Ditemukan 61155 dokumen yang sesuai dengan query
Kenny Eristia Larasati
"
ABSTRAKIdiom adalah suatu bentuk bahasa yang merefleksikan filosofi dan kebudayaan suatu bangsa. Penerjemahan idiom merupakan salah satu dari beberapa masalah dalam penerjemahan. Idiom dari suatu negara memiliki latar belakang budaya dan susunan bahasa yang tidak selalu mudah dipahami oleh pembelajar asing atau non-penutur. Oleh sebab itu, penerjemahan idiom dari Bahasa Sumber ke Bahasa Sasaran tidak selalu padan. Tulisan ini membahas tentang penerjemahan idiom yang telah melalui dua kali proses penerjemahan, dari Bahasa Sumber (BSu) ke Bahasa Sasaran 1, kemudian dari Bahasa Sasaran 1 (BSa1) ke Bahasa Sasaran 2 (BSa2). Data penelitian diambil dari cerpen berbahasa Mandarin berjudul ―风波Fengbo‖ karya Lu Xun. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total sembilan idiom yang muncul di cerpen yang telah disebutkan terdapat lima idiom yang diterjemahkan dengan padan dalam BSa1 dan tiga idiom yang diterjemahkan dengan padan dalam BSa2. Sedangkan dari perbandingan antara penerjemahan kedalam BSa1 dan BSa2 terlihat perbedaan dalam memaknai dua idiom yang ada dalam data. Dapat disimpulkan bahwa penerjemahan pada proses yang kedua (BSa2) mengalami pergeseran makna yang lebih jauh dibandingkan proses yang pertama (BSa1).
ABSTRACTIdioms are a form of language that reflects the philosophy and culture of a nation. Idiom translation is one of several problems of translation. Idioms from a certain country have a cultural background and a language structure that are not always easily understood by foreign learners or non-speakers. Therefore, translating idioms from Source Language to Target Language is not always equivalent. This paper discusses the translation of idioms that have gone through two translation processes, from Source Language (SLa) to Target Language 1, then from Target Language 1 (TLa1) to Target Language 2 (TLa2). The research data was taken from a Chinese language short story entitled 风波 Fengbo by Lu Xun. The results of the analysis show that out of the nine idioms that appear in the short stories mentioned there are five idioms which are translated with equivalents in TLa1 and three idioms which are translated as equivalents in TLa2. Whereas the comparison between translation into TLa1 and TLa2 shows differences in interpreting two idioms in the data. It can be concluded that the translation in the second process (TLa2) will experience a further shift in meaning."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nathasya Miranda
"Cerpen Pengorbanan Tahun Baru Zhufu adalah cerpen karya Lu Xun ?yang dipublikasikan pada tahun 1924. Cerita bertutur mengenai seorang perempuan bernama Nyonya Xianglin ?? ?, yang hidupnya selalu dirundung malang. Wafatnya suami dan kekuasaan besar ibu mertua terhadap dirinya memaksanya lari dari keluarga suaminya untuk hidup mandiri. Namun, nasib malang tak pernah lepas dari hidupnya. Pada akhirnya, Nyonya Xianglin menjadi pengemis dan meninggal dunia karena tidak memiliki jalan lagi untuk menafkahi dirinya. Dari cerita ciptaan Lu Xun ini, akan didapati bahwa cerita menyiratkan adanya faktor utama yang menjadi penyebab hidup Nyonya Xianglin berakhir tragis dalam kemiskinan, yaitu tradisi dan tahyul yang berlaku terhadap perempuan pada masa itu. Makalah ini akan mencoba mengungkap dan membahas tradisi seperti apa yang berlaku dalam masyarakat yang merugikan nasib perempuan, khususnya Nyonya Xianglin, sebagaimana yang tersaji dalam cerita. Analisis atas kehidupan Nyonya Xianglin dalam Pengorbanan Tahun Baru, dilakukan melalui dua hal, yaitu melalui pembahasan atas tradisi kuno yang menjadi penyebab naasnya hidup perempuan dan melalui alur cerita yang menggambarkan kehidupan Nyonya Xianglin akibat tradisi yang hidup di masyarakat.
