.525; -0.261 dan p value = 0.000 yang secara statistik ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan senam hamil pada kelompok kontrol. Prenatal yoga online merupakan bagian dari terapi komplementer yang juga merupakan bagian salah satu intervensi pendekatan non-farmakologi di dalam asuhan keperawatan yang dapat diterapkan oleh perawat maternitas klinis

Coronavirus 2 or SARS-Cov-2, which is still growing rapidly and has an impact on society, including pregnant women. The large-scale social restrictions imposed by the Indonesian government as a result of the COVID-19 pandemic have caused several challenges for pregnant women, one of which is anxiety. The prenatal period with anxiety may affect the attachment relationship between mother and fetus which may manifest in the form of emotions and behavior. The COVID-19 pandemic has changed the way the world community interacts from face-to-face to online. Prenatal yoga is a non-pharmacological intervention that is beneficial in improving physical and psychological health during the pregnancy period. Prenatal yoga is a suitable strategy for pregnant women to improve health during the COVID-19 pandemic which can be done in the form of online classes. The research design was carried out using a quasi-experiments approach, which was divided into an intervention group of 56 respondents and a control group of 56 respondents. The group was given online prenatal yoga intervention for 4 sessions and the control group was given pregnancy exercise for 3 sessions. The research instrument is the researcher himself as a prenatal yoga teacher, PRAQ-R2 (pregnancy-related anxiety question-revised 2) and MFAS (maternal-fetal attachment). The results of this study showed MD (95%CI) = 0.256; 0.637 and p value = 0.000 which is statistically significant difference in pregnancy anxiety before and after being given prenatal yoga online in the intervention group. In the control group, the results of MD (95% CI) = 0.629 and p value = 0.532 statistically there was no difference in pregnancy anxiety before and after being given pregnancy exercise. Furthermore, for maternal-fetal attachment the results obtained MD (95%CI) = -0.448; -0.195 and p value = 0.000 which statistically significant difference before and after being given prenatal yoga online in the intervention group. In the control group, MD (95%CI) = -0.525; -0.261 and p value = 0.000 which is statistically significant difference before and after being given pregnancy exercise in the control group. Online prenatal yoga is part of complementary therapy which is also part of a non-pharmacological approach in nursing care that may be applied by clinical maternity nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Yuniarlina
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Usia lanjut berkaitan dengan peningkatan progresif risiko penyakit neurodegenerasi. 7% dari kelompok usia lanjut menunjukkan penurunan fungsi kognitif Dasar patologi penurunan fungsi kognitif antara lain disebabkan oleh berkurangnya sinap, neuron, neurotransmitter dan jejaring saraf. Proses regenerasi berkaitan dengan sinyal-sinyal penting seperti faktor neurotrofik, neurotransmitter dan barman. Proses neurodegenerasi dapat dihindari dengan memberikan rangsangan tertentu diantaranya estrogen sebagai hormon multiefek. Estrogen mempengaruhi jaringan saraf melalui mekanisme genom dan non genom diantaranya dengan menghasilkan BDNF (Brain derived neurotrophic factor). BDNF merupakan salah satu substansi dalam pengaturan neurogenesis. Penelitian ini merupakan studi ekperimental untuk meneliti kadar BDNF dan jumlah sel saraf pada kultur jaringan hipokampus tikus betina muda.Pengukuran kadar BDNF dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 450 nm dengan kit BDNF dan Chemikon. Jumlah sel saraf dihitung perlapang pandang besar. Data dianalisis dengan uji t dependent, uji korelasi pm-son, dan sebelumnya diuji normalitas data dengan uji Shapiro Wilk.
Hasil dan Kesimpulan: Dari penelitian ini diperoleh hasil (1) jumlah sel saraf lebih besar pada kultur jaringan hipokampus tikus betina muda yang diberi estrogen disbanding kontrol (p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodik Nursanto
"Pajanan kronis kebisingan prenatal dapat menyebabkan gangguan neurogenesis dan neuroplastisitas pada jaras auditorik otak sehingga muncul gangguan neurokognitif. Sedangkan Paparan musik pada masa prenatal memodulasi secara positif perkembangan morfologi dan biokimia pada jaras auditorik otak yang mendukung neurogenesis dan neuroplastisitas. Hal tersebut akan mendukung kemampuan neurokognitif. Pajanan musik setelah terpapar kebisingan prenatal memiliki potensi memperbaiki neuroplastisitas sinap pada neuron di jaras auditorik yang ditandai peningkatan protein sinaptik salah satunya synaptophysin. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental terhadap anak ayam betina dari 24 telur yang dinkubasi dalam 4 kelompok yaitu kontrol, musik, kebisingan, dan gabungan kebisingan dan musik. Pemberian pajanan musik prenatal setelah terpapar kebisingan dapat meningkatkan kadar synaptophysin pada batang otak. Hal tersebut berpotensi meningkatkan neuroplastisitas jaras auditorik otak untuk fungsi neurokognitif yang lebih baik, meskipun pajanan tersebut belum dapat meningkatkan jumlah neuron batang otak