New year sacrifice Zhufu is short story written by Lu Xun published in 1924. It tells the story of a woman named Mrs. Xianglin , who had a miserable life. The death of her husband and the dominance of her mother in law toward her life forced her to run away from her husband family to live independently. However misfortune event never gets away from her life. At the end of the day, she became a beggar and died for she could not find a way to support herself. From fictional work of Lu Xun, it is found that the story implies there are main factors behind Mrs. Xianglin rsquo s life that tragically end in poverty, which are tradition and myth that prevailed upon women during that time. This paper tends to revealed and discuss the tradition prevailed which harmed women, especially Mrs. Xianglin as presented by the story. Analyse from the life of Mrs. Xianglin in New Year Sacrifice, was done through two ways that are discussion of old tradition a cause of tragic life of women and through discussion of the plot of the story that depicted the life of Mrs. Xianglin in account of tradition prevailed in society. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Donny Prasetya
"Cerpen 幸福的家庭 Xingfu de Jiating atau Keluarga Bahagia merupakan cerpen yang ditulis oleh Lu Xun pada tahun 1924. Cerpen ini mengisahkan tokoh “Aku” yang sedang berupaya keras untuk menulis sebuah karangan berjudul Keluarga Bahagia, dengan menghadirkan dua tokoh, yaitu Tuan & Nyonya, sebagai tokoh utama cerpennya. Tokoh “Aku” mengerahkan seluruh pikiran dan kemampuannya untuk menulis karangan ini, akan tetapi pada akhir cerpen karangan tersebut tidak berhasil ia tulis dan tokoh yang coba ia bangun sirna karena terbentur persoalan hidupnya sendiri. Dari beberapa penelitian terdahulu, dinyatakan bahwa cerpen ini merupakan jalinan antara realita kehidupan dan cita-cita dari tokoh “Aku”. Penulis mendapati bahwa proses kepengarangan tokoh “Aku” dan tantangannya merupakan aspek penting yang perlu dikaji, karena dengan menyorot dua aspek ini, pokok penyebab tokoh “Aku” gagal menyelesaikan karangannya menjadi terkuak. Penelitian ini menyimpulkan, faktor yang menghambat proses kepengarangan tokoh “Aku” yang membuat karyanya tidak berhasil ditulis adalah faktor pertama penyebab kegagalan menulis karangan tokoh “Aku” berasal dari konflik batin tokoh “Aku” sendiri dan juga kondisi nyata keluarga. Faktor kedua kegagalan berasal dari kurangnya pengetahuan si tokoh “Aku” dan hanya menulis dalam ruangan, tidak melakukan survei/studi ke luar ruangan.
The short story 幸福的家庭 Xingfu de Jiating or Happy Family is a short story written by Lu Xun in 1924. This short story tells about the character “I” who is trying hard to write an article entitled Happy Family, by presenting two characters namely Mr & Mrs, as the main character of the short story. The character “I” exerted all his mind and ability to write this article, but at the end of the short story he was unable to write it and the character he was trying to build failed to be written because he collided with his own life problems. From several previous studies, it was stated that this short story is a link between the reality of life and the ideals of the character “I”. The writer finds that the authorship process of the character “I” and its challenges are important aspects that need to be studied, because by highlighting these two aspects, the main reason why the character “I” failed to finish his article is revealed. This study concludes, the factors that hinder the process of writing the character “I” which makes the work unsuccessfully written are the first factors causing the failure to write an article by the character “I” comes from the inner conflict of the character “I” himself and also the real conditions of the family. The second factor of failure comes from the lack of knowledge of the character “I” and only writes indoors, does not carry out surveys/studies outside the room."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Natasha Premaswari
"Karya sastra bukan hanya menjadi buah imajinasi seorang penulis, melainkan juga sebagai jembatan aspirasi penggambaran fenomena sosial nyata. Cerpen Feizao ditulis pada tahun 1924, merupakan sebuah karya yang lahir dari buah pemikiran seorang intelektual revolusioner, Lu Xun, yang identik dengan karya sastra realisme kritisnya. Cerpen Feizao memiliki tiga tokoh perempuan pendamping yang membentuk sebuah representasi perempuan pada saat itu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan representasi tiga tokoh perempuan yang dibangun dalam kisah ini. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif analisis dan metode intrinsik penokohan pada tokoh. Hasil dari penelitian ini memaparkan adanya penggambaran perempuan tradisional dan modern yang berusaha diungkapkan Lu Xun melalui tindak dan tutur tokoh-tokoh dalam cerpen.
A Literary works is not only as the result of an authors imagination, but also as an aspiration to portray real social phenomenon. Feizao is a short story that written in 1924 by a revolutionary intellectual, Lu Xun, who was identical with his critical realism works. Feizao short story has three additional women characters that configured a representation of women at that time. The purpose of this study is to reveal the representation of three women characters that created in this story. The research method used by the author is descriptive analysis and intrinsic approach. The results of this study revealed that there is a representation of traditional and modern women that Lu Xun tried to express through actions and dialogues of the characters in the story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Alifya Anandiani
"Cina pada era Dinasti Qing (1644-1912) identik dengan gaya rambut kucir yang khas bagi para pria. Gambaran tentang model rambut kucir tidak hanya dapat disaksikan dari film atau serial televisi, namun juga telah diperlihatkan dalam cerita pendek sejak periode awal kesusastraan Cina modern. Salah satu cerita pendek yang menggambarkan hal tersebut adalah cerpen yang berjudul 风波Fēngbō (Badai) karya Lu Xun, yang ditulis pada 1920. Cerpen ini mengisahkan rumor mengenai ketetapan hukum mengucir rambut menghasilkan permasalahan dalam kehidupan tokoh utama, Qi Jin. Dengan menggunakan metode kualitatif, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana sebuah rumor mengucir rambut dapat menimbulkan permasalahan, juga bagaimana kucir rambut dapat mempresentasikan identitas diri dan menjadi simbol perlawanan.
China during the Qing dynasty (1644-1912) has been known for the typical pigtails of their men. The representation of the pigtails has not only been seen in movies or television series, but also in short stories since the early period of modern Chinese literature. One of the short stories that portrayed this topic is a short story titled 风波 Fēngbō ( Storm) by Lu Xun that was written in 1920. This short story tells how a rumour about pigtails law`s decree brings a problem to the main character`s life. By using qualitative method, this paper aims to analyze how a rumor about pigtails law`s decree cause a problem and how pigtails represent individual`s identity and become a symbol of rebellion."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Haris Nurfauzi
"Lu Xun adalah salah satu sastrawan Cina yang senantiasa menuliskan kepekaannya terhadap kondisi sosial dan kritiknya terhadap kebudayaan tradisional dalam masyarakat Cina. Salah satu karyanya yang terkenal adalah cerita pendek berjudul “Mingtian明天” atau Besok. Cerita pendek ini ditulis pada tahun 1920 ketika Cina masih dalam atmosfer Gerakan Budaya Baru. Cerita pendek ini disampaikan dalam bentuk sederhana, namun memiliki penggambaran tokoh, penokohon, dan situasi kondisi sosial yang cukup rinci. Di balik kesederhanaan cerita, Lu Xun sesungguhnya mengungkapkan kritiknya terhadap kebudayaan tradisional yang masih melekat di dalam masyarakat Cina. Melalui penelitian kepustakaan, serta pendekatan intrinsik, tulisan ini akan membahas tentang penyampaian kritik sosial yang muncul dari struktur karya cerita pendek Mingtian, khususnya pada unsur-unsur tersembunyi di balik pengungkapan tokoh, penokohan, dan kondisi sosial yang muncul pada cerita ini.
Lu Xun is one of the Chinese writers who always writes about his sensitivity to social conditions and his criticism of traditional culture in Chinese society. One of his famous works is the short story entitled “Mingtian明天” or Tomorrow. This short story was written in 1920 when China was still in the atmosphere of the New Culture Movement. This short story is presented in a simple form, but has a fairly detailed description of the characters, characters, and social conditions. Behind the simplicity of the story, Lu Xun actually expresses his criticism of traditional culture that is still inherent in Chinese society. Through literature research, as well as an intrinsic approach, this paper will discuss the delivery of social criticism that emerges from the structure of Mingtian's short story, especially on the hidden elements behind the disclosure of characters, characterizations, and social conditions that appear in this story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Hardini Vani R.