Prenatal chronic noise exposure caused neurogenesis and neuroplasticity disorders in the brain's auditory pathway resulting in neurocognitive impairment. Meanwhile exposure to prenatal music positively modifies morphological and biochemical developments in the brain's auditory pathway that supports neurogenesis and neuroplasticity. It will support neurocognitive abilities. Musical exposure after prenatal noise exposure potentially improve neuroplasticity in auditory pathways neurons synapses. It was characterized by increasing synaptic protein, one of which is synaptophysin. This study used an experimental method using 24 female chicks as a subject. Subject obtain after incubated the eggs in 4 groups: control, music, noise, and noise and music combined. Prenatal music exposure after noise exposure can increase levels of synaptophysin in the brainstem nuclei. It may potentially improve neuroplasticity of the brain's auditory pathway for better neurocognitive function, although such exposure has not been able to increase the number of neuron in brainstem nuclei"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Ridla Nilasanti Parwata
"Overtraining syndrome adalah menurunnya kapasitas fisik, emosi dan imunitas akibat pelatihan yang terlalu sering tanpa periode istrahat yang cukup. Overtraining berdampak pada penurunan kadar BDNF dan memori pada atlet. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh latihan fisik aerobik overtraining terhadap kadar brain derived neurotrophic factor (BDNF) dan memori pada tikus. Metode penelitian eksperimental dengan subjek penelitian tikus (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan dewasa, 8-10 minggu, berat badan 200-250 gr. Terbagi atas kelompok kontrol, aerobik dan overtraining. Hasil pengukuran ditemukan kadar BDNF pada kelompok overtraining lebih rendah daripada kelompok aerobik dan kontrol. Terdapat perbedaan kadar BDNF pada kelompok Aerobik dan overtraining (p = 0,002). Hasil uji memori dengan water-E maze menunjukkan peningkatan durasi waktu dan jumlah kesalahan yang dilakukan oleh kelompok overtraining (p = 0.03). Dari penelitian ini disimpulkan latihan fisik aerobik overtraining dapat menurunkan kadar BDNF dan memori pada tikus.

Overtraining syndrome is the reduced capacity of the aspects of the physical work, emotions and immunity as a result of the type, intensity, duration and frequency of training too often without sufficient resting period. Overtraining impact on BDNF levels and memory decline in athletes. This study aimed to examine the effect of aerobic physical exercise overtraining on BDNF levels and memory in the rat brain. Experimental research methods to study. Subjects were rats (Rattus norvegicus) adult male Wistar strain, aged 8-10 weeks, initial body weight between 200-250g. Divided into 3 groups: control, aerobic and overtraining. The test results mean BDNF levels are the lowest seen in the group of overtraining. The results of statistical tests are the most significant differences in the mean levels of BDNF Aerobic and overtraining group with p = 0.002. The results of the memory test with a water-maze E showed increased duration and the number of errors made by the overtraining group (p = 0:03). This study suggests that overtraining can affect the decrease in BDNF levels and memory in mice.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>