"Cerpen Lu Xun yang berjudul Buku Harian Seorang Gila adalah salah satu sastra realis yang melanggar tradisi masyarakat Cina dan secara jelas menggambarkan kondisi rakyat Cina yang begitu mengkhawatirkan. Dalam cerpen Harian A Madman ini, karakter "aku" memiliki gangguan mental dan melihat apapun di sekitarnya menjadi sesuatu yang benar-benar aneh. Sikapnya adalah bentuk nyata yang menunjukkan bahwa ia benar-benar gila. Melalui penggambaran karakter dalam cerita pendek ini, Lu Xun memiliki tujuan tertentu yang ingin disampaikan. Jika dihubungkan dengan kondisi masyarakat Tionghoa pada saat itu, kata "gila" di sini dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yang berbeda, karena asumsi-asumsi yang timbul dari kata "gila" tidak hanya mengacu pada arti sebenarnya dari kata "gila" itu sendiri . Tulisan ini akan membahas asumsi yang mungkin muncul melalui simbol "gila" disajikan oleh Lu Xun, dan apa yang mendorong Lu Xun untuk menulis karakter gila dalam cerita pendek ini.
Lu Xun's short stories entitled A Madman’s Diary is one of the realist literature that breaking the tradition of Chinese society and vividly describes the condition of the people of China that are so alarming. In the short story A Madman’s Diary, the “me” character have a mental disorders and see anything around him to be something really odd. His attitude is a real form that indicates that he was really crazy. Through the portrayal of characters in this short story, Lu Xun has a specific purpose to be conveyed. While connected to the condition of Chinese society at that time, the word "crazy" here can be viewed from several different perspectives, because the assumptions arising from the word "crazy" not only refers to the true meaning of the word "crazy" itself. This paper will discuss the assumptions that may emerge through the symbol of "crazy" is presented by Lu Xun, and what drives Lu Xun to come up with a crazy character in the short story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Vega Ultannamanda
"
ABSTRAKPerceraian ?? L h?n adalah salah satu cerita pendek karya Lu Xun yang ditulis pada bulan November 1925. Cerpen ini mengisahkan tentang permasalahan yang muncul di sebuah keluarga Tiongkok yang ceritanya diawali dengan sang istri yang meminta cerai dengan suaminya. Melalui konsep pendekatan intrinsik, penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana tokoh yang ada memiliki peranan penting dalam keberlangsungan cerita.
ABSTRACTDivorce L h n is one of short stories written by Lu Xun in November 1925. The short story tells a story about a conflict which rises in a Tiongkok family, started with a wife who is filing a divorce to her husband. Through the concept of intrinsic approach, this study will reveal how the characters have a significant role in the storyline."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nadya Kariza
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ratu Siti Hanna Fauzia
"Cerpen Perceraian (离婚Líhūn) adalah sebuah karya sastra yang ditulis oleh Lu Xun (鲁迅 Lǔxùn) pada tahun 1925. Cerpen ini menceritakan tentang tokoh bernama Ai Gu (愛姑) yang telah dinikahkan sejak umur 15 tahun. Pada cerpen ini, Ia ingin memperjuangkan haknya yang diperlakukan tidak semestinya oleh suami dan mertuanya sehingga Ia memiliki keinginan untuk menghancurkan keluarga suaminya namun yang ia dapatkan adalah sebuah perceraian. Artikel ini menjelaskan mengenai karakter tokoh Ai Gu. Karakter Ai Gu akan terlihat melalui dialog-dialog Ai Gu dan tokoh-tokoh pada teks. Bagaimana pandangan tokoh-tokoh pada teks terhadap sikap Ai Gu. Melalui analisis tokoh dan penokohan Karakterisasi tokoh Ai Gu akan menganalisis pandangan masing-masing tokoh mengenai Ai Gu.
The Divorce is a short story written by Lu Xun in 1925. This short story tells about a character named Ai Gu who has been married since the age of 15. In this short story, she wants to fight for her rights, which her husband and father in-laws mistreated her so that she has the desire to destroy her husband`s family, but what she gets is a divorce. This article describes the characteristic of Ai Gu`s. Ai Gu characters will be visible through Ai Gu`s dialogues and characters in the text. How do the characters in the text view Ai Gu`s attitude. Through character analysis and characterization, Ai Gu characterization will analyze the views of each character about Ai Gu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library